Jumat, Juli 31, 2009

Logo dan MARS TDA

 
Dari dulu aku suka logo ini, tahu-tahu sekarang aku sudah ikut ubyang-ubyung dengan teman-teman, saudara baru dari TDA.
Terima kasih telah menerima aku bergabung di komunitas TDA.
Salam
MARS TDA
Komunitas TDA
Kumpulan pengusaha
Demi majunya negara
Demi Indonesia

Hidup adalah penuh perjuangan
Hidup adalah penuh pengorbanan
Namun semua bukanlah halangan
Mari jadikan sebagai tantangan

Reff.

TDA ... Tangan Di Atas
Lebih mulia dari tangan di bawah
TDA ... Take Double Action
Lebih baik dari sribu bahasa

Silahturahim adalah perekatnya
Bersyukur dan berdoa menjadi penjaganya
Positif dan terbuka itulah sikapnya
Bersama TDA, bersama menebar rahmat 


Semoga makin banyak orang ikut TDA. Jaya Indonesiaku. Amin

Minggu, Juli 26, 2009

Mandiin Ayuko

Sore ini badan capek banget. Maklum tadi malem nungguin istri nggak dateng-dateng. Lewat tengah malam baru dia muncul, padahal dari Surabaya terbangnya jam 20.00, tapi sampai di Cikarang rupanya sudah lewat "midnight". Acara ngobrol menjelang tidur jadi nggak ada deh, istriku langsung "tewas", demikian juga aku, langsung lupa segala-galanya [untung chordnya masih ingat]


Sambil guyon, aku bertanya pada istriku, yang juga mengaku capek berat, soalnya acara ngobrol menjelang tidur diganti acara ngobrol sehabis subuh. Habis itu langsung meluncur ke acara hari Belanja CiMart dan kemudian dilanjut ke acara "launching" Logo JM yang baru di resto Samikuring.

"Kapan mau mandiin Ayuko?", begitu kataku.

"Ya udah mandikan saja", jawabnya

"Loh aku itu nanya, kok malah disuruh mandiin?"

"Kalau bapak mau mandiin, kubuatkan air hangatnya", kata istriku sambil tersenyum.

Yowis kalah set, akupun tesenyum sambil mengangguk.

Segera kuajak LiLo untuk latihan PBB [pasukan baris berbaris?], dan kutugaskan dia untuk memimpin acara pemandian Ayuko.

LiLo terlihat setengah hati mengikuti perintahku, karena dia sedang main Game Sims-3 yang baru, tapi dia tahu benar, bahwa aku gak suka main game, jadi kalau nggak mau baris-berbaris pasti masalah main game akan dipermasalahkan.

Hehehe...salah juga aku ya, memaksakan kehendak pada anak kecil ini.



Alhamdulillah, akhirnya yang terjadi adalah suasana yang akrab dan ceria. Kami saling bantu membersihkan bulu Ayuko yang sudah terlihat "jorok".

Aku bagian mbawa air panas, dan LiLo bagian pekerjaan yang ringan-ringan. Tugas ibunya adalah mengawasi proses pemandian Ayuko ini sambil ceprat cepret pakai Canonku.

Sungguh nikmat rasanya mempunyai keluarga yang mau saling berbagi, saling bantu dalam segala urusan. Meski LiLo kadang-kadang suka bandel, tapi kalau ditelusuri, dia bandel karena ada contoh dari lingkungannya dan bukan dari dia murni.

Patut kita catat bahwa lingkungan yang paling gampang dicontoh oleh seorang anak adalah ortunya sendiri. Ortu adalah sosok yang sangat pas untuk dicontoh, sehingga kita harus selalu berhati-hati bersikap di depan anak-anak. Kalau sikap kita salah, maka sikap itu sudah tercetak di rekaman orak si anak, dan agak sulit untuk emnghilangkannya.

So, hati-hatilah para ortu dalam bersikap di depan anak-anak.

...
.

PR LiLo

Sabtu, 25 Juli 2009, aku menghadiri acara pertemuan ortu murid di sekolah LiLo. Biasanya aku menghadiri acara seperti ini bersama dengan istriku, tetapi hari ini istriku sedang di Yogya, ngurusin anak mbarep dan anak nomor dua, jadi kuputuskan mengajak Lilo saja.

Sampai di sekolah LiLo, baru beberapa orang yang datang, tapi begitu aku tanda tangan di buku kehadiran ortu, kulihat rombongan ortu mulai bemrunculan dan ruangan kelaspun terlihat penuh.

Tiap kelas ada sekitar 30 orang, jadi kalau datang separo saja sduah ada 45 orang yang hadir. Itu kalau dianggap yang datang hanya ibunya atau bapaknya saja, padahal banyak juga yang datang lengkap, baik ibunya maupun ayahnya.



Total jendral ada sekitar 60 orang yang hadir dan 10% di antaranya adalah laki-laki.



Dengan sabar ibu guru dan pak guru memberi penjelasan tentang proses belajar mengajar di sekolah ini untuk tahun ini. Ada beberapa perubahan yangdilakukan oelh pihak sekolah. Misalnya, yang tadinya satu guru untuk satu kelas, maka mulai kelas IV ini, satu guru akan bertanggung jawab untuk satu mata pelajaran, jadi mirip jamanku SMP dulu.



Yang paling kontroversial buatku, tetapi tidak bagi orang tua lainnya, adalah masalah PR [pekerjaan rumah].

Biasanya kalau Lilo tidak mengerjakan PR, entah karena sakit, malas, lupa atau kesibukan lain, maka aku biasanya akan membiarkan LiLo pergi ke sekolah tanpa PRnya. Kalau LiLo dihukum, ya itu adalah suatu konsekuensi dari suatu perbuatan, jadi ya diterima saja.

Untuk tahun ini, maka nilai PR ini disetarakan dengan nilai UAS maupun ulangan harian, sehingga kalau tidak mengerjakan PR, maka ada kemungkinan nilainya akan turun. Biarpun pinter di sekolah, kalau PR tidak dikerjakan, maka nilainya bisa jatuh.

Taruhlah nilainya 9 [sembilan] semua, tapi kalau nilai PRnya 0, maka nilai akhir di raport bisa menjadi [9+9+9+0]/4 = 6,75an alias dibawah 7 [tujuh].



Kalau model begini, kayaknya PR itu nantinya akan dikerjakan oleh ortu siswa deh. Hampir tidak mungkin melihat ortu, terutama ibu-ibu, yang rela melihat nilai anaknya jatuh gara-gara nggak ngerjakan PR.

Pengetahuanku cukup minim untuk masalah PR ini, jadi aku lebih banyak bediskusi dengan teman ortu di sampingku. Nampaknya dia tidak terganggu dengan aturan ini, dmeikian juga ketika kukirim imil ke kawan ortu yang tdiak bisa hadir, ternyata tanggapannya kurang lebih sama.

Jadi hanya aku saja ya yang khawatir dengan peraturan masalah PR ini ya?



Yah kayaknya aku harus meningkatkan porsi baik sangkaku, sambil mencari pencerahan tentang masalah PR ini.

Seikapa tahu ada pembaca blog ini yang mau berbagi pencerahan tentang masalah PR untuk anak SD [ketika itu muncul juga SMS dari Yogya yang mengabarkan bahwa anakku yang di SMA juga setiap hari tidur malem gara-gara mengerjakan PR yang menumpuk].

Benarkah dunia pendidikan di Indonesia harus penuh dengan PR, lalu kapan ya aku bisa bercengkerama dengan anak-anak tanpa disibukkan urusan pekerjaan ataupun urusan sekolah?

Salam Semangat.
...
.

Sabtu, Juli 25, 2009

Aku Terjebak

Sore itu Andra main ke rumah Bu Lik dan sempat nguping pembicaraan Bu Lik dengan Tomi. Meski bisik-bisik di kamar, tapi tekanan emosi yang tinggi telah membuat suara Bu Lik terdengar sampai ke luar kamar.

"Kamu harus balik lagi ke Bandung Tom. Udah terlanjur di sana, jadi gak bisa balik lagi ke sini"

"....."

"Pokonya, besok pagi kamu berangkat ke Bandung, nanti biar sama mas Andra. Dia juga mau ke Bandung besok", wah Bu Lik sudah memulai kalimatnya dengan kata pokoknya, pasti urusan yang gawat, begitu pikir Andra.

".....", Tomi tak terdengar lagi jawabannya

Pintu kamar Tomi terbuka dan Bu Lik terlihat keluar dari kamar. Senyumnya langsung mengembang begitu melihat Andra yang sudah memegang cangkir kosong.

"Eeeee.... mau buat minum sendiri ya?", sapa Bu Lik

"Iya donk Bu Lik, masak selalu dibuatin Bu Lik terus. Enak sih, tapi kapan dewasanya aku kalau semua dibuatin terus ama Bu Lik?"

Andra dan Bu Lik langsung tertawa bersama. Banyak kenangan di antara mereka, sehingga hanya keakraban yang selalu tercipta saat mereka bertemu.

Andra ingat benar ketika Bu Lik mengantarnya masuk ke TK. Dengan penuh kasih sayang Bu Lik menjaganya. Apalagi ternyata ada anak lain yang diantar oleh OmNya. Jadilah Bu Lik dan Si Om rajin mengantar ponakan masing-masing, sampai akhirnya mereka pacaran dan sekarang sudah mempunyai anak sebesar Tomi.

Esoknya, pagi-pagi ANdra sudah siap menemani Tomi meluncur ke Bandung. Perjalanan yang kurang "fresh", karena Tomi terlihat murung dan seperti menghindari percakapan dengan Andra.

"Tom, inget nggak sama Ayuko?", tiba-tiba ANdra ingat akan Ayuko yang mungkin bisa membuat Tomi keluar dari kemurungannya. Jadi dicobanya bicara dengan topik Ayuko.

"Inget mas. Gimana sekarang dia mas? Udah balik ke Jepang lagi ya?"

"Bulan lalu dia nulis di blogku. DIa titip salam tuh ma kamu. Hehehe...dia masih inget tuh waktu masuk sungai ama kamu. Hahaha...lucu banget deh"

Andra tambah semangat cerita tentang AYuko, karena Tomi terlihat mulai keluar dari "sarang"nya.

AKhirnya pembicaraan mulai mengalir lancar, sampai kemudian Andrapun mendapat curahan hati Tomi.

"Bener mas. Aku gak betah di Bandung, tapi Papa dan Mama maunya aku bertahan dulu setahun dua trahun. Mana aku tahan mas, setahun itu kan lama, apalagi sampai dua tahun. Huh...."

"Lho dulu yang pingin ke Bandung bukannya kamu Tom? Kamu pingin sekolah di ITB dan pingin pindah ke SMA di Bandung agar sudah merasakan aroma ITB sebelum masuk ITB. Gitu kan, kalau gak salah?"

"Iya sih. Tapi ternyata Bandung gak ramah banget. Nyebelin semua"

"Apanya sih yang nyebelin?", Andra jadi ikut penasaran juga. Bandung yang jadi magnet semua orang kok dianggap nyebelin oleh Tomi, pasti ada yang tidak beres disini.

"Banyak mas. Orangnya, bahasanya, suasananya, semuanya deh... Gak ada yang bikin seneng"

Andra jadi inget pak Dhe. APa ya yang biasa disampaikan pak Dhe kalau ada suasana seperti ini?

"Oke Tom, kita bahas satu demi satu yuk..."

"....."

"Orang Bandung setahuku baik-baik, minimal kulitnya kuning bersih", Andra mencoba melucu

"Iya, tapi cuek semua ama aku. Gak ada yang bisa bikin seneng, semua nyebelin. Kalau udah ngomong bahasa Sunda, aku udah kayak patung bernyawa deh... sebeeel banget"

"Kamu kan dulu lahir di Bandung, Bu Lik juga besar di Bandung, masak kamu gak bisa bahasa SUnda?"

"Papa sih kalau ngomong sama Mama selalu saja bahasa Indonesia, kadang bahasa Jawa, aku jadi tidak tahu semua bahasa kecuali bahasa Indonesia", sungut Tomi membuat Andra jadi tersenyum.

"Oke Tom, aku mau cerita aja deh. Ini cerita yang kudapat dari pak Dhe tentang pekerjaan kawannya"

"..."

