Selasa, November 05, 2013

Lilo yang baik hati

Dalam suatu diskusi dengan Lilo dan Luluk, aku baru ngeh, ternyata Lilo adalah anak yang baik hati. Jadi kutulislah artikel "Lilo yang baik hati" ini.

Ceritanya suatu hari aku ngobrol dengan Lilo soal sepeda. Kebetulan mbak Luluk ada di ruang kita diskusi dan ikut mendengarkan sambil terheran-heran mendengar cerita Lilo tentang sepeda termahal yang kita punyai.

 "Jadi dimana sekarang sepeda itu mas?", kataku heran, setelah menyadari bahwa ada sepeda yang tidak ada lagi di rumahku.

"Di rumah temanku", jawab Lilo kalem

"Hmmm... kenapa?"

"Biar kalau aku pas ingin sepedaan dan aku ngajak dia, maka dia tidak perlu repot nyari sepeda"

"Maksudnya saat mas Lilo ingin sepedaan, tinggal ngajak dia dan dia tidak perlu nyari sepeda lagi?"

"Iya, kan dia tidak punya sepeda"

"Tahukah Lilo kalau sepeda itu adalah sepeda termahal yang kita punyai"

"Tapi sepeda itu gak ada yang pakai lagi tuh..."

"Ya gimana mau pakai, kan sepedanya di rumah temanmu?"

"Sepeda itu juga sudah rusak kok, sudah ada bunyi-bunyiannya..."

"Ya kalau rusak mari kita perbaiki. Kalau ditaruh di rumah temanmu, apa gak sepeda itu malah makin rusak?"

Diskusi itupun berakhir dengan tanpa keputusan. Rumah kita yang tempat parkirnya sudah penuh dengan sepeda dan sepeda motor memang kurang memadai kalau mau ditambah satu sepeda lagi.

Di rumah satunya, ada juga sepeda lipat yang kulihat sudah makin tidak terurus. Sepeda Lita dan Luluk juga sudah lama tidak kulihat lagi. Setahuku sepeda itu dulu diperbaiki oleh Omnya tapi terlalu banyak yang harus diperbaiki, akhirnya malah jadi tidak jelas kabarnya. 

Mungkin Lilo memotret kondisi parkir sepeda di rumah yang tidak memadai lagi dan punya inisiatif untuk meminjamkan sepedanya ke temannya. Aku sendiri setiap bersepeda hanya fokus pada sepeda Specialized yang jadi tungganganku, sehingga sepeda lainnya tidak kuperhatikan lagi.

Semua itu membuat Lilo berinisiatif untuk membersihkan lokasi parkir sepeda di rumah agar tidak menyesakkan pandangan mata yang melihatnya. Lilo yang baik hati memang anak yang cerdas dan suka berbagi dengan siapa saja.

Kamis, Agustus 15, 2013

Mudik Pacitan

Tahun 2013 akhirnya aku mudik Pacitan. Kota kecil yang asri dan makin asri sejak SBY naik jadi penguasa Republik ini. Tidak ada rencana untuk mudik ke kota Pacitan, karena ketatnya jadwal sehabis sholat Iedul Fitri 1434 H. Entah kenapa tiba-tiba semua orang menjadi "selow" dan bisa berangkat ke Pacitan, minus Samdani, suami adikku Nunung.

Dengan satu buah kijang Innova rombongan beranggota 14 orang ini terasa kurang. Akan cukup kalau sebagian memakai kendaraan bermotor roda dua. Jarak yang hanya sekitar 100 km tentu tidak terlalu jauh. Namun setelah dipikir-pikir, akhirnya kita pinjam kendaraan mbak Lilik/mas yoes untuk membawa kita ke Pacitan. Kendaraanku diisi 6 orang dan sisanya masuk ke minibus mbak Lilik yang dikendarai oleh Totok.

