Selasa, November 30, 2010

LiLo ngeBLOG lagi

"Pak aku sudah nulis lagi di blog"

"Ah masa?"

"Iya pak... lihat aja..."

"Ayuk, coba pinjam laptop mbak Litha"

Lilo langsung mengambil laptop mbak Litha dan menghidupkannya.

Hehehe... ternyata bener. Lilo nulis lagi. Ada tiga tulisan baru di blog LiLo. Dua tulsian merupakan copas dari tempat lain dan satu tulisan hasil karyanya sendiri.

"Kok kamu copas semuanya mas?"

"Kan sumbernya tak tulis disitu pak...", kata Lilo sambil menunjukkan link sumber beritanya.

"Hmmm oke sih, tapi kalau bapak lebih suka tulisan Lilo yang cuma tiga baris ini"

"Gak papa pak, yang penting sumbernya tak tulis disitu"

"Iya deh. Nanti nulis lagi ya?"


Kegemaran Lilo akan game memang teklah menyurutkan semangat menulis Lilo. Semoga setelah tulisan yang ini Lilo jadi rajin nulis lagi. Amin.

Yang jelas, dulu biasanya Lilo nulis di blog dan kemudian kurapikan, sekarang benar-benar murni hasil tuilisan dia sendiri. Mulai dari buka blog sampai publish.

Yuk kita doakan sama-sama Lilo mau menulis lagi. Semoga doa kita terkabul. Amin.

Senin, November 29, 2010

Nikmatnya Thiwul Pakem

Pagi ini waktunya tidak pas untuk jalan-jalan, tapi aku kalau berjanji kok sering susah melingkarinya ya? (istilah lilo untuk mengingkari janji).

Dengan segala kekuatan dan daya upaya yang ada aku selalu mencoba untuk dapat memenuhi janji apapun yang pernah kuucapkan dari mulutku. Laki-laki itu kalau mulutnya sudah gak bisa dipercaya, maka apa lagi yang bisa dia banggakan di depan orang lain dan di depan Tuhannya nanti?

Akhirnya setelah berembug panjang dengan istriku kuputuskan untuk berangkat berdua dengan istriku saja. Rencana "B" untuk berjalan-jalan bersama LiLo dibatalkan, karena Lilo baru pulang dari sekolah jam 13.00. Tentu agak repot kalau aku harus berangkat dari rumah jam 13.00.

Perjalanan ke Pakem memakan waktu sekitar 45 menit, sehingga aku harus balik lagi ke Jogya pada pukul 12.15 agar bisa menjemput Lilo. Tentu Lilo akan senang sekali kalau kujemput, seperti juga hari Sabtu yang lain. Senyumnya selalu membuat hatiku ikut tersenyum.

Perjalanan ke Pakem di hari Sabtu ini memang sangat menyenangkan. Aura nostalgia sangat kental, karena aku dulu sering melewati jalan-jalan aspal ini saat aku jadi Sekum PS HW Sleman.

Udara yang sejuk dan bersih seolah tidak memperlihatkan bekas erupsi merapi di daerah ini. Hanya spanduk-spanduk saja yeng menunjukkan kalau lokasi ini pernah masuk daerah BAHAYA.

Sehabis nostalgia dan beli bensin, akhirnya aku sampai di rumah mbak Destina. Langsung masuk rumah dan mumpung mbak Destina masih asyik di belakang, mungkin nyiapin makanan berat, aku langsung menyantap Thiwul yang sudah tersedia di meja.



Satu gelas teh langsung habis kuteguk. Saking nafsunya makan thiwul sampai gak sadar tahu-tahu ada orang yang ikut bergabung.

Ya sudah, thiwul yang sudah siap santap kutaruh lagi di meja dan kita ngobrol ngalor ngidul. Ternyata asyik juga ngobrol dengan bapaknya mbak Destina ini. Seru dan penuh nostalgia.

Akhirnya jam menunjukkan waktu untuk pulang dan akupun pamitan pulang. Tanpa malu-malu aku langsung SMP (Sudah Makan Pulang) dan segera berdiri. Kasihan Lilo kalau harus pulang jalan kaki lagi ke rumah.

Saat itu kulihat ada mobil masuk ke halaman mbak Destina dam aku langsung menebak.

"Itu pasti mbak Ratih..."

