Tampilkan postingan dengan label tabrakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tabrakan. Tampilkan semua postingan

Kamis, Februari 11, 2010

Tabrakan, kok bisa ...?

Pagi-pagi di Jababeka bagian Montana dan Gardenia selalu sepi dan sejuk udaranya. Apalagi kalau hari Sabtu dan Minggu, biasanya penuh dengan pejalan kaki. Anehnya hari ini kok jadi macet ya?

Ternyata pas di depan pintu masuk komplek Gardenia ada dua mobil yang berciuman. Lumayan seru ciumannya. Satu mobil minibus yang mengangkut anak sekolah warna biru penyok body kirinya karena dicium kijang tahun 90an.

Kijangnya sendiri somplak moncongnya, tidak tahu juga apakah radiatornya ikut remek, soalnya aku hanya melihat dari jauh saja.

Kejadiannya pas aku berangkat ke dokter dan sampai selesai acara berdokter ria, masih saja dua mobil itu nongkrong di depan Gardenia.



Aku kadang tidak habis pikir dengan kejadian ini. Lalu lintas sepi dan waktu masih menunjukkan pukul 6.30 tetapi kok sampai terjadi tabrakan yang separah itu.

Kayaknya mereka memang harus lebih banyak belajar ilmu safety driving. Kemampuan mengendarai kendaraan saja tidak cukup, perlu ada sikap mental yang benar untuk mengemudikan kendaraan.

Sehebat-hebatnya seorang pengemudi, tetapi mereka tidak akan pernah tahu apa yang sedang terlintas di pikiran pengendara kendaraan lainnya. Itu sebabnya kita harus belajar safety driving. Sehati-hatinya kita, kalau orang lain tidak hati-hati dalam berkendara, maka kecelakaan juga yang terjadi.

Berikut ini panduan berkendara dari Astra yang dimuat di salah satu blog.


1. Jangan pernah lengah. Berkendara memang harus rileks, tetapi harus selalu waspada. Monitor terus kendaraan dan objek-objek di  sekitar Anda. Tidak hanya yang jauh di depan, pantau juga yang di belakang, kiri dan kanan melalui kaca-kaca spion.

2. Patuhi marka jalan dan traffic light. Sesuaikan laju mobil Anda dengan informasi yang terpampang di tepi jalan. Dan hati-hati saat melintasi persimpangan. Bila lampu merah menyala, tak usah menerobos. Berhentilah di belakang garis putih.

3. Jangan terpancing pengendara ugal-ugalan. Jika bertemu dengan pengendara ugal-ugalan, lebih baik mengalah. Biarkan mereka lewat lebih dulu, karena yang paling mengerikan adalah kita tidak tahu bagaimana kondisi si pengendara. Jangan-jangan, dia sedang emosi, atau bahkan sedang mabuk.

4. Jangan emosi. Seandainya pun ada yang nyalip, atau seseorang tiba-tiba membunyikan klakson berkali-kali, tetaplah tenang. Ada berjuta-juta alasan yang bisa Anda cari untuk tidak marah dan mengintai keselamatan Anda sendiri.

5. Jangan percaya pada pengendara lain. Meskipun pada dasarnya semua pengendara ingin selamat, sebaiknya jangan percaya bahwa mereka juga akan menjamin keselamatan kita. Tetaplah bersikap hati-hati.

6. Gunakan safety belt. Tak usah khawatir kemeja atau celana menjadi kusut akibat tertekan safety belt. Yang harus kita pikirkan, perangkat yang mungkin mengurangi kerapihan pakaian kita ini akan membuat kita selamat dan tetap hidup saat terjadi kecelakaan. Bagi pengendara sepeda motor, gunakan helm dengan benar.

7. Gunakan lampu sign untuk komunikasi pada sesama pengendara. Pastikan cahayanya terang. Jika akan berbelok, sama sekali tidak sulit untuk menyalakan lampu sign agar pengendara lain tahu Anda akan berbelok.

8. Singkirkan benda-benda yang berpotensi mengganggu konsentrasi berkendara. Kewaspadaan juga harus kita bangun dengan menciptaan lingkungan yang membantu konsentrasi berkendara. Bahkan, bila ada telpon masuk handphone saat Anda tengah mengemudi, tidak perlu diangkat dulu karena bisa mengganggu konsentrasi.

9. Jangan minum minuman memabukkan. Karena kesadaran sangat penting, hindari minum-minuman memabukkan. Bahkan, jika minum obat yang menimbulkan kantuk, sebaiknya kita tidak berkendara.

10. Lebih baik menunggu kereta lewat. Ini biasa terjadi di persimpangan lintasan kereta. Banyak pengendara menduga-duga kereta masih jauh ketika sinyal tanda kereta akan lewat sudah berbunyi. Menunggu beberapa menit jauh lebih baik.

Semoga tidak terjadi lagi tabrakan di kompleks yang sunyi ini.
Amin.