Aku tidak bis amembayangkan betapa riuhnya suasana minibus dengan penghuni dominan anak-anak itu. Bahkan di beberapa ruas jalan, Lilo  ikut bergabung dengan minibus dan membuat suasana menjadi makin seru. Di mobil yang kutumpangi berkebalikan, isinya penumpang pendiam, alias hobi tidur. Jadi tidak banyak pembicaraan yang ada di sepanjang perjalanan.

Arus balik terasa kental sepanjang perjalanan. Mobil berderet-deret menuju ke arah Jogja dari Pacitan. Kulihat plat nomor mereka kebanyakan berlabel "B", "D" atau "F". Rupanya banyak pemudik dari Jakarta, Bandung dan Bogor yang main ke arah Pacitan. Perjalanan yang sangat nyaman, karena sepanjang perjalanan tidak ada macet sama sekali. Hanya satu dua kendaraan yang mengarah ke Pacitan.

Jalan berkelok menuju Pacitan juga sudah diganti jalan yang lebih pendek, meskipun lebih curam tanjakan dan turunannya, tetapi relaif lebih nyaman dari pada jalan yang dulu sering kulewati. Begitu masuk ke kota Pacitan, langsung berhadapan dengan alun-alun, sedangkan jalan yang dulu begitu masuk Pacitan langsung berhadapan dengan pantai.



Kita sama-sama turun di masjid Agung Pacitan dan menunaikan sholat Asar di masjid asri ini. Kabarnya bulan Agustus 2013 ini akan diresmikan oleh Presiden SBY, entah benar atau tidak, yang jelas masjid itu meskipun tidak sangat besar tapi sangat asri dan terlihat begitu terawat.




Tentu kita segera mejeng di depan masjid, sampai-sampai saudara yang di rumah Pacitan heran. Mereka bertanya-tanya, "kok sudah sesore ini masih juga belum masuk Pacitan ya?"

Ketika kita jawab sedang sholat di masjid, mereka sama sekali tidak curiga bahwa masjid itu hanya beberapa ratus meter dari rumah mereka. Anggapan mereka, kita masih jauh di Punung atau Praci dan terjebak macet, sehigga harus sholat dulu di jalan.

Mereka tidak tahu kalau kita ini sebagian  besar masuk golongan orang yang rajin berfoto ria di depan obyek yang menarik. Bahkan malam harinya kita kembali ke masjid lagi hanya untuk mengambil foto masjid di kala malam hari.




Sambutan yang luar biasa membuat anak-anak sangat terkesan.

"Nak, menurut kamu, perjalanan ke Pacitan ini biasa, sangat berkesan atau sangat tidak berkesan?"

"Berkesan pak, aku senang sekali"

"Bagus ya pantainya? Masjidnya?"

"Iya, tapi bukan itu yang membuat aku terkesan"

"Apa yang menbuat terkesan?"

"Saudara kita baik-baik semua ya pak?"




Alhamdulillah, aku senang sekali mendengar kesan anakku ini. Pagi hari, memang kit asempat keliling kampung dan mengunjungi sanak saudara yang ada di Pucang Sewu Pacitan. Beberapa rumah kita kunjungi dan tahu-tahu sudah sampai ke rumah kita lagi.

 "Lho, kok sudah sampai rumah lagi pak?"

"Iya nak. Tadi kita memang ke arah sana, tapi muter-muter dan ujungnya ya balik ke rumah lagi"




Seperti biasa, kalau ke rumah saudara pasti pulangnya diberi bingkisan warna warni. Belum termasuk kue-kue yang langsung diserang habis oleh anak-anak.

Biasanya istirku suka komplain kalau lihat anak-anak yang begitu rakus memakan hidangan di meja, tapi kali ini dia hanya tersenyum melihat rombongan anak-anak menghabiskan kue di toples.Tuan rumah juga kulihat tersebyum senang melihat anak-anak bergantian menghabiskan isi toples mereka.

"Tahun depan kita mudik Pacitan lagi ya pak?"

Aku tidak mengangguk dan tidak menolak, aku hanya mengamini doa anakku. Semoga tahun depan diberi kesempatan untuk main lagi ke Pacitan. Main ke pantainya, jajan di pinggir pantai dan melihat Lilo menjemur pakaian di pinggi pantai tanpa takut pakaiannya hilang.





Kamis, Juni 27, 2013

Akhirnya BB Z10 hilang

Menjelang kopdar dengan teman-teman BeBlog (Blogger Bekasi) kusiapkan semua perangkat untuk mendokumentasikan acara tersebut. Cuma karena badan terasa capek banget, akhirnya kuurungkan niatku membawa tas bodypack.

Akhirnya aku meluncur ke lokasi hanya berbekal  iPhone dan BB Z10. Dalam mobil kulihat BB dalam posisi "sekarat" artinya baterenya sudah hampir habis, jadi kucolokkan charger mobil ke tempat colokan batere di BB.

Kuperhatikan di layar monitor BB ada tulisan yang kira-kira maksudnya adalah kabel charger tidak kompatibel dengan BB Z10. Aku penasaran juga, soalnya kabel ini biasa dipakai untuk mengisi batere BB seri lama (Bold maupun Curve).

"Wah BB Z10 ini kok manja banget ya? Maunya minta charger asli. Halah !:-)", akupun mengeluh dalam hati. Pak Rudy yang duduk di sampingku hanya melihat senyumku, tapi tidak melihat keluhan dalam hatiku.

Sampai di lokasi kopdar, aku beli penutup sadel sepeda, karena Rabu pagi adalah acara rutin sepedaan di Jakarta dan sepedaku tidak ada penutup sadelnya.

Sehabis sholat maghrib, aku ke konter BB dan beli charger BB yang dulu hilang di kereta api.

Kini aku membawa tas berisi penutup sadel dan satu tas lagi berisi kabel charger BB baru. Kuletakkan semua tas di meja dan kuambil iPhone yang sedang diisi baterenya. Kuganti charger iPhone dengan charger BB Z10 dan gantian BB yang sekarang diisi baterenya.

Kulepas jaket dan kututupi BB dengan jaket itu, sehingga di atas meja sekarang ada BB yang sedang diisi baterenya, jaket "SPW" yang menutupi BB itu dan dua tas plastik di dekat ponsel BB yang sedang diisi baterenya.

Kamipun ngobrol ngalor ngidul membahas acara pre event AB2013. Sesekali aku lihat posisi BB yang sedang diisi baterenya. Posisi charger BB ada di bawah dan posisi BB ada di atas meja.

Pas jam 19.55 aku lihat lagi posisi BB dan kulihat kabel charger sudah tergeletak di tanah.

Aku langsung berdiri dan melihat posisi BB Z10 di bawah jaket yang ternyata sudah raib. Aku seperti tidak percaya, tapi ini nyata. BB Z10 tidak ada lagi di atas meja, yang ada tinggal kabel chargernya saja.

Mungkin aku masih bisa beli ponsel lagi, tapi ribetnya itu yang membuat aku kepikiran. Aku harus ganti semua password yang ada di BB itu. Akupun langsung buka protect.blackberry.com dan ternyata BBku sudah dimatikan.



Dari situs protect.blackberry.com terlihat posisi akhir BB sebelum dimatikan. Sayangnya sampai sekarang BB itu dalam kondisi mati, sehingga posisi terakhir tetap tidak bergerak.

Seharusnya saat BB nanti dihidupkan, maka akan keluar pesan ataupun suara yang tidak bisa dimatikan oleh pemegangnya. Namun bila BB tetap dimatikan, maka situs protect.blackberry.com akan kurang kesaktiannya.

Yang jelas, aku mendapat pelajaran banyak dari kejadian ini. Semoga ini menjadikan aku lebih hati-hati dalam meletakkan barang berharga.

Alhamdulillah, semoga ini adalah bukti cinta Allah padaku. Inilah teguran Allah bukan hukuman. Insya Allah, Amin.




Kamis, April 11, 2013

Siapa itu Fahira Idris

Seperti biasa, seusai sholat berjamaah, kami sering berkumpul untuk ngobrol bersama. Anak tertua biasanya yang  tidak tahan dan duluan meninggalkan ajang diskusi. Dia mencari tempat yang lebih ber"angin", karena memang mushola kita tanpa AC dan tanpa kipas angin. Khusus hari ini aku sudah memngantisipasinya dan memasang kipas angin di mushola kita. Hari ini aku ingin menjelaskan tentang "Siapa itu Fahira Idris".
"Siapa dia pak?"
"Dia adalah ketua olah raga menembak"
".................."
"Dia juga pemberi dendeng balado terenak di dunia..."
".................. "

"Dia juga dinobatkan sebagai pemilik akun Twitter terinspiratif sejagad, sedunia !"
"Bukan Indonesia?"
"Dia mengalahkan pemilik akun terkenal lainnya di dunia...."
"Hebat ya dia pak?"
"Dia bahkan punya sopir lebih dari satu"
"Kok bapak bisa kenal dia?"
Hari ini aku sukses mengenalkan sosok Fahira Idris pada anak-anakku. Sosok cewek yang tidak kenal takut demi membela yang dia anggap benar. Tak gentar berdiskusi dengan FPI dan tidak canggung memberi kritik pada film bagus yang dia anggap tidak mendidik.
Semua yang kubaca di Wikipedia kusampaikan pada anakku. Mungkin tidak seluruh data yang di wikipedia itu benar dan valid, tapi aku ingin menunjukkan bahwa seorang cewek juga bisa berperan penting dalam memperbaiki generasi bangsa Indonesia yang terus dihadang berbagai macam ancaman.
Saat ini Fahira Idris sedang giat melakukan kampanye Anti Miras, terutama untuk mereka yang menjual Miras dan Minol pada remaja berusia di bawah 21 tahun.
"Kenapa Uni tidak melakukan gerakan menutup pabrik Miras atau melarang mereka yang berumur di atas 21 tahun? Kenapa hanya yang di bawah 21 tahun saja yang disasar?"
Pertanyaan itu sering muncul dan dijawab dengan kalem oleh Uni Fahira Idris.
"Gerakan anti miras ini adalah gerakan moral untuk mengajari remaja umur di bawah 21 tahun untuk sadar akan bahaya Miras dan bukan gerakan revolusioner untuk menutup pabrik Miras"
"Untuk yang berumur lebih dari 21 tahun kita anggap sudah dewasa, jadi biar mereka menentukan akan rajin minum Miras atau rajin membantu gerakan Anti Miras kita"
Mungkin ceritaku tentang Uni Fahira Idris tidak bisa menggambarkan sosok Fahira Idris yang sebenarnya. Keterbatasanku dan minimnya waktu berdiskusi membuat aku hanya bisa menyaranlan mereka untuk membuka wikipedia saja untuk mengetahui "siapa itu Fahira Idris".
+++
Cuplikan dari Wikipedia :


Fahira Fahmi Idris (lahir di Jakarta20 Maret 1968; umur 45 tahun) adalah seorang pengusaha muda dan aktivis Indonesia. Ia dikenal sebagai pengusaha parsel dan bunga, walaupun ada beberapa perusahaan lain yang dipimpinnya. Perusahaan parsel yang dijalankannya dimulai dari skala kecil waktu masih jadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bersama teman-temannya. Sekarang perusahaan itu telah berkembang dan berskala nasional bahkan sudah mulai merambah pasar mancanegara.
Bakat enterpreneur memang sudah ada didiri Fahira sejak masa remaja dan berlanjut sampai ia jadi mahasiswa. Sekarang ia memimpin beberapa perusahaan diantaranya Nabila Parcel Bunga Internasional, Aries Shooting Club, PT. Aries Mandiri Indonesia dan lain-lain.[1]
Fahira juga dikenal sebagai seorang dermawan dan punya kepedulian sosial yang tinggi. Ia tak segan-segan terjun langsung ke wilayah bencana, seperti di Jawa Barat ketika terjadinya bencana gunung Galunggung meletus saat ia masih remaja pada tahun 1982. Begitupun pada saat gempa di Jogjakarta tahun 2006 serta di Sumatera Barat saat terjadinya bencana gempa bumi yang meluluhlantakkan wilayah pesisir Padang Pariaman dan kotaPadang pada tahun 2009. Belakangan, bersama teman-teman twitter-nya, ia mendirikan Posko Bantu Banjir di Rumah Damai Indonesia pada saat Jakarta terkena musibah banjir bandang di bulan Januari 2013

