Sabtu, Oktober 11, 2008

Kehangatan [perjalanan] Jakarta-Medan


Kejadian setengah tahun lalu kok terjadi lagi ya. Mirip banget deh.

Saat itu, aku pergi ke Padang dan tidak bisa segera pulang, karena masih dibutuhkan teman-teman di Padang, sehingga anak-anak jadi tanpa ortu, karena istriku juga harus "terbang" ke MALAKA.

Saat ini, aku diharapkan tinggal di MEdan dan Aceh sampai hari Selasa minggu depan, tapi aku akan balik hari Minggu saja, karena istriku akan terbang ke BEIJING. Begitulah, anak-anak kembali tanpa ortu di rumah.

Perjalanan ke Medan penuh dengan cobaan kesabaran hati [tertampung di http://www.plurk.com/eshape/]. Dimulai dari sistem manual dari Sriwijaya, sehingga aku tidak bisa mendaftar [check in] meskipun sudah antri paling depan.

Setelah di"ping-pong" petugas Sriwijaya, maka akhirnya aku duduk sendirian di depan tiket, sampai loketnya buka. begitu loket buka, ternyata harus antri di loket lain [HALAH..... bener-bener latihan sabar].

Bosen gonta ganti posisi duduk/berdiri, maka nyoba nge"PLURK" pakai Nokia N73 [ribet banget saking kecilnya layar dan mouse].

Begitu tiket udah oke, langsung masuk John Executive LOUNGE. Halah...... Mandiri Card gak berlaku disini [yang berlaku Mandiri Syariah]. Untung masih ada card yang lain.

Berkali-kali aku nanayain pesawat yang ke Medan, dan mbaknya sampai bosen, karena nggak punya jawaban yang pasti. Akhirnya kuhabiskan waktu dengan ngePLURK dan kenalan sama sesama penumpang [baik yang mau ke solo, palembang, surabaya, dll].

Ketika semua teman-teman baruku mulai "BOARDING", maka akhirnya akupun nekat keluar dari LOUNGE.

ALhamdulilah, firasatku ini benar. Sampai di ruang tunggu, suasana sudah sepiiiiiii banget. Ternyata penumpang tujuan Medan sudah pada naik pesawat. Wuihhhh, hampir saja terulang nasib di lounge BNI. Teladh masuk pesawat dan musti nungguin di depan pintu pesawat yang sudah ditutup [siap untuk take off].

Sampai di pesawat, ternyata para penumpang masih di luar. Mereka antri panjang sekali di pintu depan pesawat. Kulihat di pintu pesawat sisi belakang, nggak ada yang antri, yowis akupun naik dari belakang.

Seperti biasa, aku selalu milih duduk di dekat pintu darurat bagian gang. Dapetlah nomor 11C [nomor favorit].

Seperti biasa, pramugari pasti akan mendekati deretan pintu darurat untuk menjelaskan prosedur membuka pintu darurat.

Entah karena iseng atau nggak "dunk", maka penumpang paling kiri langsung menarik pintu darurat sehingga terbukalah pintu darurat.

Alhamdulillah, mbak pramugari yang cantik dan putiiiih banget kulitnya, meskipun terlihat jengkel, tapi tetap tersenyum manis dan mohon pintu yang satunya jangan dibuka, karena sudah delay, jangan sampai nanti malah tambah delay lagi, hanya untuk urusan nutup pintu darurat.

Sampai di hotel sudah jam 23.30. Langsung pesan kamar yang bisa internetan, dan dapetlah kamar nomor 622. Ternyata resepsionisnya nggak "dunk" atau katrok, di kamar 622 ini gak ada fasilitas internetannya.

Kok Tiara tidak seindah dulu ya?
Emang Hotel baik di Medan sekarang apa sih?
Dulu Tiara ini paling top deh, tahun 2001 saat aku meninggalkan Medan, hotel Tiara masih yang terbaik tuh. Gak tahu sekarang kok katrok banget.

Ya udah, pasang hape aja ke laptop. Rencananya mau internetan pakai hape aja, namun persoalan ternyata masih belum selesai. Nggak ada aplikasi PC Suite di laptopku [yang barusan masuk RS karena harddisknya ancur].

Dasar nasib baik, ternyata aku bawa USB SanDisk yang berisi PCSuite. Hasilnya, blog inipun jadilah.

Pelajaran hari ini :
  1. Cobaan terhadap kesabaran selalu ada dimana saja. Jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolongmu [inget itu pak eshape!!!]
  2. Selalulah tersenyum pada setiap orang yang kau jumpai, niscaya mereka bisa menjadi obat kejenuhan perasaan. Jangan lupa rumus senyum 2-2-7 [tarik bibir 2 cm ke kanan, 2 cm ke kiri dan pertahanakan selama 7 detik]
  3. Bila mampu menahan sabar dan mampu bersyukur pada semua yang kita terima, maka pertolongan Tuhan akan datang dari tempat yang tidak kita duga.

Alhamdulillah.

Selesai.

Tidak ada komentar: