Kamis, September 13, 2018

Seputar angka 12

Hari ini aku kembali menulis di blog ini, sebuah peristiwa yang besar bagiku baru saja berlalu, itulah tanggal 12 September 2018, tanggal ketika Mas Lilo meninggalkan kota Jogja untuk menjadi seorang lelaki yang lebih dewasa. Tanggal ini memang sudah kunantikan, tetapi ketika peristiwa yang kunanti ini datang, aku terhenyak juga. Aku jadi berpikir, ternyata aku terkena sesuatu setiap tanggal 12, aku terobsesi dengan hal-hal seputar angka 12.

Padahal sebenarnya tidak banyak peristiwa di seputar angja 12 ini, hanya satu saja, yaitu tanggal 12 bulan 12, tanggal pernikahanku dengan ibunya Lilo, bu Yeni Rumiyaningtyas !

12 Desember 1991 adalah tanggal pernikahanku dengan mantan pacarku, seorang gadis yang pernah membuat dadaku berdesir ketika aku menemuinya di pintu rumahnya, jalanTluki Perumnas Condongcatur, beberapa puluh tahun lalu.

Peristiwa itu masih terbayang dengan jelas dalam ingatanku, seperti baru saja terjadi kemarikn sore, sama dengan peristiwaku dengan Lilo yang kayaknya baru kemarin padahal saat ini Lilo sudah lulus SMA dan merasa perlu untuk menjauh dari rutinitas hidup yang membuatnya merasa ingin menjauh dulu sebentar.

"Paling setahun atau lebih sedikit aku pergi pak", katanya padaku beberapa hari lalu.

Aku hanya mengangguk saja mengiyakan dan merestui prinsipnya yang begitu keras untuk menikmati hidup setahun dengan dan dalam cara pandangnya. Bebas dari keterikatan aturan dunia, sesuatu yang harus dijalaninya selama ini. 6 tahun di SD, 3 tahun SMP dan 3 tahun SMA sudah cukup membuatnya untuk ingin segera lepas dari aturan sekolah.

Kuliah bisa ditempuh setelah dia selesai menikmati kebebasanya. Kuliah juga bukan sesuatu yang wajib dia ikuti, aku hanya mengingatkan pada Lilo, bahwa aturan Manusia, bisa tidak dipatuhi dalam beberapa kasus, tapi aturan Tuhan tidak bisa tidak ditaati, terutana sholat 5 waktu.

Itu saja yang kutuntut pada Lilo, selebihnya biarlah menjadi haknya untuk memilih. Aku hanya berdoa untuk kebaikan Lilo dan ibunya, juga untuk kakak-kakaknya. Semoga Allah swt tetap menjaga Lilo agar selalu berpegang pada tali Allah dimanapun dia berada.
Aamiin YRA.

Kenangan terakhirku dengan Lilo sebelum 12 September 2018 adalah duduk berduaan di ruang tamu dan saling menasehati dalam keheningan malam. Aku berterima kasih pada nasehat Lilo dan ketika dia beranjak menuju kamarnya kuucapkan terima kasihku pada Lilo,"terima kasih ya Lo (atas nasehatnya)"

Akupun larut dalam kenangan pada Lilo :-)

Tahun naga ketika Lilo lahir, 17 Juni 2000 di Gleneagles Medan.

Lilo yang penuh kelucuan dan keceriaan :-)

Tahun 2003 ketika Lilo masih di Surabaya

Tahun 2013, Lilo yang sudah makin gedhe di Gembira Loka Jogja :-)

Saat lebaran di rumah mbak Emmy/Mas Herwan bersepeda dengan saudara-saudara. Setelah ini baru aku mulai menyuadari bnahwa Lilo lebih suka basket, jalan kaki, lari dibanding bersepeda. SMA berangkat sekolah naik sepeda sudah tidak asyik lagi untuk Lilo.

Lilo lebih suka dengan hobi memotret, mengikuti jejak mbak Haslita Nisa daripada bersepeda.

Cerianya Lilo di Wisuda mbak Lita :-)