Air Cucuran Atap Jatuhnya Ke Pelimbahan Juga, begitu kata peribahasa. Artinya anak-anak itu sifatnya gak jauh-jauh beda dengan sifat kedua orang tuanya.
Jadi kalau kita melihat anak kita melakukan suatu kesalahan [menurut kita], maka coba teliti sifat yang mana dari ortunya yang menurun pada si anak.
Anak kita ngambek? Habis itu kita marahi habis-habisan. Nah, benarkah anak kita yang salah?
Jangan-jangan dia ngambek karena melihat ortunya juga sering "sok" ngambek, caper, dll. Jadi jangan tergesa-gesa nyalahin anak ketika melhat anaknya ngambeg. Cari dulu sebabnya baru cari solusinya.
Gampang kan?
He..he..he.. ternyata enggak tuh. Alam bawah sadar kita yang telah begitu kuat merasuki semua tindakan kita membuat kita sering scara otomatis melakukan hal-hal yang sama yang pernah dilakukan orang tua kita terhadap kita saat kita sedang ngambeg.
Lho..lho..lho... kasihan deh anak kita.
Pagi ini, ketika LiLo sarapan dan dapet lauk sate ayam [madura] yang menurutku enak sekali, demikian juga menurut kakak-kakaknya, ternyata komentarnya lain,
"Pak, kapan-kapan kalau beli sate pilih yang sate padang ya....."
Halah, apalagi ini. Orang tuanya tidak ada satupun yang demen sate padang, kenapa anaknya ada yang demen [banget].
Peribahasa itu jadi nggak cocok donk.
Kalau gitu lihat hadits aja yuk.
Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi."
(HR Bukhari 1296)
So..... mari kita berbaik sangka pada anak-anak kita yang tersayang, kita jadikan anak-anak kita generasi yang lebih baik dari kita sekarang. Minta maaflah pada anak-anak kita, bila kita berbuat salah dan semoga mereka dapat menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur dan pandai memaafkan.
Insya Allah.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar