Senin, Januari 28, 2008

Kontroversi Suharto


Media komunikasi, apapun bentuknya, sekarang sedang kenyang oleh berita mangkatnya mBah Suharto. Menarik memang saat mendengar suara pro dan kontra tentang Suharto.

Koran Tempo mengulas tentang tidak tuntasnya kasus Suharto, sehingga tidak bisa menjadi contoh untuk anak cucu. Emha, bingung tentang apa yang harus dimaafkan dari Suharto, karena selama ini kita tidak pernah diberi tahu apa sih salahnya Suharto, atau apa yang perlu dimaafkan dari Suharto.

Amin Rais, menilai kita ini bangsa yang besar, jadi tidak perlu ada keberatan memaafkan Suharto, yang lalu biar berlalu, yang penting bagaimana kita menghadapi masa depan yang masih perlu perjuangan.

Suharto sudah dihukum secara tidak langsung, kehilangan kehormatan yang telah dipegangnya selama 32 tahun, anak tercintanya masuk penjara, anak-anak yang lain rumah tangganya bermasalah, keluar masuk rumah sakit, dan semuanya itu tentu suatu hal yang tak pernah dibayangkannya. Ada Orang bilang, itulah hukum karma.

Pagi ini, sepanjang jalan menuju halim, banyak orang berdiri di pinggir jalan membawa bunga. Mereka ingin melepas orang yang mereka anggap sangat berjasa pada republik ini. Dibawah Suharto kita pernah swasembada pangan, hidup serba tentram dan kerinduan akan jaman Suharto ini terus hidup di hati mereka.

Emha bilang, tidak ada yang salah kalau rakyat punya pandangan berbeda-beda terhadap pemimpinnya. Ahli sejarah yang salah kalau nanti dia menulis roda sejarah berdasar “pesanan”.

Apapun yang telah terjadi, Suharto memang orang besar. Selamat jalan jendral, pengadilan yang paling adil sudah menantimu.

Jam 8.10 iring-iringan jenazah pak Harto kulihat dari balik jendela kantorku dan kuposting tulisan ini.

http://cache.eb.com/eb/image?id=61107&rendTypeId=4

Minggu, Januari 27, 2008

7 Keajaiban PSSI



Saya salut sama pak NB, sekum PSSI dan tentu saja pak Menteri kita yang mau dateng pada acara pembahasan PSSI oleh para suporter PSSI di acara dialog terbuka SCTV. 24 Januari 2008.

Judul acaranya saja sudah serem tuh, kalau gak salah begini :

Sepakbola Indonesia,

Prestasi NO, Rusuh YES !



Lengkapnya, yang hadir adalah Andibachtiar Yusuf (pengamat sepakbola sekaligus filmmaker The Jak), Anton Sanjoyo dari Harian Kompas, Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, dan Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes. Hadir pula penggila bola dari The Jak dan Aremania.


Hebatnya, para petinggi itu mampu meredam emosi mereka (meski wajahnya kadang2 masih terlihat memendam emosi), sehingga diskusi tetap enak dinikmati.

Satu komentar yang tidak dibahas, sekedar diberi aplus adalah ketika seorang supporter bercerita tentang keajaiban PSSI.

Saya cuma inget yang pertama, karena memang ajaib, yaitu :
"Satu-satunya perkumpulan olah raga di dunia yang dipimpin oleh seorang pemimpin dari balik jeruji penjara."

Kita lihat saja terus (karena memang kita bisanya cuma melihat), siapa tahu nanti kita bisa juga berlaga di tingkat dunia, mengalahkan Inggris misalnya.

Kita tunggu kiprah dari BENDOL.

Bravo PSSI !!!

gambar diambil dari :
http://brahmasta.net/wp-content/uploads/2007/01/pssi.gif

Akhirnya ...... SUHARTO kembali padaNya

Minggu, 27 Januari 2008, sekitar jam 13.10, akhirnya Sang Jenderal yang suka tersenyum itu meninggal dunia, menghadap ke pengadilan yang sebenarnya.

Sudah tidak ada lagi yang mampu menahan kepergiannya, karena memang itulah sesuatu yang paling pasti di dunia ini. Kematian adalah suatu hal yang pasti kita alami dan tidak ada satu rumusan yang secanggih apapun yang mampu menghindarkan manusia dari kematian.


Sebagai sesama muslim, aku tentu mendoakannya. Bila ada amalnya yang baik, semoga Allah swt membalas amal baiknya, dan bila ada amal yang tidak baik, hanya Allah Maha Tahu, kita punya keterbatasan untuk mengetahuinya.


Sesungguhnya semua manusia ini, bila kedoknya dibuka oleh Allah swt, maka kita akan tampil dengan sangat menghinakan. Allah swt dengan kasihNya telah menutupi keburukan kita, sehingga kebaikan kita yang terlihat oleh orang di sekeliling kita.


Mari kita berkaca pada diri sendiri, sudah cukupkan bekal kita bila saatnya tiba nanti?


Fas tabiqul khairat !

Mari berlomba-lomba berbuat baik.


Insya Allah kita masuk golongan mereka yang dicintai Allah swt.
Amin.


gambar dari :


Laskar Pelangi

Saat cuaca di airport Adi Sucipto tidak mendukung adanya pendaratan pesawat, 26 Januari 2008, seseorang di sebelah saya cerita tentang kehidupannya yang dulu sangat menderita, sambil menunggu kepastian bisa pulang ke jakarta naik Adam Air.

Berpetualang di jakarta tanpa modal sepeserpun, numpang di rumah orang sebagai tukang cuci (merangkap satpam!:-), dan sekarang sudah berhasil hidup layak. Begitulah ceritanya.

