Sabtu, November 29, 2008

Cover Majalah Time [unpublished]


Dapatkan di http://www.meonmag.com/
Gak perlu jadi ahli soto sop, langsung bisa buat macem-macem.

Mau model yang lain?
Silahkan cek disini :
http://www.photofunia.com/
http://www.year-bookyourself.com/
http://www.meonmag.com/
http://www.faceinhole.com/us/
http://www.befunky.com/
http://www.vectormagic.com/
http://www.photo-notes.net/
http://www.dumpr.net/
http://www.flauntr.com/
http://goifier.com/

Salam

Jumat, November 28, 2008

Diskusi sehabis Subuh

Setelah lama gak berdiskusi dengan anak-anak, tadi pagi sehabis subuh akhirnya bisa juga kita berdiskusi.
Topiknya adalah apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang tua menjelang sholat subuh .

Ini topik yang menarik [bagiku], karena akhir-akhir ini memang suasana menjelang sholat subuh selalu agak kacau balau. Kalau mau cari kambing hitamnya, maka pasti telkomspeedy yang akan dituduh sebagai penyebabnya.

Benarkah demikian?

Kalau coba ditelusuri, maka sebelum ada paket gratis telkomspeedy mulai jam 20.00 s.d jam 08.00, maka kehidupan keluargaku berjalan dengan normal, dalam arti sholat jamaah subuh dapat dilaksanakan dengan tidak banyak effort. Kalaulah ada yang tidak normal , masih dalam taraf wajar deh.

Sejak adanya paket gratis itu, maka kehidupan berinternet anak-anak jadi berubah total. Mereka dengan setia menanti datangnya jam 20.00, baik dengan tiduran atau tidur.

Begitu jam 20.00 lewat sedikit, maka mulailah akses internet dibuka dan merekapun bisa keasyikan berinternet sampai berjam-jam,"mumpung gratis pak", begitu alasannya.

Mau dilarang, gak mempan lagi, karena ortunya juga memanfaatkan jam gratis itu dengan penuh euforia.
Sebelum ada paket gratis itu, maka setiap anak-anak akan melakukan sambungan ke internet selalu dipagari dengan tingginya biaya internet.

Bayangkan dari tagihan normal yang seharusnya cuma 200 ribu [paket kuota 1 GB], bisa berlipat-lipat mbayarnya, bahkan bisa melebihi tagihan paket unlimited.

He..he..he... berarti bukan paket gratisnya yang salah, tapi pengarahanku pada anak-anak tentang mahalnya akses internet yang membuat anak-anak jadi seperti kuda liar yang dilepas dari kandang.

Sebaiknya pembatasan akses inetrnet tidak melulu didasarkan atas besarnya biaya internet, tetapi diutamakan pada perlunya menjaga kombinasi antara bermain internet [di depan komputer] dan bersosialisasi dengan lingkungan [dengan meninggalkan meja komputer].

Anak pertamaku sudah "cacat" matanya karena terlalu rajin membaca + nongkrong di depan komputer. Model kursi dan meja komputer yang dipunyai juga membuat anak-anakku tidak memperhatikan masalah ergonomis.

Anak kedua dan ketiga juga mulai "cacat" matanya. ALhamdulillah, anak ketiga masih bisa ditolerir tanpa harus memakai kaca mata, asal rajin makan buah atau vitamin untuk kesehatan mata.

Kembali ke acara diskusi setelah sholat subuh, maka [ternyata] banyak masukan dari anak-anak yang membuat aku harus meninggalkan juga kebiasaanku [yang enak-enak].

Hari ini disepakati beberapa aturan baru [tapi lama] dan yang sebaiknya kutulis di internet agar ada masukan juga dari teman-teman pembaca.


  1. Jam tidur anak-anak adalah jam 22.00 [artinya maksimal internet adalah 2 jam]
  2. Jam tahajud, anak-anak diperbolehkan main internet lagi, dengan himbauan menyempatkan sholat sunah 2 rakaat.
  3. Yang harus sudah wudhu pertama kali adalah anak kedua atau bapak dan setelah wudhu tidak ada kegiatan menunggu wudhu dengan duduk-duduk di depan komputer [ini kebiasaanku yang sulit dilakukan, tapi harus kulakukan, lah sudah "commit" je!]
  4. Cara membangunkan anak harus lembut dan tidak boleh dengan cara mengguncang-ngguncang badan anak-anak ["seperti yang bapak lakukan pagi ini", kata anakku], seolah-olah anaknya "pasti" susah bangun.
  5. Ibu paling akhir wudhu, dan kalau sedang "libur" [gak sholat] dilarang tiduran di dekat tempat sholat, tapi cari kegiatan lain yang tidak terlihat oleh orang yang sedang sholat.
  6. PR [pekerjaan rumah bukan page rank] anak-anak sebaiknya dikerjakan malam hari [kalau sehabis subuh hasilnya sering ribut terus]
  7. Bapak dilarang [keras] mengancam menghukum anaknya yang lambat bangun.


Alhamdulillah, ternyata banyak usulan anak-anak yang tadinya jarang kulakukan.

Makasih nak , kalian telah mengingatkan ortumu dengan cara yang baik. Semoga menjadi amalan bagi kalian semua.
Insya Allah. Amin.

Kamis, November 27, 2008

Foto Funia

Terinspirasi oleh blognya pak Abubakar, aku masuk ke http://www.photofunia.com/
Dan jadilah gambar-gambar di bawah ini.
Lumayan buat koleksi.

Waktu masuk koran
 
 Ketika digambar ama Pil Kaso
 Saat dipegang cewek
Modal awalnya ya foto ini

Rabu, November 26, 2008

Setelah Euforia Pesta Blogger 2008

Pesta sudah usai dan euforia yang meledak-ledak sudah hilang. Tinggalah kini kenangan yang manis,meskipun saat dijalani sebenarnya gak enak rasanya.

Jadilah kumpulan kritik [membangun] yang perlu dipikirkan solusinya.

Dimulai dari pagi hari yang sejuk, maka terlihat bahwa panitia sudah siap menerima peserta, dan peserta juga sudah siap masuk dengan berjejalan di depan pintu masuk, tapi panitia tetap bersikeras untuk membuka pintu pada jam yang telah ditentukan.

Why?

Padahal dengan menghargai yang telah datang pagi akan membuat suasana menjadi lebih cair. Mungkin perlu dipikirkan untuk pelaksanaan yang akan datang. Sebenarnya panitia sudah cukup cerdas dengan membuka penukaran tiket di beberapa hari sebelum acara.

Selanjutnya, acara yang molor, membuat nilai pesta ini benar-benar menjadi hanya sekedar pesta. Tak ada yang menghargai waktu. Semangat para blogger untuk datang pagi-pagi hancur lebur di molornya acara ini.

Solusinya, untuk acara yang akan datang, wajib dibuka tepat waktu. Panitia sebaiknya membuat beberapa rencana [A, B, C dst], sehingga dipastikan acara akan tepat waktu [jadi pingin ndaftar jadi panitia untuk ngurusin agar acara bisa tepat waktu]

Mas Enda sudah tampil sebagai moderator yang cukup bagus [terutama di sesi diskusi dengan blogger dari LN]. Di sesi I, terlihat mas Enda masih demam panggung atau masih kepikiran hal lain, sehingga diskusi kurang mengalir. Hal ini masih diperparah dengan gaung nyamuk di deretan kursi belakang [maksudnya penonton lebih senang bicara sendiri daripada ndengerin mas Enda].

Makan siang dilaksanakan dengan cerdas, sehingga menunya mantab dan pembagiannya tidak berdesak-desakan.

Sesi yang paling porak poranda adalah sesi sehabis makan siang. Satu ruangan besar [auditorium] dibagi menjadi beberapa tempat, masing-masing tempat membahas topik khusus. Sayangnya tidak ada sekat di antara para presenter ini.

Mas NL sampai mengusir beberapa deret peserta diskusi di barisan terdepan agar dia bisa leluasa bergerak [orang ini memang gak bisa diem]. Di sini audience dan presenter sangat terganggu oleh audience dan presenter yang berada tepat di sampingya.

Bagaimana tidak, mereka bisa saling melihat dan saling mendengar [terutama saat terdengar suara tertawa yang keras]. Tanpa sekat dan tanpa mik, tentu menyusahkan presenter. Mau teriak takut ngganggu presenter di sebelahnya, mau pelan, nanti tidak terdengar oleh audience.

Solusi cerdas ada di ruang-ruang kecil yang tersebar. Jadi audience dan presenter bisa dengan leluasa masuk dalam topik bahasan.

Sudah saatnya acara semacam ini tidak menggantungkan pada kedatangan para menteri. Kita adalah blogger yang bebas merdeka.

Terima kasih untuk atensi para menteri, tapi tidak harus menunggu mereka untuk memulai langkah kita. Terima kasih para sponsor, di pesta blogger 2009 masih diharapkan partisipasinya, terutama usulan dari beberapa teman untuk menayangkan acara ini secara live di TiVi.

Last but not least, angkat topi dan semua jempol buat panitia yang sukses melaksanakan acara ini. Kekurangan pasti ada dan bukan untuk menyurutkan semangat melaksanakan pesta tahun depan.

BRAVO PB08 dan PB09


Insya Allah, Tuhan menyertai kita.
Amin.

Selasa, November 25, 2008

Seafood 68

Kenapa ada restoran cepat saji?

Ya karena sudah lapar dan pingin segera makan .

Sayangnya yang dijual kebanyakan adalah makanan sampah alias "junk food".

Mau makanan bukan sampah tapi [relatif] cepat saji?

Jawabnya ya di warung Seafood Jababeka, yang merupakan cabang dari Seafood 68 Nasi Uduk Jl Raya Jatinegara Timur.

Aku sih memang tidak sempat nanya darimana mereka dapat ikan segar, tapi cukuplah lidahku yang mengecap kelezatan masakan mereka.

Yang bikin aku senang di warung ini, selain karena rasanya yang memang membuat lidah bergoyang-goyang, adalah kecekatan mereka melayani pesanan yang masuk.

Seperti sebuah tim sepak bola menyerang yang memakai sistem totalfootball, maka mereka saling berganti peran, mengisi peran teman mereka yang [mungkin] sedang mengerjakan pekerjaan lain.

Akibatnya, biarpun pengunjung yang datang rame dan kita menunggu sedikit lebih lama, tapi melihat ketrampilan mereka maka rasa menunggu itu bisa sedikit terhindarkan.

Menu standard ya jelas nasi uduk. Nasinya terasa empuk dan gurih.

Kerang rebusnya juga rasanya membuat gak mau berhenti makan sebelum habis kerangnya.

Menu favorit anak-anak adalah cumi goreng tepung. Tidak gosong dan empuk kriuk-kriuk.

Nah, yang bikin lebih nikmat lagi adalah harganya yang [relatif] murah meriah.

Warung ini terletak di Ujung Jalan Kembar Jababeka, pas simpang tiga menuju ke Jababeka Golf atau Perumahan Montana Cikarang Baru.

Kalau dari plaza JB ke arah Golf Jababeka, maka warung ini terletak di kiri jalan, pas di pojokan ruko yang berjajar di situ.

Bagiku sendiri yang paling istimewa adalah air jeruk hangatnya. Berkali-kali kucoba dan rasanya selalu pas.

Tidak pas rasanya ke warung ini kalau tidak minum jeruk hangatnya.

Minggu, November 23, 2008

Pasar Kaget Jababeka [sekarang]



Ada yang berubah di Pasar Kaget Jababeka. Yang terlihat jelas adalah lalu lintas yang macet, papan nama yang sudah dicat lagi dan jualannya yang makin lengkap.

Penyebab macet memang bukan semata-mata karena pasarnya, tapi karena adanya perbaikan salah satu jalur jalan. Namun panjangnya parkir mobil juga menjadi penyebab lain dari kemacetan ini.

Yang penting warung soto kesayanganku masih ada dan rasanya masih sama. Segar dan mantab.




Bendi juga masih ada dan makin laris manis, karena memang pengunjungnya yang makin ramai.




Mobil sudah tidak mungkin lagi masuk ke pasar kaget ini. Sepeda motor yang nekat atau yang sudah masuk sejak abiz subuh yang terlihat di dalam lokasi pasar kaget. Hari ini kujumpai sepeda motor kecil [kelihatannya motor matic yang dirombag ban belakangnya, jadi mirip mini HD]. Pengendaranya juga kecil banget.





Memang jualan motorpun sudah mulai dipasarkan di sini. Sayang tadi gak sempat nanya ke penjualnya, apakah dagangannya laris manis atau misinya hanya sebagai show room saja.





Yang sekedar olah raga ringan badminton, atau semi berat sepak bola tetep terlihat ramai. Sementara itu yang cuma sekedar melemaskan otot dengan baju non olah raga juga terlihat di semua sisi lapangan.





Yang jelas disini semua barang dijual dengan harga yang murah meriah [kecuali sepeda motor 'kali].



Sotonya masih enak nih [sambil sedikit narsis]

Oleh2 PB 2008

Berangkat dari rumah nyamperin mas Amril TG [salah satu pembicara di PB 08], kemudian langsung tancep ke BPPT. Pagi-pagi masih tempat parkir masih kosong, jadi bisa milih lokasi parkir yang aman, teduh dan mudah keluar.

Mau cerita tentang PB 08 kok banyak banget, jadi ceritanya pakai foto aja ah.


Antri dulu [pas jam 08.30]

Dapet pemeran asli kungfu Panda

Bersama TPC [soerabaja] , Pak Budi dan ATG

Persiapan Diskusi sebelum naik panggung

Nampang dulu [sesama anggota narsis grup]

Sesi I PB08, ATG disamping pak Menteri

Ketularan narsisnya mas NL

Ketularan apa ya?

Gaya bapak Blogger saat jadi moderator

Lihat MAs NL "ndobos"

Gimana rasanya ndobos tanpa mik [???]

Nah, ceritanya pakai foto itu saja.

Pokoknya ini acara yang sangat murah meriah. bagaimana tidak, uang tiket sebesar 50.000 kok bisa dapet kaos, tas [yang amat cantik] dll yang pasti kalau dijumlah lebih dari 100 ribu.

BRAVO buat panitia dan Salam kompak selalu.

Jumat, November 21, 2008

Presiden 2009 : SBY [lagi???]

Mendekati tahun 2009, gaung capres masih malu-malu terdengar. Sultan HB X, tidak pernah mengakui keinginannya untuk jadi Capres. Dia hanya bersedia untuk dicalonkan sebagai Capres. Demikianlah bahasa politiknya [kira-kira begitu ya...].

Orang Yogyapun terbelah, antara mendukung Sultan sebagai Capres atau mempertahankan Sultan sebagai pengayom di Yogya.

Capres yang sudah yakin akan kekuatannya memang sudah mencanangkan diri, maju sebagai Capres. Megawati, misalnya, sudah pasti mengajukan dirinya sebagai Capres dengan PDI P sebagai kendaraannya.

Golkar belum tegas mau mencalonkan siapa sebagai Capresnya. Golkar masih "wait and see", sementara partai Demokrat dipastikan akan mengajukan SBY sebagai capresnya. Kelihatannya ada keraguan dari Golkar untuk mendukung kadernya [Sultan HB X] sebagai capres, sementara itu dukungan dari partai non Golkar justru terus mengalir ke Sultan.

Disini ada fenomena "Blarak" Obama yang menjadi presiden dengan karir awal sebagai gubernur. Mungkinkah Indonesia akan meniru Amerika?

Persyaratan Capres tahun 2009, membuat tidak ada partai yang bisa mencalonkan Capresnya tanpa harus melakukan koalisi.

Para pengamatpun mulai berhitung. PDI P mungkin akan merangkul partai yang punya basis Islam, sehingga mungkin akan kembali mendekati para pengikut NU [mulai dari PKB, sampai P3].

Sementara itu, Golkar bila sudah tidak mau gabung dengan Demokrat, mungkin akan melirik partai Islam lain, selain pengikut NU. Bisa jadi mereka akan merangkul Yusril sebagai cawapresnya, tentu bersama dengan partai pendukungnya.

Saat ini kepercayaan rakyat terhadap partai terlihat makin anjlok. Secara kasar ini ditandai dengan tingginya swing voter [berdasar hasil survey Lembaga Survei Indonesia].

Hal ini akan sangat menguntungkan presiden saat ini [SBY]. Bukan tidak mungkin "Swing voter" atau perilaku pemilih yang tidak terikat oleh sebuah partai politik akan memberikan suaranya pada SBY, presiden yang sudah membuktikan dapat bertahan dengan baik, meskipun selalu didera bermacam kasus, mulai dari blue energy sampai super toy.

Siapa pasangan SBY yang paling pas?

Saat ini, dengan kreatifitas yang begitu tinggi dari PKS, maka bukan tidak mungkin pada pemilu 2009 nanti PKS akan melejit perolehan suaranya, sehingga akan nyaman bersanding dengan SBY.

Koalisi Demokrat dan PKS dipastikan akan mendulang banyak perolehan suara. Citra sebagai partai bersih, sampai saat ini masih belum luntur dari PKS, sehingga tentu akan makin memperkuat pasangan Demokrat PKS.

Benarkah demikian?

Hanya Tuhan yang tahu. Tulisan ini hanya coretan dari orang yang tidak faham politik kok. Sok-sokan saja nulis tentang Capres [sambil berdoa, semoga Presiden 2009 adalah putra terbaik Indonesia yang mampu membuat Indonesia Bangkit ! Amin]

Salam

Tiket Pesta Blogger 2008

Akhirnya dapet tiket menghadiri Pesta Blogger 2008. Lumayan bisa melihat wajah-wajah para blogger Indonesia.

Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua. bagi para blogger maupun bangsa dan negara.

Insya Allah.
Amin.

Kamis, November 20, 2008

KIMTENG PKB [sayang kalau dilewatkan]


Pergi ke Pekanbaru tidak komplit rasanya kalau tidak mampir ke KIMTENG. Warung unik yang selalu penuh dengan pengunjung. Sebenarnya yang "dijual" di warung ini tidak jauh beda dengan warung lainnya, tapi karena [mungkin] punya cita rasa yang khas maka warung ini jadi laris manis.

Teh telur yang disediakan di warung ini rasanya mirip teh telur yang disediakan di depan terminal Sibolga, bedanya gelasnya kalau dipegang terasa panas sedangkan kalau di Sibolga gelasnya terasa dingin tetapi isi dalamnya panas [pool!].

Ada juga yang khas di warung ini, yaitu roti bakar ungu dengan isi [selai] buah sirkaya. Rasanya cukup renyah dan membuat pingin makan lagi [biasa, belum berhenti kalau belum habis].

Unggulannya tentu sop ikan khas Batam, tapi jangan lupakan buburnya yang gurih. Enaknya sih pesan buburnya sambil pesan telur hampir matang [3/4 matang], kemudian masukkan telur itu dalam bubur. Wah, rasakan sendiri sensasinya.

Mie ayamnya?

Tidak kalah lezatnya. Kuahnya terasa pas, tidak terlalu keruh, sehingga rasa mienya tetap terjaga. Kalau mau, bisa juga diberi tambahan telur hampir matang, sehingga ada rasa lain yang menyelinap di rasa mie ayamnya.

Pengunjung warung yang tidak pernah sepi membuat warung ini juga membuka cabang di mall, meskipun dengan menu yang lebih terbatas.

Hiburan yang diberikan di warung ini untuk pengunjungnya adalah musik "live" dari seorang pengamen "tuna netra". Suaranya menjelajahi seluruh sudut ruangan, meskipun tanpa memakai mik. Lagu wajibnya kelihatannya adalah lagunya panbers [gereja tua misalnya], pance, ebiet dan sejenisnya. Selera nostalgia yang cocok dengan para pengunjung yang kebanyakan memang sudah berumur [kepala 3 ke atas].

Terlihat keakraban antara pengunjung dengan sang pengamen. Kadang sang pengamen diajak makan bersama oleh sekelompok pengunjung, kadang diberi tips uang gedhe [bukan sekedar uang seribuan]

Kalau kita lihat seluruh dinding warung ini, maka akan nyata terbukti keterkenalan warung ini. Berbagai macam iklan menghiasi seluruh dindingnya, sehingga tentu ini menjadi pendapatan lain-lain buat pengelola warung. Bahkan tidak hanya dinding, plafond atapnya, juga dikerjakan oleh pengiklan, sehingga tidak perlu membuat plafond sendiri, cukup terima setoran bulanan dan plafond atap sudah jadi dengan rapi.


Kalau pernah ke soto sholeh Yogyakarta, maka kurang lebih "modusnya" sama. Bedanya kalau di soto sholeh dindingnya dipenuhi dengan puluhan kalender, maka di Kimteng dipenuhi oleh berbagai macam produk yang sangat beragam tanpa berlindung dibalik kalender.

Jadi kalau ke pekanbaru, dan sudah melihat "pasar bawah", maka tinggal beberapa langkah saja untuk sampai ke Kimteng [sebenarnya karena tidak ada jarak yang jauh di Pekanbaru ini].

Selamat makan, dan jangan lupa baca Basmalllah.



Rabu, November 19, 2008

Safety Morning Meêting [di dunia kontruksi]

Bagaimana sih cara melakukan safety morning meeting [SMM] di dunia jasa konstruksi?

Begitulah pertanyaan yang sering diajukan padaku. Sebuah pertanyaan yang kadang disampaikan untuk mendapat pencerahan tapi kadang juga disampaikan dengan nada sinis, karena sang penanya yakin pasti tidak ada jawaban yang bisa dilaksankan di lapangan.

Tuntutan pekerjaan yang begitu ketat sering membuat pekerja lapangan terpaksa bekerja lembur, akibatnya esok harinya mereka tidak melaksanakan safety morning meeting [SMM].

Alasan lain kenapa SMM ini sulit dilaksanakan adalah kebosanan mereka untuk bercerita tentang safety setiap bertemu dengan pekerja. Yang ada dalam benak mereka adalah apa yang harus dilaksanakan dalam minggu ini sebagai jawaban atas target yang dibebankan pada mereka dan bukan bercerita tentang safety yang terasa seperti bercerita tentang mimpi.

Jadi, bagaimana caranya melaksanakan SMM di dunia jasa konstruksi?

Biasanya, setiap sore atau sehabis bekerja, para mandor membuat hitungan tentang hasil kerjanya pada hari ini dan target pekerjaan esok harinya. Hasil evaluasi ini kadang disampaikan pada pelaksananya, kadang hanya menjadi catatan pribadinya, namun ada juga mandor yang tidak melaksanakan hal ini karena yakin sudah dilakukan oleh pelaksana yang mengawasi pekerjaannya.

Dan inilah tips melaksanakan SMM di pagi harinya.

1. Kumpulkan mandor dan anak buahnya, sampaikan satu pertanyaan untuk memastikan bahwa yang akan dikerjakan masih sesuai dengan target pekerjaan, yaitu "hari ini mau kerja apa?". Jawaban mandor [yang didengar juga oleh pekerja mandor ybs] bisa beragam, misalnya "cor beton, gali saluran, pasang batu bata, dll"

2. Pertanyaan kedua, tanyakan target pekerjaan hari ini. "cor berapa kubik?" atau "gali saluran berapa meter?", disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan oleh sang mandor.

3. Pertanyaan ketiga, pastikan sumber daya yang akan dipakai sudah sesuai dengan peruntukan sumber daya tersebut, sesuai kuantitasnya dan sesuai juga kualitasnya. Ada lima hal yang bisa ditanyakan, yaitu 5 M [man, money, method, machine dan material].

Contoh pertanyaan :
"Apakah jumlah orang dan kualitas orang yang akan bekerja sesuai dengan target yang ingin dicapai oelh mandor?"
"Apakah mandor sudah dibayar atau sudah membayar pekerjanya?"
"Metode apa yang akan dipakai untuk melaksanakan pekerjaan hari ini?" [untuk pekerjaan rutin yang sudah sering dilakukan, kadang pertanyaan ini tidak perlu diajukan]
"Kalau mau ngecor, apakah vibratornya sudah disiapkan, sudah sesuaikah jenis vibrator dengan metgode pengecoran yang dilakukan, sudah memadaikan jumlah vibrator dengan target yang akan dicapai?"
"Kalau mau ngecor, apakah sudah pesan ready mix atau kalau mau buat beton sendiri apakah sudah ada material pembuat campuran beton"

Lima pertanyaan sederhana di atas akan berkembang sesuai dengan kondisi lapangan. Arahkan agar kondisi berbahaya yang ada di lapangan disampaikan pada saat terjadi dialog antara pelaksana dan pekerja/mandor ini.

Nah, selesai pertemuan, maka akan didapat hal-hal sebagai berikut :
1. Jumlah pekerja yang masuk hari ini
2. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan hari ini
3. Peralatan yang diperlukan hari ini.
4. Metode kerja yang masih memerlukan pengembangan [bila ada]
5. Material yangdiperlukan hari ini [kuantitas maupun kualitasnya]

Sedangkan hal-hal lain yang didapat sebagai akibat sampingan adalah :
1. Suasana keterbukaan dan persahabatan antara pelaksana, mandor dan pekerja.
2. Pekerja memahami kondisi berbahaya yang ada dan tindakan berbahaya yang tidak boleh dilakukan di lokasi pekerjaan.
3. Bila disempatkan berdoa sebelum bekerja, maka akan timbul rasa aman di hati para pelaksana, mandor maupun pekerja.

Nah, biasanya para penanya pada "manggut-manggut" menerima pencerahan ini. Yang tadinya cuma mimpi rupanya sangat gampang dilaksanakan, karena memang mereka secara tidak sadar telah melaksanakannya namun dengan format kegiatan yang lain.

Cara ini hanya salah satu cara dari sekian cara, jadi silahkan nambahi dengan cara yang lain.

Salam.

Senin, November 17, 2008

PKS, Partai Cerdas [?]

Tak pelak lagi, iklan "politik" PKS menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Ada yang bilang bahkan menuai kontra juga di kalangan internal partai.

Kalau dilihat dari sisi lain, maka iklan ini adalah iklan cerdas, yang mungkin sedang menunjukkan kecerdasan partai ini untuk mempersiapkan diri dalam ajang pemilu 2009.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kelompok pemilih yang akan menentukan kemenangan partai, saat ini ada di kalangan pemilih baru yang masih mengambang. Para pemilih di kalangan ini tidak pernah fanatik terhadap suatu partai, atau relatif tidak sefanatik pemilih lama [pemilih mapan].

Saat ini sosok capres 2009 masih belum terlihat dengan jelas, yang bila kondisi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin SBY akan terus melenggang tanpa saingan [berarti] di pemilu 2009 nanti.

Melihat sikon saat ini, melihat belum jelasnya capres masing-masing partai, melihat perlunya koalisi [wajib malah!], maka iklanpun di"publish".

Bagi penggemar PKS, maka apapun komentar orang terhadap iklan ini tidak akan menggoyahkan pilihan mereka yang sudah "pejah gesang nderek PKS". Kelihatannya para pimpian PKS sangat yakin akan fenomena itu, sehingga ketika masyarakat terbelah, maka di sisi penggemar PKS tidak akan ada pengurangan suara.

Di sisi lain, para penggemar tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam iklan PKS akan tersugesti untuk mulai melirik ke PKS atau bahkan mungkin menjadi "penggemar" baru PKS.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa saat ini masih banyak masyarakat ramai yang melihat kondisi jaman Suharto jauh lebih enak dibanding kondisi sekarang. Bagi mereka banyak sekali parameter yang membuat mereka yakin jaman sekarang ini lebih buruk dari jaman Suharto.

Inilah salah satu segmen yang dibidik oleh PKS. Demikian juga para penggemar tokoh-tokoh lain yang ada dalam iklan PKS. Penggemar pendiri Muhammadiyah, misalnya. Mungkin mereka bingung mau milih PAN atau PMB, lalu sekarang ada PKS, jangan-jangan mereka malah lari ke PKS.

Mereka yang memprotes iklan PKS memang dari dulu dianggap tidak pernah menjadi penggemar PKS, sehingga diprediksi tidak akan mengurangi perolehan suara PKS di pemilu 2009 yad.

Benarkah PKS partai yang cerdas?

Bagaimana menurut anda?

Minggu, November 16, 2008

Piknik di JCC

Pagi ini seiisi rumah pada meluncur ke JCC. Kita menikmati suasana IBF [Indonesia Book fair] 2008, yang ternyata lebih meriah dibanding hari kemarin. Mungkin karena hari terakhir, maka suasana IBF 2008 jadi kayak pasar kaget. Liputan media masa juga kayaknya dipusatkan pada hari ini. Para kuli tinta dengan "senjata"-nya masing-masing pada bersliweran di seluruh lokasi pameran.

Seperti biasa, LiLo selalu hilang begitu sudah masuk ke lokasi pameran. Sementara kakak-kakaknya pada ngglendot sama bapaknya, keliling ke masing-masing stand.

Sampai di stand demo anti virus, penjaganya begitu bersemangat menjajakan buku tentang dokter virus.

"Silahkan serahkan flash disk yang bervirus, dan dokter virus kita akan melenyapkan semua virus yang ada di flash disk itu dengan cepat"

Aku senyum mendengarnya, dan kemudian nyeletuk,"Iya ilang sak flash-disknya"

Penjaga stand yang di sebelahku tersenyum kecut mendengar celetukanku. Mungkin dia pingin marah, tapi gak bisa karena statusku adalah calon pembeli atau tamu, yang berarti raja bagi dia.

Saat ada yang menyerahkan flash disk model unik, sang dokter bingung. Mau dimasukkan ke card reader kok gak cocok, jadi dikembalikannya ke yang punya. Tentu saja yang punya langsung protes, terus langsung dicolokkan ke port usb dan pak dokter viruspun tersenyum [kecut].

Saat siang kusempatkan untuk nulis di komputer. Ibunya LiLo yang duduk di depanku protes karena LiLonya entah berada dimana.

"Pak LiLo dicari donk. Nanti kalau sudah ketemu jangan dilepas ya...", pintanya.

"LiLo? Jangan dilepas?!", kataku

"Imposible!", kata kakaknya.

Hhahahhahaa... =D


Sehabis makan siang, kita asyik nonton game dance. Luar biasa anak-anak muda itu dalam berdansa mengikuti musik dan menjejakkan kakinya sesuai petunjuk yang ada di monitor. Biasanya yang sering dilihat adalah yang mempunyai 5 [lima] injakan, satu di tengah dan empat lainnya di sekitarnya. Untuk yang dilihat siang ini modelnya dobel, sehingga ada sepuluh injakan yang harus diinjak sesuai petunjuk komputer.

Penonton yang begitu berjubel membuat tontonan jadi kurang jelas dilihat. Akhirnya kucoba untuk duduk saja, dengan harapan semangat kekeluargaan para penonton muncul dan tidak ada yang dengan "pe-dhe"nya berdiri di depanku.

Alhamdulillah, sesuai ilmu Quantum Ikhlas, maka para penonton di depanku pada minggir, sementara itu para penonton lain pada duduk di sebelahku. Jadilah aku sebagai penonton VIP dengan ruang kosong di depanku, sehingga orang yang tidak mau nonton tapi mau lewat tidak terhalangi oleh berjubelnya penonton.

Sore mejelang maghrib, perutpun mulai keroncongan. Anak tertuaku begitu ngiler melihat uap yang mengepul di atas "rombongan" bakpau, maka sore itupun kita asyik nongkrong di depan mobil pintar makan bak pau.

Sementara itu, LiLo datang pergi dengan gaya khasnya. Setiap ingin beli sesuatu, kalau ditolak bapaknya, maka ibunya yang dijadikan "second change", demikian juga sebaliknya bila ditolak ibunya. Sungguh dia sangat menikmati hari ini bersama mainan barunya. Arena pameran yang luas ini sudah lengkap dijelajahinya dan setiap melihat komputer yang nganggur langsung saja dia duduk dan "sok" berlagak tanpa dosa untuk njalanin komputer itu.

Jadi inget ketika LiLo tak "lepas" di time zone. Ternyata tanpa koinpun dia bisa ikut main. Caranya sok akrab dengan yang sedang main di Time Zone dan ada saja kesempatan dia untuk ikut main tanpa pakai koin.

Saat nulis di bagian ini, LiLo sedang asyik ngobrol sama penjaga stand unicef yang berada di depanku. Penjaganya ya pasti sok akrab juga dengan LiLo, jadilah mereka kayak sudah lama berkenalan. Obrolan itu baru terhenti ketika LiLo kuajak jamaah maghrib.

Malam terus berjalan dan ruangan pameran makin lama makin dingin, tapi khusus ruang pameran dalam, tempat istriku buka stand, tetep saja panas. Bisa jadi karena pengunjung di ruangan lain makin berkurang atau AC di runag pameran dalam kurang berfungsi dengan baik, atau jangan-jangan kedua-dua yang terjadi. AC -nya kurang baik dan pengunjung di ruang pameran dalam ini tetep saja rame.


Malam ini sebenarnya pengulangan kejadian tahun lalu. Bedanya, malam ini kita lengkap sekeluarga "piknik" di pameran dari pagi sampai malam dan barang bawaannya juga lebih banyak dibanding tahun lalu.

Blog inipun dibuat tidak hanya olehku sendiri dalam satu waktu tertentu, tetapi ditulis sedikit demi sedikit dari pagi sampai malam dan ada kontribusi anak keduaku dalam tulisan ini.

Di arena pameran inipun kami bisa foto bareng [he..he..he.. termasuk kesempatan langka nih] .

Sabtu, November 15, 2008

Buku [jendela dunia], perlunya IQRA

Sejak tinggal di Jakarta, berturut-turut istriku ikut memeriahkan pameran buku 2007 dan 2008. Indonesia Book Fair yang tahun lalu sangat meriah, tahun ini ternyata jauh lebih meriah dibanding tahun lalu.

Buku memang adalah jendela dunia, dan rasanya "mongkok" [bangga banget] melihat antusias yang begitu besar dari para penikmat Indonesia Book Fair [IBF] 2008 ini. Apalagi ada buku yang sedang naik daun Blind Power karya Eko Ramaditya Adikara [blogger tunanetra , wartawan dan pakar IT]. Silahkan klik sendiri di http://www.ramaditya.com/

Entah siapa yang mengajak, apakah anak mengajak orang tua atau orang tua mengajak anaknya, tapi yang jelas arena IBF 2008 penuh sesak dengan kunjungan mereka.

Yang paling fantastis adalah ruang sholat dan tempat wudhunya. Sepanjang pengetahuanku, belum pernah orang mau wudhu saja sampai antri beberapa baris dan beberapa meter, sampai mereka keluar dari tempat wudhu.

Sejak tahun lalu sampai sekarang tempat wudhu di JCC memang sangat memprihatinkan. Lantainya selalu tergenang air, sehingga ada rasa tidak suci ketika selesai wudhu dan mengarungi lantai yang penuh genangan air [kotor] itu.

Mushola yang sangat kecil memang jadi tidak memadai untuk acara sebesar ini. Untuk acara rutin yang kecil-kecilan, memang mushola ini sudah memadai, tapi untuk acara ini mungkin perlu dipikirkan untuk merapikan ruang wudhunya, sehingga lebih membuat nyaman mereka yang akan menjalankan ibadah pada Tuhannya.

Di luar masalah itu, ada sedikit masalah dengan ramainya pengunjung dan acara talk show yang [mestinya] berbobot tapi jadi terasa kuran bobotnya karena audience tidak bisa konsentrasi dengan apa yang disampaikan dalam talk show.

Memasuki ruang pameran, rasanya aku memang kayak sedang surfing di internet. Bagaimana tidak, disitu langsung ketemu dengan nama Eko Ramaditya Adikara. Kemudian ketemu juga dengan Jonru Ginting, ketemu Greenpeace dll. Sementara itu aku harus mengurut dada, ternyata temanku di dunia nyata [non maya] hanya satu yang kujumpai nonton pameran itu.

Satu musuh kebanyakan, seribu sahabat masih terasa kurang, lalu kalau hanya satu sahabat yang kutemui, apa artinya itu?

Jangan-jangan musuhku juga lebih banyak di dunia nyata ini, padahal satu musuh saja, bagiku sudah kebanyakan.

"Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat." (Ali 'Imran: 105)

Pameran ini juga mengingatkan kita bahwa ayat pertama Al Quran adalah perintah membaca. Jadi kata membaca [iqra] adalah "magic word" untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.

Tidak akan sempurna tulisan seseorang bila dia kurang membaca. Seperti juga tidak akan ada penceramah yang piawai sebelum dia juga rajin mendengarkan ceramah orang lain. Ada khotib yang selalu menyediakan salah satu hari Jumat dalam sebulan untuk tidak menjadi khotib dan dia kemudian mencoba menjadi pendengar yang baik.

Jadi jangan lupa setelah pandai membaca, perlu juga pandai mendengar. Ingat mendengarkan orang yang membaca Al Quran adalah suatu perbuatan yang sangat baik dan besar pahalnya [CMIIW], karena cukup dengan mendengar ayat Al Quran saja sudah tergetar iman kita.

"(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka"
(22:35)

"maha suci Allah yg telah menurunkan AL-QUR’AN kepada hambanya agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam. Yang kepunyaannyalah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tiada sekutu baginya dalam kekuasaan (NYA) dan dia telah menciptakan segala sesuatu dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (al-furqan 1-2 )

Blogger Tunanetra [pertama]

Hari ini aku mendapat pencerahan besar gara-gara asyik mengunjungi blog Eko Ramaditya Adikara http://www.ramaditya.com/

Bagaimana bisa seorang tuna netra, yang masuk SD Luar biasa, kemudian bisa masuk SMP Negeri sampai akhirnya lulus dari UNIVERSITAS DARMA PERSADA – JAKARTA bisa menjadi blogger padahal dia tuna netra.

Yang tidak tuna netra saja susah mencapai prestasi seperti itu apalagi dia [hanya] seorang tuna netra biasa.

Pasti semua teman-temannya dan apalagi para dosennya bangga mempunyai kenalan seorang ERA [Eko Ramaditya Adikara ].

Menarik bahwa dia juga saat SLTA lebih memilih jurusan yang mempunyai porsi agama lebih banyak dibanding sekolah biasa. Dia ingin lebih dekat dengan Tuhannya dan dia berhasil dekat dengan Tuhannya.

Tulisan di blognya banyak berbicara tentang kisah dia, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membuat mata menjadi panas dan tanpa terasa air matapun mengalir membasahi pipi.

Kita perlu malu dengan seorang tuna netra yang ternyata mempunyai kemauan dan kemampuan di atas rata-rata, sementara kita yang "lengkap" ini malah kadang terlihat "memble" tanpa prestasi dan kadang malah menjadi masalah dan bukan solusi.

Patut diacungi juga sikap keluarganya yang punya semangat yang pantang menyerah. Suatu semangat yang kadang masih sulit dicari di jaman kemerdekaan ini.

Silahkan baca sendiri saja di blognya atau beli bukunya yang hari ini laris manis di Indonesia Book Fair 2008 JCC.

Jumat, November 14, 2008

Komitmen [jaga dengan baik]

Tahun 2007 lalu sebagai ketua seksi acara Family Gathering aku menuai banyak pujian, padahal ada satu acara di podium utama yang GATOT [gagal total]. Meskipun sudah makai MC profesional, pemusik andal dan sound system yang canggih, acara di podium utama tetap GATOT.

Tahun ini acara family gathering berjalan dengan mulus dan pujianpun kembali mengalir ke padaku. Tapi tahukah mereka apa yang sebenarnya terjadi di belakang acara itu?

Sebagai Sek Jend Serikat Pekerja, aku punya misi untuk meniadakan atau meminimalkan biaya family gathering tahun ini. Alasannya sederhana saja, banyak rakyat kecil yang saat ini lebih memerlukan bantuan keuangan "tunai" daripada bantuan dalam bentuk lain.

Kenaikan biaya hidup rakyat "Jakarta" yang terus melambung, krisis moneter yang masih mengancam, harag BBM yang gila-gilaan, kebutuhan anak sekolah yang tidak bisa ditunda, semuanya membuat Serikat Pekerja mempunyai gagasan untuk meniadakan acara faily gathering ini atau minimal membuat acara family gathering yang murah meriah dan alokasi dana untuk family gathering bisa dialihkan untuk membantu "rakyat kecil".

Ketika usulan dari SP [Serikat Pekerja] ini ditolak oleh manajemen, maka apakah SP lalu meradang dan aku kemudian keluar dari kepanitiaan?

Ternyata tidak. SP menerima keputusan itu dan aku tetap aktif menjadi bagian dari pelaksanaan acara family gathering.

Bahkan di acara itu aku malah mengambil alih peraqn MC profesional [he..he..he.. kebetulan aku dulu juga pernah jadi MC profesional sebelum kerja di perusahaan ini].

Jadi ketika Mc Cain yang kalah pilpres kemudian berpidato mendukung Obama, maka aku tidak cukup berpidato saja tetapi menunjukkan bukti bahwa aku "commit" dengan keputusan perusahaan walau dalam hati kecilku aku tidak menyetujui acara ini.

Alhamdulillah acaranya tetap lancar. Melalui panggung itupun aku dapat tetap menyuarakan kepentingan umat dan kepentingan perusahaan. Kuajak kawan-kawan untuk bekerja lebih giat agar perusahaan makin maju dan perusahaan dapat menyisihkan keuntungannya untuk dijadikan sebagai bonus bagi karyawan.

Insya Allah kawan-kawanku makin semangat bekerja dan perusahaanpun makin maju. Disini [perusahaan] adalah sawah kita besama dan kita buat panen tahun ini lebih banyak dari tahun lalu. Insya Allah hasil panennya juga barokah.
Amin.

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Ali 'Imran: 104)




Kamis, November 13, 2008

Kehilangan HaTe

Pagi ini kawanku mendekatiku dan sambil tersenyum dia menyapaku.

"HaTenya sudah pak? Tinggal bapak yang belum mengembalikan", katanya.

Halah, rupanya dia nagih hate yang dipinjamkan padaku ketika acara family gathering. Perasaan sudah tak kembalikan kok dia belum nerima ya?

Seingatku, tak taruh di mejanya dia, tapi karena dia tidak ada jadi aku titipkan sama mas X. Sayangnya mas "X" ini gak bisa dimintai klarifikasi.

Ya sudah, alamat aku akan kehilangan duit untuk mengganti HaTe itu. Semoga saja mau diganti dengan cara men"cicil".

Sambil mikir mr X aku mencoba mencari hikmah dari kejadian ini. Apa ya yang bisa kupetik dari kejadian ini?

Malemnya, sampai di rumah, baru ketahuan hikmah dari kejadian ini. Anakku bercerita kalau dia baru saja kehilangan duit yang mustinya buat bayar sekolah. Anakku yang satunya juga lapor kehilangan duit.

Wah, kalau gak ada kejadian kehilangan HaTe, mungkin emosiku sudah meluap. Duit kok dibuang-buang, nyarinya aja susah kok mbuangnya begitu gampang.

Pelajaran hari ini :
1. Jangan mau dipinjemin HaTe lagi. Mbawanya susah ngembalikannya lebih susah lagi.
2. Tahun depan aku berumur 50 tahun, dan harus siap-siap untuk jadi lebih pikun dengan banyak minum obat anti pikun [olah raga teratur dan suka mgisi TTS]
3. Kepercayaan anak untuk bercerita terus terang harus dihargai dan disyukuri [bukan untuk dimarahi]
4. Selalu tersenyum dengan ikhlas menghadapi semua cobaan dari Tuhan.
5. Tuhan tahu pasti apa yang terbaik buat kita.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)


Saat masih memakai HaTe di acara Family Gathering [sok-sokan sich]

Keceriaan Pak Dhe [2]

Pak Dhe menarik nafas panjang membaca surat yang dipegangnya. Sebuah surat undangan untuk berdiskusi dengan manajemen pabrik dengan topik efisiensi pabrik.

Mulai minggu lalu, pak Dhe sudah resmi tidak masuk kerja di pabrik. Yang diingat pak Dhe, di hari terakhir kerja, saat dipanggil oleh kepala pabrik, hanya kalimat yang diterjemahkan sebagai "mulai besok bapak tidak usah masuk kerja lagi", selain itu tidak ada lagi kalimat yang masuk dalam telinganya.

Cobaan yang begitu hebat di minggu-minggu ini membuat konsentrasi pak Dhe sangat rapuh. Rasanya imannya seperti biduk di laut lepas yang terkena hantaman badai besar. Terhempas kesana kemari, timbul tenggelam dimainkan ombak.

Kemarin Kang Udin memang memberi tahu tentang undangan itu, tetapi pak Dhe merasa sudah bukan pekerja pabrik lagi, jadi kenapa harus hadir. Memang disebutkan di surat itu, bahwa pak Dhe diundang dalam kapasitasnya sebagai anggota Serikat Pekerja seksi dakwah, tapi apa masih perlu dia datang ke acara diskusi itu?

Siangnya pak Dhe memutuskan untuk datang ke pabrik. Minimal dia harus memberi klarifikasi tentang statusnya sekarang dan relevansinya dengan undangan itu.

Seminggu tidak masuk pabrik dan wajah-wajah akrab yang biasa dilihatnya kembali muncul di hadapannya. Senyum renyah mereka menyambut kedatangan pak Dhe. Rasanya pak Dhe ingin mengalirkan air mata, tapi panas di matanya masih dapat ditahannya agar tidak menjadi air mata. Di toilet pabrik baru air mata itu mengucur deras, sehingga pak Dhe harus berpura-pura wudhu untuk menghapus sisa-sisa air matanya.

Di siaran TiPi disamping kantin pabrik, pak Dhe berhenti sejenak. Berita yang ada adalah maraknya pengangguran di Amerika, sehingga ada seorang laki-laki berumur sekitar 45 tahun harus keluar dari pekerjaan dan sudah berpuluh-puluh kali dia melamar pekerjaan di tempat lain dengan hasil "nihil".

Istri sang pegawai itu, yang tadinya hanya menjadi ibu Rumah Tangga yang baik, akhirnya ikut mencari kerja, tapi hasilnya sama saja. Fenomena itu tidak hanya terjadi pada sebuah keluarga di Amerika, tetapi terjadi di beberapa keluarga di Amerika, bahkan kondisi yang lebih parah terjadi di beberapa keluarga lainnya.

Ketika asyik noton siaran itu, pundak pak Dhe ditepuk penonton yang baru masuk.

"Assalamu'alaikum pak Dhe", sapanya ramah

"Wa'alaikum salam, Pak Rochmat", terkembang senyum pak Dhe menerima pelukan Ketua Serikat Pekerja Pabrik, pak Rochmat.

Keduanyapun akhirnya asyik berbincang tentang segala hal, sehingga akhirnya sampai ke acara diskusi yang akan dilaksanakan sehabis sholat Dhuhur nanti.

"Kenapa sih aku masih diundang diskusi pak?"

"Lha kan pak Dhe yang mengusulkan diskusi ini bulan lalu dan manajemen akhirnya menyetujui setelah kujelaskan dengan data yang ada"

"Iya memang, tapi aku kan bukan pekerja pabrik lagi"

"Halah.... ide siapa itu?", kaget pak Rochmat menjawab.

"Pak Abu, kepala Pabrik"

"Astaghfirullah. Sebegitu kejamnya dia sama pak Dhe ya? Alhamdulillah, pak Dhe masih mau datang kesini, jadi bisa kujelaskan duduk perkaranya"

Pak Dhe tidak bisa berkata-kata lagi ketika dia tahu bahwa sebenarnya dia hanya diminta untuk cuti selama sebulan, karena sudah bertahun-tahun pak Dhe tidak pernah mengambil cuti. Pak Dhe terlalu bertanggung jawab dengan pekerjaannya, sehingga cutipun tidak pernah diambilnya.

Yang selalu diambilnya hanyalah libur di tanggal merah saja, itupun kadang masih disempatkan pak Dhe untuk melihat-lihat pabrik.

Temuan pak Dhe tentang tidak efisiennya proses pekerjaan di pabrik rupanya telah membuat berang Kepala Pabrik, sehingga keputusan manajemen berdasar usulan Serikat Pekerja diplintirnya menjadi pemutusan hubungan kerja.

"Pak Abu sudah dipindah ke pabrik kita yang lain dan pak Dhe masih pekerja di pabrik ini. Gitu ceritanya"

Subhanallah, begitulah Allah mengatur roda kehidupan ini. Pak Abu yang telah terpesona oleh kehidupan dunia rupanya telah menjadi gelap mata dan mau melakukan apa saja untuk mencari kesenangan di dunia. Pak Abu telah lupa akan semua petunjuk yang ada di Al Quran.

Allah SWT berfirman :
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).

Ali menutup bukunya, mengusap air matanya dan memandang PS baru yang dibelikan ayahnya karena kemarin dia ngambeg tidak mau berbuat apa saja sebelum dibelikan PS baru.

"Aku rupanya telah menyusahkan ayah ibuku. Maafkan aku ayah ibu", Ali menuju ruang keluarga dan menciumi ayah ibunya yang keheranan melihat tingkah aneh anaknya.

Rabu, November 12, 2008

Kesedihan Pak Dhe [1]

Pak Dhe begitu sedih mendengar berita pemecatan dirinya, sampai-sampai dia nggak bisa berkata-kata lagi. Krisis keuangan yang berkepanjangan telah membuat pabrik terpaksa mengurangi pekerjanya dan seorang satpam terpaksa dicoret dari daftar pekerja.

Pak Dhe dipilih karena telah cukup lama bekerja di pabrik dan manajemen memandang yang muda yang lebih diperlukan untuk menjaga pabrik. Lebih awas, lebih cekatan dan lebih murah gajinya.

Pihak manajemen tidak pernah berfikir kalau pak Dhe baru saja ditimpa berita yang membuat pak Dhe gemetaran. Istrinya baru saja dipecat juga dari pabrik yang lain dan anaknya baru saja mengajukan angka rupiah yang harus dipenuhinya pada minggu ini.

Semua itu masih ditambah pemilik kontrakan yang juga datang untuk menagih uang sewa yang telah beberapa bulan tidak dibayarnya.

Semakin lengkap penderitaan itu, ketika sepeda motor satu-satunya ditabrak angkot dan anaknya masuk rumah sakit. Sebegitu tegakah Tuhan telah memberikan cobaan yang begitu berat dan beruntun padanya.

Pak Dhe yang biasanya selalu bersemangat di situasi apapun pulang ke rumah dengan loyo. Hilang sudah keceriaan di wajahnya. Nasehat-nasehat yang biasa diberikan pada sahabat-sahabatnya yang tertimpa kesedihan tidak dapat diucapkannya untuk dirinya sendiri.

Dulu dia paling sering membacakan ayat-ayat Tuhan di depan sahabat-sahabatnya yang sedang menerima cobaan Allah.

"Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, ke¬kurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS 2: 155)

Diapun berdoa, agar diamini oleh sahabatnya.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)

Sekarang ketika cobaan itu datang menimpanya. Ternyata pak Dhe hanya sendirian menerimanya. Tidak ada sahabat yang membacakan ayat itu padanya.

Sebelum sampai ke rumah, pak Dhe mampir ke masjid. Tugasnya sebagai anggota Badan Kemakmuran Masjid membawa langkahnya masuk ke masjid.

Seperti kebiasaan yang selalu dijalaninya, maka langkah kakinyapun langsung menuju tempat wudhu dan air wudhuun membasahi wajah pak Dhe.

Tiba-tiba pak Dhe seperti tersadar. Ada suatu rasa di lubuk hatinya yang tiba-tiba menyeruak dari hatinya yang paling dalam. Rasa yang dari tadi ingin keluar tapi tertutup oleh kesedihan yang tidak terkira.

Perlahan, senyum pak Dhe muncul kembali. Dipandanginya masjid kesayangannya itu. Inilah rumah Allah, dimana pak Dhe mengabdikan dirinya secara utuh sebagai penjaganya.

Semangat hidup pak Dhe kembali muncul. Iapun jadi ingat semua kisah-kisah yang ada dalam Al Quran. Senyum pak Dhe makin mengembang ketika bertemu dengan salah satu jamaah di masjid itu.

Ditepuknya pundak jamaah itu dan selepas sholat untuk "menghormati masjid", mereka berdua asyik bercengkerama sambil menanti waktu sholat wajib tiba.

Wajah pak Dhe makin merekah ketika menjelang sholat tiba, dilihatnya anak istrinya mendatangi masjid untuk ikut sholat jamaah. Mereka datang dengan penuh senyum, seolah tak ada kesedihan di keluarga pak Dhe.

Anak istri pak Dhe memang telah terbiasa dengan kesulitan hidup dan nasehat-nasehat pak Dhe yang tak pernah putus membuat mereka selalu tegar menghadapi hidup ini.

"Pak, motornya sudah diperbaiki sama Miun, katanya gak usah bayar gak apa-apa. Mereka maklum kok", kata istrinya.

Pak Dhe tersenyum sambil manggut-manggut.
"Alhamdulillah"

"Santi juga sudah keluar dari rumah sakit. Dokternya si Jupri, anaknya bang Tohir, jadi gak usah bayar juga. Nanti akan pulang dari rumah sakit bareng sama dia"

"Alhamdulillah. Rupanya Jupri jadi pindah ke rumah sakit itu ya"

"Iya bang. Malah tadi Wak Ute juga datang. Dia mau ngembalikan hutang yang sudah terlalu lama dia pinjam, katanya."

"Wak Ute?"

"Iya bang, memang sudah lama banget. Sekarang dia udah jadi orang kaya beneran dan dia sudah lamaaa banget nyari-nyari kita, tapi gak pernah ketemu. Dia seneng dapat menemukan kita untuk membayar hutangnya, terutama membayar hutang budi sama kita. Berkat pinjaman dari bapak dulu yang membuat Wak Ute jadi kaya"

Mata pak Dhe mulai berkaca-kaca. Belum habis doanya, dan Tuhan sudah mengirimkan malaikatnya untuk memberikan kedamaian pada keluarganya.

"Kang Asep juga datang bareng Wak Ute. Ternyata rumah yang kita tinggali itu rumah Wak Ute bang, jadi kata Wak Ute, pakai saja terus rumah itu. Soal sewa nggak usah dipikirin lagi"

"Alhamdulillah", tanpa terasa pak Dhe bersujud. Bersyukur atas segala nikmat yang datang tanpa disangka-sangka dan dari arah yang tidak dia duga sama sekali.

Gunung kesedihan yang mulai dilepas saat air wudhu membasahi wajahnya telah hilang sirna. Tidak ada bekasnya sedikitpun.

Meski masih ada gunung-gunung kecil dan bukit-bukit terjal yang membentang di hadapannya, pak Dhe sudah tidak sedih lagi. Keyakinan akan kasih Allah membuat pak Dhe naik kelas. Ujian yang dihadapinya, kali ini, telah dilaluinya dengan baik.

Ke depan masih ada ujian yang lebih berat, tapi pak Dhe sekeluarga yakin, bersama Allah, semua ujian ataupun cobaan akan dapat dilalui dengan baik.

Benarlah semua isi Al Quran, tidak ada keragu-raguan di dalamnya. Semua mengajarkan bagaimana menghadapi hidup ini dengan senyum, sabar dan ikhlas.

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman"
[12:111]

Ali menutup buku bacaannya. Kisah pak Dhe di buku yang dibacanya telah memberi dia ilham atas kesedihan yang menimpanya. Rusaknya PS di rumah sangat tidak sebanding dengan kesedihan yang menimpa pak Dhe.

"Sungguh beruntung aku telah membaca kisah pak Dhe di buku ini. Alhamdulillah".

Selasa, November 11, 2008

Guru Bangsa

Waktu aku kecil, aku begitu mendewakan Suharto. Tahun 1966 sampai tahun 70an, rasanya sosok Suharto adalah sosok yang begitu "adem", sangat mengayomi dan sangat berjiwa kebapakan.

Tahun-tahun ketika Suharto rajin berdialog dengan para petani adalah tahun yang membuat aku terpana dengan beliau. Seorang presiden yang mampu berdialog dengan rakyatnya dalam suasana yang segar dan hangat. Presiden mana yang bisa seperti itu?

Sudah begitu, rasa kedaerahan juga membuat aku makin angkat topi buat beliau. Sampai akhirnya, aku mulai ragu-ragu dengan sikap beliau yang mendua dan terlihat sangat diktator.

Dia begitu sayang sama anak-anaknya sampai melupakan kewajibannya sebagai kepala negara, dan mulai menghasilkan keputusan-keputusan yang mendukung bisnis anak-anaknya. Hutang negara yang makin besar tiak menjadi perhatiannya, dmeikian juga korupsi yang akhirnya sudah melebur dalam budaya pemerintahan.

Aku tercenung ketika negara terkaya sumber dayanya ini makin terpuruk, bahkan mendapat predikat sebagai negara dengan tingkat korupsi yang sangat memprihatinkan.

Kehebatan beliau di mataku makin turun dan akhirnya seperti timbul tenggelam. Ajakannya untuk mencintai produk Indonesia [eh ini ajakan Suharto atau Bimbo ya?] masih relevan sampai saat ini [bahkan sangat diperlukan pada krisis global moneter saat ini], tapi tindakannya yang makin jauh dari jiwa demokrasi membuat kehebatannya kembali tenggelam.

Ketika akhirnya beliau terguling, aku malah bersyukur. Bahkan aku justru tertarik dengan sosok Wiranto yang kala itu terlihat begitu PeDhe untuk menjalankan hak dan kewajibannya sebagai tentara nasional Indoensia.

Saat ini ingatan pada Suharto kembali terusik. Partai yang tidak kucoblos tetapi selalu kuhargai telah "menobatkan" Suharto sebagai pahlawan dan guru bangsa.

Nilai plus Suharto bagi Indonesia memang banyak, tapi [mungkin] sebanyak itulah "dosa" dia untuk Indonesia. Kebaikan setahun saja hilang oleh hujan sehari, apalagi kalau hujannya lebih dari sehari.

[pas nulis ini pas ada iklan Guru Bangsa di TiPi].

Menurut anda, benarkah Suharto itu Guru Bangsa?

Senin, November 10, 2008

Kritik dan Akses Internet

Ada kebiasaanku setiap meninggalkkan hotel, yaitu berusaha untuk menulis "feed back" ke manajemen hotel. Awalnya, karena jengkel dengan pelayanan hotel aku nulis "masukan" itu, namun lama kelamaan tidak hanya kritikan yang kusampaikan, hal-hal yang baikpun kusampaikan dengan sejujur-jujurnya.

Pasti unsur subyektif muncul dalam komentarku. Apalagi kalau ketemu hotel yang tidak ada akses internetnya, masukanku pasti punya nuansa emosional dan unsur subyektifnya "kentara" banget.

Akses internet memang sudah menjadi persyaratan hotel [menurutku], sehingga hotel tanpa akses internet adalah hotel yang biasa-biasa saja. Bahkan hotel yang punya akses internetpun punya beberapa tingkatan.

Ada hotel yang memerlukan pembelian kartu internet, ada yang tetap free tetapi di beberapa lokasi saja. Ada juga yang free di semua lokasi.

Lalu hotel mana yang jadi pilihan terbaik jika akses internet dijadikan tolok ukur utama?

Hotel dengan akses internet yang "free", belum tentu jadi pilihan utama. Hotel itu hanya akan jadi pilihan utama, bila kita memang memanfaatkan akses internet hanya untuk pengisi waktu [just for fun], atau kita memang tidak menyediakan anggaran untuk internet.

Kelemahan hotel yang "free" akses internet adalah band with yang terseok-seok. Kadang-kadang sudah nyambung tiba-tiba putus dengan sendirinya. Saat kita telpon ke manajemen hotel, maka jawaban standard yang muncul.

"Iya pak, internetnya baru mati". Selesai urusan !

Kualitas akses yang lebih baik biasanya dipunyai oleh hotel yang hanya "free" akses di beberapa lokasi saja. Untuk akses dari kamar, maka ada harga tersendiri. Kadang diikutkan biaya telepon, bila aksesnya memakai "telkomnet instan" [dial up], atau memakai voucher khusus bila memanfaatkan jaringan.

Meski begitu, ada juga beberapa hotel yang saya tinggali menerapkan voucer mahal dengan akses internet yang lambat. Jadi setali tiga uang dengan free akses yang ditawarkan oleh beberapa hotel. Cilaka deh kalau ketemu hotel yang seperti ini.

Di Semarang, aku pernah mendapati hotel dekat simpang lima yang mempunyai akses free di beberapa lokasi, antara lain adalah di lobi dan ruang makan. Kebetulan aku dapet kamar di atas lobi, jadi ketika kehabisan voucer ternyata dapat terus melakukan akses internet dengan kecepatan memadai karena memanfaatkan pancaran dari wireless di lobi.

Untuk yang seperti ini, kucatat baik-baik, sehingga kalau nanti ke Semarang lagi sudah punya nomor kamar favorit.

Di Surabaya, pengalaman unik adalah ketika aku minta kamar yang punya akses internet dan ternyata kamar yang kuminta sudah penuh. Mereka memindahkan kamarku ke kamar "suite" dengan tarif tidak berubah, hanya karena namaku sering muncul dalam catatan pemberi masukan di hotel itu.

Memang aku selalu mencantumkan alamat imilku di "feed back" yang kusampaikan ke manajemen hotel. Ternyata mereka sangat menghargai masukanku dan beberapa kali aku mendapat ucapan terima kasih dari manajemen hotel. Ada juga yang mengirimkan ucapan ulang tahun segala [he...he..he...].

Sekarang sudah jamannya melakukan kritik membangun dan bukan jamannya lagi menganggap kritik sebagai angin lalu. Ada nilai yang sangat besar dalam setiap kritik yang sesederhana apapun. Kritik adalah awal menentukan langkah terobosan menuju ke jenjang yang lebih baik.

Seperti yang disampaikan Mario Teguh, saat kita menghadapi kesulitan dalam hidup dan kehidupan, maka sebenarnya kita sedang menemukan "short cut" untuk memperbaiki kualitas hidup kita. Lewati halangan yang menghadang dengan penyelesaian yang baik, maka kita telah menemukan satu langkah terobosan menuju ke taraf yang lebih baik.

Jadikan kritik sebagai landasan improvement dan jadikan akses internet sebagai "hamba" kita untuk memudahkan komunikasi kita, dan bukan sebagai "Tuhan" kita yang baru, karena kita terlalu larut dalam dunia "maya"-nya.

Yang perlu diingat, jangan sampai kritik kita punya semangat untuk menghancurkan. Buatlah kritik yang penuh dengan semangat membangun. Kritik yang bersifat kontra produktif akan membuat kita menjadi suka mengeluh dan bukan memberikan landasan untuk perbaikan tetapi justru akan menimbulkan perlawanan dari yang kita beri kritik.

Pikirkan lebih dalam isi kritik yang akan disampaikan, bila ada sisi emosional yang tidak terkontrol koreksilah lagi. Sampaikan kritik dengan santun, dan manfaat akan didapat oleh kedua belah pihak.

Insya ALlah. AMin.

Salam

Minggu, November 09, 2008

SABAR SUBUR

Menjelang subuh aku ngePLURK dulu sebelum masuk ke kamar mandi.

