Kamis, Mei 27, 2010

Asinan Bogor

Tadinya sih mau main ke Cisarua, soalnya Lilo pingin motret binatang di alam bebas tapi naik mobil. Ternyata baru keluar dari Sentul Selatan macetnya sudah gak ketulungan, jadinya segera mencari jalan balik ke Cikarang lagi saja.

Tentu Lilo kecewa berat, tapi akan lebih mengecewakan kalau tetap nekad menuju ke Taman Safari. Yang bikin Lilo tambah kecewa adalah ketika melihat jalan yang sepi.

"Ini kan sepi jalannya pak? Terus saja ke Taman Safari"

"Ini jalan menuju Bogor nak bukan menuju Taman Safari. Itu tuh lihat jalan yang menuju Taman Safari. Gak bergerak blas dari tadi"

Akhirnya Lilo menyerah. Yang penting boleh makan di resto fastfood.

Satu masalah selesai dan tinggal masalah mencari jalan putaran balik ke Cikarang saja.

"Pak, jangan lupa beli asinan Bogor ya", kata istriku

"Ha? Dimana nyarinya? Aku gak apal jalan dan gak tahu tempat orang jualan asinan Bogor"

"Tempatnya di dekat terminal kok. Gampang nyarinya"

"Kalau udah biasa kesini sih gak masalah. Ini jalan yang kita lewati saja aku baru sekali ini lewat sini. Gak tahu mau tembus kemana"

"Tanya saja sama orang sini"

Dengan sedikit ogah-ogahan aku meminggirkan mobil dan nanya pada orang bengkel tentang tempat orang jualan asinan Bogor.

Jawaban dari yang ditanya ternyata tidak memuaskan.

"Nggak tahu ya. Terus saja ke sana, mungkin ada yang jual"

Halah, malah tambah gak jelas. Orang Bogor saja gak tahu tempat orang jualan asinan apalagi orang non Bogor. Pasti perlu usaha yang berlebih untuk dapat menemukan tempat orang jualan asinan Bogor.

Akhirnya terjadi perang dingin dalam mobil. Aku sudah gerah pingin balik ke Cikarang sementara istriku masih ingin mencari asinan Bogor. Sampai akhirnya istriku menyerah dan memperbolehkan aku memutar kendaraan menuju ke arah tol.

Gantian aku yang jadi serba salah. Akhirnya aku memang balik arah juga, tapi mataku tetap nengok kanan kiri untuk melihat tulisan Asinan Bogor.

Bener juga, akhirnya ketemu tulisan itu di pinggir jalan.

Mobil kuparkir dan istriku berjalan menuju warung asinan itu. Beberapa saat kemudian istriku balik lagi ke mobil.



"Nanti cari toilet ya pak. Udah nahan dari tadi nih"

Akhirnya urusan beres dan mobilpun meluncur menuju arah tol. Tujuan utama saat ini adalah toilet di tempat peristirahatan di jalan tol.

Pas masuk tempat peristirahatan ternyata terlihat sebuah tulisan yang sangat mencolok mata.

"ASINAN BOGOR!"



Warungnya mantap dan tulisan nama Warungnya juga indah. Pasti asinannya juga lezat

Akhirnya istriku menuju ke warung aasinan dan Lilo menuju ke fast food yang ada di situ. Seperti biasa, Lilo kubiarkan pesan makanan sesuai keinginannya. Aku hanya menemani dan membayar saja.

Belum lama aku antri, istriku sudah muncul. Kulihat tangannya kosong, artinya gak ada acar abeli asinan di warung asinan itu.

"Masih belum buka pak", kata istriku

Lho, sudah siang begini masih belum buka?, pikirku dalam hati.



Akhirnya kita bertiga makan junk food yang dibeli Lilo. Rasanya soupnya enak banget deh. Sudah begitu pelayanan di sini ramah banget. Sudah cantik wajahnya masih ditambah ramahnya yang luar biasa. Makanan yang terhidang jadi terasa berlipat-lipat lezatnya.



Saat dikasih kuis untuk tamu yang berkunjung, kutanyakan nama sang pelayan yang begitu ramah melayani kita. Ini hanya basa basi saja, karena sebenarnya nama sang cewek itu sudah terpampang jelas di bajunya. Ternyata sang cewek itu tidak mau menjawab namanya siapa,akupun tertawa dalam hati.