Bener juga. Ketika aku keluar, maka mbak Ratih masuk dan langsung memarkir kendaraannya. Seorang mbak Ratih keluar dari mobil bersama dua bidadari kecil dan satu orang teman mbak Ratih. Kayaknya ini pengasuhnya bidadari mbak Ratih.

Aku bener-bener surprise ketemu sama mbak Ratih, tenryata masih muda banget tapi sudah punya dua bidadari kecil yang cantik-cantik.

Ya sudah acara pamitan dilanjutkan dengan acara ngobrol lagi di halaman rumah mbak Destina.

Aku langsung saja bilang sama mbak Destina, "Apa arti Lovina, hayo?"



Sebelum kelamaan njawab aku langsung bilang, kalau Lovina adalah nama pantai tempat mbak Ratih dulu berbulan madu dengan suami tercinta. Waktu itu aku cerita kalau aku bulan madu di Berastagi dan Danau Toba, sedangkan mbak Ratih cerita tentang bulan madunya di Lovina.

Pembicaraan kemudian makin seru, apalagi ketika cerita tentang bisnis tiket. Akupun hanya ikut mengamini saja kalau para cewek ini sudah saling bertukar kata.

Akhirnya jam makin menunjukkan waktunya dan akupun harus ikhlas bin rela untuk berpisah dengan Pakem dan seisinya. Aku sempat foto dulu dengan mbak Ratih dan dua bidadarinya sebelum akhirnya harus meluncur ke Yogya.



Samnpai di rumah aku langsung menunrunkan istri di depan warung mie sehati dan kemudian langsung tancap gas ke sekolah Lilo.

Eh, sebelum gas lebih dalam kuinjak aku sempat melirik ke pintu warung yang terbuka dan kulihat ada wajah Lilo di balik pintu.

"Ups.. kok sudah pulang mas Lilo? Baru mau kujemput nih..."

Kulihat wajah lilo seperti menahan marah, akupun langsung puter balik dan parkir motor di depan warung mie sehati.

Kudekati lilo dan kutanyakan padanya, naik apa dia pulang ke rumah.

"Jalan kaki", jawab Lilo pendek.

Akupun langsung menimpalinya, "Wah hebat nih mas Lilo. Berani jalan kaki sendiri pulang ke rumah. Aku salut deh sama mas Lilo"

Lilopun kemudian memelukku sampai aku terjatuh dan kamipun bergulingan di lantai warung mie sehati.


"Alhamdulillah"

Lilo bisa memahami perasaanku dan memaklumni keterlambatanku menjemputnya.Hari inipun berlalu dengan penuh suka cita.

+++

Pelajaran hari ini :
1. Naik motor berduaan ke PAKEM sama istri ternyata memang nikmatnya sampai di hati
2. Mbak Destina dan Mbak Ratih ternyata adalah alumni UGM yang bisa dipegang kata-katanya (dan semoga akupun bisa mencontoh mereka untuk selalu menepati apa yang keluar dari mulutku). Mbak Ratih pernah ingkar janji padaku dan sekarang tanpa dijelaskan secara alngsung, aku sangat memahami mengapa waktu itu mbak Ratih tidak bisa datang ke Munas UGM.
3. Lilo adalah anak yang sudah dewasa pikirannya meskipun badannya masih belum gehde (karena orang tuanya juga bukan raksasa, tapi hanya PASUTRI yang biasa-biasa saja).
4. Syukuri apa yang ada karena itulah yang harus kita lakukan.

Kursus Fot Kilat

Senin, November 15, 2010

Fajar Utama memantau Merapi

Pernahkah kita ketinggalan handphone atau jam tangan?

Bagi yang terbiasa memakai ponsel kemana-mana atau bagi mereka yang selalu melihat waktu setiap periode tertentu, maka ketinggalan ponsel atau jam bisa sangat menyiksa.

Waktu telah membuktikan bahwa aku ternyata tidak masalah ketika ketinggalan ponsel atau ketinggalan jam. Tenryat ajustru yang bermasalah adalah ketika aku ketinggalan kamera. Dua kamera kesayanganku ketinggalan di Jakarta ketika aku ke Jogya dan aku seperti kehilangan kekasih hati.

Banyak sekali momen-momen yang hilang karena tertinggalnya kamera ini.

Ini kali pertama aku naik Kereta Api dari Jogyakarta ke Jakarta yang berangkat pagi hari dan sampai di Jakarta menjelang Maghrib. Biasanya aku naik KA berangkatnya malam dari Jogya.