Nah, habis itu dia nunjuk sebuah buku berjudul "Laskar Pelangi" dan bilang :

"Penderitaan yang saya temui waktu saya menderita tidak ada apa-apanya dibanding yang saya baca di buku ini pak, silahkan baca sendiri buku terlaris di tahun ini.
Luar biasa isinya!"

Apa bener begitu ya?

Jadi penasaran nich....

gambar dari http://news.indosiar.com/images/profil/novel-_laskar_pelangi.jpg

Kamis, Januari 24, 2008

AREMANIA

Kota Malang di tahun sekitar 1985 adalah kota yang sangat sejuk dan menyejukkan. Tahun itu aku tinggal di Bendungan Sigura-gura 1c, antara kampus Unibraw dan ITN, kost bersama beberapa teman.

Kalau siang kita suka renang di Gajayana, soalnya kalau pagi atau sore takut kedinginan. Soal lagu-lagu, kita aktif ndengerin RRI studio 2, yang karena letak geografis kota Malang, jarang menyiarkan (rellay) berita nusantara, jadi isinya lagu-lagu terus.

RRI di Malang juga model penyiarnya beda banget dengan RRI di kota lain, gaul abiz deh, gak beda jauh dengan radio amatir.

Nonton musik di Gajayana juga asyik, penontonnya sangat atraktif. Sampai-sampai pakaian Arthur Kaunang habis dijarah penonton (he..he..he…!:-)

Malem mingguan, biasanya dihabiskan di bioskop Kelud. Ini bioskop model layar tancap, tetapi penontonnya tidak perlu kehujanan kalau turun hujan. Kalau mau jajan, tinggal berdiri dan beli makanan di warung-warung yang ada di sekitar layar tancap. Tiketnya, kalau gak salah 25 rupiah (murah abiz!:-).

Makan pagi favorit adalah nasi kari ayam. Pada pagi hari yang kita makan adalah nasi dan kuahnya, sorenya kita cukup beli nasi, karena ayam lauk pagi hari belum kita makan. Untuk makan siang, lihat-lihat rejeki. Kalau ada rejeki ya makan, kalau enggak ya puasa makan siang.

Indahnya kota Malang, tak akan pernah terlupakan.

Bravo Aremania.

gambar :

Rabu, Januari 23, 2008

Kematian (itu Indah)


Kedatangan malaikat Maut, selalu saja diikuti dengan cerita-cerita yang baru jelas ketika kematian itu datang. Semua sikap, tingkah laku, perbuatan atau apa saja yang dilakukan sebelum meninggal, selalu saja baru jelas setelah Maut menjemputnya.

Tidak ada urutan yang jelas (bagi kita) tentang siapa yang meninggal duluan, siapa selanjutnya dan yang lebih tidak jelas lagi adalah kematian bersama alias Kiamat, meskipun tanda-tanda menuju kiamat sudah makin jelas saja.

Saat kakak dari seorang kawan meninggal, seluruh saudara dan tetangga menunjukkan sikap yang sangat mengharukan. Mereka mengenang segala kebaikan almarhumah dan Allah swt menunjukkan betapa mudahnya kematian menjemput, meskipun usia masih muda dan amal terlihat sangat baik.

Puluhan “pelayat” yang mengiringi almarhumah menuju ke pemakaman menunjukkan betapa dekatnya almarhumah dengan lingkungannya.

Ketika sampai di pemakaman, rupanya rombongan anak muda yang bertugas mengangkat keranda masih tertahan kemacetan jalan di Bandung, yang memang di hari Senin sore itu cukup padat.

Akhirnya, kami golongan kepala mendekati 5 dan 6 yang mengangkat keranda itu. Ini suatu hal yang sudah 20 tahun lebih tidak kulakukan. Sungguh ini adalah suatu kenangan yang membuat aku langsung bernostalgia, tentang kematian orang-orang dekatku selama ini.

Terakhir aku naik mobil ambulan adalah ketika membawa jenazah Eyang Aik di Medan, terakhir melepaskan sandal dan masuk ke kuburan adalah ketika ayah mertua meninggal di Yogya.

Sementara itu, aku sering tidak sempat mengikuti prosesi pemakaman beberapa keluarga dekat. Meskipun aku langsung beli tiket begitu mendengar berita kematian ibu mertua dan juga ayahku, tetap saja aku tidak sempat ikut menyaksikan prosesi itu. Demikian juga ketika adikku meninggal.

Semua itu memang sudah ada yang mengatur, dan kita hanya menjalani saja. Semoga semua amal baik mereka diterima Allah swt.
Amin

Sungguh kematian itu memang indah, bila kita punya bekal yang cukup.
Insya Allah, kita diberi kematian yang khusnul khotimah.
Amin.

Selasa, Januari 15, 2008

Cobaan Allah


Hari ini aku dapet kiriman imil yang mengingatkan aku akan perlunya selalu bersyukur pada Allah swt atas apa saja yang menimpa kita.


Selalu ada hikmah dibalik semua kejadian yang menimpa kita.


Ini kutipan dari imil itu.


Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS 2: Al Baqarah ayat 155)

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa mushibah, mereka mengucapkan “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. (QS 2: Al Baqarah ayat 156)

Artinya: Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.


Jadi begitulah yang telah terjadi dengan beberapa tabrakan yangmenimpa mobilku.


Semoga kita masuk golongan mereka yang dicintai ALlah swt.

Amin.

Senin, Januari 14, 2008

Asyiknya Naik Angkot

Awalnya hampir setahun lalu aku nabrak pembatas tol, saat aku pulang kerja dari Cawang ke Cikarang, sehingga mobil kukandangkan dan aku naik angkot ke kantor.

Seorang teman yang baik hati telah memperbaiki mobil itu di Yogyakarta, dan akhirnya lebaran tahun lalu, mobil itu kembali le Jakarta lagi dengan kondisi yang lebih baik.

Bemper dimodifikasi, diberi tambahan lampu dan seluruh body juga di”gebyur” cat baru.

Wah jadi seger deh itu mobil, saking enaknya istriku naik mobil itu, maka tertidurlah istriku di mobil itu. Kebetulan pas dia yang bawa mobil, maka terjadilah tabrakan lagi sehingga bemper kiri abis. Persis bemper kanan yang kupakai nabrak pembatas tol.

Nah, kembali mobil itu dikandangkan lagi. Jadi keenakan sih naik angkot, terus kelupaan naik mobi lagi. Padahal angkot (59) yang kunaiki sangat unik dan bagi yang nggak terbiasa bisa gelisah sepanjang jalan (kalau udah duduk gak bisa bergerak lagi dan aromanya sungguh sangat beragam)

Saat mbayar pajak mobil baru terasa, eh rupanya aku punya mobil yang harus kubayar pajaknya tapi jaraaaaaang banget kunaiki. Abis kalau ke kantor pagi banget, jadi masih ngantuk. Pulangnya juga capek, jadi ngantuk juga. Alhasil berangkat dan pulang sama-sama ngantuk.

Hari ini, Senin 14 Januari 2008, kumulai kerja dengan naik mobil ke kantor, pagi-pagi abis subuh. Eh, di pintu tol pondok gedhe ada mobil terkapar, jalan jadi macet banget deh (padahal berangkat sebelum jam 05.00 tuh...!:-).

Pulangnya naik angkot aja deh, udah ngantuk ini mata. Eh, ternyata di km 30 arah cikampek, ada truk yang terguling dan isinya tumpah ruah di jalan. Yah, kembali macet deh.

Alhamdulillah, meski macet sampai 5 km, aku tetep dapet berbuka puasa sebelum Isya.

(be khuznudzon !:-)

MBTI Result

Iseng-iseng ikut test MBTI di web, gara-gara provokasi dari bang Al (di milis kampoeng ugm).

Hasilnya gak cocok-cocok amat (ENFJ), dan kayaknya kalau hari berubah maka hasilnya juga akan berubah, tapi situsnya memang menarik untuk dicoba.
E : Extraverted
N : iNtuition
F : Feeling
J : Judging
Silahkan cek ke http://eshape.mypersonality.info/

Salam

ENFJ Career Matches
ENFJs are often happy with the following jobs which tend to match well with the Mentor/Visionary personality.
  1. Accountant/Auditor -----------> akuntan?
  2. Actor
  3. Administrative Assistant
  4. Administrator
  5. Artist
  6. Banker/Economist
  7. Careers Counselor
  8. Church Worker ---------------> pernah sih jadi ketua pemuda masjid
  9. Computer Specialist ----------> seneng komputer tapi bukan ahli
  10. Consultant
  11. Designer
  12. Diplomat
  13. Editor
  14. Engineer
  15. Events Coordinator
  16. Facilitator
  17. Homemaker
  18. Human Resources
  19. Librarian
  20. Musician --------------------> seneng musik tapi bukan musisi (kudu ngepek catetan!:-)
  21. Nurse
  22. Occupational Therapist
  23. Politician
  24. Project Manager
  25. Psychiatrist
  26. Psychologist/Counselor
  27. Sales Representative
  28. Scientist
  29. Senior Manager
  30. Social Worker
  31. Teacher/Professor
  32. Technical Specialist
  33. Trainer ------------------------> cocok
  34. Writer -------------------------> cita-citane...!:-)

Sabtu, Januari 12, 2008

Kematian Paman Gober

Tulisan tahun 1994 yang masih menarik untuk dibaca

Kematian Paman Gober
Oleh: Seno Gumira Ajidarma
Kematian paman gober ditunggu-tunggu semua bebek. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu. Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang mereka ingin ketahui hanya satu hal : apakah hari ini Paman Gober sudah mati.

Paman Gober memang terlalu kuat, terlalu licin, dan bertambah kaya setiap hari. Gudang-gudang uangnya berderet dan semuanya penuh. Setiap hari Paman Gober mandi uang disana, segera setelah menghitung jumlah terakhir kekayaannya, yang tak pernah berhenti bertambah.

Begitu kayanya Paman Gober, sehingga ia tak bisa hafal lagi pabrik apa saja yang dimilikinya. Bila terlihat pabrik di depan matanya, ia hampir selalu berkata, "oh, aku lupa, ternyata aku punya pabrik sepatu." Kejadian semacam ini terulang di muka pabrik sandal, pabrik rokok, pabrik kapal, pabrik arloji, maupun pabrik tahu-tempe. Boleh dibilang, hampir tidak ada pabrik yang tidak dimiliki Paman Gober. Ibarat kata, uang dicetak hanya untuk mengalir ke gudang uang Paman Gober.

Meskipun kaya raya, anggota klub milyarder no.1, Paman Gober adalah bebek yang sangat pelit. Bahkan kepada keluarganya, Donal bebek, ia tidak pernah mewmberi bantuan, meski Donal telah bekerja sangat keras malah Donal ini, beserta keponakan-keponakannya Kwak, Kwik, dan Kwek, hamper selalu diperas tenaganya, dicuri gagasannya, dan hasilnya tidak pernah dibagi.

Cendekiawan jenius Kota Bebek, Lang Ling Lung, yang dimuka rumahnya tertera papan nama Penemu, Bisa Ditunggu, pun hamper selalu diakalinya.

Sudah berkali-kali Gerombolan Siberat, tiga serangkai kelas kakap, menggarap gudang uang Paman Gober, namun keberuntungan selalu berada di pihak Paman Gober.

Paman Gober tak terkalahkan, bahkan oleh Mimi Hitam, tukang tenung yang suka terbang naik sapu.

Sudah beberapa kali Mimi Hitam berhasil merebut Keping Keberuntungan, jimat Paman Gober, namun keping uang logam kumuh itu selalu berhasil direbut kembali. Tidak bisa dipungkiri,

Paman Gober memang pekerja keras. Masa mudanya habis dilorong-lorong gua emas. Sebuah gunung emas yang ditemukannya menjadi modal penting yang telah melambungkannya sebagai taipan tak tersaingi dari Kota Bebek.

Suatu hal yang menjadi keprihatinan Nenek Bebek, sesepuh Kota Bebek yang mengasingkan ke sebuah pertanian jauh di luar kota, adalah kenyataan bahwa Paman Gober dicintai kanak-kanak sedunia.

Paman Gober menjadi legenda yang disukai. Paman Gober begitu rakus. Paman Gober begitu pelit. Tapi ia tidak dibenci. Setiap kali ada orang mengecam, menyaingi, pokoknya mengancam reputasi Paman Gober sebagai orang kaya, justru orang itu tidak mendapat simpati.

Paman Gober bisa menangis tersedu-sedu meski hanya kehilangan uang satu sen. Ia sama sekalli bukan tokoh teladan, tapi mengapa ia bisa begitu dicintai?

"Dunia sudah jungkir balik," ujar Nenek Bebek kepada Gus Angsa, yang meski suka makan banyak, sangat malas bekerja. Namun Gus Angsa sudah tertidur sembari bermimpi makan roti apel.

"Suatu hari dia pasti mati," ujar Kwik.

"Memang pasti, tapi kapan?" Kwak menyahut.

"Kwek!" Hanya itulah yang bisa dikatakan Kwek. Dasar bebek.

Begitulah, setiap hari, Lubas, anjing dirumah Donal, membawa Koran itu dari depan pintu ke ruang tengah.

"Belum mati juga!" Donal segera membuang lagi Koran itu dengan kesal. Karena memang tiada lagi berita yang bisa dibaca di Koran.

Banyak kabar, tapi bukan berita. Banyak kalimat, tapi bukan informasi. Banyak huruf, tapi bukan pengetahuan.

Koran-koran telah menjadi kertas, bukan media. Semua bebek memang menunggu kematian Pman Gober. Itulah kabar terbaik yang mereka harapkan terbaca.

Paman Gober sendiri sebenarnya sudah siap untuk mati. Maklumlah, sebagai generasi tua di Kota Bebek, umurnya cukup uzur.

Untuk kuburanya sendiri, ia telah membeli sebuah bukit, dan membangun mausoleum di tempat itu.

Jadi, bukannya Paman Gober tidak mau mati. Ia sudah siap untuk mati. "Mestinya, bebek seumur saya ini, biasanya ya sudah tahu diri, siap masuk ke liang kubur. Makanya, ketika saya diminta menjadi Ketua Perkumpulan Unggas Kaya, saya merasakan kegetiran dalam hati saya, sampai beberapa lama saya bisa bertahan? Apa tidak ada bebek lain yang mampu menjadi ketua?"

Kalimat semacam itu masuk ke dalam buku otobiografinya, Pergulatan Batin Gober Bebek, yang menjadi bacaan wajib bebek-bebek yang ingin sukses.

Hampir setiap bab dalam buku itu mengisahkan bagaimana Paman Gober memburu kekayaan. Mulai dari harta karun bajak laut, pulau emas, sampai sayuran yang membuat bebek-bebek giat bekerja, meski tidak diberi upah tambahan.

Bab terakhir diberi judul Sampai Kapan Saya Berkuasa?.

Memang, Paman Gober adalah ketua terlama Perkumpulan Unggas Kaya. Entah kenapa, ia selalu terpilih kembali, meski pemilihan selalu berlangsung seolah-olah demokratis.

Begitu seringnya ia terpilih, sampai-sampai seperti tidak ada calon yang lain lagi. "Terlalu, masak tidak ada bebek lain?"

Paman Gober selalu berbasa-basi. Namun, entah kenapa, kini bebek-bebek menjadi takut. Paman Gober, memang, terlalu berkuasa dan terlalu kaya. Setiap hari yang dilakukannya adalah mandi uang.

Ketika Donal Bebek bertanya dengan kritis, mengapa Paman Gober tidak pernah peduli kepada tetangga, bantuan keuangannya kepada Donal segera dihentikan. "Kamu bebek tidak tahu diri, sudah dibantu, masih meleter pula."

"Apakah saya tidak punya hak bicara?"

"Bisa, tapi jangan asal meleter, nanti kamu aku sembelih."

"Aduh, kejam sekali, menyembelih bebek hanya dilakukan manusia"

“Ah, siapa bilang bebek tidak kalah kejam dari manusia."

"Lho, manusia makan bebek, apakah bebek makan manusia?"

"Yang jelas manusia bisa makan manusia."

"Tapi Paman mau menyembelih sesame bebek, apakah sudah mau meniru sifat manusia?"

Paman Gober mempunyai banyak musuh, namun Paman Gober suka memelihara musuh-musuh yang tidak pernah bisa mengalahkannya itu, justru untuk menunjukkan kebesarannya.

