Senin, Agustus 29, 2011

Buka Bersama, Makan tenang Maghrib tumakninah

Aku pernah menulis tentang sebuah nasehat untuk diriku sendiri, judulnya "Ogah Buka Puasa bersama, karena gak ada acara Tarwikh bersama" ada juga yang judulnya "Buka Bersama : Bisa sesat dan menyesatkan". Dua tulisan itu adalah nasehat sederhana agar aku selalu pandai dan cermat memilih acara buka bersama.

Pada kenyataannya, ternyata menjalankan nasehat itu sulitnya setengah mati. Padahal secara teori, mudahnya setengah hidup !:-)

Aku jadi sering tersenyum kecut karena tidak bisa menjalankan nasehat itu dengan baik. Makin kecut senyumku ketika aku membaca buku Real Masjid yang berujud sebuah komik lucu dan penuh tamparan buat aku ataupun mereka yang masih setengah-setengah menjalankan ibadah agama Islam.

Aku mencoba mensiasati acara buka bersama dengan berbagai cara, antara lain :

1.  Memberikan lauk buka bersama + buah-buahan sebagai hidangan pendamping, saat Asar.
2. Mengadakan acara pengajian di pagi hari sampai Dhuhur dan pulangnya para peserta pengajian kita beri hidangan untuk berbuka bersama.

Kenapa aku melakukan hal ini?

Ada beberapa hal yang membuat aku melakukannya.

1. Para peserta acara bukber, masih tetap ingin untuk dapat berbuka puasa bersama keluarganya masing-masing.
2. Peserta buka bersama ingin makan kecil dulu sebelum sholat maghrib dan makan besarnya bisa setelah sholat Maghrib atau Tarwikh.
3. Kalau ikut acara buka bersama sering terjadi sampai di rumah sudah malam sekali, sehingga mengganggu ibadah malam mereka.
4. Pada intinya mereka ingin bisa berbuka bersama dengan keluarga masing-masing, makan dengan tenang, tidak terburu-buru, sholat maghrib dan Isya bisa lebih tenang dan bisa dilakukan secara berjamaah, baik di rumah maupun di Masjid mereka masing-masing.
5. Bukber sering tidak efektif, karena peserta datang mendekati jam bukber dan inginnya mereka cepet-cepet pulang

Dengan dua model yang sudah kulakukan itu, maka5 (lima) item di atas bisa diatasi dengan baik.Dua model acara buka bersama versiku itu bisa menjawab dengan baik 5 (lima) item di atas.



Ustadzah yang mengisi pengajian di rumahku sampai berucap, "Ini model pengajian yang berbeda. Teirma kasih pak Eko, insya Allah tahun depan akan saya populerkan".

Kalau kak Bimo, pendongeng sejuta anak, yang ikut hadir di pengajian, memberi komentar yang kurang lebih sama, "Kita juga punya model pengajian seperti ini".



Dengan model pengajian seperti ini, maka beberapa manfaat yang jelas terlihat adalah :

1. Para peserta buka bersama, bisa makan bersama dengan keluarga masing-masing dan dalam suasana yang serba tenang tidak terburu-buru.
 2. Sholat berjamaah Maghrib, Isya maupun Tarwikh bisa dilaksanakan dengan baik di masjid masing-masing.
 3. Ibadah malam tetap dapat dilaksanakan tanpa gangguan.
 4. Acara pengajian (kopdar) bisa dilaksanakan dengan efektif, karena peserta datang tidak mepet waktu buka (maghrib) tapi sesuai undangan yang diterima.

Semoga tahun depan mendapatkan Ramadhan lagi dan bisa makin sering melakukan buka puasa bersama, lengkap dengan ibadah berjamaahnya, baik Maghrib, Isya maupun Tarwikh.

Selasa, Agustus 09, 2011

Untung ada Mas Lilo Kuro Ichi

Beberapa hari ini susah sekali menghubungi anak-istri di Jogja. Entah kenapa, semua tidak bisa ditelepon. Ada yang nada sibuk dan ada yang tidak diangkat sama sekali.

Untunglah ada mas Lilo yang selalu berdekatan dengan ponselnya. Setiap aku putus asa menghubungi anak istri, maka saat sampai di mas Lilo selalu saja langsung nyambung dan terdengar suara mas lilo di seberang sana.

Apa metode telepon dibalik ya?

Telpon Lilo dahulu baru telepon yang lainnya. Soalnya metode yang tak pakai sekarang adalah menelpon Ibunya anak-anak dulu baru kemudian anak pertama, anak kedua dan terakhir baru mas Lilo.

Terima kasih ya mas Lilo, selalu stnad by menunggu telepon dari Bapak.

Salam sehati


Minggu, Agustus 07, 2011

Mengawal BThree (B3) di Gran Melia Hotel

Aku bukan penggemar AB3 yang berdiri pada tanggal 13 Agustus 1993, tapi aku jadi terpesona melihat cara salah satu personil AB3 ini menyanyi sambil mengajak bermain anaknya. Memang ini hanya check sound bukan pentas di panggung, tapi aku bisa merasakan kedekatan emosi dari sang ibu dan anak ini.



Aku juga baru tahu kalau AB3 sekarang sudah ganti nama menjadi B3, Be Three ! Tadinya kupikir nama AB3 sudah mereka patenkan tetapi ternyata mereka lebih baik melepas nama lama itu meskipunlebih beken, karena menghormati kelompok mereka dulu dan juga kelompok mereka sekarang.

Sang suami menjadi manager mereka sekarang, sehingga mereka lebih nyaman dalam menentukan kegiatan mereka. Akupun merasa nyaman berbicara dengan manajer mereka yang sekarang. Apa yang kuminta ke B3, bisa dikoordinasikan dengan baik dan mengedepankan win-win solution.

Manajemen artis memang sangat menentukan job mereka, baik di panggung maupun di luar panggung. Manajer yang terlalu melindungi artis bisa jadi malah membuat artis jadi tidak laku, dan begitu juga sebaliknya, kalau terlalu diumbar jadi terasa kurang eksklusif. Nilai jual bisa turun.

Manajer GIGI, Rindu AFI, Novi KDI, adalah beberapa manajer yang kukenal mudah dioajak kompromi. Kita justru yang kadang takut membuat mereka marah, padahal kalau permintaan kita wajar, mereka akan mendukung permintaan kita.

Manajemen Tomi Rafael, Mario Teguh yang kutahu sedikit agak rumit, meskipun mas Tomi dan pak Mario Teguh orangnya luar biasa ramahnya.

Memang begitulah kehidupan selebrity dan itulah yang membuatku kagum dengan salah satu penyanyi B3 ini. Kadang anaknya diajak berlari-lari kecil atau berjoget bersama saat mereka check sound. Dua penyanyi lainnya juga terlihat tidak terganggu dengan ulah anak salah satu rekan mereka.



Kadang juga sang anak dipangku, dipeluk dan diciumi, sementara itu mic tetap dipegang dan suara tetap terjaga tidak fals atau kurang power.





Malam harinya saat mereka tampil juga tidak mengecewakan para hadirin, meskipun yang mereka bawakan lagu-lagu lama khas AB3 atau B3 sekarang.

Anak memang adalah masa depan kita dan mari kita berikan yang terbaik untuk anak kita. Insya Allah Tuhan memudahkan urusan kita. Amin.

ASEAN Blogger Community Gathering


ASEAN Blogger Community Gathering
ASEAN Blogger Community Gathering,
originally uploaded by Si Ollie.
Alhamdulillah, bisa tuntas mengawal avara Asean Blogger Community Gathering.
Ini foto dari flickr mbak Oli Salsabeela.

De bez poto op de yir deh!

Jumat, Agustus 05, 2011

SMS (setiap Minggu Sepedaan) ke Kraton

"Met pagi Prof..", sapa seorang pengunjung soto kadipiro pada salah satu peserta SMS (Setiap Minggu Sepedaan) ketika mereka mampir makan pagi di Soto kadipiro.

Kebetulan beberapa peserta SMS kali ini memang banyak yang bergelar profesor, jadi aku tidak tahujuga yang disapa profesor yang mana. Akhirnya ya aku hanya menduga-nduga saja. Aku tenggelam dalam lezatnya soto kadipiro, setelahmengayuh sepeda dari Mie Sehati ke Kampus dan balik lagi ke Soto Kadipiro yang hany abeberapa ratus meter dari mie sehati.


Pagi ini, seperti biasa aku ditemani mas Lilo yang memang sangat setia mendampingi kemanapun bapaknya bersepeda. Tak peduli bapaknya sudah kecapekan, Lilo tetap saja semangat mengajak bapaknya untuk rajin olah raga.

"Bapak kalau berhenti jangan megangi sepeda terus", kata Lilo ketika melihatku tetap di atas sepeda saat kita berhenti mengayuh sepeda.




"Lihat pak, lari-lari, naik turun tangga atau apalah, biar tambah sehat dan perutnya tidak gendut!", Lilo terus saja menasehatiku sementara aku tetap hanya bisa tersenyum melihat tingkah polah lucu Lilo.

Alasanku tetap di sepeda, pertama sepedaku memang tidak ada standardnya, sehingga tidak bisa dilepas, harus selalu dipegangi atau disenderkan ke tembok. Yang kedua, aku memang capek.

"Bapak itu harus banyak bergerak, biar sehat", kembali Lilo menasehatiku. Tidak juga bosan Lilo memberi nasehat padaku. Kadang aku mendengarkan nasehatnya, kadang bosan juga dengan nasehatnya.



Saat aku bosan, akupun jadi berpikir. "Jangan-jangan anak-anakkupun kalau mendengar nasehat dariku bosan juga ya?"

Beberapa kali bersepada dengan keluarga, anak-anakku yang cewek sering tidak mau lagi menemaniku bersepeda. Alasan mereka macam-macam. Mulai dari acara sekolah, sampai alasan teman-teman sepedaanku yang sudah banyak dan tua-tua.

Akupun tidak mau memaksa mereka. Biarlah mereka ikut sepedaan denganku kalau mereka berminat, jangan sampai aku memaksakan keinginanku untuk bersepeda tapi membuat mereka jadi menderita. Untunglah mas Lilo tetap setia menemaniku bahkan tidak segan-segan memberi nasehat olah raga padaku.

Melewati Kraton, para pesepeda sudah tinggal sedikit. Beberapa lamgsung pulang setelah kekenyangan soto di kadipiro. Lilopun kembali berlarian dan melompat-lompat di lapangan yang luas ini.



Hidup ini memang indah kalau kita menikmatinya. kadang kita lupa mensyukuri nikmat Tuhan, sehingga hidup jadi terasa menjemukan dan penuh dengan ketidak pastian. Saat bersepeda, bersenda gurau sepanjang jalan adalah saat yang membuat hidup ini menjadi sangat indah. Senyum merebak dimana-mana dan duniapun ikut tersenyum bersama kita.



Terima akasih Tuhan atas semua nikmat yang telah kau limpahkan pada diriku, keluargaku dan pada teman-temanku.