Nama segedhe itu di bajunya gak usah nanya saja sudah bisa baca sendiri,kenapa dia gak mau menyebutkan namanya ya?

Selesai makan siang akupun keluar lewat pintu belakang menuju warung asinan Bogor yang ada di samping Resto fast food ini.

Ternyata warungnya tetap belum buka. Ya sudah, berarti belum rejeki untuk membeli di warung ini. Akupun meninggalkan resto itu dan dengan santai menuju pulang ke Cikarang.

Semoga asinan yang kubeli ini dapat dinikmati dengan penuh kelezatan dan aku yakin untuk sebuah keluarga yang bahagia, maka yang penting bukan mahalnya suatu makanan tetapi bagaimana proses mendapatkannya dan tentu saja proses meraciknya. Selama prosesnya sesuai ajaran kesehatan, maka makanan itupun otomatis sudah menjadi makanan terlezat di dunia.

Insya Allah .
Amin



+++

Ngurus Perpanjangan Pasport

Ngurus KTP sudah, ngurus kepindahan anak sudah, maka sekarang giliran ngurus perpanjangan Pasport. Untungnya istri sudah lebih dulu pernah ngurus perpanjangan pasport.



Benar yang dikatakan istriku, kalau lengkap datanya, maka pengurusan jadi lebih cepat dan lebih mudah. Ditambah lagi kalau lewat Biro jasa, maka urusan bisa jauh lebih mudah.

Pengalaman istriku ngurus pasport memang luar biasa susahnya. Disamping diurus sendiri, tanpa biro jasa, juga beberapa persyaratan tidak lengkap, sehingga bisa dibayangkan kesulitan apa saja yang menghadang istriku saat mengurus pasport.

Tekad yang begitu kuat untuk pergi berpetualang di luar negeri membuat istriku tetap berjuang sampai titik darah yang penghabisan.

"Pak, kalau mau ngurus sendiri dijamin capek deh. Udah gitu lama banget, jadi kalau mau cepat ya pakai biro jasa saja"

"Sebenarnya aku sih gak butuh banget pasport ini, cuma memang akan diajak jalan-jalan yang perlu pasport, sehingga perlu diperpanjang deh"

"Ya sudah pakai biro jasa saja"

Akupun langsung nanya ke mbah Gugel tentang biro jasa untuk mengurus pasport ini. Puluhan petunjuk muncul dan rata-rata isinya sama.



Biaya asli yang sekitar 300 ribuan bisa melambung sampai 800 ribuan, bahkan sampai hampir dua juta untuk proses perpanjangan khusus.

Perjalanan mengurus pasport memang terasa mudah kalau kita pakai Biro Jasa. Tinggal nunggu panggilan untuk foto dan wawancara dan kemudian panggilan selanjutnya untuk ambil pasport, maka selesailah sudah pengurusan pasport ini.



Cuma memang kurang heroik dibanding ngurus semuanya sendiri. Banyak kawanku yang ngurus perpanjangan pasport sendiri saja, tanpa melalui Biro jasa, dan ceritanya asyik-asyik saat diceritakan kembali pada kita.

Waktu sudah menunjukkan jam 16.00 dan TV monitor sudah dimatikan. Loket-loket sudah tutup, tetapi masih juga terlihat para pemohon pasport yang memenuhi ruang tunggu di kantor Imigrasi Karawang ini.

Ruang foto juga sudah dari tadi sepi padahal yang antri masih banyak. Gimana ya mekanisme foto ini, kok bisa sepi padahal yang antri banyak. Bahkan ketika semua loket sudah dipasangi tulsian tutup, masih juga banyak yang antri di ruang tunggu.



Jam 16.30 akupun keluar dari kantor Imigrasi, beli materai di koperasi dulu untuk kekurangan materai, beli minuman dulu juga karena kehausan dan tidak lupa membeli otak-otak pada seorang tua yang dari tadi pagi jualan dan kurang laku.



Ternyata sampai di rumah dilahap dengan sangat cepat oleh Lilo.

"Enak sekali pak. Punya bapak tak habisin ya", kata Lilo ketika menghabiskan potongan terakhir otak-otak yang ada di meja tamu.

Kalau sudah ngomong begitu, maka pasti tidak ada orang tua yang tega untuk meminta makanan yang sudah di depan mulut Lilo.

