Jumat, April 23, 2010

eMCe dadakan di Bandar Jakarta

"Bapak sudah sampai mana?", tanya LiLo di ujung telepon, ketika aku baru saja menunjukkan tiket masuk Taman Impian Jaya Ancol.



"Bapak di Ancol nak", jawabku apa adanya, soalnya belum sempat ngarang jawaban yang lebih baik, jadi hanya jawaban jujur saja yang bisa kuberikan (memang tega berbohong sama Lilo?)

"Ngapain disitu pak?"

"Mau rapat nak", jawabku (halah....! masak rapat di Ancol malam-malam begini)

Lilo terdiam disana, sampai akhirnya dia bilang minta dibelikan oleh-oleh,"Bawain susu putih ya pak, wa'alaikum salam"

Tut..tut..tut... teleponpun ditutup di ujung sana.

"Pak Rudi, kita sebentar saja ya. Aku mau setor muka saja terus mau pulang", kataku pada teman setiaku pak Rudi yang setia mengawaniku.

Begitu turun dari mobil, aku lansgung dibimbing oleh seorang laki-laki separo baya dengan pakaian batik lengkap, sementara aku hanya pakai kaos dan celana jins.

Memasuki resto Bandar Jakarta, aku merasa asing karena yang datang rata-rata orang yang tidak kukenal. Banyak yang umurnya jauh di atasku, sampai akhirnya kulihat seorang anak muda alumni UGM tahun 2000an datang menyalamiku.

"Alhamdulillah, ada yang lebih muda dari aku", begitu kataku dalam hati.

Di tengah musik yang sangat keras, kamipun ngobrol ngalor ngidul sampai akhirnya datang bergabung seorang yang sudah sepuh tapi gaul. Dia tunjukkan alamat blognya padaku, sementara aku malah lupa nggak ngasih dia kartu nama yang menunjukkan aku adalah blogger juga (wakil ketua blogger bekasi dan komisaris blogger cikarang deh)

Pembicaraan terputus ketika wakil panitia mengampiriku,"eMCe hari ini mbak Juwita belum datang, bisa mewakili jadi emCe mas?"

"Oke, mana susunan acaranya", jawabku cepat sambil mikir bakal gak bisa pulang cepat nih.

Bener juga akhirnya ketika eMCe aslinya tiba, aku tetap juga yang jadi eMCe, "Mas Eko saja yang jadi emce", kata emce asli mbak Juwita sambil cekikikan.

Sudah kepalang basah, aku terus saja menikmati peranku sebagai emce acara ramah tamah dalam rangka Munas Katgama 2010. Apalagi ketemu sama teman "sebaya", mbak Heni yang cantik, jadi betah deh jadi emce di Resto Bandar Jakarta ini.



Untung juga acaranya lancar, karena semua audience mau saling mendukung untuk kesuksesan acara ini.

Mereka saling bergantian naik ke panggung menghibur teman-teman yang baru saja sampai Jakarta, bahkan beberapa diantaranya masih belum sempat mandi, langsung meluncur dari airport.

Jam 21.30 akhirnya acara kuhentikan, meskipun acara sebenarnya disediakan sampai jam 22.00. Kuajak foto bersama dan akhirnya kitapunmembubarkan diri menuju ke tempat peraduan masing-masing. Besok masih ada hari yang panjang untuk melakukan munas katgama 2010 di hotel Nikko.

Sampai ketemu besok dengan semangat yang lebih segar.



Semoga gak masuk koran, takut korannya sobek!:-)

Sabtu, April 17, 2010

Ngurus Pindah KK

Setelah sukses mengurus KTP di Cikarang Bekasi, maka aku kembali ditantang untuk ngurus kepindahan anakku, Luluk dan Litha, dari Cikarang ke Yogya.

Pasti urusan ini hanya masalah yang sepele saja dan mungkin bukan tantangan bagi sebagian dari kita, apalagi kalau ngurusnya titip ke Biro Jasa, pasti bukan lagi menjadi tantangan.

Sayang tantangan ini tak bisa kujemput. Istriku yang menyelesaikan semuanya. Aku hanya bisa membantu dari belakang layar, mulai download foto anak-anakku, mencetaknya dan mengurus administrasi kecil-kecilan yang lain.

