Rabu, Desember 30, 2009

AVATAR, the movie


Perjuangan nonton AVATAR cukup melelahkan juga. Film ini memang tidak seramai Sang Pemimpi, tetapi karena diputar bersamaan dengan film sang Pemimpi, maka antriannya juga ikut berjubel.

Syukur, akhirnya dapat juga tiket nonton AVATAR. Tadinya sih kepingin nonton AVATAR yang non 3D, tetapi karena mbak Luluk sudah pernah nonton AVATAR yang non 3D, sehingga diputuskan untuk nonton AVATAR yang non 3D. Ternyata banyak kursi yang masih kosong.

Yang jual tiket sampai heran dengan pilihan kursiku.

"Yang belakang masih kosong pak, bener bapak mau pilih kursi yang di dekat layar?"

"Iya mbak, disitu saja", kataku

"Layarnya disini lho mas", kata mbaknya masih penasaran

"Lho tadi manggil bapak sekarang manggil mas", kataku dalam hati saja, selebihnya aku cuma mesem saja.



Aku memang sengaja pilih kursi yang di tengah karena anak-anakku ternyata lupa bawa kaca mata dan mereka harus nonton dari jarak yang dekat.

Begitu film main, maka kita langsung dihadapkan pada gambar-gambar yang luar biasa indahnya. Ini memang film khas 3D, jadi eksplorasi gambarnya bisa memukau beneran.

Kalau bagi Lilo sih paling menarik ya iklan film 3D tentang Garfield dan semacamnya. Dia sampai terpingkal-pingkal nontonnya.

Ini memang film SciFi, jadi kita harus siap-siap memakai otak kanan kita. Banyak adegan yang tidak masuk akal, tapi harus diterima mentah-mentah, karena tanpa menerimanya kita akan sia-sia mbayar 50 ribu untuk nonton film ini.

Alkisah di Planet Pandora terdapat bahan unobtanium yang berada di sebuah lokasi suci. Material ini diperlukan oleh militer dan dengan cara apapun harus diambil. Disinilah peran "Sigourney Weaver", seorang ilmuwan dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan penduduk asli planet Pandora.

Untuk berkomunikasi dengan penduduk Pandora diciptakanlah sebuah mesin yang membuat seorang manusia bisa mengisi jiwa sebuah "makhluk" yang disebut AVATAR.

Tinggi AVATAR ini digambarkan sekitar 3 meter lebih dan dengan perawakan yang langsing. Tidak terlihat gambaran AVATAR atau NAVI [julukan penghuni planet Pandora] yang gemuk atau tidak langsing.

Film dengan cerita sederhana, khas film animasi ini, ternyata sarat akan makna. Nuansa ramah lingkungan sangat kental di film ini. Bahkan bagi kita, penduduk Indonesia, terlihat seperti terjadi di salah satu belahan bumi Indonesia kita.

Bagaimana sebuah tanah yang kaya raya, dengan penduduk yang begitu berlimpah, dilumat habis oleh pasukan militer terlatih dan penuh dengan persenjataan super canggih. Mesin perang yang sangat luar biasa ini harus dilawan dengan tombak ataupun anak panah.

Persenjataan mereka memang bagai langit dan bumi. Satu hal yang dilupakan oleh para ahli startegi militer ini adalah semangat bersatu padu dan pantang menyerah yang dimilki oleh kaum NAVI.

Di puncak keputus asaan akan kekalahan yang sudah di depan mata, maka AVATAR telah membangkitkan semangat juang dan semangat persatuan kaum NAVI.

Disini penonton benar-benar dimanjakan oleh peperangan yang tidak setanding antara golongan super canggih melawan golongan super kuno. Senapan otomatis melawan panah dan pesawat super canggih melawan burung PANDORA.

Perjuangan gagah berani ini benar-benar menguras energi penonton. harus ada adrenalin yang terpacu dan harus ada air mata yang memanasi kelopak mata.

Tidak terbersit kata tidak puas selepas nonton film ini. Kalaupun ada hanya kata kemahalan untuk nonton film ini. Sebaiknya nonton film yang non 3D saja. Lebih murah dan tidak jauh beda sensasi yang ditampilkan.

Selamat menonton.










