Kamis, Februari 24, 2011

Keinginan LiLo

  1. Sony PS2,
  2. kue tart keju,
  3. track hotwheel,
  4. Komik Garudaboi,
  5. sepatu baru,
  6. kaos kaki,
  7. pedang mainan light saber,
  8. Al-Qur'an baru,
  9. Tas sekolah yang jumbo,
  10. uang Rp 50.000,
  11. NDS,
  12. PSP,
  13. CD zoo tycoon ultimate collection,
  14. CD Counter strike,
  15. Antivirus tercanggih,
  16. mouse keren,
  17. Hp0 sony erricson yang lipat,
  18. kotak pensil baru,
  19. buku tentang Hewan,
  20. mainan robot anjing,
  21. Hp android,
  22. DLL
Wah banyak banget keinginan Lilo.
Mampukah aku memenuhinya?

Kita lihat saja nanti.

Yang jelas selamat buat Lilo yang telah menjadi Juara Pildacil.


Minggu, Februari 20, 2011

Kopdar Bandung : bukan hura hura

"Jendral yang baik adalah prajurit yang baik"

"Wah kita ini jendral semua nih"

"Hahahaha... ya oke, mari sekali-kali kita juga bisa berperan sebagai prajurit yang baik"

Begitulah kalau memimpin permainan yang pesertanya semua jendral di bidangnya masing-masing. Permainan sederhana bisa menjadi rumit kalau pesertanya merasa kedudukannya paling tinggi. Diperlukan sedikit helaan nafas dan senyum yang selalu terpasang agar suasana tetap riuh terkendali.



"Aku hanya menawarkan permainan yang akan membuat kebersamaan kita menjadi makin bermakna. Berpulang kepada teman-teman, apakah mau bermain atau kita kembali ke ruangan dalam dan cerita ngalor ngidul saja"

"Oke. Siap! Mari kita bermain!"

Permainanpun dimulai dan gelak tawa makin meriah ketika para peserta permainan mulai masuk ke dalam permainan "team building" ini. Seperti permainan yang khas diadakan saat outbound, maka Emosi peserta diaduk-aduk agar proses penyelesaian permainan menimbulkan kesan yang mendalam bagi para peserta permainan.



Itulah salah satu acara dalam rangka kopdar para alumni UGM yang diadakan di rumah mantan Ketua Kagama Riau dan sekaligus juga mantan Kagama Pusat.

Kopdar yang biasanya diisi dengan kegiatan hura-hura, kangen-kangenan dan kegiatan lain yang lebih ditekankan pada acara non formil, kali ini dicoba disisipi dengan kegiatan yang lebih bermakna.



Sharing alumni dilakukan begitu para peserta kopdar sudah kekenyangan dan mulai mengantuk.

"Agar setelah selesai acara ini kita bisa membawa sesuatu yang bermakna, mari kita mulai dengan sharing tentang kampus kita"

"......"

"Apa yang bisa kita lakukan untuk almamater agar ada pemasukan rutin ke almamater?"

"......"

"Kalau kita pakai kartu BNI Kagama ini, maka akan ada 0.3% terhadap transaksi yang dilakukan oleh kita melalui kartu ini yang secara otomatis masuk ke rekening UGM"

"Wah kok kecil amat mas?"

"Yes! Memang kecil, tapi kalau kit amelihat jumlah alumni, maka kita akan bicara angka dalam digit milyard rupiah"

"........"



Pembicaraan tentang kartu kredit BNI Kagama ini akhirnya menyerempet pada plus minus memakai kartu kredit dan juga kelebihan dan kekurangan masing-masing kartu kredit yang dimilki oleh para peserta kopdar.

Beberapa trik dan tips tentang kartu kredit yang kusampaikan diamini oleh beberapa peserta, sehingga suasana makin cair dan semua peserta kopdar sepakat untuk memiliki kartu kredit BNI Kagama dan membuang kartu kredit lama mereka, atau menambah koleksi kartu kredit mereka.



Sharing selanjutnya adalah bagaimana setiap kopdar harus ditindaklanjuti dengan langkah yang nyata.

"Kopdar yang lalu mas Wawan telah menunjukkan betapa perlunya sinergi di antara peserta kopdar. Silahkan mas Wawan sampaikan"



"Ya mas Eko, beberapa proyek yang kujalani telah memakai jasa dari para peserta kopdar ini, tapi aku tidak mau pertemanan ini rusak gara-gara kita masih amatiran. Jadi aku tetap mengedepankan profesionalis di antara kita. Aku pakai jasa dari teman-teman kalau memang itu membuat kita sama-sama untung"

"Wah ini prinsip ISO 9001", kataku dalam hati.

"Di luar peserta kopdar inipun kalau dia masih alumni kita ya kita dahulukan"

"Lho KKN dong mas"

"Tidak seratrus persen benar, karena aku tetap profesional. Kalau dia tidak punya kompetensi yang kubutuhkan, maka ya tidak akan kupakai jasanya, meskipun dia kawan baik kita semua"

"......"