Hari ini sudah sukses mengurus perpanjangan Pasport dan menyenangkan Lilo.

Alhamdulillah.

+++

Senin, Mei 24, 2010

Tersenyumlah

"Ayo yang belum bayar ongkos, kurang satu orang...!", kata temanku yang kali ini menjadi sukarelawan pengumpul ongkos naik angkot Cawang - Cikarang.

"Memang sekarang uang yang ada berapa?", tanya salah satu penumpang yang duduk di belakang

"121 rebu, kurang 5 rebu lima ratus", jawab temanku

Berkali-kali ucapan temanku diulang-ulang dan disuarakan juga oleh beberapa penumpang lain, termasuk aku, tetapi tidak juga ada yang mau merogoh kantongnya untuk membayar kekurangan ongkos.

"Kayaknya lebih dari 121 rebu tuh", kataku

"Ada uang kembalian yang belum dikembalikan", kata temanku

"Ya sudah selesaikan dulu yang belum kembali", kataku sambil merogoh uang pecahan untuk kutukar dengan uang yang ada di tangan temanku agar uang kembalian bisa segera dikembalikan.

Ternyata tindakanku mengeluarkan uang receh ini menarik perhatian beberapa orang teman yang naik angkot itu. Mereka berebut untuk patungan membayar kekurangan ongkos angkot itu. Mungkin mereka mengira aku sedang mengambil uang receh untuk menggenapi ongkos angkot yang masih kurang.

"Koin Prita..koin Prita", begitu kata seseorang penumpang yang duduk di depanku. Ucapan ini disambut dengan senyuman oleh beberapa orang yang mendengarnya dan dalam waktu sekejab lengkaplah kekurangan ongkos angkot itu.

"Stop...stop... kayaknya sudah kelebihan nih...", kataku menghentikan sumbangan tanpa tekanan ini.

Setelah dihitung ternyata benar, uang yang terkumpul sudah melebihi ongkos angkot ini.

"Wah yang tidak mbayar ongkos angkot ini sudah berjasa menyediakan ladang amal untuk penumpang yang lain", kataku.

"Semoga lain kali dia mau mbayar ongkos angkot", lanjutku yang disambut dengan senyuman beberapa orang. Tentu senyum kecut yang terlihat.

Aku tidak habis heran juga dengan penumpang yang naik angkot ini tanpa mau membayar. Bagaimana perasaannya ya?

Apakah dia merasa tersiksa dengan kondisi ini atau dia tanpa beban melakukan hal ini ya?

Aku terus bertanya-tanya sementara penumpang lain mulai menggerutu dengan sikap orang yang tidak mau membayar ini.

"Kalau terus seperti ini orang yang tidak mau membayar ini akan makin ketagihan untuk tak mau membayar terus kalau naik angkot"

"Iya nih, kalau sore sering banget pada tidak mau bayar ongkos"



Saling bersahutan mereka memberikan pendapatnya, sampai akhirnya aku berterima kasih pada orang yang tidak mau membayar karena telah membuat banyak orang mendapat pahala.

Mereka tertawa kecil dan akhirnya larut dalam perjalanan yang panjang ini. Maklum penyempitan di jalur tol arah Cikampek di daerah Cibitung sampai Delta Mas membuat kendaraan mulai melambat saat memasuki lokasi itu.



Dalam kantuk aku bersyukur karena telah ditunjukkan suatu pameran kesetiakawanan antar penumpang angkot ini. Mereka saling tidak kenal, mungkin kenal wajah saja, tetapi mereka disatukan dengan semangat kebersamaan, sehingga bisa melakukan hal kecil yang sepele tetapi menyentuh hati.

Terima kasih Tuhan atas anugerahmu berupa kawan-kawan yang tak kukenal baik tapi memberikan contoh baik bagi hidup dan kehidupanku.

Alhamdulillah.

+++

Sabtu, Mei 15, 2010

Sholat Jamaah

Beginiliah Lilo kalau bermain bersama kawan-kawannya, bila ada aku di rumah. Semoga bila tidak ada aku di rumah, mereka juga melakukan hal yang sama.

Amin.



Ambil air wudhu di depan rumah



Bergantian ambil air wudhu



Akhirnya mulai sholat berjamaah



Semoga Allah swt menunjukkan jalan yang benar kepada mereka semua. Amin.



