Senin, Juli 20, 2009

Memelihara Hati


"Umur kita ini sudah ditentukan mas, jadi mari kita nikmati saja umur yang ada ini dengan menjalaninya senikmat mungkin"

"Caranya?"

"Kita isi dengan berbagi apa saja, seperti yang saat ini kita lakukan, berbagi kegembiraan dan berbagi kesehatan"

Demikian kira-kira salah satu dialogku dengan mas Ircham [74], yang terlihat selalu senyum dalam mengikuti acara sepedaan CiVeng, Minggu, 19 Juli 2009 ini. Waktu mudanya mas Ircham ini ganteng banget, setelah tua ternyata masih ganteng juga [tidak luntur oleh waktu dan kerasnya kehidupan ini].



Pak Edi Ciak [73], yang datang di urutan nomor dua nampak tersenyum kecut ketika sudah keliling-keliling tapi kawan yang dicarinya tidak juga nampak.

Sebelum dia menelpon, kuhampiri dia dan kusodorkan tanganku.

"Eko pak", kataku sambil tersenyum semanis-manisnya.

Pak Edi menyambut uluran tanganku dan menyalamiku sambil menyebut namanya. Dia adalah mantan Owner salah satu proyek yang dikerjakan Waskita, jadi dia langsung saja akrab denganku yang kebetulan adalah orang Waskita.

Kusodorkan telepon dari pak Mitra kepada pak Edi dan merekapun saling bertukar kalimat. Intinya, berani ngundang harus berani datang duluan [hehehe... untung aku datang duluan]

Pas pak Yayak datang, muncul juga sang repairer BB alias Mr MBR. Saat itu juga tahu-tahu mas Ircham sudah bergabung. Darimana munculnya makhluk kota gedhe ini, yang jelas tahu-tahu sudah ikut ngobrol bareng kita.

Anakku LiLo yang kemudian mengabadikan peristiwa langka ini [halah... emangnya yang langka peristiwanya atau orangnya ya?].



Sambil ngobrol ngalor ngidul dengan pak Edi, sempat kulihat kalung kesehatan yang dipakainya. Persis sama dengan yang dijual oleh istriku. Kalau mau beli kalung kesehatan itu, silahkan bel ke istriku aja. No hapenya 0888 308 7532 [halah malah iklan...!:-)]

Rupanya pak Edi ini memang jagoan kalau sudah bicara masalah kesehatan. Mungkin karena dia pernah kena masalah dengan jantung dan pembuluh darahnya, maka dia sangat familiar dengan masalah kesehatan, dan tidak mau lepas dari kalung biofir itu [lha rak iklan maneh...!:-)]

"Duit, materi dll itu sudah tidak penting lagi mas. Kalau sudah oversket, umur di atas 50 tahun, maka yang paling perlu adalah masalah kesehatan. Titik!", begitu nasehat pak Edi Ciak padaku.

Pada pembicaraan kemudian baru aku tahu kalau pak Edi ini punya julukan pak Edi libido juga, karena pengetahuannya yang luas tentang masalah Libido di usia senja.

Perjalanan sepedaan pagi ini dimulai dengan start yang tidak jelas. Yang penting nggowes dulu, tujuan ditentukan kemudian sambil jalan.

Di depan pak Edi dan pak Ircham langsung meluncur. Mr. MBR terus online dengan ponselnya. Sebentar kemudian kulihat hampir semua peserta sepedaan ini online dengan ponsel masing-masing.

Yowis, aku langsung ngebut saja dan kufoto mereka dengan gaya masing-masing. Tak tahunya acara online selesai semua begitu mau difoto.

Begitu menginjak jalan raya, tiba-tiba pak Edi mampir ke rumah temannya, salah satu anggota partai politik. Wah... mau apa nih???.

Kita semua terpaksa ikut berhenti juga. Sambil nunggu munculnya tuan rumah [angkatan 71], kita berpose ria di depan rumah.

Tenryata yang punya rumah masih tidur. Hehehe...kita terpaksa jalan lagi.

Baru beberapa meter jalan, eh.. tiba-tiba rombongan di depan langsung balik kanan dan kembali ke kampus. Wah, ada apa ini? Keringat belum mengalir apalagi menetes [kebalik nggak nih?], lha kok wis mbalik kandang?

Sambil bisik-bisik, kita jadi tahu bahwa pak Edi ternyata sudah pasang satu buah ring, jadi jantungnya jangan dipaksa untuk bekerja keras.

Kitapun akhirnya "nginthil" saja di belakang pak Edi yang kemudian langsung mencari warung lesehan di depan taman lembah UGM yang ada satwa kijang [dan sekarang kijangnya terlihat kurus-kurus].

Setelah milih beberapa tempat, diputuskan untruk beli sarapan lontong opor aja. Semua pesanan sama persis, biar cepet selesainya. Kecuali soal minuman, ada yang pesan teh dan ada yang pesan jeruk. Persamaannya semuanya gak ada yang pakai es [tenryata kemudian yang datang semuanya pakai es, hehehe...dikiranya kalau sudah kasepuhan pada berani makan eh minum es? yan enggak donk!:-)].

Hiburan yang datang ada bermacam-macam, terutama pasukan pengemis. Ini hiburan yang memprihatinkan dan bikin keki. Mau ngasih salah, mau nggak ngasih juga gak enak hati. Ya udah teguhkan hati, untuk pengemis tidak ada dispensasi. Semuanya ditolak.

Yang dibayar hanya hiburan pantomim dan siter ibu-ibu.




Pantomim ini sangat menghibur rombongan civeng, terlihat dari pandangan mata dan tertawa terbahak-bahaknya mereka. Sementara ibu-ibu yang main siter bahasanya kurang dipahami. Kelihatannya jawa tapi kok asing [padahal gara-gara jawa bindeng tuh..]

Sehabis makan sarapan, ternyata pak Edi seperti dibangikitkan lagi semangatnya. Langsung menantang untuk sepedaan lagi. Kebetulan saat itu juga bergabunglah admin Civeng, mas Djoko Luknanato dengan Nemesisnya [ini setingkat di atas Anvilku, bedanya semua rem Nemesis sudah pakai cakram sedang Anvil masih belum pakai cakram]

Rute barupun ditentukan dan kembali kita kayuh sepeda ini sesuai rute yang disepakati. Pak MBR mulai terlihat "sayah", nafasnya mulai memburu dan rambutnya makin memutih [maklum rumahnya di Gampingan, jadi sering kena radiasi gamping].

Seperti kegiatan model beginian di Civil Scout ataupun acara kebut gunung yang dulu kuikuti, aku kebagian jadi tim penjaring. Kusetel gigi persneling sepeda pada posisi santai dan kutemani Mr MBR di belakang.

Berhenti sebentar di Hotel Hyat, Mr MBR langsung buka reparasi BB. Topiknya adalah Google Maps [GM] dengan jurus latitude. Sayangnya jalur komunikasi XL agak ngadat sehingga proses download GM lambat dan harus ditinggal, karena peserta lain sudah tidak sabar dan  mulai meninggalkan Hotel Hyat.



Acarapun berubah, dari sepeda sehat menjadi kunjungan sehat. Beberapa kali kita mampir ke rumah teman-teman dan kebetulan yang didatangi tidak ada semua. Yang kemudian ada adalah rumah dosen kita, pak Darmanto. Inilah contoh dosen yang tidak bisa tua [atau tidak mau tua]

"Rumus supaya tidak tua adalah jangan pernah merasa tua dan jangan mau merasa tua"

Itulah rumus yang bisa dipakai sebagai acuan bagi mereka yang tidak ingin terlihat tua.

Sampai di rumah pak Darmanto, korban pertama yang jatuh adalah Mr MBR. Kepalanya sudah nggliyeng, jadi tanpa peduli lantai kotor, langsung saja badannya dihamparkan di lantai teras rumah. 



Setelah hidangan keluar, maka tanpa terasa beberapa pisang juga telah mencuri masuk ke perut peserta tanpa uluk salam. Mak lhesssss...... dan tahu-tahu piring sudah terlihat setengah kosong [atau setengah isi].

Akhirnya, setelah puas ngobrol ngalor ngidul kitapun berpamitan. Pelajaran yang didapat dari semua ini adalah perlunya kita menjaga hati kita. Hanya dengan menajga hati, maka semua yang kita lakukan di usia senja ini akan terkontrol dengan baik.

Materi dan kesenangan duniawi masih diperlukan, tetapi ada yang jauh lebih penting dari semua itu. Kesehatan jasmani dan rohani terlihat jauh lebih penting.

Dalam minggu ini sudah makin banyak undangan yang datang, bukan undangan yang diharapakan dan direncanakan, karena undangan yang datang adalah undangan layat, undangan untuk menghadiri saat penghormatan terakhir bagi kawan-kawan kita.

Pas diskusi di hari ini juga kita terima kabar bahwa pak Giat, salah satu teman kita juga meninggalkan kita di pagi Minggu 19 Juli 2009 ini.

Yang muda belum tentu yang paling akhir dipanggil. Masih banyak yang tua yang belum juga dipanggil sementara yang muda malah sudah mendahului.

Akhirnya pertemuan di hari minggu ini diakhiri dengan ngebutnya pak Edi meninggalkan kita di depan UC dan kemudian disusul berpisahnya moderator milsi Civeng karena rumahnya berlawanan dengan arah sepedaan kita.

Pak MBR dan mas Yayak masuk mobil masing-masing dan aku berduaan dengan mas Ircham menggowes menuju arah selatan UGM.

Greget Civeng sudah tidak hanya di milis, tapi sudah muncul dalam tindakan nyata. Minggu depan insya Allah lebih meriah lagi. Para peserta makin yakin bahwa ada orang Civeng yang mau bersepeda.

Salam Sehat

Selamat menjaga hati masing-masing.

+++

artikel sepadaan ada juga di beberapa tulisanku

latihan sepedaan menjelang hari H

atau search beberapa artikel yang ada di blog wordpress




siter women



terpesona ma anak didiknya mas JeMeK


saatnya sang  pemotret dipotret


...

.

1 komentar:

cakrukmania mengatakan...

jadi kangen Jogja pak..dulu saya juga sering naek sepeda di UGM..tempat jajanan asik,sejuk..pokoke ngangeni wis