Koran TEMPO? Abis mas...!:-)





Aku ini penulis kompasiana, tetapi selalu suka mencari koran tempo kalau pergi ke toko koran. Jawaban dari tukang korannya juga sudah standard. Kalau tidak korannya habis ya cuma mesem saja njawabnya.


Aku jarang membeli koran kompas dan lebih suka membeli koran tempo dengan beberapa alasan.


1. Koran Tempo harganya lebih murah dengan isi yang relatif sama dibanding koran lainnya.
2. Ada lembaran khusus tentang komputer yang model ulasannya sesuai dengan keinginanku.
3. Lilo sangat suka pada lembar anak-anak yang ada di koran Tempo.
4. Lembar olah raganya cukup lengkap dan sering membahas klub kesayanganku.


Alasan yang sederhana kan, tapi memang cuma itulah yang terjadi di diriku. Aku tidak perlu alasan yang rumit saat akan membeli sesuatu atau tidak membeli sesuatu. Take it or leave it, do not think it ...!:-)


Kecuali hari Sabtu, maka aku menambahkan koran TopSkor untujk melengkapi kegemaranku akan tulsian olah raga.







Disamping koran Tempo, aku juga suka beli koran Republika bila koran Tempo memang sedang habis stoknya. Yang menarik di Republika apa lagi kalau bukan kajian-kajian singkat yang langsung menghujam jantung pembacanya.


Aku kadang heran dengan para penjual koran itu. Kenapa jawaban mereka selalu korannya habis dan tidak ada improvement terhadap adanya pelanggan yang suka beli koran itu ya? Kenapa tidak misalnya menambah satu atau dua eksemplar koran Tempo untuk hari besoknya, sehingga pelanggannya tidak kecewa?


Pertanyaan itu terus menjadi pertanyaan karena aku memang tidak pernah menuntaskannya dengan mereka.
Hari ini berita di koran sangat menarik, apalagi kalau bukan soal Buku [yang dianggap] "Sampah" tulisan mas Adi. Kelihatannya teman-teman di Cikeas tersentak dengan adanya buku ini.


Di halaman depan juga ada fotonya mbak Prita yang sudah bebas. Semoga ini menjadi pelajaran buat kita semua untuk berhati-hati menulis. Menang ataupun kalah sama saja repotnya.







Alhamdulillah, meskipun para pembeli koran berjubel tetapi aku mendapat koran tempoku hari ini.
Hehe...jangan-jangan para penjual koran itu sudah mengantisipasi penambahan jumlah eksemplar koran di hari ini ya?


Nggak tahu deh.








Sabtu, Desember 26, 2009

Konser Tunggal

Ini adalah foto yang kukirimkan ke Lomba foto komunitas blogger bekasi.

Judul fotonya "Konser Tunggal"




Mohon doa agar bisa memenangkan lomba foto dan meramaikan suasana Bloger Bekasi.
Amin.

Foto diambil di Mega Bekasi Mall saat ada seorang player yang bermain sambil bernyanyi. Tidak ada yang menontonnya, hanya seorang anak yang lebih kecil yang menontonnya.

Jumat, Desember 25, 2009

Terima kasih buat semua teman-temanku

Alhamdulillah, akhirnya acara prosesi pemakaman ibuku selesai tuntas dengan penuh khidmat dan penuh rasa yang tidak bisa diceritakan dengan tulisan yang seperti apapun. Biarlah semua kebahagiaan itu kusimpan dalam hati.




Ini memang pengalaman pertamaku menjadi imam sholat jenazah. Selama ini aku selalu hanya kebagian menjadi makmum saja atau bahkan tidak sempat melakukan sholat jenazah, seperti ketika adikku dan bapakku meninggal dunia beberapa tahun lampau.

Pak Sukidi, yang ditugaskan menjadi imam oleh pengurus RT sempat terdiam mendengar permintaanku untuk menjadi imam sholat jenazah di masjid Menur.

"Pak, saya yang akan menjadi imam sholat ini dan mohon bapak bersedia memimpin doa setelah selesai sholat Jenazah", demikian pintaku pada pak Sukidi, imam masjid An Nur.