Aku tidak bisa mewariskan banyak hal pada mereka, tetapi semoga mereka dapat membaca ayat-ayat Tuhan yang ada dimana-mana. Insya Allah. Amin.

Ups Salah Sambung

Acara Salah Sambung GEN FM 98.7 rasanya gak ada matinya. Kadang heran juga dengan acara ini. Bukankah suara Kemal sangat khas dan sangat mudah dikenali, tapi kok ya banyak juga yang "kena" dikerjain sama Kemal ya?



Yang dikerjain itu begitu mudah emosi saat Kemal mulai memancing emosi mereka, padahal kata-kata yang disampikan Kemal kadang-kadang gak masuk akal dan pasti sudah tertebak bahwa ini hanya main-mainan.

Baik nama organisasi, institusi atau nama universitas yang diaku sebagai tempat Kemal bekerja semuanya tidak masuk akal, tapi tetap juga mereka kena dikerjain sama Kemal.

Yang lebih lucu adalah ketika yang dikerjain merasa tidak dikerjain. Kemal udah susah payah mengerjain dan yang diujung telepon ternyata tidak kenal dengan acara salah sambung di Gen FM.

Aku sampai ngakak sendirian saat mendengar episode itu.

Acara Salah sambung ini memang luar biasa menariknya, sehingga kalau kuperhatikan mobil kawanku yang kunaiki, selalu ada channel Gen FM di memori mereka. Kalau mobil pool kantor sih jelas sudah menjadi channel resmi.

Biasanya kalau pagi hari acara ini disiarkan pada jam 6.30. Itu adalah jam macet antara Cikarang Cawang, dan siaran ini pasti dapat mencairkan suasana macet yang ada di depanku.

Kalau versi tidak lengkapnya sering disiarkan pada jam-jam setelah jam 10.00, tapi kalau mau puas ya harus ndengarkan versi lengkapnya. Risikonya ya harus manthengin siaran Gen FM 98,7 mulai dari pagi jam 6.00 s.d jam 10.00. Di luar jam itu hanya potongan iklan salah sambung saja yang didapat.

Potongan iklan salah sambung itu meskipun tetap lucu, tapi kalau mendengarkan versi lengkapnya pasti tidak hanya lucu saja yang didapat. Ada gemas, jengkel, dan cekakaan di sana.

Di TV juga ada acara UPS Salah Sambung. Pembawa acaranya tidak kalah lucunya, yaitu Vincent. Acaranya juga tidak kalah lucunya, kadang malah tidak hanya lucu tapi ada nuansa haru di acara itu.



Kalau di acara Kemal GEN FM jarang ada yang sampai menangis (meskipun ada juga), nah kalau di UPS Salah Sambung ada yang sampai berlinang air mata dan penonton sampai ikut jengkel dengan tingkah polah Vincent yang tetap saja sambil cengar cengir melanjutkan kegiatannya mengerjain sang korban.

Di Radio kadang terasa lebih segar, karena kita tidak melihat ekspresi wajah yang sedang dikerjain, sehingga kita mempunyai gambaran sendiri-sendiri tentang wajah orang yang dikerjain. Kadang gambaran ekspresi ini lebih pas di kita dibanding saat kita melihat ekspresi wajah orang yang dikerjain di layar kaca.

Kedua acara ini sama lucunya dan sama menariknya. masing-masing punya kelebihan. Kita tinggal punya waktu yang mana untuk menonton/mendengarkan acara ini.

Selamat mendengarkan/menonton acara ini.



+++
source : disini dan disini

Kamis, Mei 13, 2010

Bahagia di Gubug Derita

Pagi-pagi keluar rumah mau jalan-jalan sudah dicegat oleh Wartawan CikarangOnline, mas Wawan. Naik sepeda MTB 24 inch, lengkap dengan tas fotonya, mas Wawan langsung ngajak ngobrol ngalor ngidul dan akhirnya fokus di obrolan tentang bisnis panti pijat mini di NetcoMM.

Dengan modal 1,7 juta per orang, maka kita bertiga sepakat untuk mendirikan usaha bisnis panti pijat mini di lantai 2 NetCoMM. Nanti akan ada mas Wisnu yang bertindak sebagai orang ketiga, selain mas Wawan dan aku.

Obrolan akhrinya selesai karena anak-anak dan istriku sudah keluar rumah dan mengajak untuk jalan-jalan ke mana saja.

Jadi inget suasana di Surabaya dulu. Setiap hari libur selalu jalan-jalan ke "Ujung Dunia", menuju suatu tempat yang saat itu masih berupa jalan tak berujung dan yang sekarang sudah menjadi jalan tol ke Bandara Juanda.

Tadinya direncanakan jalan-jalan ke suatu tempat makan dan diakhiri dengan makan nasi kuning di warung itu, tetapi karena anak-anak punya pendapat lain, maka akhirnya disepakati untuk jalan-jalan sambil membawa makanan dari rumah untuk dimakan di suatu tempat yang kita anggap asyik.

Pas disepakati keputusan itu pas lewat sebuah sepeda yang dinaiki oleh penjual nasi kuning keliling. Langsung saja kita berhentikan dan kita pesan 5 nasi kuning ditambah beberapa lauk tambahan (bothok dan sambal goreng kentang).

"Berapa harga semua pak?", kataku

"Nasi kuning 5 bungkus berarti 17 ribu lima ratus, tambah lauk 8 ribu, totalnya.....", tampak dia berpikir keras untuk menjumlahkan angka itu

Saat aku membantu menjawab, saat itu pula dia menemukan jawabannya."lima belas ribu pak...", jawabnya ragu-ragu,membuat anakku jadi tertawa tanpa sadar

"Lho 25 atau 15 pak?", kataku sambil menyiapkan uang 26 ribu.

Dengan wajah yang masih kebingungan sang penjual menerima uangku dan menurutiku untuk mengembalikan uang sebesar 500 perak.

Selesai acara jual beli nasi kuning, maka berangkatlah kami menuju Botanic Garden. Acaranya mencari tempat yang nyaman untuk makan pagi. Sempat mampir sebentar ke toko mamin untuk beli air mineral, susu kotak dan air teh dalam kemasan.



Muter-muter di Botanic Garden alhirnya sampailah kita di sebuah jalan sunyi yang di pinggir jalannya ada sebuah rumah-rumahan dengan label "Gubug Derita".



Kami tertawa bersama dan kemudian menyempatkan diri untuk foto-foto di lokasi Gubug Derita itu. Setelah puas baru kita lanjutkan dengan pencarian lokasi makan yang kita anggap paling memadai.

Berbagai usulan dikemukakan saat lokasi makan sudah ditemukan. Ada yang ingin segera makan dan ada yang ingin mencari tempat yang lebih teduh lagi.

"Yuk kita ke Gubug Derita saja", usul anakku yang akhirnya disepakati bersama.



Langsung kita meluncur ke lokasi Gubug Derita dan membuka makanan bekal di lokasi itu. Tidak usah menunggu lama, makanan yang tadinya aman tersimpan dalam tas plastik itupun berpindah ke perut masing-masing.



Selesai acara makan, maka istriku punya ide untuk bercerita, sehingga akupun tidak jadi melangkah pulang. Kitapun asyik mendengarkan cerita ibunya anak-anak tentang persiapan acara demo masak mie di Yogya.

Seperti biasa, cerita selalu dimulai dari jauh. Cerita yang terjadi di sore hari itu harus diawali dengan cerita di pagi hari dulu agar nyambung dengan cerita di sore harinya.

Cerita yang tadinya datar akhirnya menemukan klimaks saat sampai pada adegan ibunya anak-anak berdialog dengan seorang tukang ojek.

Lilo yang paling keras berkomentar tentang cerita itu.

"Wah suara ibu sampai terdengar oleh semua orang lho.."

"Waduh ibu, kasihan donk tukang ojeknya"

"Tukang ojeknya yang mana sih?"

Ceritapun jadi makin meriah ketika masing-masing anak-anak punya pendapat sendiri-sendiri tentang cerita itu. Akupun asyik mendengarkan cerita mereka dan seperti biasa langsung masuk ke plurk.

Saat panas mulai menjelang, maka ceritapun habis dan kitapun kembali ke rumah. Di pos ojek, tidak lupa kita bayarkan ongkos ojek yang belum sempat dibayar saat persiapan demo mie minggu lalu.



Ternyata makan pagi di Botanic Garden ini banyak mendatangkan kegembiraan di hati kami. Memang bahagia itu ada dimana-mana tak perlu jauh-jauh mencarinya. Dia ada di hati kita masing-masing.

Senin, Mei 10, 2010

Boeing 737-800 : Ada yang baru

Ada mainan baru kalau kita naik Boeing 737-800. Kita tidak perlu lagi mencari tempat duduk yang paling enak untuk melihat acara yang ditampilkan dalam majalah udara, tetapi cukup melihat layar kecil yang berada di depan bangku kita persis.



Teknologi layar sentuh ini membuat kita jadi nyaman saat naik pesawat dan tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan.

Beberapa pilihan yang ada adalah tayangan tentang perjalanan, film, lagu, berita danmasih banyak lagi pilihan. Masing-masing pilihan akan mempunyai anak pilihan, misalnya pilihan film, maka akan muncul pilihan film terlaris Indonesia, film blockbuster, dll.

Nah, ceritanya pas pingin nonton Get Married 2 tiba-tiba pikiranku berubah ketika melihat sebuah judul film yang cukup menggelitik dan dengan poster yang artistik.

"Bodyguards and Assassins", begitu judul filmnya.

Langsung saja film itu kupilih dan kunikmati.

Beberapa saat kemudian aku sadar bahwa perjalanan Surabaya Jakarta ini tidak cukup untuk melihat keseluruhan film itu, jadi segera kutekan tombol FFW dan kusisakan waktu sebanyak sisa waktu perjalanan Surabaya - Jakarta.

Biar aman, maka waktu sisa yang sekitar 1 jam itu kubuat menjadi 50 menit saja, dengan demikian begitu film selesai aku masih punya waktu 10 menit untuk melakukan hal lain setelah menonton film.

Apa yang terjadi kemudian?

Perjalanan yang tadinya lancar tiba-tiba masuk ke daerah udara kosong, sehingga muncul pemberitahuan untuk memasang sabuk pengaman. Filmpun terhenti sampai pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu selesai diudarakan.

Ternyata hal ini terjadi beberapa kali, sehingga tayangan filmpun menjadi terputus-putus. Yang paling parah ketika pesawat akan mendarat, atau sekitar 15 menit sebelum mendarat muncul lagi pemberitahuan yang membuat flm kembali terhenti.

Selesai pemberitahuan bahwa pesawat akan bergerak, kulihat layar monitor di depanku dalam kondisi frezze. Beberapa saat monitor dengan teknologi layar sentuh itu kutekan-tekan, sampai akhirnya malah tiba-tiba menjadi "black screen".

Waduh film baru seru-serunya malah mati layar.

Akupun berdiri dan menuju ke toilet sambil mencoba melihat layar milik orang lain. Ternyata semua mempunyai nasib yang sama, layar monitornya mati semua.

Yah beginilah nasibnya kalau mau nonton film gratis tanpa tahu tips dan triknya. Jadi lain kali kalau mau nonton harus dikurangi lagi dengan 15 menit atau 20 menit biar lebih aman.

Selasa, Mei 04, 2010

Senyum itu memang indah

"Pak Eko kok baik banget sih?"

"Emang kenapa?"

"Tuh sopirnya diturunin di jalan. Ternyata pak Eko baik ya"


"Yah kasihan dia kalau harus ngantar kita ke Cawang dan kemudian balik lagi ke Bogor, padahal kita sudah di Bogor", kataku mencoba mencari alasan yang masuk akal.

"Berarti pak Eko harus bawa mobil sendiri sampai Cawang dan kemudian bawa mobil lagi sampai Cikarang? Wouw...!"

",,,,,", aku tersenyum saja mendengar pengakuan jujur dari seorang cewek yang barusan masuk acara "Take Him Out"

"Gak capek pak?"

"Asal diajak ngomong terus ya gak ngantuk, tapi kalau didiamkan pasti tidur sendiri"

Kami berduapun langsung tertawa sendiri-sendiri dengan model ketawa masing-mnasing.

"Pak Eko kan bisa memerintahkan sopir untuk bawa mobil terus, sampai selesai tugasnya", masih penasaran juga cewek ini dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutannya.

"hmmm....dia kan juga pingin makan buah dulu saja.

+++
ngantuk
tidur dulu ah...