Technorati Tags: sate,samirono,tempel,tongseng,lapar
Tadinya kita niatnya mau makan di mang engking, tapi entah apa sebabnya warung itu tutup.
Ya sudah kita meluncur ke Warung Sate Moro Seneng [pak karto] di Jalan Magelang Km 18 Tempel saja.
Pulang dari warung sate itu, kami serombongan tiba-tiba punya ide untuk membandingkan sate yang barusan kita makan dengan sate yang tadi malem kita makan, yaitu Warung SAte SAMIRONO.
Kitapun mencoba menentukan apakah yang kita lakukan ini "fair". Kita lihat asumsi atau aspek yang dipakai sebagai dasar untuk membandingkan.
1. Kita berangkat ke warung sate dalam kondisi perut yang nyaris mirip [lapar berat]
2. [tanpa sengaja] Menu yang kita pesan juga persis sama.
3. Kita tidak punya hubungan khusus dengan kedua warung itu [mau laris ataupun bangkrut, tidak akan mempengaruhi hidup dan kehidupan kita]
Inilah hasilnya :
1. Rasa satenya masih lebih empuk Sate Samirono.
2. TOngsengnya, ternyata lebih kental dan jhoss yang di Warunbg SAte Moro Seneng [Tempel]
Anda tidak setuju?
Coba sendiri saja, dua-duanya di atas rata-rata rasanya.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar