Sekitar jam delapan malam, saat menuju arah rumah, sebuah panggilan telepon berbunyi tak putus-putus. Akupun menepi dan menjawab telepon itu.
"Pak Eko, aku ada undangan gratis untuk teman-teman yang ingin ikut acara milad TDA besok. Tolong dikontak teman-teman kita ya"
"Wah undangan gratis senilai 600 ribu mau dibagikan secara gratis?", begitu ucapku dalam hati. Kalau jawabanku ke pak Ato, sang penelpon tentu lain.
"Siap pak. aku langsung kontak semua teman-teman"
Arah kendaraan kubelokkan ke warung mie SEHATI, dari sana aku kontak semua teman-teman Cikarang yang data ponselnya ada di hapeku. Dasar pecinta missedcall, ternyata gak banyak nomer hape teman-teman yang ada di ponselku.
Dari sekitar sepuluh orang lebih yang kuhubungi, kebanyakan langsung menyatakan siap berangkat. Mereka sudah sangat ingin ikut acara itu tetapi gak punya kesempatan untuk membeli tiket, jadi ini tentu kesempatan yang harus segera diraih.
Sekitar jam sembilan malam, selesailah sudah acara telpon menelpon masalah tiket ini. Aku jadi tertawa sendiri dengan kejadian ini.
"Aku sudah beli dua tiket untuk acara ini dan ternyata ada tiket gratis di malam ini", begitu kataku pada istriku yang disambut senyum manis istriku.
"Ya ini memang bukan rejeki kita"
Yang membuat aku lebih merasa lucu lagi adalah acara telpon menelpon ini. Beberapa orang yang ketelepon rata-rata menyatakan sanggup dan bertanya berangkat darimana naik apa, begitu kata mereka.
Setelah kujawab berangkat dari Montana bersama-sama teman-teman yang sudah punya tiket, maka mereka kemudian malah mengirimkan sebuah sms yang bikin aku ketawa geli.
"Pak ternyata aku sudah punya acara besok!"
Kok ya sms dari beebrapa orang itu bisa sama ya isinya. Dari berapi-api bin menggebu-nggebu ikut tiba-tiba membatalkan keikutsertaannya karena sudah punya acara lain.
Akupun melangkah menuju mobil untuk pulang ke rumah. Meski masih geli tapi saat ini kondisiku sudah tinggal lima watt, jadi harus segera ketemu tempat peristirahatan yang cocok, malu kan kalau ketiduran di warung.
Tiba-tiba ponselku berbunyi lagi dan ada teman yang sanggup ikut acara besok, bahkan dia ingin bertemu dengan aku malam ini.
"Oke, pak Nas segera kasih tahu pak Ato bahwa mau ikut acara ini besok dan kalau mau ketemuan sama aku, tak tunggu di rumah"
"Siap pak, saya langsung ke rumah bapak"
Sampai di rumah kuhidupkan komputer sambil membaca pesan masuk di BB. Ternyata acara di Samikurimng meriah banget.
Salut buat mas Ade, poliTDA Malang dan Cikarang, yang telah berjuang begitu keras untuk mewujudkan pertemuan antara Malang, Bandung dan Cikarang Bekasi. Mungkin ada juga teman dari Surabaya dan Yogya yang hadir, tapi aku tidak tahu persis. Yang jelas pertemuan meriah itu belum selesai meskipun mereka sudah keluar dari samikuring. Masih ada pertemuan lanjutan di rumah mas Ade.
Tiba-tiba aku terkejut, kudengar lagi bunyi ponselku.
Ups... rupanya aku tertidur sambil menanti kedatangan pak Nas dan pak Nas saat ini sudah ada di depan pagar rumah menunggu pintu dibuka.
Kami ngobrol panjang lebar tentang nasib Anggun Sari yang sangat memprihatinkan. Lahir dengan kondisi yang sehat tetapi tidak mempunyai anus. Betapa susahnya keluarga Anggun mengasuh gadis kecil ini.
Pernahkah kita bayangkan bagaimana rasanya tidak punya anus dan harus BAB dari kemaluan kita?
Sungguh penderitaan yang susah dilukiskan. Dokter yang didatangi menyatakan bahwa mereka hanya mau melakukan operasi bila Anggun sudah berumur enam tahun, sehingga selama itulah Anggun harus tersiksa lahir dan batin.
Saat ini enam tahun telah berlalu dan Anggun masih juga belum dapat naik ke meja operasi. Ayah Anggun hanya seorang sopir angkat barang dan ibunya tidak bekerja, sehingga tidak terbayangkan bagi mereka darimana mereka bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi yang cukup besar dan lama ini.
Operasi akan memakan waktu sekitar 9 bulan sampai satu tahun, karena akan dilakukan secara bertahap, sesuai prosedur medis yang harus diikuti.
Pak Nas tercenung di depanku dan ingin supaya aku mengangkat cerita ini ke blogku, siapa tahu ada yang peduli dengan nasib adik kecil kita ini. Mungkin bisa juga dibuatkan halaman khusus di fisbuk agar lebih banyak lagi yang membaca dan dengan harapan ada yang terketuk hatinya untuk membantu biaya operasi Anggun.
Dalam hati aku terenyuh mendengar cerita pak Anas ini. Aku tahu persis kehidupan pak Anas tidak berlebih-lebihan dan waktu pak Anas juga sangat terbatas untuk mengurusi hal-hal seperti ini, bahkan dia sering curhat masalah mengelola waktu, karena kesibukannya yang luar biasa di beberapa tempat yang berjauhan.
Hari ini pak Anas terlihat begitu bersemangat untuk mencari donatur, mencari dermawan untuk membantu penderitaan keluarga Anggun ini.
Semoga konser amal tanggal 25 April 2010 di Cikarang nanti sedikit banyak bisa menyisihkan sumbangan yang masuk untuk membantu adik Anggun ini.
Insya Allah pak Anas, selama tujuan kita baik dan selalu berprasangka baik pada Tuhan, maka Tuhan akan memudahkan urusan kita.
Amin.
+++
Bagi para pembaca blog ini yang ingin berpartisipasi untuk membantu meringankan biaya operasi Adik Anggun, dapat menghubungi pak Anas di nomor telepon 085959441012.
Adik Anggun saat ini tinggal di Kampung Poncol, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang Utara Bekasi Jawa Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar