Jumat, Oktober 29, 2010

Kabar dari Merapi

Imil dari Koordinator Sebuai, dicopas dari Catatan Mas Kika

Dear teman-teman,

Mohon bantuannya untuk mensirkulasikan pesan berikut.

Berikut adalah info seputar Merapi meliputi kontak person, lokasi pengungsian dan data pengungsi.

Terima Kasih

INFO TIM SIAGA
•Tim Siaga Tlogolele, Pak Sukarno 081804122218
•Tim Siaga Jrakah, Pak Jumadi 08170630375
•Tim Siaga Klakah, Pak Pomo 081915439447 Jumarno 087834123330
•Pak Yatin (Lurah Ngargomulyo) 085729318157

INFO POSKO
1. Posko Jalin Merapi at Dukun, Magelang: Studio K FM Jl Muntilan Dukun KM , Dusun Tegalsari, Desa Dukun, Kecamatan Dukun. contact person: Bayu +6287834019273, Sinam MS +628562537818

2. Penanggung Jawab Pengungsian di Ngadipuro Dukun Magelang, Kepala Desa Ngadipuro +6281392528545

3. Penanggung Jawab Pengungsian TPS Ngadipuro Dukun Magelang, Kepala Desa Ngadipuro +6281392528545

DATA PENGUNGSI (IDPs INFORMATION) Yang tersebar di WILAYAH MUNTILAN, MAGELANG dan SLEMAN

Kecamatan Dukun, MagelangTerdapat 8 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi 11.812 jiwa

Kecamatan SrumbungTerdapat 19 titik pengungsian dengan total pengungsi 6.974 jiwa

Kecamatan SawanganTerdapat 7 titik pengungsian dengan total jumlah pengungsi 1.038 jiwa

Kecamatan SalamTerdapat 2 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi 3.438 jiwa

Desa Sengi Terdapat 2 Posko; Jumlah pengungsi 435 jiwa Jarak: 7 Km dari puncak merapi

Desa Krinjing Terdapat 3 Posko; dengan jumlah pengungsi 2091 jiwa Jarak: 3,5 Km dari puncak merapi

Desa NgargomulyoTerdapat 2 Posko; dengan jumlah pengungsi 1506 jiwa Lokasi berjarak 5 km dari puncak Merapi

Desa SumberTerdapat 3 posko; dengan jumlah pengungsi 3561 jiwa Lokasi berjarak 5 km dr puncak merapi)

Kebutuhan Pengungsi

Prioritas yang dibutuhkan para pengungsi saat ini adalah:
1. hygiene kit
2. Kebutuhan bayi
3. Susu utk anak
4. Kasur bayi anak kecil
5. Masker
6. Logistik (makanan) 

Mas Kika & Tim akan berangkat tgl 31 Okt '10
Saya akan berangkat tgl 5 Nov '10

*ada yg mau ikut nyumbang?silahkan hubungi saya di 085691461203

http://nulisdanmimpi.wordpress.com
http://sejutabuku.org

+++

Sumber gambar disini

+++

UPDATE DANA MERAPI di Posko Kedai Digital pukul 21:40 Rp. 70.000.400, terkumpul 33 jam sejak kemarin siang. tadi sore sudah kita bagi 40juta di empat lokasi di Sleman.
Besok 30juta akan kami belanjakan dan di bagi di beberapa titik di Magelang yg masih hujan abu. bagi yg menyumbang sampai jumat sore dana akan kami tampung dan kami salurkan melalui rekan2 relawan lainnya.. WE LOP U FULL!!

Kamis, Oktober 28, 2010

Sarapan sepotong kue


Pagi ini aku sarapan sepotong kue dan sebotol teh. Rasanya nikmat luar biasa. Selepas makan dan minum akupun ingat kembali kata ayahku almarhum.

"Saat kamu makan makanan yang enak, cobalah ingat di belahan bumi yang lain, ada yang belum tentu bsia makan seperti kamu. Sehari bisa makan saja sudah untung"

Astaghfirullah. Terima kasih buat bapakku yang masih suka mengingatkan aku walaupun beliau sudah tiada. Rasanya ibuku tersenyum di sampingku, padahal aku hatrus meyakinkan diriku bahwa Ibuku juga sudah tiada.

Berbahagialah yang masih mempunyai ayah dan ibu lengkap. Lakukan yang terbaik buat mereka, berbagilah pada sesama untuk menyenangkan hatimu, dan sebagai bukti syukur padaNya.

Insya Allah. Jalanmu akan dimudahkanNya. Amin.

Di belahan bumi yang lain masih banyak orang yang memerlukan uluran tangan kita, Yang paling dekat ada di Merapi, di Mentawai dan di Wasior

+++




Wasior

+++



Indonesia Berduka kembali

+++



Detik-detik Merapi meletus

Rabu, Oktober 27, 2010

Hari Blogger Nasional

Begitu banyak yang ingin kutulis dan akhirnya yang kutulis justru yang tidak kurencanakan. Siapa mengira Mbah Marijan akan meninggal dalam peristiwa meletusnya Merapi? Bahkan berita selamatnya mbah Marijan lebih seru dibanding berita yang lain.

Ketika akhirnya mbah Marijan dinyatakan meninggal dan foto mbah Marijan saat diotopsi menyebar kemana-mana, barulah orang mulai ngeh dan saat itupun bertubi-tubi ponselku menerima pesan seputar Bencana di Indonesia, baik di bagian Timur, Tengah maupun Barat.

Akupun kembali terusik menulis tentang Pesta Blogger 2010 yang akan segera berlangsung. Saat hati masih ragu untuk mendatangi acara pesta blogger, saat itu pula banyak ajakan untuk mengikuti pesta blogger demi keberlangsungan beberapa komunitas yang kuikuti.

Seharusnya aku memang ada acara di Jogya, tetapi justru istriku yang mau datang ke Cikarang untuk menyelesaikan beberapa urusan. Akibatnya aku mungkin tetap "stay" di Jakarta menemani istriku, bahkan mungkin bisa mengajak istriku untuk ikutan PB 2010.

Tapi, layakkah kita berpesta di saat ada saudara kita sedang didera bermacam-macam penderitaan?

Berita menyejukkan datang dari salah satu anggota panitia PB 2010, mas ATG. Menurut mas ATG, ada acara khusus di event Pesta Blogger 2010 yang akan membahas masalah kepedulian PB 2010 terhadap masalah bencana nasional yang sedang sangat hangat ini.

Baru saja aku terima berita di inbox ponsel dari teman-teman Tangan Di Atas (TDA).


Kawan-kawan, 

Info siang ini kebutuhan makan di Pengungsian Hargobinangun Merapi saja 2.000 orang lebih, belum di lokasi lain, 

Kedai Digital Corp sejak pukul 12 siang td mengumpulkan dana melalui Twitter, BBM dan Fesbuk, sampai saat ini sdh terkumpul dana 19.750.000.. Bagi yg ingin bergabung monggo transfer ke BCA 4563000000 a/n Saptuari Sugiharto.


Luar biasa teman-teman TDA ini.Mereka tidak hanya ngomong doang tapi langsung menuju sasaran dan langsung membawa pertolongan pada yang memerlukan. Salut buat teman-teman TDA.

Beberapa jam kemudian kulihat di FB Saptuari ada tulisan ini :


Sampai pukul 18:50 bantuan DANA UNTUK MERAPI melalui Posko Kedai Digital Corp sejumlah: Rp. 40.680.000.. Malam ini kami mulai belanja!



+++
Hendaknya semangat untuk membantu tidak hanya terfokus di Jogyakarta saja. 
Mungkin di Papua dan di Mentawai kondisinya jauh lebih parah dan bantuan juga lebih sulit sampai.
Di Hari Blogger Nasional ini mari kita ingatkan diri kita masing-masing, "sudah sejauh mana kita bermanfaat bagi lingkungan kita?"

Jumat, Oktober 22, 2010

Subuhan di Masjid Hijau Daun

Pas adzan subuh aku terbangun dari tidur, langsung buka pintu kamar, ambil air wudhu dan pergi ke masjid Hijau Daun. Suara saling bersahutan dari beberapa masjid terdengar pelan dan syahdu  di pagi yang masih gelap ini.

Ada beberapa masjid di sekitar jalan Taman Hijau Daun. Paling megah tentu masjid dari PT Hutama Karya, sebuah BUMN Konstruksi yang menyisihkan keuntungannya untuk membangun sebuah masjid yang indah, cantik dan nyaman.

Ada juga masjid Waskita yang selalu laris manis kalau hari Jumat. Letaknya yang di "basement" membuat masjid ini kurang terlihat bagi pejalan kaki yang lewat di depan kantor Waskita.

Lebih dekat ke rumah ada masjid kecil yang terletak di persimpangan antara jalan Hijau Daun 3 dan 6. Kemudian di pasar ada sebuah masjid besar yang luasannya lebih besar dari yang ada di Hutama Karya.

Pagi ini aku memilih yang paling dekat yaitu di masjid Hijau Daun. Beberapa tetangga kulihat di masjid itu. Setelah selesai sholat untuk menghormati masjid, aku iseng menghitung jumlah orang yang hadir dan jumlah orang yang berasal dari Jogyakarta.

Ternyata yang hadir di masjid itu lebih dari 30% adalah orang Jogyakarta. Lebih istimewa lagi mereka adalah alumni UGM semua dan dari jurusan Teknik Sipil semua.

Ketika imam mulai bertakbir, kulihat ada seorang jamaah baru yang masuk dan paslah porsi orang Jogya yang lulusan sipil UGM genap 30%.

Saat imam takbir tadi ada 9 orang jamaah sholat subuhnya dan 3 di antaranya adalah kawan kantorku.


Yuk kita sukseskan Gerakan Subuh Masal yuk..!

Sabtu, Oktober 16, 2010

Lautan Manusia di Pawai Karnaval Jogya

Sesuai kesepakatan dalam rapat keluarga hari ini, maka acara malam ini adalah nonton pawai karnaval di Malioboro.

"Mau parkir di Sate Pak Amat atau di samping masjid Gedhe Kauman?"

"Di tempat yang paling memungkinkan dan paling dekat dengan lokasi saja pak"

"Jangan di sate pak Amat pak. Untuk menuju ke tempat parkir saja bisa kesulitan kita pak"

Akupun menyepakati mereka untuk parkir di rumah Mas Lukman yang terletak di sebelah utara masjid Gedhe Kauman.



Perjalanan menuju lokasi pawai ternyata memerlukan energi yang kuar biasa dan hanya Lilo yang akhirnya bisa menikmati pawai ini dengan tanpa kendala.

Dengan manisnya Lilo duduk di pundakku, sehingga bisa menyaksikan rangkaian acara yang ada di depan kerumuman manusia bak lautan manusia ini.

Sebagian besar foto ini memang hasil jepretan Lilo yang santai duduk di atas pundakku. Kaka-kaka Lilo yangmerasa tidak melihat apa-apa akhirnya ngacir duluan dan hilang begitu saja dari sisiku.

Rupanya mereka sudah pamit ke ibunya. Aku tentu saja jadi tidak tenteram dan segera meluncur ke rumah mas Lukman untuk menemui mereka. Syukur akhirnya semua bertemu kembali.

Memang acara malam ini luar biasa ramainya.


Di alun-alun LOR sendiri sudah ada acara Sirkus dan pernak pernik acara lainnya di sekeliling arena sirkus. Dengan demikian lengkaplah keramaian di seputaran malioboro dan bermuara akhir di alun-alun LOR (utara).


Beberapa jalan menuju lokasi acara karnaval ini, yang tadinya dua jalur dibuat menjadi satu jalur saja, sehngga bagi masyarakat yang terjebak di kemacetan ini tentu akan merasa makin terjebak. Ini memang malam yang penuh dengan kesabaran dan toleransi.

Jangan marah kalau ada yang minum teh manis dan karena didorong oleh orang lain terpaksa menjatuhkan tehnya di kaki kita. Itu salah satu ujian kesabaran di saat kita berada pada kondisi tidak siap, kondisi yang membuat kita jadi mudah marah.


Menjelang acara dimulai, aku sempat merekam kejadian di seputaran pojok beteng kulon yang terletak berdekatan dengan lapangan parkir stasiun Ngabean.


Beberapa polisi lalin tampak dengan ketat dan ramah memohon kepada mereka yang "ngeyel" ingin melewati jalan yang tadinya dua arah untuk mencari jalan lain saja.

Sebenarnya di beberapa titik di luar malioboro banyak layar raksasa yang dipasang untuk memuaskan para penonton karnaval yang tidak bisa sampai ke lokasi karnaval. Panitia telah menyiapkan 6 (enam) titik nobar untuk memecah konsentrasi penonton acara ini. Ini adalah upaya yang sangat bagus, meskipun mungkin hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Lokasi di Ngabean terlihat sepi dair penonton.


Lautan manusia di lokasi karnaval memang menyurutkan niat untuk menonton lebh lama. Praktis hanya yang berdiri di depan saja yang bisa menikmati acara ini. Terlihat beberapa anak kecil sangat menikmati acara ini, karena mereka biasanya dipanggul oleh orang tuanya agar bisa menyaksikan acara ini dengan baik.


Memang ada banyak sebab kenapa mereka yang tidak bisa menonton para peserta karnaval, tapi tetap saja menikmati suasana macet total ini.

Sebab-sebab itu misalnya sebagai berikut :
  1. Sedang dimabuk cinta, sehingga yang dipentingkan adalah kebersamaan dengan kekasih hati.
  2. Mempunyai sifat yang super ulet, sehingga tidak masalah kalau harus berjuang dengan sepenuh tenaga untuk merangsek ke depan.
  3. Penuual makanan, minuman atau penjual mercon. Makin ramai, makin macet, maka mereka makin menikmati larisnya dagangan mereka.
  4. Ingin memanfaatkan situasi tak terkendali ini dengan melakukan aksi negatip (misalnya mencopet). Seoga untuk yang ini aku salah menilai dan tidak ada yang kecopetan pada hari ini. Amin.
Untuk acara semacam ini, kalau memang ingin menikmati pawai karnaval dengan santai ya lebih baik ikut nobar di beberapa tempat yang disediakan layar tancap raksasa. Suasana lebih santai. Bisa sambil minum wedang ronde dan bergurau dengan kelompok masing-masing.


Malampun makin menjelang dan saatnya menjumpai mbak Bantal dan Dik Guling.

Kamis, Oktober 14, 2010

Tiket 13C

Dua minggu lalu aku naik BIMA dan dapat tiket nomor 13C. Setelajh naik KA Bima, tak cari-cari ternyata nomor kursi 13 C itu tidak ada. Adanya cuma 13 A, B dan D.

Hehehe...lain kali hati-hati kalu beli tiket. Jangan mau dikasih nomor 13C.

Perjalanan Sang Air

Kisahnya terjadi tahun 1978 di Taman Mini Indonesia Indah. Berarti kejadian ini sudah 32 tahun yang lalu lamanya. Sayangnya aku tidak ingat secara detil kejadiannya, tapi aku ingat dengan jelas apa yang menjadi topik utamanya. AIR !


Inilah kisah seorang polisi (?) yang dipaksa untuk mewakili daerahnya dalam ajang pentas Humor Nasional. Dia adalah wakil dari pulau Sumatra bagian selatan (tepatnya dimana aku sudah lupa). Mungkin dari Lampung, mungkin juga dari Palembang. Aku tidak ingat betul.

Kutuliskan kembali yang kuingat dan kuberi tambahan kalimat agar lebih cocok untuk ditulis di blog ini.

"Aku adalah air"

"Aku mengalir kemana aku suka asal tempatnya lebih rendah dari tempatku sekarang"

"Aku juga bisa ke tempat yang lebih tinggi dengan bantuan pompa"

"Aku bisa memadamkan api yang menyala dan aku juga bisa membawa banjir yang memporak porandakan desa ataupun kota"

"Aku bisa masujk ke washtafel artis-artis cantik. Aku bisa mengusap wajah lembut mereka"

"Aku bisa masuk ke bak mandi mereka dan mengusap semua kulit halus mereka. Kuusap rambut mereka, telinga, wajah, bibir, leher jenjang yang mulus, perut dan kaki mereka"

"Aku betah menjamah para artis yang berendam. Aku bersatu dengan sabun dan menggosok badan mereka pelan-pelan. Kadang aku menggosok agak cepat kemudian pelan lagi"

"Betapa nyamannya jadi air, sampai akhirnya aku harus ikut membersihkan toilet ketika tombol flush dipejet"

"Aku berlarian bersama kotoran manusia, masuk ke parit-parit kotor bersama sampah-sampah yang harusnya tidak ada di parit ini"

"Kemana para pembuang sampah ini. Kenapa mereka tidak menggunakan otak mereka untuk berpikir sejenak sebelum membuang sampah di parit"

"Aku tertahan di parit bersampah ini. Kotor dan bau !"

"Aku tak bisa lagi jalan-jalan. Aku semakin hitam dan semakin kotor, sampai akhirnya teman-temanku berdatangan"

"Mereka adalah teman-temanku dari gunung. Air gunung yang segar dan menyegarkan menemaniku di parit kotor ini"

"Aku bertanya pada mereka. Mengapa tak ada lagi senyum teman air gunungku?"

"Aku menangis ketika melihat air gunung yang segar itu ternyata juga tidak kalah kotornya. Lumpur-lumpur telah melumuri air gunung temanku dengan warnanya yang kecoklatan"

"Pohon-pohon telah tercabut bersama akar-akarnya dan tak ada lagi tempat bercanda air gunung dibalik akar itu"

"Bersama air gunung yang terus bertambah banyak aku akhirnya keluar dari parit dan meluncur menuju ke tempat lain yang lebih rendah. Kubawa rumah-rumah penduduk di sekitarku, bahkan mobil-mobil yang parkir di jalan kuseret bermeter-meter"

"Akupun sampai di laut yang begitu luas. Kunikmati keindahan satwa laut yang begitu bersahabat. Mereka berlarian kesana kemari dengan kecepatan mereka masing-masing"

"Dentuman bom membuat kawanan satwa laut terkapar tak berdaya dan menyerahkan dirinya menjadi santapan manusia sang penguasa dunia"

"Akupun hanya bisa menyaksikan saja. Tubuhku kepanasan dan akhirnya aku melayang ke udara, mengikuti sang angin dan akhirnya bersatu dengan air gunung yang penuh ceria dan penuh kesegaran"

"Kusaksikan para manusia yang begitu mengerti akan perlunya aku di sisi mereka dan betapa mereka tetap saja menghancurkan rumahku, menghancurkan keluargaku dan mengurangi tempatku bersemayam"

"Aku adalah kehidupan manusia dan aku adalah kematian manusia. Semoga mereka memahaminya"


+++
sumber gambar : Blog Citography disini dan disini

Tulisan ini dipersembahkan untuk mendukung "Blog Action Day 2010"

Sabtu, Oktober 09, 2010

Nonton Pameran (Piknik Murah meriah)

Lama banget gak jalan sama-sama satu keluarga, maka hari ini kit anonton pameran komputer di Jogyakarta. Gak ada yang menyenangkan selain jalan-jalan bareng satu keluarga.

Menjelang maghrib datang dan menjelang isya baru pulang. Yang menyenangkan, istirku ketemu dengan kawan lamanya di pameran itu. Sayang lupa kalau bawa tustel.

Mbak Litha juga ketemu sama temannya yang baru saja dia antar pulang ke rumah.

"Eh ketemu lagi.."

Dan pembicaraanpun jadi seru.



Lilo seperti biasa selalu suka di stand game. Ada game 3 Dimensi dan kitapun setia menemani Lilo memainkan game di stand itu.



Mbak Luluk dan mbak Litha asyik ngobrol di belakang kita.



Ibunya Lilo asyik motret kita yang sedang asyik diskusi masalah game 3 Dimensi.



Seperti biasa, Lilo tak peduli dengan sekelilingnya kalau sudah main game.



Sekali lagi, terima kasih buat mbak Litha dan mbak Luluk yang setia menemani kita jalan-jalan. I Love U FULL nak..!:-)