Selasa, Juli 14, 2009

LiLo mulai demen ke CiMarT


Pulang kantor kulihat rumah gelap dan LiLo sendirian ditemani Satpam. Begitu melihat aku Lilo langsung menempel dan berbicara tanpa boleh diputus.

"Coba bayangkan pak, anak seumur klas empatg SD, kalau sudah smp atau sma ditinggal sendirian tidak apa-apa, ini kan masih sd klas IV..."

Aku langsung memotong saja pembicaraan ini dengan sebuah pujian padanya.

"Hebat ya LiLo, anak SD sudah berani njagain rumah.."

"...."

"Kalau anak smp atau sma mah udah biasa nungguin rumah sendirian. Ini kan anak SD, hebat banget kamuj nak..."

"Kamu udah maghrib belum? Biasanya kan sholat maghrib di masjid sama kawan-kawanmu?"

LiLo sudah lupa rupanya dengan pembicaraan pertama. Dia mengeluarkan kunci rumah dan kamipun masuk rumah.

Semua lampu kita nyalakan, gordyn ditutup dan Ayuko dibukain pintu [wuih...langsung makan deh kucing itu].

Abis mandi dan sholat LiLo kuajak beli lauk ke Cimart. Karena LiLo tampak ogah-ogahan, maka aku malah jadi etrtantang untuk mengajak LiLo ke Cimart.

"Jauh pak kalau pakai sepeda", kata LiLo. Iya juga ya, pikirku. Tak ada motor dan tak ada mobil, adanya ya cuma sepeda doank.

"Kamu kan pernah sampai ke beruang sendirian Lo, masak Cimart ini kan lebih dekat kok kamu bilang jauh?", kataku membangkitakan semangat LiLo.

Alhamdulillah, rupanya semangat Lilo etrlecut dan diapun akhirnya mau kuajak ke Cimart naik sepeda tandem, berduaan.

"Cari jalan pintas ya pak"

"Oce nak..."

Kamipun lewat jalan pintas, menerobos jalan off road [maksudnya jalan desa yang naik turun tanpa kita tekan rem, yang ginian inilah yang bikin LiLo suka naik sepeda sama aku] dan lewat rumah pak Dirut CiMart di Jalan Kelinci Raya.

Sebentar kemduian kamipun sudah sampai Cimart.

Hari ini yang ke toko pak Saparjan serta istri dan pak Dirut Afrizal, begitu kata mas Hendra.

LiLopun langsung memilih kesenangannya, sementara itu aku lihat telor baru yang sudah datang.


Permintaanku tentang sabun cair [refill] juga sudah ada.


Permintaan pak Afrizal juga sudah ada, itulah tisue dalam berbagai bentuk dan ukuran.


Setelah membayar ke Hendra, kamipun pulang kembali sesuai rute berangkat. Mampir sebentar ke penjual gorengan. Minimal sebagai tanda buka pintu pagar karena tadi satpam itu telah membantu menemani LiLo menjaga rumah.

Sampai di rumah, kitapun beraksi berdua. Hobinya sama, yaitu masak mie, tapi langsung tak campur ama nasi, telur, kacang, sosis, dan mentega secukupnya [maksudanya sebanyak-banyak kita mau]

Jadilah masakan khas Montana. Kata koki beneran sih, ini adalah menu putus asa, tapi bagi kami berdua, ini adalah makanan yang pans dan lezat [sampai lidah ini masih terasa habis terbakar, saking panasnya makanan yang kita masak].

Udah enak bisa ngajak anak-anak main ke Cimart. Tinggal usaha dan kerja keras kita semua untuk menyadarkan bapak-bapak anggota CiMart yang masih belum mau aktif belanja di CiMart.

Kata pak Direktur Operasional, Pak Ceppi, Cimart ini adalah toko kita sendiri, kenapa kita harus beli ke tempat lain kalau disini -di toko kita ini- ada yang lebih murah.

Semakin aktif anggota CiMart, maka dijamin Cimart akan makin maju, tetapi semakin lesu daya beli anggota, maka bukan tidak mungkin CiMart akan terus menurun kinerjanya.

Sebelum tidur, LiLo sempat juga membuat blog meski sangat pendek. Silahkan lihat sendiri isi blog liLo.

Dua tiga tahun lagi, CiMart ditargetkan untuk mulai dapat menyaingi mart-mart yang lain, jadi sejak sekarang kita harus berpikir agar selain anggota aktif, kita perlu terus menggalakkan anggota pasif dan yang lebih penting lagi adalah menggerakkan masyarakat sekitar toko untuk berpaling ke Cimart.

Semoga sukses. amin

1 komentar:

Lembaga Pelatihan mengatakan...

Trims komentarnya... TVnya dah dibuang... Cimart itu apa yah... dikota saya nggak ada. Yang ada hanya Indomart...? Apakah Cikarang Mart..?