The Most Inspiring Twitter

Disamping kepedulian sosialnya yang tinggi Fahira juga dikenal pemberani. Ia dinobatkan sebagai Twitter terinspiratif sejagad. Dalam polling yang bertajuk The Most Inspiring Tweeter tahun 2010, Fahira Idris (@fahiraidris) dinyatakan sebagai juara. Ia memperoleh 71 persen suara, unggul dari Diana Adams (@adamsconsulting), penulis dan wirausahawan asal AtlantaAS yang mendapatkan 11 persen suara, juga unggul dari Aaron Lee, seorang ahli pemasaran Internet asal Malaysia. Pesaing Fahira berasal dari berbagai negara sepertiAmerika SerikatInggrisIndiaFilipina, Malaysia dan lain-lain.[2]
Penghargaan dan apresiasi terhadap Fahira dalam situs jejaring sosial itu dikarenakan keberaniannya mengkritik FPI, ia bahkan mendatangi markas FPI, berdialog dan menyampaikan kritikan masyarakat terhadap FPI.[3] Pada tahun 2005 ia juga dinobatkan sebagai The Most Favourite Inspiring Woman oleh salah satu media. Di bulan Januari 2013, Fahira terpilih lagi sebagai salah satu dari 8 Wanita Inspiratif & Informatif di Tweeter versi Fimela.com.[4]

[sunting]Keluarga

Fahira menikah dengan seorang pria bernama Aldwin Rahadian, SH., dan pernikahan mereka telah dikaruniai dua orang anak yang bernama Nabila Zahra dan Nazira Auliya. Fahira merupakan putri sulung dari Fahmi Idris yang berdarah Minangkabau, seorang konglomerat dan politisi senior Partai Golkar yang pernah menjabat Menteri Tenaga Kerja pada pemerintahan Presiden Habibie dan mantan Menteri Perindustrian pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ibu dari Fahira, adalah Hj. Kartini Hasan Basri, putri dari KH. Hasan Basri, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

[sunting]Pendidikan

  • 1974 - SD Argentina, Jakarta
  • 1977 - SD Besuki, Jakarta
  • 1980 - SMP Al-Azhar, Jakarta
  • 1983 - SMA Al-Azhar, Jakarta
  • 1986 - Fakultas Matematika, Universitas PadjadjaranBandung
  • 1987 - Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta
  • 1994 - The London School of Flowers, Inggris
  • 2008 - Magister Hukum Bisnis, Universitas Padjadjaran, Bandung

[sunting]Organisasi

Ditengah kesibukannya sebagai seorang pengusaha, Fahira juga aktif diberbagai organisasi sosial, diantaranya di Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin). Di organisasi yang didominasi pria itu, Fahira menjabat sebagai Ketua Harian Perbakin Pengda DKI Jakarta. Di organisasi Saudagar Muda Minang Fahira menjabat sebagai ketua umum DPP.[5]
Aktivitas Fahira Fahmi Idris di beberapa organisasi:
  • Ketua Asosiasi Pengusaha Parcel Indonesia (APPI)
  • Ketua Harian Perbakin DKI Jakarta
  • Ketua Umum DPP Saudagar Muda Minang
  • Pendiri & Ketua Umum GEMA DAMAI
  • Ketua Bidang Pembinaan & Pendidikan DPP IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia)
  • Ketua Yayasan Selamatkan Anak Bangsa
  • Koordinator Posko Bantu Banjir Jakarta
  • Ketua Gerakan Anti Miras untuk anak/remaja dibawah usia 21 tahun




Sabtu, Maret 16, 2013

Ketika Lilo Lita Sakit

Saat berlibur berdua dengan istri di Pulau Belitung (Belitong), ternyata Haslita Nisa, anak nomor duaku, sedang kesakitan dan bingung mau kemana. Maklum biasanya kalau sakit selalu diantar ayah bundanya ke dokter dan tinggal nunggu panggilan dokter saja.
Kali ini ayah bundanya jauh di seberang lautan dan seluruh Indonesia sedang merayakan hari Raya Nyepi, sehingga hampir semua rumah sakit hany amenyediakan dokter umum dengan jam jaga yang terbatas.

"Mbak Lita telepon dulu ke Rumah Sakit dan janjian jam berapa mau ke sana. Kalau tidak pasti tidak ada dokter yang khusus merawat mbak Lita. Bisa di dekat Rumah, ada Ludira Husada atau di JIH Condong catur yang pelayanannya bagus"

Begitu kudengar arahan istriku untuk menenangkan mbak Lita, tapi aku bisa membayangkan perasaan mbak Lita saat itu. Di saat dia harus konsentrasi ujian di sekolah, ternyata ada Allah swt yang memberi nikmat sakit.

Mungkin Allah ingin menunjukkan bahwa badan manusia itu terbatas kemampuannya. Selama ini memang mbak Lita adalah anak teraktif di rumahku. Hampir selalu pulang malam dengan seabrek kegiatannya dan itu tidak hanya di hari biasa, hari liburpun tetap bukan tanggal merah bagi mbak Lita.

Dalam seminggu kadang hanya bisa berjumpa di saat sholat Subuh berjamaah saja. Selain waktu itu, lebih sering hanya melihat bayangannya saja.

Alhamdulillah, meski harus pontang panting, akhirnya mbak Lita ditangani dokter dengan baik dan benar, sehingga sudah bisa tersenyum lagi.



Aku sebenarnya sempat panik juga melihat kondisi ini, tapi aku akhirnya berbaik sangka pada Allah swt. Pasti sudah menjadi waktu terbaik untuk memberi hadiah mbak Lita sakit saat orang tuanya tidak ada di rumah. Bila nanti menjumpai kondisi yang mirip, maka anak-anak sudah siap menjalaninya. Allah swt pasti Maha Tahu dan Maha Adil.

Aku akhirnya bisa tersenyum ketika kawan sekolah mbak Lita, aktris teater SMAN 7, ikut memberi tahu kalau mbak Lita sedang sakit.

Tadi malam, ternyata latihan ikhlasku belum lulus. Mendadak mas Lilo gantian sakit dan harus menginap di RS JIH Jogja. Tadinya Lilo mau diperiksakan Sabtu pagi ini, tetapi aku berkeras untuk membawa Lilo ke RS JIH malam kemarin.

Alhamdulillah, Lilo langsung diinfus dan hari ini sudah bisa tidur nyenyak.



Sehabis subuh rupanya cerita belum berakhir. Mbak Lita demamnya kambuh dan sangat ingin bertemu ibunya yang ada di RS JIH menemani Lilo. Akhirnya ibunya yang harus pontang panting lagi.

Mbak Lita sedang menjalani ujian di sekolah dan rasanya kalau kondisinya seperti ini dia jadi tidak pedhe untuk ikut ulangan/ujian. Alhasil, terpaksa ke dokter lagi untuk minta surat ijin tidak masuk sekolah. Artinya ada ulangan yang nanti harus diikuti mbak Lita di luar jadwal regular.

Hari ini memang hari yang penuh nuansa. Semoga semuanya berakhir baik. Mbak Lita dan Lilo segera sembuh, bisa bermain lagi dan bisa ikut ulangan dengan tenang. Ketika Lilo Lita sakit, maka dunia rasanya berhenti berputar sejenak !:-)

Semoga Allah swt mengabulkan doa ini. Amin.

Sabtu, Februari 02, 2013

Ngumpulke balung pisah lagi

Hari ini acaranya adalah ngumpulke balung pisah lagi. Kebetulan lokasinya dekat dengan Cawang, jadi aku bisa lebih pagi menuju lokasi arisan trah Jakarta ini. Gerimis yang mulai turun juga membuatku menyegerakan berangkat ke lokasi arisan. Maklum namanya Jakarta kalau sudah hujan, pasti banjir dan macet.

Alhamdulillah, meski sempat beberapa kali menemui hujan lebat, tapi sekitar jam 10.30 sudah sampai ke lokasi.

"Bu alamat blok BB5 nomor 4 mana ya?", kataku ketika aku gagal menemukan rumah dengan alamat BB5 nomor 4. Yang ada adalah BB5 nomor 1 dan kemudian nomor 3. Jadi aku berhenti pas di depan BB5 nomor 4 dan bertanya pada seorang ibu-ibu yang ada di seberang rumah itu.

"Ya di depan bapak itu nomor 4".

"Hahaha.... bener rupanya feelingku", kataku dalam hati sambil mengangguk pada ibu yang kutanya.

Mas Sukamto yang baru saja memarkirkan mobilnya membantuku memarkir mobilku. Wajahnya sudah familiar, tapi ternyata setelah ngobrol baru ketahuan bahwa kita belum pernah bertemu.



Mas Sukamto ini alumni Undip dan pernah bekerja sama dengan salah satu proyek Waskita, tapi belum pernah bertemu denganku.

Kamipun ngobrol ngalor ngidul sambil menunggu datangnya saudara yang lain. Ternyata mereka baru berangkat ketika aku sudah sampai lokasi.

Jalan ke arah Blok BB5 Jatiasih Bogor ini saat aku lewat tadi sudah macet yang dari arah Jati asih menuju Cikunir dan ternyata setelah aku lewat jalan menjadi macet dari kedua arah.

Jam setengah dua, barulah seluruh keluarga ngumpul dan arisanpun dimulai.

Yang membuat suasana makin akrab adalah penuhnya rumah itu didatangi dari berbagai penjuru Jakarta. Lantai atas untuk yang "no smoking" dan lantai bawah untuk kaum ahli hisap (rokok).

Aku sebenarnya sudah kenyang makan kue dan minuman (sampai berbotol-botol), tapi ketika ada ajakan untuk pindah makan siang ke Resto Saung Apung, ternyata perutku masih sanggup mengikutinya.



Acarapun berlanjut ke Saung Apung. Resto yang asri, bersih dan ramai pengunjung. Anak-anak langsung mancing, sementara para orang tua langsung menyantap hidangan yang sudah terhidang di meja.

Di hadapanku terhidang teh manis panas dan ayam bakar "brutu", Wah pas banget nih. Langsung saja kusikat habis dan langsung cuci tangan. Hehehe.. pingin ngobrol soalnya.

Pas adzan Asar, akhirnya acara selesai dan ditutup dengan foto bersama, meskipun tidak semua bisa ikut. Rudi membawa camera pocket Fuji. Ini adalah camera yang mirip punya mas Bagus. Di kelas mirrorless, camera merk Fuji mungkin termasuk jajaran camera klas premium, mengungguli Nex dari Sony atau OMD dari Olympus.

Aku sendiri mengabadikan acara ini dengan camera ponsel dan terakhir memakai Sony NEX-6.

Semoga pertemuan yang akan datang bisa lebih meriah lagi. Kebetulan aku yang jadi host. Tinggal cari tempat yang sejuk dan bikin anak-anak merasa nyaman. Terpikir kalau acaranya di Taman Bunga Mekar Sari mungkin meriah ya?

Nantilah survey dulu sama anak istri. Hari ini ngumpulke balung pisah lagi dan rasanya sore ini menjadi sore yang indah penuh kenangan. Alhamdulillah.





Senin, Januari 07, 2013

Gowes Pagi

Seperti biasa, setiap minggu aku selalu gowes pagi bersama teman-teman alumni UGM. Kita kumpul di Gelanggang Mahasiswa dan kemudian setelah asyik ngobrol ngalor ngidul kita segera menentukan lokasi untuk wisata kuliner.

Setelah ketemu wisata kuliner (wiskul) yang paling cocok, maka kita tentukan rute mana yang akan diambil menuju lokasi wiskul tersebut. Biasanya penentuan rute inilah yang memakan waktu paling lama. Selalu terjadi perbedaan pendapat saat menentukan rute perjalanan menuju lokasi wiskul.



Akhirnya beberapa waktu lalu disepakati untuk membuat rute yang sering kit alewati, nanti tinggal memilih rute nomor berapa yang akan diambil. Ada sekitar 16 rute yang dibuat oleh pak +Joko Sumiyanto dengan harapan sudah memenuhi keinginan semua peserta gowes. Ternyata beberapa orang masih merasa ada rute baru yang perlu ditambahkan, sehingga 16 rute tersebut ditambahi dengan rute nomor 16a, 13a, 13b dan sebagainya.

Setelah lama berjalan akhirnya rute itupun dilupakan dan kembalilah pada kebiasaan untuk saling beradu argumen saat menentukan rute sepeda. Rupanya disinilah letak salah satu keasyikan bersepeda dalam sebuah komunitas.

"Saya ndak suka komunitas mas, lebih enak sepedaan sendirian, tidak bergantung pada orang lain", kata seorang peserta sepedaan dalam rangka Dies UGM beberapa minggu lalu.

"Kok gitu pak?", tanyaku menyelidik.

"Kalau ikut komunitas sepeda itu memang guyub, tapi kadang kita harus melawan hati nurani demi memenuhi keinginan komunitas"

"..... misalnya ...?"

"Ada saja mas keinginan komunitas yang kadang kita keberatan memenuhinya tetapi karena kita tergabung dalam komunitas tersebut, maka akhirnya kita penuhi juga apa yang sedang trend di komunitas itu"

Benar juga kata bapak itu. Saat sepedaan sendirian, kita santai saja naik sepeda sesuai keinginan kita, tetapi begitu masuk dalam komunitas, maka ada saja yang kita tambahkan pada sepeda kita. Bisa berupa spion, spedometer, sadel. lampu dan lain-lain.

Kadang yang lebih ekstrem, kita jadi ganti sepeda, karena teman-teman kita sering mengejek sepeda kita atau teman-teman kita mempunyai sepeda idaman kita dan kit amalas membelinya karena harganay yang mahal. Saat masuk dalam komunitas, sepeda yang mahal jadi terasa murah.

+Djoko Luknanto yang aktif berbagi kisah lucu


Kuperhatikan beberapa sepeda kawan-kawanku memang mulai berubah merk-nya. Ada yang beli merk yang sedang ngetrend, atau yang sedikit lebih baik dari merk sepedanya sekarang. Beberapa kawan sudah mulai memiliki sepeda lebih dari satu buah. Sebagian lagi mulai memakai sepeda built-up, bukan rakitan dalam negeri lagi.

Aku sendiri ikut terpengaruh membeli ban sepeda untuk sepeda gunungku. Padahal sebelum kenal komunitas ini aku baik-baik saja memakai sepeda gunung (MTB). Rupanya aku sudah terperangkap dalam komunitas ini, tapi karena aku menikmatinya, maka rasanya ini bukan perangkap tapi adalah istanaku.

Setiap hari Minggu selalu ada rasa rindu untuk bertemu dan tertawa bersama dengan komunitas sepeda UGM. Gowes pagi menjadi rutinitas yang membiusku. Canda tawa menjadi hiasan dunia yang selalu membuatku ingin datang lagi. Acara doa bersama sebelum bersepeda juga membrikan rasa aman dan nyaman di hati.

Indahnya gowes pagi bersama teman-teman. Gowes pagi memang banyak manfaatnya.