Akhirnya pak Sukidi mengangguk ragu, karena mungkin dia tidak punya pilihan jawaban. Aku baru menyadari keraguan pak Sukidi setelah akhirnya pak Sukidi mendekatiku dan membisikkan sebuah pertanyaan padaku ketika acara pemebrangkatan jenazah akan dmulai, "ini nak Eko ya?"

Aku mengangguk sambil menatap hormat pada pak Sukidi dan beliaupun menepuk-nepuk pundakku, "bener-bener...memang harus begitu, sebaiknya anak tertua yang menjadi imam untuk sholat janazah ini"

Rupanya waktu telah membuat para pinisepuh di kampungku melupakan bentuk mukaku, sehingga banyak yang pangling dengan perwujudanku sekarang.

Mungkin karena aku dulu punya berat 47 dan sekarang beratku 74, jadi hampir semua pangling dengan aku, sementara aku tidak pangling dengan semua orang yang datang pada hari itu.




Saat pemberangkatan jenazah, aku seharusnya berjalan paling depan, tetapi begitu banyak saudara jauh yang datang dan teman-teman dekat yang jauh tempatnya yang menyempatkan datang membuat langkahku tertahan di sepanjang jalan.

Saat akhirnya aku sampai di pemakaman, semua sudah menungguku. Akupun masuk ke liang lahat dan menerima mbah Uti bersama adikku Totok dan seorang tukang gali kuburan.

Perasaanku jadi kemana-mana, aku jadi tidak konsentrasi. Aku ingat beberapa tahun lalu, almarhum bapakku yang dikenal sebagai petugas mayat jika ada prosesi pemakaman selalu duluan masuk ke liang lahat menerima jenazah yang akan dimakamkan.

Di makam ini, aku pernah mengawani bapak untuk menerima jenazah. Kami berdua turun ke liang lahat dan merapikan jenazah sebelum ditimbun dengan tanah.

Prosesi itupun berjalan dengan lambat, karena aku yang berada di sisi utara malah tidak bergerak sedikitpun untuk membantu membuka ikatan kain pocong dan menempelkan pipi mbah Uti ke tanah. Untung Totok cukup cekatan dan melakukan tugas yang seharusnya menjadi tugasku itu.




Alhamdulillah, akhirnya semua telah ditunjukkan jalannya olah Allah swt. Ini adalah sebuah peristiwa besar bagi keluarga kami, dan menjadi makin besar karena sejak dari sholat jenazah di Masjid An Nur, suasana sudah sangat khidmat, dihadiri oleh banyak pelayat dan dihadiri oleh saudara maupun teman dari berbagai pelosok.

"Kita semu apasti mati, jadi marilah peristiwa ini kita jadikan suatu pelajaran agar kita selalu siap menghadapi kematian, karena sesungguhnya yang peling dekat dengan kita adalah kematian itu sendiri, sementara yang paling jauh adalah masa lalu"

"Lupakan masa lalu dan siapkan bekal untuk menghadap padaNya, entah kapan, karena semua makhluk bernyawa pasti akan mati, tanpa kecuali"

Sore menjelang dan malampun akhirnya menjelang. Aku sempat jalan-jalan ke masjid Muhajirin, masjid yang tadinya kuharapkan dipakai sebagai tempat ibuku disholatkan. Tempatnya lebih luas dan banyak kenanganku disini, namun aku percaya bahwa Tuhan telah memilih An Nur sebagai tempat ibuku disholatkan karena pasti ada hikmah di sana.



+++

Saat prosesi ini, hapeku terus menerima pesan masuk, baik melalui BBM, imil maupun SMS. Sudah seratus lebih kubalas namun pesan itu terus berada di angka 500an, jadi akhirnya kutulis pesan buat mereka yang tidak sempat kubalas pesannya.

Semoga pesan dibawah ini sampai pada mereka.

+++

Keluarga kami sangat berterima kasih atas bantuan moral maupun materiil yang telah kami terima selama proses pemakaman ibunda kami tercinta.

Pada keluarga besar TDA (dimanapun anda berada), teman-teman Waskita, Cimart, Blogger Bekasi, Blogger Cikarang, Kompasiana, Politikana, Kampung (ndeso) UGM, Civeng, Stemka, dan semua komunitas maupun pribadi yang telah sangat membantu kami, sungguh hanya Allah yang bisa membalasnya.

Mohon maaf ratusan ucapan yang masuk ke alat komunikasi kami tidak bisa kami jawab semua.

Semoga semua niat baik kita mendapat balasan yang setimpal dari Allah swt.
Amin.

Hari-hari ini baru terbukti betapa dahsyatnya kekuatan jalinan pertemanan itu.

Saudara-saudara yg tadinya tak punya waktu bertemu, telah dipertemukan dalam prosesi pemakaman ini.

Ini lebih dahsyat dibanding pertemuan saat Lebaran. Semuanya berkumpul di rumah sempit kami yang hari itu menjadi terasa begitu luas karena dipenuhi saudara dan teman-teman kami.

Terima kasih Tuhan. Segala puji hanya padaMu. Alhamdulillah.

+++

Kamis, Desember 17, 2009

Mbah Uti [masih] sakit

Kembali ke Jakarta lagi aku hanya bisa memantau kondisi mbah Uti dari beberapa SMS yang masuk.

"...Hasil visit dokter ICU, ada penurunan pada (fungsi) jantung, ginjal, otak & pernafasan. Pada penerimaan oxigen ada kenaikan, dari 100% menjadi 40% yg dapat diterima pasien...."

"....Selain itu tidak ada kemauan untuk bernafas. Contoh jika diberi bantuan 12x dari alat maka bernafasnya juga sebanyak 12 x, padahal seharusnya ada tambahan dari tubuh misalnya 14/15x...."

Akupun bisa merasakan kepedihan Totok yang melihat selang-selang menempel di tubuh mbah Uti dan ketidak nyamanan mbah Uti terhadap selang-selang itu.

Tadi malam ada pengajian untuk mbah Uti, ada pesan yang sampai di hapeku

"...ustad td udah datang doain mbah uti bareng ama aku, mbak nung, mama, mas totok... tadi mbah uti ada respon... nangis ama gerak... geser kepala juga... semoga jd pertanda baik... amin..."

Saat ini semua tindakan sudha kita lakukan. Kemarin sore juga dokter Erika sudah berkomunikasi denganku. Diceritakannya kondisi mbah Uti sekarang yang terus menurun dan hanya pertolongan Tuhan yang sanggup membantu kesembuhan mbah Uti.

Semua anggota keluarga dimohon untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk, karena memang kita hanya bisa berusaha saja.

Di hapeku juga muncul banyak sekali ucapan simpati dari kawan-kawan yang membuat kami tidak merasa sendiri menghadapi kondisi mbah Uti yang terus melemah ini.

Hanya kepada Tuhan kami memohon, semoga mbah Uti segera disembuhkan kembali kalau itu memang baik untuk kehidupan mbah Uti.

Kamipun sudah siap melepas mbah Uti kalau memang itu yang terbaik buat Mbah Uti. Hanya Allah swt yang paling tahu tentang hal ini.

Buat semua saudara-saudara dan kaum kerabatku, marilah kita sama-sama membaca ayat-ayat Al Quran untuk kemanfaatan kita sendiri dan semoga mempercepat rencana Tuhan untuk mbah Uti.

Semoga yang terbaik yang kita terima.
Amin.

+++

Ÿw ß#Ïk=s3ムª!$# $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèóãr 4 $ygs9 $tB ôMt6|¡x. $pköŽn=tãur $tB ôMt6|¡tFø.$# 3 $oY­/u Ÿw !$tRõÏ{#xsè? bÎ) !$uZŠÅ¡®S ÷rr& $tRù'sÜ÷zr& 4 $oY­/u Ÿwur ö@ÏJóss? !$uZøŠn=tã #\ô¹Î) $yJx. ¼çmtFù=yJym n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB $uZÎ=ö6s% 4 $uZ­/u Ÿwur $oYù=ÏdJysè? $tB Ÿw sps%$sÛ $oYs9 ¾ÏmÎ/ ( ß#ôã$#ur $¨Ytã öÏÿøî$#ur $oYs9 !$uZôJymö$#ur 4 |MRr& $uZ9s9öqtB $tRöÝÁR$$sù n?tã ÏQöqs)ø9$# šúï͍Ïÿ»x6ø9$# ÇËÑÏÈ

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir."

+++