Bulan September biasanya dikenal sebagai bulan yang paling kering, orang jawa bilang "sat-sating sumber", saat sumber air sedang di puncak kekeringan. Namun di bulan Agustus ini, malah turun hujan yang sangat merata di Jakarta. ALhasil aku harus pakai mantol untuk meluncur menuju terminal angkot 59.
Tadinya sih aku nggak mau makai mantol, toh cum ahujan rintik-rintik, tapi istriku memaksa untu memakai, minimal celananya saja. Demi menghormati keinginan istri yang begitu kuat, aku akhirnya memakai celana plastik dan memakai topi pet. Tidak lupa jaket, soalnya lumayan dingin juga.
Sampai di terminal angkot 59, penumpang sudah penuh, tinggal menyisakan dua tempat duduk. Melihatku, para penumpang pada megernyitkan kening."Wah dapet orang yang pantatnya gedhe nih, udah penuh jadi tambah penuh"
Untungnya cewek di belakangku, terlihat slim and beauty, jadi dia duluan masuk untuk mengisi tempat duduk paling kanan yang sudah terlihat penuh sesak dengan 8 orang penumpang. Aku sendiri kebagian tempat duduk paling tengah. Asal masuk saja, yang penting tidak jatuh dan angkot 59 pun berjalan.
Untung aku tadi nurut sama istri, kulihat celana plastikku kotor disana sini kena lumpur. Coba aku nggak pakai, pasti celana kerjaku yang kena. Untung juga aku pakai jaket, ternyata di jalan hujan jadi makin deras dan jaketku jadi basah, memang nggak sampai basah kuyup, tapi lumayan basah.
Untung lagi suasana di 59 sangat hangat, alias berjubel, jadi jaket basah ini di perjalanan udah kering sendiri.
Begitu masuk, aku langsung ngeluarin uang 6 rebu dan kutarik semua ongkos penumpang. Setelah lengkap, maka saatnya untuk menyerahkan uang ke sopir dan kitapun dapat tertidur dengan pules.
Jam 06.00 berangkat dan jam 08.00 sampai di Cawang. Pulesnyapun jadi kelamaan. Dua kali lipat hari-hari biasa. Kayak hari Senin saja hari ini. Macet dimana-mana. Hari Senin kemarin, malah aku lancar saja ke kantor, gak sampai 1 jam udah nyampe.
Jam 08.00 biasanya kantor udah rame, tapi hari ini masih sepi, alamat memang semua jalan menuju Jakarta pada macet semua nih.
Terima kasih pada angkot 59 yang penuh kehangatan dan rejeki hujan merata yang menyadarkan kita bahwa pemanasan global perlu lebih diperhatikan lagi. Go Green !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar