Minggu lalu, saat main FUTSAL, aku kebanjiran banyak gol. Artinya aku banyak beramal karena telah membuat penyerang musuh pada kesenangan. Di Minggu ini, aku hanya membuat tiga amalan buat musuh, sementara penjaga gawang musuh capek mungutin bola dari gawangnya.
Kalau saja tidak ada tendangan mendadak [dan sangat keras] yang mengenai jari tanganku, kayaknya aku masih akan bertahan untuk main FUTSAL sampai bel berbunyi. Emang nyaman tuh main FUTSAL di FUTSAL CITY.
Begitu kurasakan sakit yang tak tertahankan, maka aku langsung keluar lapangan. Yang kuarah adalah balsem atau apapun untuk mengurangi rasa sakit dan menahan bengkaknya jariku.
Ternyata tim FUTSAL Waskita tidak mempersiapkan kotak [atau tas] P3K. Jadinya ya nanya ke grup FUTSAL lainnya. Siapa tahu ada yang mbawa.
Udah keliling-keliling ke beberapa grup, masih juga belum dapet balsem. Akhirnya diputuskan beli saja atau minta ke pengelola FUTSAL CITY.
Ternyata "sami mawon" alias sama saja. Pengeliola tidak punya kotak P3K dan tidak jual balsem. Waduh, tempat sebagus ini ternyata tidak menjalankan K3 dengan baik. Akupun menuju ke parkiran mobil, siapa tahu ada kotak P3K di mobil.
Alhamdulillah, dengan tersenyum kecut, kota P3K-nya sudah diisi oleh barang yang lain.
Kawan-kawan pada nanyain tentang sakitku, tapi kujawab dengan tersenyum."Yang penting hari ini tidak main tidak apa-apa, tapi yang akan datang insya Allah datang lagi. Gak ada bosennya deh!"
Begitulah, kalau sudah hobi, maka sakit ataupun cedera sudah bukan menjadi halangan. Para pemain bola profesional, karena digaji tinggi, maka merekapun tidak pernah takut sakit. Ada suatu hal yang mereka kejar yang membuat semua jenis kesakitan tidak menjadi halangan untuk main bola.
Sekarang menjadi jelas kenapa Rasullullah Muhammad SAW begitu tak peduli dengan kakinya yang bengkak gara-gara terlalu rajin sholat malam.
Ada sesuatu yang dikejar yang membuat bengkak kaki tak perlu dirisaukan. Sholat sudah menjadi kebutuhan beliau, mungkin sudah lebih dari hobi.
Memang sesuatu kalau sudah menjadi hobi akan membuat pengorbanan apapun menjadi tidak terasa.
Para penggila bola, betah melek sampai pagi kalau ada pertandingan yang mereka nantikan. Begitu juga mereka yang hobi memelihara binatang. Kadang, mereka lebih sayang binatangnya dibanding anak atau saudaranya. Mereka tida tersentuh ketika anak atau saudaranya sakit atau kesakitan, tetapi sedikit saja binatang peliharaannya sakit, maka kalang kabutlah mereka.
Hobi memang membuat hidup menjadi lebih hidup. Tingga bagaimana kit amensiasatinya, sehingga hobi tetap jalan dan ibadah juga tidak ketinggalan.
Saat banyak orang mencibir penggila bola yang suka melek sampai pagi, maka akan sangat bermanfaat kalau waktu dia nonton dilengkapi dengan sholat tahajud.
Bila dia hobinya memelihara kucing, maka berkacalah pada bapak kucing [Abu Hurairah] yang sanggup merawat kucing dan sanggup meriwayatkan banyak hadits nabi.
Jadi kuncinya adalah kita memilih menjadi budak hobi [mengikuti kesenangan pada dunia] atau kita memilih memanfaatkan hobi untuk mendekatkan diri padaNya.
Oke?
Silahkan memilih yang paling cocok, sambil membaca ayat di bawah ini.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(al-Hadiid: 20)
2 komentar:
Futsal lagi..futsal lagi... Hehehe, jadi bikin ngiri nih! Habisnya saya sekarang dipindah kerja, dari Bank Cabang ke Cabang Pembantu. Otomatis, karyawannya dikit, tiap Rabu malam ga bisa ikut jadwal futsal lagi... Hobi sholat? Wah....kayaknya berat tuh... khusyuk aja jarang... (khusyuk itu yang gimana juga ga tau tuh..)
Nyari khusyu' itu kayak nyari benang di tumpukan jerami dan jeraminya dibakar abizzz
he..he..he... kayaknya nggak bisa tuh khusyu' 100%
paling tinggi 5 %
[he...he..he... maksudnya 5% per rakaat]
Posting Komentar