Paman Gober sering muncul di televise. Kalau Paman Gober sudah bicara, kamera tidak berani putus, meskipun kalimat-kalimatnya membuat bebek tertidur.

Paman Gober selalu menganjurkan bebek bekerja keras, seperti dirinya, dan Paman Gober juga semakin sering menceritakan ulang jasa-jasanya kepada warga Kota Bebek.

"Coba, kalau aku tidak membangun jalan, air mancur, dan monument, apa jadinya Kota Bebek?"

Tidak ada yang berani melawan. Tidak ada yang berani bicara.

"Paman Gober," kata Donal suatu hari, kenapa Paman tidak mengundurkan diri saja, pergi ke pertanian seperti Nenek, menyepi, dan merenungkan arti hidup? Sudah waktunya Paman tidak terlibat lagi dengan urusan duniawi."

"Lho, aku mau saja Donal. Aku mau hidup jauh dari Kota Bebek ini. Memancing, main golf, makan sayur asem, dan membaca butir-butir falsafah hidup bangsa bebek. Tapi, apa mungkin aku menolak untuk dicalonkan? Apa mungkin aku menolak kehormatan yang segenap unggas? Terus terang, sebenarnya sih aku lebih suka mengurus peternakan."

Maka hari-hari pun berlalu tanpa penggantian pimpinan. Demokrasi berjalan, tapi tidak memikirkan pimpinan, karena memang hanya ada satu pemimpin.

Segenap pengurus bisa dipilih berganti-ganti, namun kedudukan Paman Gober tidak pernah dipertanyakan.

Para pelajar seperti Kwik, Kwek, dan Kwak menjadi bingung bila membandingkannya dengan sejarah kepemimpinan kota lain. Kota Bebek seolah-olah memiliki pemimpin abadi.

Generasi muda yang lahir setelah Paman Gober berkuasa bahkan sudah tidak mengerti lagi, apakah pemimpin itu memang bisa diganti. Mereka pikir keabadian Paman Gober sudah semestinya. Dan itulah celakanya kanak-kanak mencintai Paman Gober.

Riwayat hidup Paman Gober dibikin komik dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Bebek terkaya yang sangat pelit dan rakus ini menjadi teladan baru.

Nenek Bebek tidak habis pikir, mengapa pendidikan, yang mestinya semakin canggih, membolehkan budi pekerti seperti itu. Generasi muda ingin meniru Paman Gober, menjadi bebek yang sekaya-kayanya, kalau bisa paling kaya di dunia.

"Paling kaya di dunia?" Kwak bertanya.

"Iya, paling kaya di dunia," jawab Nenek Bebek.

"Apakah itu hakikat hidup bebek?" "Bukan, itu hakikat hidup Paman Gober."


Sementara itu, nun di gudang uangnya yang sunyi, Paman Gober masih terus menghitung uangnya dari sen ke sen, tidak ditemani siapa-siapa. Matanya telah rabun. Bulunya sudah rontok. Sebetulnya ia sudah pikun, tapi ia bagai tak tergantikan. Semua bebek menunggu kematian Paman Gober. Tiada lagi yang bisa dilakukan selain menunggu-nunggu saat itu.


Setiap kali penduduk Kota Bebek membuka koran, yang ingin meraka ketahui hanya satu : apakah hari ini Paman Gober sudah mati.


Setiap pagi mereka berharap akan membaca berita Kematian Paman Gober, di halaman pertama.


Jumat, Januari 11, 2008

RODA SUHARTO

Ketika SD, mataku selalu berbinar-binar bila ada yang bercerita tentang kehebatan RPKAD. Peristiwa G30S PKI sungguh selalu memunculkan heroisme versi Suharto, dan aku sangat menikmatinya.

Sang Jenderal yang suka tersenyum itu membuat aku sangat terkagun-kagum. Kepiawaiannya dalam berdialog dengan masyarakat bawah (petani), membuat acara itu sangat kunikmati. Sangat menyentuh dan sangat merakyat. Sang pemimpin tertawa-tawa dan sang rakyat ikut tersenyum bangga, karena menjadi bagian sentral dari lakon klompencapir.


Hari ini, Suharto telah menghabiskan 100 juta untuk biaya perawatan 8 hari di RSPP. Jumlah yang lumayan besar (apalagi bagiku), tapi tetap akan ditanggung oleh keluarga Suharto, demi kesehatan dan kesembuhannya.


Begitulah dunia berputar, dulu hebat sekarang bisa jadi sudah tidak hebat lagi, atau tetap hebat tetapi di sisi lain dari sisi tempat dia dulu. Suharto yang dulu begitu disegani, sekarang terlihat terkulai lemah didorong-dorong oleh para perawat.


Tidak ada lagi kegagahan sang Jenderal yang selalu tersenyum.


Roda kehidupan memang begitu, kadang di atas dan kadang di bawah.


Jadi kalau saat ini kita sedang ada di”bawah”, maka percayalah suatu saat kita akan berada di”atas”.


Nah, kalau sampai bertahun-tahun kita kok tetap di “bawah”, mungkin rodanya sedang “macet”.


Berpikirlah positip, maka biarpun di bawah, kita akan merasa sudah di atas, dan selalu siap, siapa tahu besok kita ada di bawah.


Siapkan bekal sebelum sang Maha Kasih memanggil kita dalam kasihNya. Semoga kita termasuk mereka yang mendapat syafaat dari Muhammad SAW.Amin.