"Suatu hari kawan pak Dhe ini, sebut saja namanya Ridwan, ditempatkan di bagian pengetesan, padahal dia sama sekali tidak suka pekerjaan itu. Dia sudah terlatih di bagian produksi, sehingga dia malas untuk pindah tugas ke bagian lain"

"Pekerjaannya jadi terbengkalai, dia jadi suka mbolos dan selalu melampiaskan kekesalannya pada siapapun, sampai akhirnya dia ketemu pak Dhe"

"Nah, saran pak Dhe pada Ridwan adalah meminta Ridwan untuk segera keluar dari pabrik. Tentu Ridwan menolak saran itu, karena dia masih perlu gaji untuk menghidupi anak-istrinya"

"...."

"Kata pak Dhe, kalau tidak mau keluar, sebaiknya Ridwan mulai belajar menyukai pekerjaan barunya. Lupakan hal-hal yang bisa membuat jengkel pada pekerjaan barunya dan selalu berupaya untuk menemukan hal-hal sekecil apapun yang membuatnya bisa mencintai pekerjaan barunya"

"......"

"Ridwan akhirnya sadar, bahwa kalau diteruskan, maka bukan tidak mungkin dia akan dipecat dari pekerjaannya, jadi mulai saat itu diapun rajin mencari hal-hal yang dapat membuatnya senang di pekerjaan barunya. Pekerja-pekerja di unit kerjanya yang tadinya jengkel dengan ulah Ridwan, mulai menerima Ridwan dan mulai saling akrab dan akhirnya terbentuklah tim yang solid di unit kerja Ridwan"

"......"

"Yang lebih menakjubkan lagi, Ridwan ini akhirnya keluar dari pabrik dan mendirikan usaha kecil yang kemudian menjadi mitra binaan dari pabrik tempatnya bekerja. Pengetahuannya di berbagai bidang tugas di pekerjaan lamanya telah membuatnya menjadi yakin bahwa diapun mampu mengkoordinasikan sebuah pabrik mini"

"Mas, itu cerita pak Ridwan yang rumahnya di dekat kue roti itu ya?'

"Bener Tom, kamu pernah denger juga cerita itu?"

"Aku pernah dengar selintas saja. Aku kenal orangnya, tapi dia mungkin tidak kenal aku. Anaknya kan sebangku sama aku"

"Lho bukannya anaknya pak Ridwan itu cewek?"

"Itulah yang bikin aku be te. Masak di sekolah itu aku satu-satunya yang duduk ama lawan jenis. Sebel banget deh..."

"Hahahaha.....", berderai tawa Andra mendengar perkataan Tomi.

Tak terasa, akhirnya sampai juga mereka di Bandung.

Andra hanya berdoa, semoga ceritanya mampu membangkitkan semangat Tomi, karena tidak ada gunanya menimbun energi negatip. Hanya energi positip yahng akan membuat Tomi terlepas dari jebakannya sendiri.

Bila merasa terjebak, maka cobalah untuk keluar dari jebakan, bila tidak bisa keluar, maka nikmatilah jebakan itu, jangan-jangan yang dianggap jebakan adalah salah satu jalan kesuksesan kita.

Semoga....!

+++

artikel lain :
Act Naturally
Dosaku ternyata banyak

Quick Response Code [QR Code]

Qucik Response Code [QR Code] sudah makin banyak bertebaran di sekeliling kita. Pada Black Berry Mesengger versi 5 [beta], kita bahkan sudah diberi QR Code untuk data pengenal kita [ID].

Kapasitas QR Code bervariasi, tergantung data apa yang akan dibuat "code"-nya.

QR Code data capacity :
Numeric only Max. 7,089 characters
Alphanumeric Max. 4,296 characters
Binary (8 bits) Max. 2,953 bytes
Kanji/Kana Max. 1,817 characters
Sumber : Wikipedia

Beberapa reader untuk membaca QR Code juga sudah mulai bertebaran di Internet. Kita tinggal memilih aplikasi yang menurut kita paling sesuai. Bisa saja kita pilih BeeTag, iMatrix, Quick Mark, i-nigma dan Kaywa. Silahkan pilih yang disuka.


Saat ini tidak hanya reader Kaywa yang populer, tetapi generator Kaywa juga sudah ada di pencarian QR Code generator.


Meski begitu saat ini aku sedang kesengsem sama penampilan Neo Reader yang cukup cantik dan mempunyai kemampuan yang setara dengan reader lainnya.



Sebuah alamat blog mas RDP yang bercerita tentang Animasi Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 bisa dirubah menjadi QR Code sebagai berikut :

qrcode

Demikian juga tulisan mas Nukman Luthfie tentang bagaimana-memulai-sebuah-bisnis, dapat ditampilkan menjadi sebagai berikut :

qrcode

Kelebihan QR Code ini antara lain adalah proses scanningnya. Bila gambar "code" di atas di letakkan di sebuah billboard atau di sebuah poster, dan kita ambil dengan camera ponsel, maka gambar itu akan dapat terekam dan kemudian di"scan" mempergunakan QR Code reader.

Contoh pemasangan QR Code di tempat umum seperti terlihat pada gambar di bawah ini [source gambar disini]


Kita tinggal mengarahkan camera ke QR Code di atas dan data dibalik QR Code itu sudah ada di ponsel berkamera kita.

Selamat mencoba.

+++



Tulisan terkait :
QR Code : Terobosan baru di Kompas
QR Code-ku

...
.

Rabu, Juli 22, 2009

Pasang Iklan Cimart di Blog Masing-masing

Bagi anggota Cimart dan pemerhati Cimart, silahkan pasang gambar di bawah ini di blog masing-masing.

Akan lebih baik lagi kalau ditautkan ke http://cimart.blogspot.com/








Salam

Selasa, Juli 21, 2009

Waskita Gong SHow


Kegiatan 17an, dimana-mana biasanya temanya sama. Hanya sedikit dari acara 17an yang mencoba mencari warna baru dan Waskita termasuk di antara yang sedikit itu.

Terinspirasi oleh salah satu acara TV yang melibatkan semua jenis atraksi panggung [nyanyi, sulap, lawak, akrobat, pantomim, dll], maka dibuatlah sebuah acara berjudul Waskita Gong SHow.

Acara ini terbuka untuk semua karyawan Waskita termasuk keluarganya. Masing-masing unit kerja dan unit bisnis akan mengirim wakilnya sendiri-sendiri.

Meski begitu, bukan suatu hal yang tabu bila salah satu unit bisnis/usaha memakai karyawan dari unit lain untuk melengkapi aksi panggungnya.

Disediakan tiga hari untuk melaksanakan acara ini, sehingga diharapkan jadwal aksi panggung masing-masing unit kerja/bisnis bisa sesuai dengan yang diharapkan.

Untuk acara yang sifatnya perlu latihan lebih banyak, misalnya BAND atau kulintang [?], maka disediakan waktu pada tanggal 14 Agustus 2009, sedangkan untuk aksi panggung yang berupa nyanyi dengan pengiring "player DVD", misalnya karaoke atau operet, maka sejak tanggal 31 Juli 2009 sudah disediakan panggungnya.

Para penampil yang dianggap laik tampil di acara-acara yang lebih besar akan ditampilkan dalam acara halal bi halal yang rutin diadakan saat bulan Syawal nanti [sekitar awal bulan Oktober 2009].

Selanjutnya pada ulang tahun Waskita yang jatuh pada tanggal 1 Januari 2010, kembali penampil terbaik akan ditampilkan di depan tamu undangan baik internal maupun eksternal.


 


 


 


Yang belum ndaftar segera ndaftar ya, biar waktunya bisa dialokasikan dengan baik dan optimal.

Salam ngeGONG !:-)


+++

gambar paling atas diambil dari Wikipedia
The Gong Show was a parody of television variety shows. It broadcast on NBC's daytime schedule from June 14, 1976 through July 21, 1978, and in first-run syndication in the U.S. from 1976 to 1980, and from 1988-1989. The NBC incarnation and the later years of the syndicated version were emceed by Chuck Barris, who also produced them.

Senin, Juli 20, 2009

Memelihara Hati


"Umur kita ini sudah ditentukan mas, jadi mari kita nikmati saja umur yang ada ini dengan menjalaninya senikmat mungkin"

"Caranya?"

"Kita isi dengan berbagi apa saja, seperti yang saat ini kita lakukan, berbagi kegembiraan dan berbagi kesehatan"

Demikian kira-kira salah satu dialogku dengan mas Ircham [74], yang terlihat selalu senyum dalam mengikuti acara sepedaan CiVeng, Minggu, 19 Juli 2009 ini. Waktu mudanya mas Ircham ini ganteng banget, setelah tua ternyata masih ganteng juga [tidak luntur oleh waktu dan kerasnya kehidupan ini].



Pak Edi Ciak [73], yang datang di urutan nomor dua nampak tersenyum kecut ketika sudah keliling-keliling tapi kawan yang dicarinya tidak juga nampak.

Sebelum dia menelpon, kuhampiri dia dan kusodorkan tanganku.

"Eko pak", kataku sambil tersenyum semanis-manisnya.

Pak Edi menyambut uluran tanganku dan menyalamiku sambil menyebut namanya. Dia adalah mantan Owner salah satu proyek yang dikerjakan Waskita, jadi dia langsung saja akrab denganku yang kebetulan adalah orang Waskita.

Kusodorkan telepon dari pak Mitra kepada pak Edi dan merekapun saling bertukar kalimat. Intinya, berani ngundang harus berani datang duluan [hehehe... untung aku datang duluan]

Pas pak Yayak datang, muncul juga sang repairer BB alias Mr MBR. Saat itu juga tahu-tahu mas Ircham sudah bergabung. Darimana munculnya makhluk kota gedhe ini, yang jelas tahu-tahu sudah ikut ngobrol bareng kita.

Anakku LiLo yang kemudian mengabadikan peristiwa langka ini [halah... emangnya yang langka peristiwanya atau orangnya ya?].



Sambil ngobrol ngalor ngidul dengan pak Edi, sempat kulihat kalung kesehatan yang dipakainya. Persis sama dengan yang dijual oleh istriku. Kalau mau beli kalung kesehatan itu, silahkan bel ke istriku aja. No hapenya 0888 308 7532 [halah malah iklan...!:-)]

Rupanya pak Edi ini memang jagoan kalau sudah bicara masalah kesehatan. Mungkin karena dia pernah kena masalah dengan jantung dan pembuluh darahnya, maka dia sangat familiar dengan masalah kesehatan, dan tidak mau lepas dari kalung biofir itu [lha rak iklan maneh...!:-)]

"Duit, materi dll itu sudah tidak penting lagi mas. Kalau sudah oversket, umur di atas 50 tahun, maka yang paling perlu adalah masalah kesehatan. Titik!", begitu nasehat pak Edi Ciak padaku.

Pada pembicaraan kemudian baru aku tahu kalau pak Edi ini punya julukan pak Edi libido juga, karena pengetahuannya yang luas tentang masalah Libido di usia senja.

Perjalanan sepedaan pagi ini dimulai dengan start yang tidak jelas. Yang penting nggowes dulu, tujuan ditentukan kemudian sambil jalan.

Di depan pak Edi dan pak Ircham langsung meluncur. Mr. MBR terus online dengan ponselnya. Sebentar kemudian kulihat hampir semua peserta sepedaan ini online dengan ponsel masing-masing.

Yowis, aku langsung ngebut saja dan kufoto mereka dengan gaya masing-masing. Tak tahunya acara online selesai semua begitu mau difoto.

Begitu menginjak jalan raya, tiba-tiba pak Edi mampir ke rumah temannya, salah satu anggota partai politik. Wah... mau apa nih???.

Kita semua terpaksa ikut berhenti juga. Sambil nunggu munculnya tuan rumah [angkatan 71], kita berpose ria di depan rumah.

Tenryata yang punya rumah masih tidur. Hehehe...kita terpaksa jalan lagi.

Baru beberapa meter jalan, eh.. tiba-tiba rombongan di depan langsung balik kanan dan kembali ke kampus. Wah, ada apa ini? Keringat belum mengalir apalagi menetes [kebalik nggak nih?], lha kok wis mbalik kandang?

Sambil bisik-bisik, kita jadi tahu bahwa pak Edi ternyata sudah pasang satu buah ring, jadi jantungnya jangan dipaksa untuk bekerja keras.

Kitapun akhirnya "nginthil" saja di belakang pak Edi yang kemudian langsung mencari warung lesehan di depan taman lembah UGM yang ada satwa kijang [dan sekarang kijangnya terlihat kurus-kurus].

Setelah milih beberapa tempat, diputuskan untruk beli sarapan lontong opor aja. Semua pesanan sama persis, biar cepet selesainya. Kecuali soal minuman, ada yang pesan teh dan ada yang pesan jeruk. Persamaannya semuanya gak ada yang pakai es [tenryata kemudian yang datang semuanya pakai es, hehehe...dikiranya kalau sudah kasepuhan pada berani makan eh minum es? yan enggak donk!:-)].

Hiburan yang datang ada bermacam-macam, terutama pasukan pengemis. Ini hiburan yang memprihatinkan dan bikin keki. Mau ngasih salah, mau nggak ngasih juga gak enak hati. Ya udah teguhkan hati, untuk pengemis tidak ada dispensasi. Semuanya ditolak.

Yang dibayar hanya hiburan pantomim dan siter ibu-ibu.




Pantomim ini sangat menghibur rombongan civeng, terlihat dari pandangan mata dan tertawa terbahak-bahaknya mereka. Sementara ibu-ibu yang main siter bahasanya kurang dipahami. Kelihatannya jawa tapi kok asing [padahal gara-gara jawa bindeng tuh..]

Sehabis makan sarapan, ternyata pak Edi seperti dibangikitkan lagi semangatnya. Langsung menantang untuk sepedaan lagi. Kebetulan saat itu juga bergabunglah admin Civeng, mas Djoko Luknanato dengan Nemesisnya [ini setingkat di atas Anvilku, bedanya semua rem Nemesis sudah pakai cakram sedang Anvil masih belum pakai cakram]

Rute barupun ditentukan dan kembali kita kayuh sepeda ini sesuai rute yang disepakati. Pak MBR mulai terlihat "sayah", nafasnya mulai memburu dan rambutnya makin memutih [maklum rumahnya di Gampingan, jadi sering kena radiasi gamping].

Seperti kegiatan model beginian di Civil Scout ataupun acara kebut gunung yang dulu kuikuti, aku kebagian jadi tim penjaring. Kusetel gigi persneling sepeda pada posisi santai dan kutemani Mr MBR di belakang.

Berhenti sebentar di Hotel Hyat, Mr MBR langsung buka reparasi BB. Topiknya adalah Google Maps [GM] dengan jurus latitude. Sayangnya jalur komunikasi XL agak ngadat sehingga proses download GM lambat dan harus ditinggal, karena peserta lain sudah tidak sabar dan  mulai meninggalkan Hotel Hyat.



Acarapun berubah, dari sepeda sehat menjadi kunjungan sehat. Beberapa kali kita mampir ke rumah teman-teman dan kebetulan yang didatangi tidak ada semua. Yang kemudian ada adalah rumah dosen kita, pak Darmanto. Inilah contoh dosen yang tidak bisa tua [atau tidak mau tua]

"Rumus supaya tidak tua adalah jangan pernah merasa tua dan jangan mau merasa tua"

Itulah rumus yang bisa dipakai sebagai acuan bagi mereka yang tidak ingin terlihat tua.

Sampai di rumah pak Darmanto, korban pertama yang jatuh adalah Mr MBR. Kepalanya sudah nggliyeng, jadi tanpa peduli lantai kotor, langsung saja badannya dihamparkan di lantai teras rumah. 



Setelah hidangan keluar, maka tanpa terasa beberapa pisang juga telah mencuri masuk ke perut peserta tanpa uluk salam. Mak lhesssss...... dan tahu-tahu piring sudah terlihat setengah kosong [atau setengah isi].

Akhirnya, setelah puas ngobrol ngalor ngidul kitapun berpamitan. Pelajaran yang didapat dari semua ini adalah perlunya kita menjaga hati kita. Hanya dengan menajga hati, maka semua yang kita lakukan di usia senja ini akan terkontrol dengan baik.

Materi dan kesenangan duniawi masih diperlukan, tetapi ada yang jauh lebih penting dari semua itu. Kesehatan jasmani dan rohani terlihat jauh lebih penting.

Dalam minggu ini sudah makin banyak undangan yang datang, bukan undangan yang diharapakan dan direncanakan, karena undangan yang datang adalah undangan layat, undangan untuk menghadiri saat penghormatan terakhir bagi kawan-kawan kita.

Pas diskusi di hari ini juga kita terima kabar bahwa pak Giat, salah satu teman kita juga meninggalkan kita di pagi Minggu 19 Juli 2009 ini.

Yang muda belum tentu yang paling akhir dipanggil. Masih banyak yang tua yang belum juga dipanggil sementara yang muda malah sudah mendahului.

Akhirnya pertemuan di hari minggu ini diakhiri dengan ngebutnya pak Edi meninggalkan kita di depan UC dan kemudian disusul berpisahnya moderator milsi Civeng karena rumahnya berlawanan dengan arah sepedaan kita.

Pak MBR dan mas Yayak masuk mobil masing-masing dan aku berduaan dengan mas Ircham menggowes menuju arah selatan UGM.

Greget Civeng sudah tidak hanya di milis, tapi sudah muncul dalam tindakan nyata. Minggu depan insya Allah lebih meriah lagi. Para peserta makin yakin bahwa ada orang Civeng yang mau bersepeda.

Salam Sehat

Selamat menjaga hati masing-masing.

+++

artikel sepadaan ada juga di beberapa tulisanku

latihan sepedaan menjelang hari H

atau search beberapa artikel yang ada di blog wordpress




siter women



terpesona ma anak didiknya mas JeMeK


saatnya sang  pemotret dipotret


...

.

Selasa, Juli 14, 2009

LiLo mulai demen ke CiMarT


Pulang kantor kulihat rumah gelap dan LiLo sendirian ditemani Satpam. Begitu melihat aku Lilo langsung menempel dan berbicara tanpa boleh diputus.

"Coba bayangkan pak, anak seumur klas empatg SD, kalau sudah smp atau sma ditinggal sendirian tidak apa-apa, ini kan masih sd klas IV..."

Aku langsung memotong saja pembicaraan ini dengan sebuah pujian padanya.

"Hebat ya LiLo, anak SD sudah berani njagain rumah.."

"...."

"Kalau anak smp atau sma mah udah biasa nungguin rumah sendirian. Ini kan anak SD, hebat banget kamuj nak..."

"Kamu udah maghrib belum? Biasanya kan sholat maghrib di masjid sama kawan-kawanmu?"

LiLo sudah lupa rupanya dengan pembicaraan pertama. Dia mengeluarkan kunci rumah dan kamipun masuk rumah.

Semua lampu kita nyalakan, gordyn ditutup dan Ayuko dibukain pintu [wuih...langsung makan deh kucing itu].