Malem-malem sepulang aku dari Cawang, istriku baru bercerita tentang perjalanannya mengurus kepindahan anakku ini.

"Sudah diikuti semua petunjuk dari pak RT, RW, petugas kelurahan dan semua yang berwenang dalam hal ini, masih saja pada ribut sendiri"

"......" (sambil merasakan lembutnya kasur)

"Foto-foto anak yang mau pindah harus berwarna, begitu kata pihak kecamatan, karena pasti ditolak di kabupaten kalau fotonya hitam putih, ternyata di kabupaten gak diminta tuh"

"......." (tersenyum)

".....pihak kecamatan marah-marah karena formulir dari kelurahan yang diisi adalah formulir yang salah..."

"terus?"

"...kubilang kalau memang salah ya aku bersedia ke kantor kelurahan lagi untuk mencari formulir yang benar..."

"......" (mulai sambil memandang wajah istri)

".. di kelurahan itu mbayar 30 ribu tapi malah salah ngasih formulir, bener-bener tidak profesional, untung dari pihak kecamatan akhirnya yang nelpon ke kelurahan dan menyelesaikan diskusi tentang kesalahan formulir itu..."

"......." (masih memandang wajah istri)

"...yang bikin jengkel lagi di kecamatan diminta kartu keluarga yang asli, kan tidak kubawa karena kata kelurahan cukup hanya formulir itu saja yang dibawa...eh ternyata setelah pimpinannya keluar, gak perlu pakai KK gak papa...."

"....hehehe...."

"....yah ahirnya mbayar sepuluh ribu di kecamatan dan urusan selesai, tinggal ke kabupaten, antri lagi dan diskusi lagi sama petugas kabupaten, soalnya baru naruh formulir sudah nanyain kapan selesainya...."

"..maksudnya?"

"...masak dibilang selesainya tidak hari ini, memang seberat apakah ngurus kepindahan KK ini..."

"...terus..."

".. ternyata gak lama kemudian urusan itu selesai dan langsung keluar dari kantor kabupaten, sampai lupa belum bayar, akhirnya nanya sama pegawai kabupaten yang kebetulan ketemu, kuceritakan kalau aku ngurus kepindahan KK dan kutanyakan berapa biayanya, kata petugas itu memang gak bayar, jadi aku langsung pulang saja..."

"..hehehe..aslinya semua itu gak bayar, cuma ibu baik hati saja jadi bayar 40 ribu untuk keluarahan dan kecamatan..."

"Alhamdulillah, inilah surat yang ditunggu Totok agar Lulita segera punya status di KK Totok"

"Alhamdulillah"


Tahu-tahu sudah pagi, hehehe...aku ketiduran rupanya.

Selasa, April 13, 2010

PCMAV Ragnarok 3.01 April Mei 2010


Tertarik dengan PC Media Antivirus versi 3.0.1 Ragnarok? Silahkan masuk ke halaman unduh disini.


PC Media Antivirus (PCMAV) 3.0.1 - Ragnarok
Copyright (c) 2006-2010 Majalah PC Media
Pinpoint Publications Group


Minggu, April 11, 2010

Pak Dhe ngeBLOG (lagi)

Semua teman-teman TDA Bekasi langsung bersorak sorai begitu terlihat tampilan cover buku pak Dhe ngeBlog muncul di dua layar raksasa yang berada di background panggung dan di samping panggung.

Pak Dhe Ngeblog di PestaWiraUsaha2010

Sang pembawa acarapun mulai berkicau tentang buku ini.

"Inilah potret anda, teman-teman anda dan potret siapa saja yang kadang tegar menghadapi hidup dan kehidupan ini, namun kadang begitu rapuh menerima cobaan yang datang"

Tepuk tangan mengikuti ucapan sang pembawa acara, siapa lagi yang bertepuk tangan kalau bukan aku sendiri.

Sang pembawa acarapun melanjutkan ucapannya.

"....dan inilah Komentar singkat khas Nukman Luthfie tentang buku ini TOP MARKOTOP!"

Kembali aku bertepuk tangan sendirian dan pembawa acara terus melanjutkan komentarnya tentang buku pak Dhe NgeBlog.

"... Amril Taufik Gobel [finalis blogger internasional, anggota TDA] memberi komentarnya..."

"Buku Pakde Eko ini tak sekedar menyajikan catatan tentang hikmah kehidupan namun juga menyiratkan sebuah upaya humanis memaknai setiap desir interaksi antar pribadi serta komunitas yang kerap bersentuhan langsung dengan eksistensi Pakde Eko.

Dituturkan dengan gaya bahasa yang lancar mengalir, sederhana, jernih dan jenaka.
Buku ini layak menjadi pilihan pilihan bacaan yang memikat bagi pencerahan hati dan usaha melapangkan jiwa dengan berbagi.

Selamat Pakde Eko"

Kali ini semua teman-teman TDA Bekasi sudah selesai menyantap makan siangnya, sehingga yang bertepuk tangan tidak hanya aku sendiri.

"Orangnya mana...orangnya mana?"

"Pak Dhe mana...pak De mana..?"

Dengan penuh percaya diri akupun berdiri dan berbalik dan menghadap ke arah penonton yang tumpleg bleg di belakang deretan kursi belakang. Itulah lantai kosong yang disulap sebagai tempat makan siang di acara #pestawirausaha 2010 dalam rangka milad IV Tangan Di Atas, sebuah komunitas wira usaha terbesar saat ini di Indonesia (versi majalah SWA).

Buku Pak Dhe ngeBlog ini memang fenomenal bagi beberapa temanku. Banyak kisah lucu dan menarik tentang buku ini. Bagaimana sebuah buku mau dijual sedangkan bukunya saja belum ada, bahkan judulnya saja belum ada.

Buku inipun belum juga sempat dilaunching malah sudah dijual di kampus ITB dalam rangka blogshop Kompasiana.

Hasil penjualan Buku ini juga pernah dipakai sebagai salah satu modal untuk berdirinya komunitas BeBlog dan pernah juga dipakai sebagai bonus bagi mereka yang menyumbangkan uang untuk membantu teman-teman yang terkena musibah gempa ataupun tanah longsor saat pertemuan reuni akbar Sipil UGM.

Saat ini buku pak Dhe ngeBlog ini hanya dijual di gerai Mie Ayam SEHATI. Ke depannya buku ini akan dicetak oleh penerbit besar yang peduli dengan pendidikan Indonesia dan bukan oleh penerbit yang melulu mencari keuntungan materiil. Tunggu saja penerbit mana yang paling baik tawarannya.

Bila tidak ada penerbit yang menarik hatiku, maka mungkin kita perlu mendirikan penerbit yang dikelola oleh TDA dan menerbitkan buku-buku bermutu bukan buku-buku yang membodohkan pembacanya.

Meski warga TDA wajib punya mimpi, tapi bukan buku mimpi yang kita terbitkan tapi buku tentang semangat kebersamaan menebar rahmahlah yang akan kita terbitkan.

Salam


Para Pendukung Pak Dhe NgeBLOG di Pesta Wira Usaha 2010. Inilah kelompok narsis dari TDA Bekasi.
+++

Pak Dhe dan Bu Dhe ngeBlog

Tidak lupa bernarsis ria bersama istri tercinta, satu-satunya dan selamanya.

+++

Sabtu, April 10, 2010

Kisah Anggun di rumahku

Sekitar jam delapan malam, saat menuju arah rumah, sebuah panggilan telepon berbunyi tak putus-putus. Akupun menepi dan menjawab telepon itu.

"Pak Eko, aku ada undangan gratis untuk teman-teman yang ingin ikut acara milad TDA besok. Tolong dikontak teman-teman kita ya"

"Wah undangan gratis senilai 600 ribu mau dibagikan secara gratis?", begitu ucapku dalam hati. Kalau jawabanku ke pak Ato, sang penelpon tentu lain.

"Siap pak. aku langsung kontak semua teman-teman"

Arah kendaraan kubelokkan ke warung mie SEHATI, dari sana aku kontak semua teman-teman Cikarang yang data ponselnya ada di hapeku. Dasar pecinta missedcall, ternyata gak banyak nomer hape teman-teman yang ada di ponselku.

Dari sekitar sepuluh orang lebih yang kuhubungi, kebanyakan langsung menyatakan siap berangkat. Mereka sudah sangat ingin ikut acara itu tetapi gak punya kesempatan untuk membeli tiket, jadi ini tentu kesempatan yang harus segera diraih.

Sekitar jam sembilan malam, selesailah sudah acara telpon menelpon masalah tiket ini. Aku jadi tertawa sendiri dengan kejadian ini.

"Aku sudah beli dua tiket untuk acara ini dan ternyata ada tiket gratis di malam ini", begitu kataku pada istriku yang disambut senyum manis istriku.

"Ya ini memang bukan rejeki kita"

Yang membuat aku lebih merasa lucu lagi adalah acara telpon menelpon ini. Beberapa orang yang ketelepon rata-rata menyatakan sanggup dan bertanya berangkat darimana naik apa, begitu kata mereka.

Setelah kujawab berangkat dari Montana bersama-sama teman-teman yang sudah punya tiket, maka mereka kemudian malah mengirimkan sebuah sms yang bikin aku ketawa geli.

"Pak ternyata aku sudah punya acara besok!"

Kok ya sms dari beebrapa orang itu bisa sama ya isinya. Dari berapi-api bin menggebu-nggebu ikut tiba-tiba membatalkan keikutsertaannya karena sudah punya acara lain.

Akupun melangkah menuju mobil untuk pulang ke rumah. Meski masih geli tapi saat ini kondisiku sudah tinggal lima watt, jadi harus segera ketemu tempat peristirahatan yang cocok, malu kan kalau ketiduran di warung.

Tiba-tiba ponselku berbunyi lagi dan ada teman yang sanggup ikut acara besok, bahkan dia ingin bertemu dengan aku malam ini.

"Oke, pak Nas segera kasih tahu pak Ato bahwa mau ikut acara ini besok dan kalau mau ketemuan sama aku, tak tunggu di rumah"

"Siap pak, saya langsung ke rumah bapak"

Sampai di rumah kuhidupkan komputer sambil membaca pesan masuk di BB. Ternyata acara di Samikurimng meriah banget.



Salut buat mas Ade, poliTDA Malang dan Cikarang, yang telah berjuang begitu keras untuk mewujudkan pertemuan antara Malang, Bandung dan Cikarang Bekasi. Mungkin ada juga teman dari Surabaya dan Yogya yang hadir, tapi aku tidak tahu persis. Yang jelas pertemuan meriah itu belum selesai meskipun mereka sudah keluar dari samikuring. Masih ada pertemuan lanjutan di rumah mas Ade.



Tiba-tiba aku terkejut, kudengar lagi bunyi ponselku.

Ups... rupanya aku tertidur sambil menanti kedatangan pak Nas dan pak Nas saat ini sudah ada di depan pagar rumah menunggu pintu dibuka.

Kami ngobrol panjang lebar tentang nasib Anggun Sari yang sangat memprihatinkan. Lahir dengan kondisi yang sehat tetapi tidak mempunyai anus. Betapa susahnya keluarga Anggun mengasuh gadis kecil ini.

Pernahkah kita bayangkan bagaimana rasanya tidak punya anus dan harus BAB dari kemaluan kita?

Sungguh penderitaan yang susah dilukiskan. Dokter yang didatangi menyatakan bahwa mereka hanya mau melakukan operasi bila Anggun sudah berumur enam tahun, sehingga selama itulah Anggun harus tersiksa lahir dan batin.

Saat ini enam tahun telah berlalu dan Anggun masih juga belum dapat naik ke meja operasi. Ayah Anggun hanya seorang sopir angkat barang dan ibunya tidak bekerja, sehingga tidak terbayangkan bagi mereka darimana mereka bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi yang cukup besar dan lama ini.

Operasi akan memakan waktu sekitar 9 bulan sampai satu tahun, karena akan dilakukan secara bertahap, sesuai prosedur medis yang harus diikuti.

Pak Nas tercenung di depanku dan ingin supaya aku mengangkat cerita ini ke blogku, siapa tahu ada yang peduli dengan nasib adik kecil kita ini. Mungkin bisa juga dibuatkan halaman khusus di fisbuk agar lebih banyak lagi yang membaca dan dengan harapan ada yang terketuk hatinya untuk membantu biaya operasi Anggun.

Dalam hati aku terenyuh mendengar cerita pak Anas ini. Aku tahu persis kehidupan pak Anas tidak berlebih-lebihan dan waktu pak Anas juga sangat terbatas untuk mengurusi hal-hal seperti ini, bahkan dia sering curhat masalah mengelola waktu, karena kesibukannya yang luar biasa di beberapa tempat yang berjauhan.