Data gambar :

Selasa, Januari 08, 2008

SATU ISTRI

Kiriman dari mbak Rini Abdullah (kawan kantor)


BAHAGIAKAN DIRI DENGAN SATU ISTRI

Penulis: Cahyadi Takariawan

Penerbit: Era Intermedia, 2007, xxxi + 278 halaman

Terbitnya buku ini tak kalah kontroversialnya dari poligami Aa Gym, beberapa waktu lalu, yang berakibat pesantren dan bisnisnya makin sepi. Konon, saking kontroversialnya, buku ini sempat ditarik dari peredaran karena membuat gerah aktivis dan petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Padahal, pengantar buku ini ditulis istri pertama presiden partai itu, Sri Rahayu Tifatul Sembiring.

Membuat gerah, lumrah saja, karena buku ini ditulis Ustad Cahyadi Takariawan, anggota Majelis Syuro PKS. Sementara itu, sudah jadi rahasia umum bahwa ikhwan partai ini lazim melaksanakan praktek poligami dengan tujuan perluasan dakwah Islam.

Di sinilah menarik dan beraninya buku ini. Meski gaya penulisannya populer dan santun, isinya memang benar-benar menelanjangi praktek poligami yang banyak menyengsarakan kaum istri dan anak. Lebih khusus lagi, kata penulis, berakibat buruk pada dakwah Islam. Artinya, Cahyadi mendekonstruksi pemahaman dan keyakinan sebagian besar koleganya di partai dan umat Islam tentang poligami.

Sedari awal Cahyadi menekankan, ia menulis buku ini bukan dalam rangka menolak hukum atau ajaran Islam tentang poligami. Yang ia tolak adalah praktek poligami itu sendiri. Sebab banyak fakta dan kasus poligami yang menghancurkan institusi keluarga, khususnya perempuan dan anak.

Cahyadi tetap mengakui, pada kasus-kasus tertentu, seperti menolong janda dan anak korban konflik, poligami tetaplah menjadi solusi. Tapi jarang sekali suami berpoligami karena alasan tersebut. Alasannya lebih karena perempuan yang akan dijadikan istri selanjutnya itu lebih muda, lebih menarik, lebih pintar, dan lebih segalanya dibandingkan dengan istri sebelumnya.

Seperti diketahui, biasanya para pelaku poligami membenarkan perbuatannya itu berdasarkan dua hal: Al-Quran surat An-Nisa ayat 3 dan mengikuti sunah Nabi. Padahal, bila merujuk pada kehidupan Nabi secara cermat, sesungguhnya Nabi melakukan monogami. Dalam kurun waktu kehidupan rumah tangganya, Nabi sangat monogami.

Kehidupan rumah tangga Nabi dengan Khadijah berlangsung 25 tahun. Sedangkan poligami yang dilakukan Nabi hanya berlangsung 10 tahun. Itu pun setelah Khadijah wafat dan kebanyakan pernikahannya itu lebih karena menolong janda-janda sahabat beliau yang wafat akibat perang membela Islam (halaman xviii).

Sementara itu, ayat Al-Quran yang menjadi acuan poligami itu pun titik tekannya pada sikap suami yang bisa berlaku adil. Sikap ini sulit sekali ditentukan ukurannya karena sangat melibatkan perasaan, tidak hanya kecukupan materi dan kepuasan seksual. Seperti diulas dengan baik oleh Bintu Syathi dalam bukunya, Istri-istri Nabi, kehidupan istri-istri Nabi saja tak sepenuhnya harmonis, malah cenderung saling cemburu.

Untuk lelaki setingkat Nabi saja, yang banyak diberi kelebihan oleh Allah, mengelola perasaan dan menghadapi istri-istrinya itu cukup merepotkan. Apalagi untuk lelaki biasa. Cahyadi pun menyimpulkan, karena kita bukan Nabi, istri kita pun bukan Aisyah, maka jangan coba-coba berpoligami (halaman 238).

Ada juga yang berargumen, poligami dilakukan untuk menghindari zina. Cahyadi mengkritik, kok bisa poligami disejajarkan dengan zina (selingkuh). Penyejajaran seperti ini adalah cara berpikir yang tak nyambung. Ia menyodorkan beberapa pilihan selain poligami. Misalnya, daripada suami berpoligami, lebih baik berpuasa untuk menjaga diri atau berkonsentrasi dan fokus pada istri atau onani dan masturbasi atau banyak pilihan perbuatan yang lebih baik dan positif (halaman 99).

Di tengah komunitas yang menjadikan poligami sebagai praktek yang lazim, banyak yang bertanya, kenapa Cahyadi tak berpoligami. Dengan memarodikan lagu Aa Gym, ia menjawab, ''Jagalah istri, jangan kau sakiti. Sayangi istri, amanah Ilahi. Bila diri kian bersih, satu istri terasa lebih. Bila bisa jaga diri, tidak perlu menikah lagi. Bila suami berpoligami, dakwah akan terbebani. Demarketing menjadi-jadi, dakwah bisa dibenci....' '

Tentu saja buku ini tak hanya layak dibaca para lelaki. Bagi perempuan pun, buku ini sangat bermanfaat, karena banyak kiat dan nasihat agar para istri tidak dimadu. Sayang sekali, sekarang buku ini sangat sulit didapat.



sumber gambar :

http://i136.photobucket.com/albums/q182/akuajadeh/P1000027.jpg

Leo Kristi

Beberapa lagu Leo Kristi menurut Mas Santosa.