"Abis Subuhan ngapain ya?"
"Jalan-jalan atau ngeBLOG ya?"

Salah satu tanggapan dari kawan plurker adalah : "sebaiknya ngeBLOG saja".

Saran yang menarik memang, tapi yang kupilih akhirnya bukan langkah itu. Aku keluarkan sepeda tandem dan sepedaan sama Lita [anak nomor duaku].

Melihat aku mau sepedaan sama Lita, adiknya [LiLo] rupanya tertarik untuk ikut. Jadilah kami bertiga sepedaan keliling komplek, sambi nyari pulsa XL [kelamaan nggak dipakai ternyata expired, padahal pulsanya masih banyak tuh]

Sejak beberapa minggu ini memang aku jarang di rumah. Mulai dari jalan-jalan ke Pantai Parai di Pulau Bangka, bercanda sampai malam di Proyek GOR Boker, ngobrol ngalor ngidul dengan para "executor" di Proyek Kali Progo [YoGyA] sampai bersantai ria bersama teman-teman Serikat Pekerja di Cisarua.

Semua "kesenangan" itu harus ditebus dengan jarangnya ketemuan dengan anak istri, sedangkan bagi anakku, mereka jadi jarang ketemuan sama bapaknya. Begitulah jika kita menjadi pekerja yang selalu mencoba menganggap pekerjaannya sebagi ladang amal yang perlu dikerjakan dalam kondisi yang penuh keceriaan.

Kadang saat menjelang tidur, terpikir olehku akan anak istri yang jarang kutemui. Kupikirkan dalam-dalam, apa sebaiknya yang kukerjakan bila nanti bertemu anak istriku. Ketika saat pertemuan dengan anak istri tiba, kadang apa yang ada dalam angan-angan lain dengan yang terjadi kemudian.

Pas sampai di rumah, kadang yang terlihat adalah piring kotor yang berserakan atau kendaraan yang ditaruh di tempat yang tidak semestinya, atau apa saja yang mengganggu pandangan mata.

Disinilah kesabaran dan ketenangan sangat dibutuhkan. Kadang emosi [karena kecapekan di jalan menuju rumah] langsung meledak melihat kondisi yang tidak sesuai dalam bayangan otak. Buyarlah sudah semua rencana pertemuan yang sudah disusun rapi. Senyum yang tadinya siap dikembangkan langsung meredup dan berganti dengan tarikan wajah kaku dan keruh.

Tidak ada saat sabar untuk bertanya, kenapa piring kotor begitu banyak atau kenapa lantai begitu kotor. Yang ada hanya rasa jengkel dan bobolnya tembok emosi.

Jika ada rasa berbaik sangka, tentunya hal seperti di atas tidak mungkin terjadi. Namun kata baik sangka memang hanya mudah diucapkan, tetapi sangat sulit dilaksanakan, padahal jika benar-benar mau berbaik sangka, maka semuanya akan mengalir begitu lancar.

Seperti mobil yang berhenti dan didorong, maka dibutuhkan kekuatan dorongan yang sangat besar di awal proses pendorongan mobil. Baru setelah mobil mulai bergerak, maka dorongan yang kecilpun akan sanggup membuat mobil tetap bergerak.


"Dan jadikan sabar dab shalat sebagai penolongmu ( Al-Baqarah:153 ) "

9 rupiah per DETIK

"Anda sudah membuktikan ... tarif termurah nelpon 00:02:27 menit cuma Rp. 1.300 sisa pulsa bla...bla...bla..., Sinyal Bagus Nyambung Terus..."

Wah, manis betul tulisan di hapeku ini.

1.300 rupiah per 2 menit 27 detik. Berarti sekitar 9 rupiah per detik. Murah nggak ya biaya percakapan itu?

Jawabnya bisa bermacam-macam. sangat tergantung "sikon". Kalau pas kangeeeeen banget sama pacar, rasanya biaya itu jadi murah, tapi kalau untuk berkomunikasi masalah yang nggak begitu urgent, maka rasanya 9 rupiah per detik kok sayang ya.

Bagimana menurut anda?



Sabtu, November 08, 2008

Walk The Talk


Siang ini kembali aku mendapat pencerahan dari Sang Motivator "Setengah Isi Setengah Kosong". Satu hal yang perlu ditulis adalah tentang keteladanan, "Walk The Talk", katanya.

Ini mirip dengan yang sering kusampaikan, yaitu tentang Kyai Dzarkhoniy", alias "ISo Ujar Gak Iso Nglakoni", dipandang dari sisi yang berbeda.

Bila Kyai Dzarkhoni lebih memandang pada kegagalan melaksanakan apa yanhg diucapkan, maka "Walk The Talk" lebih memandang dari sisi "Melaksanakan Apa yang telah diucapkan". Konsistensi, kuncinya.

Mengapa pembalap tercepat tidak bisa memenangkan lomba?

Jawabnya juga ya konsistensi. Tanpa tambahan konsistensi, maka kecepatan yang diraih jadi tidak berarti apa-apa. Juara Moto GP, Rozi, meskipun sering kalah start [hampir selalu malah], tetapi di setiap tikungan dia selalu konsisten untuk menyalip lawannya.

Pelajaran hari ini :
  1. Pikir sebelum bertindak.
  2. Jika sudah bertindak,cari alternatif tindakan yang lebih baik untuk menjaga konsistensi tindakan yang telah dilakukan
  3. Selalu terbuka untuk menerima saran [motonya:"selalu ada cara yang lebih baik dari cara yang dilakukan saat ini"]
  4. BE Your Self !

Salam

RAKERNAS SPW 2008


Tepat hari Sabtu, 8 Nopember 2008, pukul 00:00 selesailah sudah acara Presentasi dari seluruh peserta RaKerNas Serikat Pekerja Waskita [SPW].Banyak sekali masukan yang diberikan oleh pengurus pusat maupun pengurus daerah untuk kemajuan Manajemen Waskita maupun untuk Manajemen SPW.

Acara yang cukup melelahkan ini, nonstop dari pagi, banyak terhibur oleh sikap peserta, terutama dari wakil pengurus daerah yang memberikan joke-joke segar dalam presentasi mereka.

Memang ada yang perlu disayangkan, karena salah satu wakil peserta dari SUlawesi tidak bisa datang kemudian satu pengurus pusat yang "kesripahan" anggota keluarganya, dan beberapa pengurus pusat lain yang tidak bisa hadir karena mempunyai acara yang tidak bisa ditinggalkan atau digantikan.

Acara ini terasa lengkap, karena dihadiri oleh Panitia inti Rakernas dan pengurus inti SPW, ditambah kehadiran Kepala Biro SDM, maka lengkaplah sudah peserta acara rakernas ini.

Beberapa wacana disampaikan oleh bapak Karo SDM dan ditanggapi dengan berbagai pertanyaan oleh para peserta. Pertanyaan baru berhenti karena waktu sholat Jumat sudah tidak bisa ditawar lagi.

Selepas sholat Jumat, barulah para peserta rapat, dengan penampilan santai dan "segar" memaparkan pandangannya tentang manajemen Waskita dan tentang organisasi SPW.

Yang patut dicatat adalah perkembangan dari model SPW jaman dulu yang sering berseberangan dengan manajemen kemudian berganti dengan model bermitra.

Pada waktu masih model "oposisi", maka SPW sering dipandang sebagai provokator yang selalu mencari masalah, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan sulitnya bukan main. DIperlukan "effort" yang luar biasa, agar usulan dari SPW dapat disetujui oleh manajemen.

Saat sudah memakai model "mitra kerja", maka diskusi yang dibangun oleh kedua belah pihak selalu berakhir dengan win-win solution. Bila bertemu dengan masalah pelik yang susah dicarikan jalan keluarnya, maka dengan sedikit menunda penyelesaian masalah, biasanya akhirnya ditemukan juga solusi terbaik yang bernuansa win-win solution.

Ketika pegawai MPP yang dibutuhkan perusahaan diminta kembali bekerja, maka hak pegawai adalah menerima gaji sebesar THP. Tentu ini sangat merugikan pegawai yang seharusnya menjalani MPP-nya. Padahal tanpa bekerjapun, sang pegawai sudah mendapat 80% THP.

Diskusi yang terjadi kemudian menyepakati, bahwa pegawai yang seharusnya menjalani MPP dan tetap diminta untuk bekerja akan menerima kompensasi sebagai berikut :
1. Menerima THP sebesar 80%
2. Menerima imbalan tambahan sebesar 40-60% IP [insentif prestasi terakhir sebagai pejabat]

Kesepakatan ini disetujui oleh SPW dan Biro SDM [mewakili manajemen], namun ketika dibawa ke tingkat Direksi, angka 40-60 % ini diganti oelh direktur dengan angka FIX yaitu sebagai berikut :
1. Menerima THP sebesar 80%
2. Menerima imbalan tambahan sebesar 100% IP [insentif prestasi terakhir sebagai pejabat]

Wauw... baik bener nih Direkturku.

Memang, perdebatan yang sengit saat membahas suatu masalah dengan wakil manajemen, pada akhirnya selau dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Prinsipnya, selama kita bukan bagian dari solusi, maka bermasalahlah kita. So ..... jadilah bagian dari solusi. Insya ALlah bermanfaat bagi semua.
AMin.