Hari ini pak Anas terlihat begitu bersemangat untuk mencari donatur, mencari dermawan untuk membantu penderitaan keluarga Anggun ini.

Semoga konser amal tanggal 25 April 2010 di Cikarang nanti sedikit banyak bisa menyisihkan sumbangan yang masuk untuk membantu adik Anggun ini.

Insya Allah pak Anas, selama tujuan kita baik dan selalu berprasangka baik pada Tuhan, maka Tuhan akan memudahkan urusan kita.

Amin.

+++



Bagi para pembaca blog ini yang ingin berpartisipasi untuk membantu meringankan biaya operasi Adik Anggun, dapat menghubungi pak Anas di nomor telepon 085959441012.

Adik Anggun saat ini tinggal di Kampung Poncol, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara Bekasi Jawa Barat.

Sabtu, April 03, 2010

LiLo tebar Virus TDA

"Gimana rasanya ikut demo mas LiLo?", sapa mas Hekso pada Lilo yang baru saja datang di acara arisan keluarga ibunya Lilo.

Acara arisan ini memang bertepatan harinya dengan acara Tebar [pesona] virus TDA di Bunderan HI yang diadakan dalam rangka Milad IV TDA berupa rangkaian acara Pesta Wirausaha 2010.

Lilo dan aku datang pagi-pagi ke lokasi acara tebar virus TDA dan disana sudah kulihat mas Didin dan Mas Oni serta beberapa teman TDA yang belum kukenal secara akrab. Beberapa saat kemudian teman-teman TDA lainnya mulai berdatangan dan riuh rendah suara mereka saling bersahutan dengan pokok bahasan yang berbeda-beda.

Agak lain dari biasanya, teman-teman TDA Bekasi tidak banyak yang nongol di acara ini. Pak Dewanto sedang tidak enak badan, mas Andhika malah kontak-kontakan via SMS membahas pakaian batik buat istriku. Pak Ato dan mas Irfan yang biasanya aktif dalam berbagai macam kegiatan TDA juga tidak kelihatan batang hidungnya.

Akupun akhirnya ikut larut dalam pembicaraan mereka. Ikut tertawa geli karena biasanya kita saling sapa di BBM tapi begitu ketemu malah saling tidak kenal. Begitulah dunia maya, terasa begitu akrab tapi begitu masuk dunia offline malah saling kagok.

Blackberry sering disebut sebagai gadget yang mampu mendekatkan orang yang saling tidak mengenal bagai saudara dekat, tapi dibalik itu kadang membuat teman dekat ataupun keluarga di rumah jadi terlupakan.

Pernah terlihat dalam suatu meja makan di suatu resto di sebuah mall, sebuah keluarga sedang asyik makan dengan tangan kanan dan main ponsel di tangan kirinya. Bapak, ibu dan anaknya saling berkomunikasi dengan orang yang jauh dan saling melupakan orang yang begitu dekat dengan dirinya.



Lilo akhirnya nyari kegiatan sendiri karena bapaknya malah asyik dengan teman-teman TDA-nya. Akupun akhirnya menyadari kalau LiLo bosen menyadari acara yang diikutinya tidak sesuai dengan harapannya.

Akupun meninggalkan kerumunan teman-teman TDA dan mengikuti Lilo berjalan-jalan. Lihat-lihat sepeda patroli polisi, nyari-nyari kaos ukuran "S" buat dia sampai akhirnya malah naik MOGE-nya pak polisi.



Dasar Lilo, tidak pernah bisa diam. Jalan terus kemana-mana, sampai akhirnya berhenti juga di toilet, karena ada yang perlu dibuang dari tubuhnya. Di toilet itu berkumpulah para gladiatris dan panitia dari EO yang bertanggung jawab terhadap kelancaran acara pagi ini.

"Om gak boleh ngerokok", kata para gladiatris yang sexy-sexy itu.

"Mana? Emang ada tandanya?", si Om rupanya penasaran tetap mau merokok, sampai akhirnya dia melihat tanda dilarang merokok.

Para gadis itupun saling cekikikan melihat kekecewaan si Om.

"Makanya tadi aku sudah merokok sebelum ke sini", kata salah satu dari gladiatris yang berpakain super seksi karena modelnya yang super ketat.

Wah rupanya mereka, para gladiatris itu, suka merokok dalam kesehariannya. Untung istriku tidak seperti mereka. Meskipun merokok masih diperdebatkan halal dan haramnya, tetapi aku termasuk golongan mereka yang lebih suka melihat orang yang tidak merokok, cewek maupun cowok.

Aku lebih suka dianggap "ndeso" bin "katrok" daripada harus merokok untuk diterima dalam suatu komunitas.



Hari makin siang dan tanda-tanda acara dimulai belum juga kelihatan. Kaos sudah dibagikan dan briefing sudah dilakukan tetapi pasukan belum juga bergerak. Acara menunggu inipun dimanfaatkan untuk saling bernarsis ria denagn segala macam bentuk dan model.

Saat Lilo di puncak kegelisahannya diadakan lagi briefing final.



"Kita akan mulai tepat jam 09.15 saat lalu lintas sudah lebih ramai", begitu kata koordinator acara.

Rupanya pasukan ini bergerak menunggu ramainya lalu lintas. Itu sebabnya dari tadi kok nggak juga bergerak ke bundaran HI.



Pak Iim, presiden TDA, akhirnya memimpin doa untuk kesuksesan acara ini. Para TDAers sudah terlihat tidak sabar ingin segera menuju ke tengah bunderan HI.

"Gladiator bertugas sesuai posisi yang sudah ditentukan, demikian juga para gladiatris. Selebaran kan dibagikan oleh tim khsuus, teman-teman dari TDA situasional saja. Biar tidak terkesan jadi crowded, biarkan petugas pembagi selebaran saja yang membagikan selebaran ini", begitu arahan koordinator acara dan para TDAers terlihat manggut-manggut tanda memahami aturan yang disampaikan.

"Teman-teman TDA silahkan membuat setengah lingkaran agar terlihat kompak dan tidak terlihat seperti gerombolan liar", lanjut sang koordinator dan disambut dengan senyum para TDAers. Mereka senyum sambil manggut-manggut, meskipun aku tidak tahu pasti apakah mereka itu memahami dan mau melaksanakan atau sekedar manggut-manggut saja untuk menyenangkan sang koordinator.

Begitulah, akhirnya sebelum jam yang ditentukan para TDAers sudah melangkah menuju bunderan HI. Mau sepi mau ramai sudah tidak menjadi pemikiran para TDAers, mereka hanya ingin segera menuju ke bunderan dan saling bernarsis ria disana.

Pengarahan dari koordinator rupanya sudah mereka lupakan. Apalagi ada pelawak terkenal di lokasi tebar virus TDA ini. Meski malu-malu, terlihat banyak teman-teman TDA yang mengajak host acara "Assalamu'alaikum ustadz" ini untuk berfoto bersama.



Baru beberapa saat berada di bunderan HI sudah mulai terdengar keluhan dari para gladiatris.

"Aduh panas sekali di sini", begitu kata mereka.

Kulihat Lilo juga kepanasan dan wajahnya tidak mencerminkan suatu keceriaan yang sedari tadi sudah muncul. Aku sendiri merasakan udara di pagi ini sangat panas. Matahari begitu perkasa bersinar di atas sana. Panasnya terasa membakar kulitku yang baru saja terbakar mengelupas gara-gara matahari Bogor saat out bound minggu lalu.



Pada kondisi seperti ini, maka yang paling baik adalah menganggap panas matahari sebagai pembakar semangat kita, sehingga dapat mengurangi ketersiksaan kulit kita.

Bener juga, saat aku menganggap matahari panas ini kuanggap sebagai pembakar semangat, maka panasnya jadi terasa berkurang. Apalagi ketika angin bertiup dan membawa butiran air mancur ke tubuhku. Basahlah badan ini dan terasa kesejukan yang nikmat di siang yang seharusnya panas ini.

Lilo yang tadinya sudah pingin pulang untuk nonton TV dan ikut acara arisan keluarga jadi lupa waktu dan pingin terus berada di tengah bundaran HI sambil mandi air mancur.

Saat siang makin panas, maka akhirnya aku harus meninggalkan lokasi tebar virus ini dan menuju ke Cikarang untuk mengikuti acara arisan keluarga.

Sakses buat acara #pestawirausaha 2010 dalam rangka Milad IV TDA [tangan di atas]



+++