Jumat, Oktober 24, 2008

Jalan-Jalan di Pantai PARAI [Bangka]


Pulau Bangka, sebuah pulau yang menyimpan timah dalam perut buminya, bahkan sampai ke laut-lautnya penuh dengan timah. Kalau kita lihat dari pesawat, maka bumi pulau Bangka terlihat tercabik-cabik di beberapa lokasi. Tambang-tambang timah bertebaran di mana-mana, baik yang legal maupun yang tidak jelas statusnya.

Di belakang rumah penduduk, terlihat juga cabikan-cabikan excavator pencari timah. Nafas Bangka adalah nafas Timah, karena sampai sekarang memang timah masih menjadi komoditi yang paling diunggulkan di Bangka.Penambangan timah memang tidak hanya dilakukan oleh PT Timah, tapi dilakukan juga oleh penambang kecil-kecilan, bahkan sudah terlihat pemain dari China yang ikut menikmati kekayaan timah pulau Bangka.

Menyusuri pantai-pantai di Bangka, barulah terlihat betapa bumi ini penuh dengan deretan pantai yang luar biasa indahnya. Laut yang bersih, pantai yang asri menjadi komposisi yang membuat betah siapapun yang melangkahkan kakinya ke pantai.

Bagi yang pernah menonton film laskar pelangi, tentu sudah sangat memahami indahnya pantai yang ada di pulai Bangka Belitung ini. Pasir yang lembut dikombinasikan dengan bongkahan batu-batu besar, yang menonjol di beberapa bibir pantai, membuat nyaman saat ingin bermain pasir atau duduk santai di bibir pantai, menikmati usapan angin laut yang menyentuh semua pori-pori kulit kita.

Berbeda dengan pantai Parangtritis di Yogya, yang juga indah, maka ombak di pantai pulau Bangka adalah ombak yang begitu bersahabat. Olahraga air menjadi pilihan yang menyenangkan dan mempunyai risiko yang kecil dibanding pantai-pantai yang ada di sepanjang pantai selatan pulau Jawa.

Jika ingin menyelam, maka biayanya hanya 500 ribu per orang. Biaya itu sudah termasuk biaya briefing pelatihan, biaya kapal dan biaya instruktur pendamping selama menyelam. Sayangnya, kita harus mencari 4 orang penyelam lagi, agar kapal mau mengantar kita ke lokasi penyelaman. Bisa dibilang biaya "diving" ini adalah 2.5 juta per kapal, maksimal 5 orang.

Salah satu Pantai yang paling dekat dengan lokasi hotel adalah pantai PARAI, yang bersentuhan langsung dengan Hotel PARAI. Ada sensasi yang patut dirasakan, bila ingin merasakan makan malam di tepi pantai, di tengah-tengah bongkahan batu yang menjorok ke laut. Itulah "The rock island grill and bar".

Menu makanannya memang menu standard sea food, tapi ada tambahan menu yang membuat kita tergelitik untuk mencobanya, "gado-gado"!. Bumbu gado-gadonya sangat pas untuk selera lidah "wong yogya", manis dan tidak pedas. Tentu kalau pingin pedas harus memberikan order khusus.

Keramahan khas penduduk pulau Bangka [asli] tentu makin membuat nyaman pelancong yang berwisata ke Bangka. Mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh krisis moneter yang terjadi di Amerika, meskipun mereka merasakan animo penambang [kecil-kecilan] sedikit menurun karena turunnya harga timah. Namun itu tidak membuat senyum lari dari wajah mereka.

Bayangkan saja kalau kita melihat Dewi Sandra, selebriti kelahiran Bangka, yang selalu tersenyum, maka begitulah sebaiknya kita membayangkan keramahan penduduk pulau Bangka [meskipun tidak semua penduduk Bangka secantik Dewi Sandra].

Beberapa penduduk asli Bangka yang kutemui dan kuajak ngobrol, semuanya memberikan kesan yang mirip dengan tipikal "wong Jowo", sabar, "nrimo" [menerima apa adanya] dan tidak "neko-neko" [tidak punya keinginan yang bermacam-macam].

Jadi buat siapa saja yang ingin menikmati keindahan pulau Bangka, siapkan diri anda untuk merasakan sensasi indahnya pantai berbatu besar, berpasir lembut dengan bonus keramahan penduduknya.

Begitulah Allah menciptakan keindahan di muka bumi ini. Segala puji kita panjatkan hanya kepada Allah, Sang Maha Pencipta, Yang Maha Adil. Semoga kita mampu menjadi hambaNya yang pandai bersyukur.

Amin.




Senja di Rock Cafe

Siang di depan kamar

Pagi [sunset] di depan kamar


1 komentar:

gery mengatakan...

parai emang mantef banget, cuman bangka kondisinya makin parah, entah program bangka go grend bisa sukses apa da