Abis mandi dan sholat LiLo kuajak beli lauk ke Cimart. Karena LiLo tampak ogah-ogahan, maka aku malah jadi etrtantang untuk mengajak LiLo ke Cimart.

"Jauh pak kalau pakai sepeda", kata LiLo. Iya juga ya, pikirku. Tak ada motor dan tak ada mobil, adanya ya cuma sepeda doank.

"Kamu kan pernah sampai ke beruang sendirian Lo, masak Cimart ini kan lebih dekat kok kamu bilang jauh?", kataku membangkitakan semangat LiLo.

Alhamdulillah, rupanya semangat Lilo etrlecut dan diapun akhirnya mau kuajak ke Cimart naik sepeda tandem, berduaan.

"Cari jalan pintas ya pak"

"Oce nak..."

Kamipun lewat jalan pintas, menerobos jalan off road [maksudnya jalan desa yang naik turun tanpa kita tekan rem, yang ginian inilah yang bikin LiLo suka naik sepeda sama aku] dan lewat rumah pak Dirut CiMart di Jalan Kelinci Raya.

Sebentar kemduian kamipun sudah sampai Cimart.

Hari ini yang ke toko pak Saparjan serta istri dan pak Dirut Afrizal, begitu kata mas Hendra.

LiLopun langsung memilih kesenangannya, sementara itu aku lihat telor baru yang sudah datang.


Permintaanku tentang sabun cair [refill] juga sudah ada.


Permintaan pak Afrizal juga sudah ada, itulah tisue dalam berbagai bentuk dan ukuran.


Setelah membayar ke Hendra, kamipun pulang kembali sesuai rute berangkat. Mampir sebentar ke penjual gorengan. Minimal sebagai tanda buka pintu pagar karena tadi satpam itu telah membantu menemani LiLo menjaga rumah.

Sampai di rumah, kitapun beraksi berdua. Hobinya sama, yaitu masak mie, tapi langsung tak campur ama nasi, telur, kacang, sosis, dan mentega secukupnya [maksudanya sebanyak-banyak kita mau]

Jadilah masakan khas Montana. Kata koki beneran sih, ini adalah menu putus asa, tapi bagi kami berdua, ini adalah makanan yang pans dan lezat [sampai lidah ini masih terasa habis terbakar, saking panasnya makanan yang kita masak].

Udah enak bisa ngajak anak-anak main ke Cimart. Tinggal usaha dan kerja keras kita semua untuk menyadarkan bapak-bapak anggota CiMart yang masih belum mau aktif belanja di CiMart.

Kata pak Direktur Operasional, Pak Ceppi, Cimart ini adalah toko kita sendiri, kenapa kita harus beli ke tempat lain kalau disini -di toko kita ini- ada yang lebih murah.

Semakin aktif anggota CiMart, maka dijamin Cimart akan makin maju, tetapi semakin lesu daya beli anggota, maka bukan tidak mungkin CiMart akan terus menurun kinerjanya.

Sebelum tidur, LiLo sempat juga membuat blog meski sangat pendek. Silahkan lihat sendiri isi blog liLo.

Dua tiga tahun lagi, CiMart ditargetkan untuk mulai dapat menyaingi mart-mart yang lain, jadi sejak sekarang kita harus berpikir agar selain anggota aktif, kita perlu terus menggalakkan anggota pasif dan yang lebih penting lagi adalah menggerakkan masyarakat sekitar toko untuk berpaling ke Cimart.

Semoga sukses. amin

Senin, Juli 13, 2009

MMC1 : Back To nature

Gemersik daun diterpa angin, gemercik air mengalir dan suara burung-burung kecil yang riang gembira mengiringi acara Mastermind Cikarang 1 [MMC1] di bundaran Golf Jababeka.

Adalah kondisi kesehatan pak Sangadi Budi yang tidak mengijinkan untuk menerima tamu yang membuat MMC1 memindahkan pertemuan dari rumah pak Sangadi Budi ke tempat ini. Ide ini muncul dari mas Gun Gunawan, yang ingin suasana santai tetapi tetap serius.



Acara dimulai dari paparan pak Nas tentang pemasaran yang baik di masa ini dan action yang sebaiknya dilakuakn etrhadap suatu ide.

Mutu sudah menjada suatu hal yang tidak bisa ditawar lagi. Mutu atau Mati, begitulah kira-kira prinsip bagian produksi agar bisa dipasarkan dengan mudah oleh pemasar.

Mutu adalah pemasaran yang diam, artinya tidak perlu banyak bicara kalau mutunya baik, maka dia akan menjadi showroom yang cantik menarik untuk produk yang kita pasarkan.

Mutu juga adalah pembunuh yang kejam, karena setiap bagian produksi melakukan produk yang tidak bermutu akan membuat produk menjadi susah dipasarkan.

Sebuah komplain dari pengguna produk kita sebenarnya tidak hanya komplain tunggal, ada 24 orang di belakang sebuah komplain. Jadi satu komplain sudah mewakili 25 komplain yang lain.

Jangan lupa, dari komplain yang mereka sampaikan kemudian kita selesaikan sehingga memuaskan mereka, tidak semuanya tetap akan memakai produk kita lagi.

Tanggapan dari para peserta MMC1 inipun beragam, misalnya saat ini selain mutu, maka yang penting lagi adalah menciptakan produk yang berbeda dengan pesaing. Inilah keunggulan produk kita yang susah diitru oleh pesaing.

Disini dibutuhkan kreatifitas yang tinggi, agar keunggulan produk kita tidak dibarengi dengan kenaakan biaya produksi.

Setelah paparan dari pak Nas selesai, maka dilanjutkan dengan  acara paparan mimpi masing-masing peserta MMC1 ini.



Pak Mualib masih mimpi untuk membuka sebuah kantor pemasaran lagi di Tangerang.

Pak Nas masih mimpi untuk meningkatkan omzet penjualan sabun curah sampai 10 ribu L/bulan.

Pak Eko masih mimpi untuk membuat sebuah kumpulan tulisan untuk diterbitkan dan di"launching" pada saat buka bersama di bulan September. tadinya direncanakan pada tanggal 14 September 2009, tetapi pak Rui juga punya acara di tanggal 11 September 2009, jadi akan digabung saja, dengan tanggal yang dekat-dekat tanggal itu.

Resto Samikuring akan menjadi tempat pertemuan di tanggal tiu.