"Kawan hanya dalam arti pemberian kesempatan pertama untuk bernegosiasi, tapi tidak harus dipakai jasanya. Kita harus tetap profesional agar sama-sama untung"

Kalau sudah mulai cerita tentang dunia bisnis, maka pertanyaan yang muncul pasti akan berkisar pada komunitas TDA (tangan di atas), sebuah komunitas wirausaha Indonesia terbaik versi majalah SWA.

Kalau sudah bicara TDA, maka pasti juga akan sampai pada bahasan tentang kelompok mastermind, sebuah kelompok kecil yang ada di komunitas TDA.




"Tidak dianggap anggota TDA jika belum mempunyai kelompok mastermind!"

Di akhir acara sharing, maka tanpa dapat ditahan lagi muncul sebuah pertanyaan yang terpaksa kujawab dengan cukup panjang lebar.

"Konsep mie sehati itu gimana mas Eko?"

"Ini adalah bisnis kuliner yang berkonsep hijau, jadi mie yang dibuat sendiri pada hari itu, dijual pada hari itu dan tidak memakai pengawet maupun penyedap"

"Kalau gak laku dimakan sendiri donk"

"Kita punya cara untuk mengatasi hal itu. Kita giling mie per setengah kilo atau setara 9 mangkok, bila sudah habis kita giling lagi, demikian seterusnya, sehingga mie selalu siap saji dan tidak basi"

"Mienya warnanya Hijau?"

"Benar. Mienya berwarna hijau. Pewarnanya berasal dari juice sawi yang kita saring dan dipakai sebagai air adukan mie ini"

Segala pertanyaan tentang mie kusambut dengan jawaban antusias, sehingga semua puas dan koppdar ini terasa menjadi lain dari kopdar yang biasa kita lakukan. Tidak hanya sekedar hura-hura tapi ada nilai yang membuat kita ingin datang lagi di kopdar selanjutnya.

Waktu jua akhirnya yang membuat acara kopdar ini harus ditutup. Dalam kopdar ini beberapa peserta memintaku untuk menanda tangani buku yang kuterbitkan.

"Harus difoto dan ada tulisan namaku di buku itu"

Jadilah acaranya seperti penulis dan fans-nya.


Terima kasih kawan-kawan terbaikku, sampai jumpa di kopdar yang akan datang.




Minggu, Februari 06, 2011

Impianku

Banyak sekali impianku, beberapa di antaranya tercapai denga mudah dan beberapa di antaranya tercapai setelah melalui perjuangan yang sangat sulit. Beberapa lainnya masih terlihat ditahan oleh Allah, tentu dengan maksud agar aku siap menerimanya sebelum impian itu diberikan padaku.

Kadang ketika impian itu tercapai, aku baru menyadari mengapa impian itu tercapai saat itu, bukannya saat lalu atau beberapa tahun lampau.

Senyum selalu kusunggingkan di bibirku. Aku tahu dan sangat menyadari kalau impian itu kuterima beberapa tahun lampau, aku pasti tidak kuat menerimanya.

Dari semua impianku, yang paling patut kusyukuri tentu saja, sampai detik ini dan sampai akhir hayatku, insya Allah, aku tetap berpegang teguh pada tali Allah swt. Banyak artikel yang menyatakan bahwa makin pandai seseorang makin jauh dari Tuhan, dan makin rendah IQ seseorang makin dekat dia dengan Tuhannya. Amerika adalah pengecualian tentang pendapat ini. Di Amerika, yang IQ-nya di atas rata-rata, justru keimanan pada Tuhan lebih tinggi dibanding negara lainnya.

Aku tidak tahu keabsyahan pendapat ini, karena aku tidak peduli tentang tionggi rendah IQ. Yang kuperlukan hanya bagaimana aku bisa meningkatkan iman dan taqwa padaNya, agar saat menghadap padaNya aku sudah punya bekal yang cukup.

Sudah banyak contoh terpaparkan di depanku, bahwa yang muda belum tentu yang terakhir menghadap padaNya. Mas Adjie adalah bukti paling dekat di saat ini. Muda ganteng dan (terlihat) sehat, tapi meninggal saat dirawat secara intensif sehabis olah raga malam.


Kusyukuri aku punya keluarga yang sangat sayang padaku dan yang sangat kusayangi. Aku pernah menulis status di FBku, " Yeni Istriku dan Anis kekasihku". Akibatnya banyak teman-temanku yang langsung menegurku.

Seperti biasa aku dengan santai menjawab, bahwa Yeni memang istriku tetapi Anak dan Istri (Anis) adalah kekasihku.

Kamis, Februari 03, 2011

Munas Kampung(an) di Citos

Acaraku bubar berantakan gara-gara munculnya mantan pacarku di Jakarta. Rupanya ada rapat mendadak yang membuat istriku harus ke Jakarta dan semua jadwal acarapun digeser atau bahkan dibatalkan (demi hukum).

Tiket Jakarta-Semarang pp batal sudah. Sayang juga, karena harus dijual lagi dalam waktu yang sangat mendesak dan pada saat penumpang sepi. Coba saat penumpang rame, bisa-bisa malah dapat harga bagus untuk dijual lagi.

Akupun akhirnya siap mengikuti dua acara yang tadinya kupastikan tidak akan bisa kuikuti. Kunjungan ke Angkringan Cekli yang sudah masuk agenda terpaksa ikut bergeser. Aku jadinya menghadiri acara Munas Kampung UGM di Tartine Resto dan Kopdar Alumni UGM di Excelsio Coffee.

"Siapa yang jadi bandar hari ini?", mas Nukman Luthfie begitu datang langsung nyerocos.

"Anung mas!", serempak terdengar suara koor dari mereka yang mendengar pertanyaan mas Numkan.

"Wah ini kejutan. Harus pilih makanan yang paling mahal!"

"Sirloin Wagyu mas yang paling mahal"

"Yes. Pilih yang itu!"



Aku hanya beradu pandang saja dengan istriku. Soalnya masih kekenyangan sehabis sarapan siang di Kafe Betawi. Namun ketika ditanya terus sama pramusaji, akupun akhirnya memilih Wagyu juga. Kayak apa sih kok sampai semahal itu (penasaran dot com).

Ternyata Wagyu yang datang porsinya cukup besar, sehingga masih cukup besar untuk berdua.



"Wah pak Eko sepiring berdua nich..."

Seperti biasa untuk komentar seperti in iaku hanya senyum saja. Tak perlu menjelaskan pada mereka bahwa kita sudah kekenyangan dan sepiring berdua adalah penyelesaian yang pas buat kita. Aku harus ingat-ingat bahwa di sebelah resto ini ada juga kopdar alumni yang pastinyha aku harus pesan lagi ke pramusaji.

"Ooo itu istrinya to. Makanya aku kok heran, pak Eko makan di piring orang lain"

"Ya jelas gitu to, pasti istrinya pak Eko, mana berani pak Eko makan di piring orang lain selain piring istrinya"



Gelak canda terus mewarnai acara munas ini. Seperti biasanya, maka tokoh sentral adalah mas Nukman, kang Hasan dan mas RDP. Tiga tokoh ini sudah lebih dari cukup untuk membuat diskusi jadi hangat dekat-dekat ke panas.

Ki Broto yang jago debat, hari ini terpaksa mengalah. Materi debat hanya dibaca oleh tiga orang tersebut, sehingga semua peserta munas berperan sebagai penggembira saja, meskipun mas Anung terlihat mencoba ikut nimbrung.



Di sela-sela diskusi, akupun berdiskusi di kelompok yang duduk berdekatan denganku. Ada beberapa kelompok yang saling diskusi di ruang ini. Ruang utama sudah diduduki oleh Mas Nukman, Kang Hasan dan Mas RDP. Di sebelah dalam ada lagi kelompok diskusi lainnya, sayang karena terlalu jauh aku tidak menyimak apa yang menajdi topik mereka.. Di sebelah luar ada aku dan kelompokku, topiknya seperti biasa mie sehati dan fotography.

Ada lagi dua meja yang diisi oleh anggota keluarga para peserta munas ini.



Di luar ruangan, terlihat peserta Kopdar Alumni UGM berdiskusi seru sambil menunggu peserta lainnya. Mas Indarto yang ternyata punya kegiatan yang mirip denganku (management system consulting) dan mas Sudarmaji yang ternyata adik kelasku di Teknik Sipil.

Selesai acara Munas, maka peserta bubar dan melanjutkan acara masing-masing. Mas Anung, Ruri, dan Mas THS kayaknya langsung meluncur ke Bogor untuk mencoba cita rasa teh dari mas Bambang lare Solo.



Aku ikut gabung dengan kopdar Alumni UGM  yang topiknya membahas masalah KLP V yang sampai saat ini masih belum terrealisir. Yang hadir dalam pertemuan ini benar-benar tunas muda UGM yang siap tempur di segala medan.

"Kalau KLP dianggap sulit terbentuk dalam waktu dekat ini, bagaimana kalau kita contoh konsep komunitas TDA (Tangan Di Atas) dengan membuat kelompok-kelompok mastermind saja?"

"Bagaimana konsepnya mas?"

"Kita buat satu kelompok kecil, beranggota 5-8 orang. Mereka tidak harus satu fakultas atau harus sudah punya usaha, tapi siapapun boleh bergabung di kelompok kecil itu, yang penting lokasi geografisnya berdekatan, sehingga kalau mau mengadakan pertemuan lebih enak koordinasinya"

"Boleh enggak kalau kelompok itu hanya beranggota orang yang ahli IT semua, atau ahli properti semua?"

"Boleh, jelas boleh, tapi tidak harus. Komunitas yang anggotanya terdiri dari berbagai macam disiplin ilmu dan berbagai macam jenis usaha, maka akan terjadi pengkayaan dari masing-masing anggota"

"Wah bener itu mas. Nanti kita tiru juga model MLM, sehingga komunitas ini tidak hanya bisa cuap-cuap via milis tapi punya kegiatan offline yang nyata. Kuncinya ACTION mas!"

Kami tersenyum bersama, saling memberi energi positip (EPOS) dan berpisah dengan jabat erat yang seperti kawan lama, padahal ada yang baru ketemuan di hari kopdar ini.