Nyanyian Tanah Merdeka (Album 'Nyanyian Tanah Merdeka', lagu patrotik ini ditutup ketukan lyrabell memainkan mars 'Maju Tak Gentar')

Pojok Kafe Simpang Lima (Lagu romantis dari album 'Nyanyian Cinta' .. 2 sejoli beranda-andai jalinan cinta mereka berlanjut hingga kaki-nini)

Roda Pedati (Lagu pendek dari 'Nyanyian Malam' ini favorit anak saya .. he-he)

Sayur Asam Kacang Panjang (Lagu pembuka di album 'Nyanyian Tambur Jalan' .. ada kearifan khas orang kecil. Dengan sekotak wayang mereka yakin bisa untuk bekal sepanjang hidup. Mereka percaya hari esok akan panjang.)

Solus Aegroti Suprema Lexest (Kata Latin ini motto Rumah Sakit Darmo Surabaya [bener ora Dab Penyo?}. Inspirasinya, aku Om No, didapat saat ia berteduh di sana karena kehujanan. Artinya, keselamatan orang sakit adalah hukum paling utama. Lagu ini ada di album 'Ny. Malam'.)

Sudut Jalan, Surabaya 1979 (Dari 'Ny. Tambur Jalan' .. full suara pengamen jalanan. Apa maksudnya ditampilkan? Sekadar mengingatkan bahwa dulu (1979) di Surabaya, meski kota no. 2 di tanah air, pengamen tradisional masih meramaikan sudut-sudut jalannya?)

Umi Muda Serambi Tua (Dari 'Ny. Cinta'. Lagu ini menurut Om No ditulis di Bondowoso, inspirasinya dari kembaranya di daerah tapal kuda. Kata Om No, umi (nama orang) ini sama dengan yang ia sebut di 'Roda Pedati')

Ana Rebana (Ini lagu pembuka 'Ny. Cinta'. Ditulis Om No di tempat loakan Haji Sukri (Surabaya), bercerita kehidupan pengamen di Pulau Garam.)

Bedil Sepuluh Dua Jelang Empat Puluh Tahun Merdeka (Dari 'Ny. Tambur Jalan, isinya semacam kontemplasi, perasaan si aku menjelang tibanya hari keramat 17-Agustus)

Di Deretan Rel-rel (Dari album 'Ny. Fajar' ini lagu wajib setiap pentas Om No. Isinya romantika di kereta ekonomi. Katanya lagu ini tercipta di atas gerbong antara Yogya - Solo.)

Lenggang Lenggong Badai Lautku (Pembuka album 'Ny. Fajar' ini sebenarnya lagu sedih. Nelayan melaut dan kembali hanya perahu, hanya nama.)

Lewat Kiara Condong (Saat lagu di 'Ny. Tanah Merdeka' ini ditulis, Kiara Condong [nama stasiun di Bandung] masih sepi, masih terhitung pinggiran. Om No menanyakan kaitan sila ke-5 dengan kapan anak-anak yang ia lihat bisa melambaikan buku dan pena di tangan)

Minna Minkum (Lagu penutup album 'Lintasan Hijau Hitam', Berkisah tentang Nusantara dalam bahasa simbol.)

Nyanyian Fajar (Judul ini sama dengan nama albumnya. Menyingsingnya fajar adalah terbitnya harapan baru. Fajar terbit di hati gadis di sawah, fajar pula yang mengiringi langkah gerobag sayur.)

Nyanyian Malam (lagu senama dengan albumnya ini salah satu lagu Om No paling populer. Dulu di acara 17-an tingkat kelurahan, panitia lomba folk song kerap memasangnya sebagai lagu wajib. Inspirasinya dari LFC Surabya yang punya pagar besi setinggi 1,5m (5 kaki).)

Nyanyian Pantai (lagu melodius lain di 'Ny. Malam'. Bagi yang suka dengan pantai, deskripsi lagunya mewakili apa yang dicecap penglihatan.)

Begitu kata mas Santosa dari Sangatta

7-januari-2008 (dimuat di milis civeng)

Sumber gambar :

http://i177.photobucket.com/albums/w221/musiklawas3/nyanyian_fajar.jpg

Senin, Januari 07, 2008

MimPikU

Pengalaman beberapa kejadian saat bulan puasa, kita pernah tidak makan sahur gara-gara bangun kesiangan, maka suatu malam aku diskusi sama anak-anak tentang mimpiku, yaitu setiap pagi dibangunkan anak-anak sebelum shubuh dan dilanjutkan sholat shubuh berjamaah kemudian sarapan dan aku berangkat kerja (setelah mandi tentunya!:-).

Anak-anak kelihatannya merasa tertantang dengan mimpiku, dan itu dibuktikannya besok paginya. Aku yang sudah bangun harus berpura-pura belum bangun agar mereka puas bisa membangunkan aku sebelum shubuh.

Pagi selanjutnya aku kembali berpura-pura masih tidur, sambil kethap-kethip nungguin dibangunin anak-anakku.

Kulihat lampu AC udah mati, berarti udah lewat jam 4.00 pagi, tapi kok belum ada yang mbangunin ya? Antara ingin bangun dan tetep kethap-kethip membuatku tertidur (beneran) lagi, terbangun sebentar, kethap-kethip lagi, tidur lagi, dan akhirnya terbangun beneran ketika jam sudah menunjukkan pukul 05.30.

Langsung mandi (lengkap), sholat dan kesiangan ke kantor …!:-)

Kapan ya mimpi ini akan menjadi kenyataan?

Sumber gambar :
http://duwex.files.wordpress.com/2007/07/iran_presiden.jpg

Sabtu, Januari 05, 2008

Ngumpulke Balung Pisah

Tanggal 5 Januari 2008, akhirnya beberapa “balung” yang dulunya terasa terpisah-pisah hari ini terasa menyatu kembali. Meskipun dari 6 keluarga besar ini belum lengkap hadir pada hari ini, tetapi itu hanyalah masalah jarak dan acara yang bersamaan saja.


Jarak memang memisahkan keluarga Yogya, Jakarta dan sekitar Jakarta, akan tetapi di jaman internet ini rasanya jarak hanya satu kata yang memang harus ada tetapi sangat dapat diatasi dengan jalur komunikasi yang terpampang di depan kita.


Secara aklamasi, istriku di”dapuk” kadi Ketua Keluarga Besar Atmo Prowito. Pipin jadi sekretarisnya dan Rudi jadi bendahara.


6 orang penghubung juga telah ditunjuk untuk mewakili kelompok keluarganya, sehingga komunikasi cukup dilakukan ke 6 penghubung ini saja. Merekalah yang akan meneruskan komunikasi ini secara beranting, “gethok tular” via SMS, ke keluarganya masing-masing (termasuk “andahan-andahan”nya).


Mereka adalah, mbak Eni, mas Antok, Rudi, Pipin, Fajar dan Radit.


Pertemuan mendatang akan dilaksanakan tanggal 5 April 2008 di rumah mbak Eni. Pasti asyik tuh, karena aku belum pernah kesana dan istriku pernah kesana tapi lupa jalannya.


Begitulah acara hari ini, katanya kalau kita mau dan suka menyambung tali silaturahmi, maka Allah swt akan memudahkan hidup dan kehidupan kita.

Insya Allah, amin.

Rabu, Januari 02, 2008

Assesment MBCfPE

Bagaimana melakukan assessment Malcolm Baldrige Criteria for Exellence Performance yang efektif?

Begitu pertanyaan pak Pan Supandi, examiner senior MBCfPE dari telkom, yang sangat menggelitik, melalui milist IQA.

Langsung saja kubalas melalui milist dan kutulis jawaban itu di blog ini agar yang tidak tergabung dalam milist bisa ikut memberi masukan terhadap jawabanku.

Kendala examiner (yunior/newbie) melakukan assesment terhadap aplikan a.l. adalah sebagai berikut :

  1. Baru memahami kulitnya doang, belum ke filosofinya (pak Pan dan pak Pirma, yang saya kenal sudah memahami isi dari MBCfPE, selain pak Toni dll).

  2. Keterbatasan memahami dokumen aplikasi (baik dari sisi materinya maupun waktu bacanya)

  3. Jadwal yang dibuat oleh IQAF kadang2 tidak mendukung jadwal examiner (mendadak dan di hari yang "kurang" cocok). Ini memang hal yang sulit dihindari, karena semua examiner biasanya adalah anggota “tim kampiun” di masing-masing aplikan.

  4. Kurangnya keterbukaan (kerja sama) dari beberapa aplikan (tidak semua, memang), aplikan merasa diaudit, sehingga hasil galian kurang mencerminkan isi dari aplikan.

  5. dll (pak Bakti tolong tambahin ya..!:-)

Untuk itu, examiner harus bisa menggali segala macam proses yang telah dilakukan oleh aplikan agar outputnya (dan outcomenya) bermanfaat bagi aplikan.

Beberapa metode yang bisa diterapkan a.l. adalah :



  1. Biarkan aplikan bercerita tentang prosesnya dan tugas kita hanya menggiring agar tidak "ngelantur" dan memberikan pertanyaan2 sesuai "ajaran" MBCfPE (istilah sepakbola, saat musuh menyerang, maka celah2 kelemahan akan ditingalkan sang musuh, jadi kita tidak perlu total menyerang, cukup "counter attack" saja)

  2. Setiap hari menyempatkan diri untuk diskusi dengan tim secara garis besar sebelum kembali ke hotel, sehingga saat masuk kamar sudah punya gambaran tentang "hasil galian" kawan2 terhadap aplikan di kategori lain.

  3. Jangan pernah terjebak untuk beradu argumen dalam hal redaksional, kita pasrahkan pada ketua tim dan wakilnya untuk memperbaiki redaksionalnya. Yang perlu disepakati hanyalah inti "hasil galian" bukan cara penulisan hasil galian. (Ada ketua tim eksaminer yang memilih salah satu anggota tim menjadi sekretaris agar bahasanya seragam dan tidak saling bertolak belakang, misalnya dijadikan strength (++) tapi muncul juga di OFI (--).

  4. dll (biar ditambahin ama temen2, mau ke toilet dulu, he..he..he..!:-)

Salam

eshape

Selasa, Januari 01, 2008

TeTanGgA

Tahun baru selalu membawa peristiwa-peristiwa yang membuat kita makin yakin akan tujuan hidup kita ini.

Ibadah pada Tuhan YME, itulah inti hidup kita. Selama kita yakin apa tujuan hidup kita, maka semua hal menimpa kita, semua peristiwa yang kita alami pasti memberi hikmah pada kita, agar kita menjadi lebih baik dalam beribadah padaNya.


Hari ini di awal tahun baru 2008 kuawali hidup bersama tetangga-tetangga kampung. Betapa indahnya hidup bertetangga. Mereka sesungguhnya adalah saudara kita yang terdekat. Merekalah yang akan berbuat sesuatu bila sesuatu menimpa kita, karena merekalah saudara kita yang paling dekat.

Saudara dekat kita mungkin ingin berbuat yang lebih cepat, tetapi tetap merekalah yang tercepat.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah swt. Dalam sholat jamaah bersama anak dan istriku tadi, aku mengingatkan diriku dan anak istriku agar selalu ingat bahwa hanya Dia tempat kita mengabdi dan hanya Dia tempat kita meminta pertolongan.

Semoga Allah selalu membimbing kami. AMin.

sumber gambar :
http://islamfeminis.files.wordpress.com/2007/04/rasulullah.jpg