Pak Rui mengutarakan mimpi-mimpi jangka pendeknya. Membuat kartu anggota yang sekaligus kartu diskon dari beberapa bisnis yang dijalankan oleh masing-masing anggota MMC1.

Pak Agus terus berupaya agar fokus pada salah satu bisnisnya. Dibahas juga mengenai bisnis bengkel yang sebenarnya prospektif tetapi montirnya masih keluar masuk.

Pak Gun Gunawan, sedang mencari pilihan alternatif terbaik antara membuat kue sendiri atau mengelola restoran khas sunda.

Mbak Win beralih target, dari membuat modifikasi kerudung menjadi pembuatan tas. Saat ini suah 250 tas yang dipesan dan kesulitan dengan etnaga penjahitnya.

Semua masalah itu dibahas secara santai dan penuh canda, sehingga masing-masing peserta merasa puas denga masukan yang diterimanya.



Pertemuan yang akan datang rencananya diadakan lagi di tempat yang sama. Sejuk segar dan nyaman. Kekurangannya hanya pada laptop yang tidak ada sumber listriknya.



Sampai ketemu di pertemuan MMC1 yang akan datang.


...
.

Kamis, Juli 09, 2009

Munas Kampung nDeso UGM

Badan ini rasanya sudah melayang-layang, tapi kapan lagi bisa ketemuan sama Om RDP, mas Nukman dan Bank Al kalau tidak hari ini. jadi setelah nganter Anis ke stasiun KA, aku meluncur menuju Citos.

Ada Munas kampung nDeso UGM disana dan aku didapuk sebagai Project Manager [iki istilahe sopooooo...?], jadi aku harus menghadirinya.

Beberapa hari ini aku memang terkena penyakit kesetanan. Hari-hari yang biasanya kulalui dengan santai [meski serius] tiba-tiba berubah menjadi serius tapi santai [halah mung diwolak-walik wae, kentekan kata-kata yo...?]

Dimulai dari berbagi sehat di Samikuring, arisan keluarga [juga di samikuring], talkshow di radio[RGA 102,8 FM], nonton pilem [Garuda di Dadaku], kampanye toko Cimart, blogshop kompasiana di Cikarang [kerja sama kompasiana dan cimart], wayangan di Samikuring, sampai ke pilpres [belum termasuk kegiatan kantor yang tiba-tiba full menu], maka lengkaplah mereka membuatku mencapai titik lelah stadium 1.

Kelelahan itu, alhamdulillah, terbayar dengan kepuasan yang tidak terkira. Pak Dhe RDP yang kelihatan tua di blog itu, ternyata masih terhitung adikku. Dia seangkatan dengan profesor termuda Civeng UGM, Siti Malkamah, artinya dia masih angkatan 81.



Kelelahan lain sebelum acara munas juga terbayar masing-masing dengan kepuasan model masing-masing juga [sudah tak ceritakan di episode sebelumnya]

Di Munas ini yang membuat penasaran adalah akan hadirnya bank Al, yang sehari-harinya ngendon di Kuwait. Ternyata bank Al yang sering narsis dengan kenggantengannya adalah berita bohong yang asli bohong.



Dia lebih ganteng dari yang kukira, lebih ramah dibanding saat di milis dan Kevinnya bank Al juga lebih lucu dibanding yang sering diceritakan.

Ada juga si Tika banget yang pernah ngirim pesan pribadi via plurk, tapi ketika kuklik pesan itu, muncul pesan,"pesan ini hanya untuk teman-teman Tika saja!". Halah, aku gak donk deh dengan ulah Tika ini.

Mas Anung
juga terlihat lebih sangar di dunia nyata dibanding dunia maya. Meski ganteng, tetapi komentarnya tetap cerdas dan menggigit. Lucunya malah jarang menggigit di milis Civeng, beraninya hanya di kampung nDeso.

Bintang malam itu tak lain dan tak bukan ya pasti mas Nukman. Tuan rumah yang begitu enteng membayar semua makanan dan minuman yang terus mengalir di Cafe Betawi Citos.

Akhirnya juga, aku bisa melihat Lala yang lucu banget. Makanya selalu menjadi inspirasi mas Nukman dalam ngeplurk, lha wong lucu banget je.

Aku ini sering dibilang gak ada matinya kalau soal online di FB [mas RDP bilang aku ada dimana-mana, politikana, kompasiana maupun rumah dik Ana yang lain], tapi malam itu yang tidak ada matinya mas Nukman deh. Di depanku persis, jari-jarinya terus menari di papan ketik BB-nya.

Peserta munas yang lain masih banyak, tapi aku gak banyak berinterakse dengan mereka. Bagaimana tidak di kananku mas RDP terus asyik ebrcerita, mitra ngobrolnya mas Nukmandan mas Anung. Di sebelah kiriku Bank Al juga ditanggap oelh Tika dan kawan-kawan yang lain.

Wis aku meneng waelah. Kupasanag mode multitasking untuk mendengar suara dari kanan dan dari kiriku. Semuanya penting dan memberi pencerahan, tapi beberapa pembicaraan kayaknya off the record deh. Ntar ada yang merah kupingnya kan berabe. Cukup berhenti di munas ini saja.

Mas Nukman cerita tentang Page Rank dan beberapa teori yang ndakik-ndakik, meski disampaikan dengan gaya luwesnya.

"Nek tak critakke perlu waktu seminggu, jadi perlu tujuh kali munas. Piye?"

Hahaha... guyonan mas Nukman memang membuat acara munas terus mencair gak pernah "njedhel". Itulah memang kelebihan mas Nukman.

Ada satu pertanyaan yang menarik yang diajukan ke Bank Al.

"Milis UGM yang resmi itu apa sih mas?"

Jawabannya ya pasti milis kampung UGM donk. Apalagi di malam ini berkumpul beberapa moderatornya. Namun setelah kurenungkan, sebenarnya milis kampung ugm ini kayaknya hanya bermanfaat bagi anggota milisnya saja.

Milis ynag nyanthol di FB ini mempunyai anggota yangsangat banyak, tetapi yang kutahu belum pernah memberikan manfaat yang signifikan terhadap bangsa Indoensia.

Padahal di milis ini trercantum nama-nama yang sangat beken di lingkungannya masing-masing. Mas RDP yang sangat unik, karena tidak pernah serius "maintenance" blognya tapi ternyata page ranknya sangat tinggi dan berkali-kali diajak kerja sama emmanfaatkan blognya tapi belum juga mampu menggoyahkan hati mas RDP.

Mas Nukman apalagi. Bisnis onlinenya yang terus menanjak. Ke"selebritisannya" yang sebanding dengan kenarsisannya, siapa yang tidak kenal.

Masih banyak lagi tokoh-tokoh di milsi kampung nDeso ini dan kalau mereka mau melakuakn sinergi untuk membangun negara ini, maka urusan akan leboh mudah.

Kita sudah punya menteri komunikasi, mentamben, menteri pu, menristek, dll tapi semuanya itu hanya jadi menteri 'sekak" saja, belum menjadi menteri sungguhan. Lha belum ada presiden dari milis UGM yang mengangkat mereka je....

Wis tulisan iki malah ngalor ngidul gak ono tegese.

Hayuk, siapa yang kemarin kebagian nulis laporan munas, segera diupload.


BB merah tak pernah lepas dari tangan mas Nukman


Tika Banget yang lebih cantik dari fotonya


mas Anung juga pernah ngantuk, meskipun punya energi yang luar biasa


foto lebih lengkap ada di FB
foto-foto lebih canggih menunggu kiriman dari mas RDP

...
.

Rabu, Juli 08, 2009

Pengawalan Pilpres Cikarang : SUKSES !

Alhamdulillah, siapapun pemenangnya, tapi TPS no.23 Wilayah Cikarang telah sukses menyelenggarakan pesta rakyat ini. Disebut pesta rakyat, karena sepanjang acara sampai selesai, kami nikmati dengan penuh canda tawa.



Bahkan saksi yang kebetulan capresnya kalah, juga terlihat ikut menikmati penyelenggaraan acara ini. Mereka terlihat "legowo" melihat kekalahan capresnya.

Pagi-pagi kita sudah berkumpul di lokasi TPS no.23 dan merapikan kerjaan yang belum selesai tadi malem. Setelah semua dianggap selesai dan pemilih mulai berdatangan, maka sebelum jam 08.00 acara sudah kita mulai.



Dimulai dulu dengan pengucapan janji secara ebrsamaan dipimpin oleh ketua KPPS, kami awali hari ini dengan penuh semangat.

Kotak suarapun dibuka dan kartu suara kita hitung bersama-sama. Ada 632 kartu suara, yaitu pemilih terdaftar sebanyak 602 dan cadangan sebesar 30 buah.



Begitu selesai menghitung, para pemilih sudah langsung masuk ke bilik suara dan melaksanakan haknya. Mereka biasanya datang berombongan, keluarga demi keluarga. Bapak ibunya yang nyontreng dan anaknya yang memasukkannya ke kotak suara.



Suasananya mirip benar dengan suasana pileg kemarin, cuma ruangan di TPS terlihat lengang, karena hampir tidak ada antrian. Siapa datang langsung ambil kartu suara dan langsung masuk bilik suara.

Selesai nyontreng, aku punya tugas untuk membimbing mereka memasukkan kartu suara ke kotak suara. Wuii.. suatu tugas yang sangat mudah, sehingga bisa "disambi" imil dan browsing di internet. Sekali-kali ikut nimbrung di beberapa milis yang kuikuti.

Kampanye-kampanye terselubung masih menghampiri ponselku dan imilku. Lucu-lucu isinya, sehingga kuforward ke bebrapa teman yang jadi anggota KPPS. Merekapun pada tertawa renyah ketika menerima SMSku.



Pal Arry yang duduk di dekatku yang paling banyak menerima sharing dariku, soalnya aku langsung tunjukkan saja isi ponselku padanya.



Model tinta pemilu kali ini kelihatannya berbeda dengan biasanya. Jenisnya mudah luntur dan mudah tumpah [ini sih karena anak-anak dan orangtua yang sulit dikontrol syaraf geraknya].




Pada kemasannya ada tulisan halal, sehingga ada yang nyeletuk,"Wah habis dicelup langsung saja dijilat, kan halal !:-)"

Pencelupan tinta ini memang cukup heboh. Kebanyakan anak-anak pada minta ke ortu masing-masing untuk dicelupkan jarinya. Ada yang dilarang dan ada yang malah dianjutrkan oleh ortunya. Hehehe... begitulah sifat masing-masing ortu. Tuhan menicptakan manusia memang tidak ada yang sama persis.

Jam 12.00 acara break sebentar untuk ISHOMA. Lumayan mantap hidangannya, sehingga puas makannya, meskipun biayanya dipotongkan dari honor resmi [emang ada yang tidak resmi?]

Selesai break, keadaan sudah sangat sepi. Menunggu jam 13.00 kitapun saling melempar joke-joke ringan. Penonton juga sudah mulai berdatangan. Baik dari par apetinggi partai, petugas negara maupun penonton yang peduli pada pesta rakyat ini.

Setelah kita cek daftar pemilih dan laporan warga, maka kamipun meluncur ke rumah teman-teman yang sedang sakit dan tidak bisa hadir di TPS. Kami datangi dan kita minta untuk menyontreng sesuai pilihan mereka disaksikan oleh petugas dan keluarga mereka.







Tepat jam 13.00 kamipun mulai proses penghitungan suara. Ternyata hasilnya cukup membuat kami terpingkal-pingkal. Ada saja komentar dari penonton, meskipun yang muncul di hadapan mereka bukan suatu hal yang lucu.

Yang lucu beneran adalah ketika salah satu kartu suara dicontreng dengan jelas kemudian capres lain yang tidak dicontreng wajahnya ditambahin dengan lukisan kumis.

Ada lagi yang dicontreng dengan benar tapi ditambahin gambar jantung hati [halah ... malah jadi tidak syah]



Jam 14.00 acarapun selesai dengan khidmat. Kami semua teken berita acara dan teken honor panitia. Lumayan dapet duit 136 ribu rupiah dari 235 ribu yang seharusnya kita terima, setelah dipotong biaya macem-macem [potongannya 99 ribu ya?]



Kamipun bersalam-salaman dan seperti biasa bernarsis ria dulu sebelum berpisah. Selamat tinggal pesta rakyat 2009, kami tunggu putaran kedua [kalau ada] dan pesta rakyat 2014 [kalau diberi umur panjang].

 
dari 602 pemilih tercatat di DPT, yang hadir 413 orang
12 di antaranya surat suaranya tidak syah
pemilih MW 59 orang
SBY 279 orag dan
JK 63 orang
...
.