+++
Etika berkendara yang gokil [bukan untuk ditiru]
Etika berkendara yang pernah saya tulis dan sebaiknya diturutin

Jumat, Agustus 08, 2008

(beda) Tabrakan di MEdan - Yogya dan Cikarang


Baru asyik menikmati keruwetan jalan, setelah tadi menikmati kelancaran jalan tol. tiba-tiba terdengar suara keras dan bantingan di bagian belakang mobil.

"GUBRAK..!!!"

Mobil yang kunaiki terdorong sedikit ke depan. Kulihat orang-orang di sekeliling pada ngelihat arah jalan raya.

Wah, seseorang telah menabrakku nih. Lha wong sudah hati-hati, kok ya masih ada yang menabrakku dari belakang. Apalagi jalan dari bunderan Jababeka ke arah pintu masuk perumahan Cikarang Baru kan padet, kok ya masih ada yang bisa ngebut. Sampai keras begitu suaranya.

Akupun ngidupin lampu sign dan menepi ke kiri. Udah mau maghrib nih, saat berbuka puasa sudah dekat, tapi malah berhenti dekat masjid untuk ngurusin tabrakan ini. Semoga gak ada apa-apa deh (AMin)

Kulihat motor yang menabrakku hancur bagian depannya. Spedo meternya jatuh dan motornya terpaksa diseret oleh beberapa orang ke tepi jalan.

Pengendaranya masih pakai helm "full face". Pengalamanku tabrakan di Medan, aku tidak boleh langsung minta maaf, soalnya di Medan kalau minta maaf pasti langsung kena biaya tabrakan, siapapun yang salah.

Beda banget dengan di Yogya, dimana siapapun yang salah pasti pada langsung duluan meminta maaf.

Kudekati penabrakku dan kulihat dia sedang berusaha membuka helmnya. Badannya sebesar aku cuma potongannya lebih kekar.

Rupanya dia orang yang tinggal atau kerja di lokasi tabrakan itu, sehingga yang pada mengerumuninya adalah para teman-temannya.

Alhamdulillah, Dia yang minta maaf duluan. Jadi aman deh. Akupun nggak nuntut plat nomor mobilku yang penyok.

"Ada apa mas? Remnya blonk atau gimana?", kataku basa basi

"Kaget bang. Nggak apa-apa kok", kata dia.

Kutepuk pundaknya sambil tersenyum dan akupun ngeloyor pulang.

Udah maghrib tuh... (kita cari aja hikmah dari kejadian ini dulu).

Sampai di rumah, kufoto bagian mobil yang kena tabrak motor. Plat nomor aja yang jadi tidak rata, tapi selebihnya gak ada apa-apa. Besok biar sopirku memeriksa lebih teliti.

Senin, Januari 14, 2008

Asyiknya Naik Angkot

Awalnya hampir setahun lalu aku nabrak pembatas tol, saat aku pulang kerja dari Cawang ke Cikarang, sehingga mobil kukandangkan dan aku naik angkot ke kantor.

Seorang teman yang baik hati telah memperbaiki mobil itu di Yogyakarta, dan akhirnya lebaran tahun lalu, mobil itu kembali le Jakarta lagi dengan kondisi yang lebih baik.

Bemper dimodifikasi, diberi tambahan lampu dan seluruh body juga di”gebyur” cat baru.

Wah jadi seger deh itu mobil, saking enaknya istriku naik mobil itu, maka tertidurlah istriku di mobil itu. Kebetulan pas dia yang bawa mobil, maka terjadilah tabrakan lagi sehingga bemper kiri abis. Persis bemper kanan yang kupakai nabrak pembatas tol.

Nah, kembali mobil itu dikandangkan lagi. Jadi keenakan sih naik angkot, terus kelupaan naik mobi lagi. Padahal angkot (59) yang kunaiki sangat unik dan bagi yang nggak terbiasa bisa gelisah sepanjang jalan (kalau udah duduk gak bisa bergerak lagi dan aromanya sungguh sangat beragam)

Saat mbayar pajak mobil baru terasa, eh rupanya aku punya mobil yang harus kubayar pajaknya tapi jaraaaaaang banget kunaiki. Abis kalau ke kantor pagi banget, jadi masih ngantuk. Pulangnya juga capek, jadi ngantuk juga. Alhasil berangkat dan pulang sama-sama ngantuk.

Hari ini, Senin 14 Januari 2008, kumulai kerja dengan naik mobil ke kantor, pagi-pagi abis subuh. Eh, di pintu tol pondok gedhe ada mobil terkapar, jalan jadi macet banget deh (padahal berangkat sebelum jam 05.00 tuh...!:-).

Pulangnya naik angkot aja deh, udah ngantuk ini mata. Eh, ternyata di km 30 arah cikampek, ada truk yang terguling dan isinya tumpah ruah di jalan. Yah, kembali macet deh.

Alhamdulillah, meski macet sampai 5 km, aku tetep dapet berbuka puasa sebelum Isya.

(be khuznudzon !:-)