Tampilkan postingan dengan label riau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label riau. Tampilkan semua postingan

Kamis, November 20, 2008

KIMTENG PKB [sayang kalau dilewatkan]


Pergi ke Pekanbaru tidak komplit rasanya kalau tidak mampir ke KIMTENG. Warung unik yang selalu penuh dengan pengunjung. Sebenarnya yang "dijual" di warung ini tidak jauh beda dengan warung lainnya, tapi karena [mungkin] punya cita rasa yang khas maka warung ini jadi laris manis.

Teh telur yang disediakan di warung ini rasanya mirip teh telur yang disediakan di depan terminal Sibolga, bedanya gelasnya kalau dipegang terasa panas sedangkan kalau di Sibolga gelasnya terasa dingin tetapi isi dalamnya panas [pool!].

Ada juga yang khas di warung ini, yaitu roti bakar ungu dengan isi [selai] buah sirkaya. Rasanya cukup renyah dan membuat pingin makan lagi [biasa, belum berhenti kalau belum habis].

Unggulannya tentu sop ikan khas Batam, tapi jangan lupakan buburnya yang gurih. Enaknya sih pesan buburnya sambil pesan telur hampir matang [3/4 matang], kemudian masukkan telur itu dalam bubur. Wah, rasakan sendiri sensasinya.

Mie ayamnya?

Tidak kalah lezatnya. Kuahnya terasa pas, tidak terlalu keruh, sehingga rasa mienya tetap terjaga. Kalau mau, bisa juga diberi tambahan telur hampir matang, sehingga ada rasa lain yang menyelinap di rasa mie ayamnya.

Pengunjung warung yang tidak pernah sepi membuat warung ini juga membuka cabang di mall, meskipun dengan menu yang lebih terbatas.

Hiburan yang diberikan di warung ini untuk pengunjungnya adalah musik "live" dari seorang pengamen "tuna netra". Suaranya menjelajahi seluruh sudut ruangan, meskipun tanpa memakai mik. Lagu wajibnya kelihatannya adalah lagunya panbers [gereja tua misalnya], pance, ebiet dan sejenisnya. Selera nostalgia yang cocok dengan para pengunjung yang kebanyakan memang sudah berumur [kepala 3 ke atas].

Terlihat keakraban antara pengunjung dengan sang pengamen. Kadang sang pengamen diajak makan bersama oleh sekelompok pengunjung, kadang diberi tips uang gedhe [bukan sekedar uang seribuan]

Kalau kita lihat seluruh dinding warung ini, maka akan nyata terbukti keterkenalan warung ini. Berbagai macam iklan menghiasi seluruh dindingnya, sehingga tentu ini menjadi pendapatan lain-lain buat pengelola warung. Bahkan tidak hanya dinding, plafond atapnya, juga dikerjakan oleh pengiklan, sehingga tidak perlu membuat plafond sendiri, cukup terima setoran bulanan dan plafond atap sudah jadi dengan rapi.


Kalau pernah ke soto sholeh Yogyakarta, maka kurang lebih "modusnya" sama. Bedanya kalau di soto sholeh dindingnya dipenuhi dengan puluhan kalender, maka di Kimteng dipenuhi oleh berbagai macam produk yang sangat beragam tanpa berlindung dibalik kalender.

Jadi kalau ke pekanbaru, dan sudah melihat "pasar bawah", maka tinggal beberapa langkah saja untuk sampai ke Kimteng [sebenarnya karena tidak ada jarak yang jauh di Pekanbaru ini].

Selamat makan, dan jangan lupa baca Basmalllah.



Rabu, Februari 27, 2008

Cerita dari Riau

Ini cerita di perjalanan antara Pekanbaru-Dumai. Katanya, dulu ada lomba menyeberangi kolam yang penuh dengan buaya. Bagi yang sanggup melewati kolam buaya itu, diujung kolam sudah menunggu hadiah yang luar biasa menarik.

Ada yang nekat masuk, tapi baru beberapa langkah udah mbalik lagi. Takut melihat kecepatan gerak sang buaya yang begitu dahsyat. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi, dan itu membuat ciut hati peserta maupun penonton lomba.

Sampai akhirnya terdengar teriakan dan seorang nampak meloncat ke dalam kolam. Dengan kecepatan yang luar biasa, dia menyeberangi kolam dan dengan sedikit berlika-liku akhirnya dia sampai di ujung kolam.

Semua penonton bersorak sorai, memberi semangat, dan klimaksnya ketika sang “jagoan” sampai di ujung lomba. Tak henti-hentinya para penonton memberikan tepukan kekaguman akan kehebatan sang jagoan.

Dengan senyum mengembang, pembawa hadiah menyambut sang jagoan. Namun ternyata hadiah itu dicuekin oleh sang jagoan, malah dia nampak sedikit gusar.

“Mas, ada apa ? Kok nampak gusar? “

Sang jagoan tetep nggak nggubris. Matanya malah makin jelalatan.

“Ini hadiahnya mas. Ada apa sih mas kok kayak nyari-nyari? Apa sih yang dicari?”

“Tahu nggak? Saya nyari orang nyang mendorong saya masuk ke kolam!”

“?????”