Naik KA berangkat siang pernah kulakukan beberapa kali memang. Misalnya ke Surabaya pada tahun 70an dan ke Jogya dari Jakarta saat launching YES (Yogyakarta Executive Service?).

Naik KA Fajar Utama ternyata sangat penuh warna. Sangat jauh berbeda suasananya dibanding naik KA Bima, misalnya. Suasana sepanjang jalan benar-benar hiruk pikuk bak pasar malam.

Penjaja segala macam jualan ada di atas KA. Mulai alat pijat, cobek, kerajinan tangan, sisir, segala macam makanan ringan sampai berat, minuman hangat sampai dingin, semuanya lengkap tersedia di atas KA Fajar Utama (FU).

Yang bikin makin meriah adalah para pengamen yang dandanannya norak abiz dan jenis kelamin penyanyinya tidak jelas. Akhirnya kuptuskan untuk tidur saja, kebetulan tetangga samping dudukku juga asyik ndengerin suara ponsel dengan headsetnya. Kayaknya ndengerin lagu deh.

Ternyata tidur di KA FU harus cuex habis. Sebentar-sebentar ada saja yang membangunkan. Kadang begitu mata dibuka ada juluran tangan di bawah (tangan pengemis maksudnya), sehingga aku langsung memejamkan mata lagi. Kadang sudah bangun ternyata hanya ditawarin makanan ringan.

"Lanting mas, baru !"

Yahhhh...tidur lagi deh.

Segala macam posisi tidur sudah dicoba dan ternyata masih kurang nyenyak juga. Akhirnya ponsel dihidupkan dan membaca beberapa status teman-teman atau beberapa imil yang masuk.




"...Ternyata aktivitas siang ini agak mengkuatirkan, terjadi getaran yang kuat di puncak merapi sejak jam 10.30 sampai saat ini, sehingga seismografnya over scale."

"...terjadi luncuran awan panas dari 10.38 sampai saat ini belum mereda... hal seperti ini mungkin masih akan berlangsung beberapa waktu, yang secara implisit dikatakan oleh Pak Surono dengan maraton."

"...Ternyata awan panas tidak hanya meluncur ke sungai gendol, woro, boyong dan kuning yang ada di sisi selatan. Ternyata sungai2 yang berada di sisi barat juga mendapat pasokan awan panas dengan jarak luncur yang jauh. Padahal tahun 1994 awan panas hanya ke kali boyong dan 2006 ke kali gendol... ini hampir semua :(..."

"...Ternyata besar juga energi yang direlease dalam krisis Merapi saat ini, apakah maraton sudah usai? Atau hanya istirahat sebentar?..."

Mata yang tadinya terkantuk-kantuk jadi gak bisa merem lagi. Kembali dua jempol ini pencet sana-pencet sini untuk mengetahui berita lebih lanjut merapi.

Mas Tama banyak sekali memberikan informasi tentang Merapi yang bisa diakses melalui http://mountmerapi.net/

Sementara itu pak Budi WS dan mas Nizam terus memantau secara langsung segala kegiatan yang berhubungan dengan Merapi dan langsung broadcast melalui BB masing-masing.

Jadilah sepanjang perjalanan KA FU isinya hanya memantau kegiatan Merapi.


+++

Silahkan lihat sendiri disini

Camera online dari Kaliurang
Radio-radio streaming di Jogyakarta

Radio Lingkar Merapi

Selasa, November 02, 2010

PB 2010 : Aku Datang Aku Menang

Tanpa rencana matang, aku akhirnya berangkat ke acara Pesta Blogger 2010. Hebatnya aku malah bisa bareng istri menghadiri acara PB 2010 ini. Tahun lalu aku hanya ngajak Lilo dan pulangnya istri nyamperin ke lokasi PB 2009.



Ada gundah di hati karena pagi tadi Merapi mengeluarkan hujan abu yang sampai ke Cungkuk, tempat anak-anakku berada. Kupantau terus status FB anakku dan ternyata laranganku untuk tidak sekolah tidak digubris oleh anakku.



Orang tua mana yang tega melihat kondisi seperti ini. Kubaca status pak Budi WS yang akhirnya pulang ke rumah karena bandara ditutup dan tidak jadi meresmikan acara Kagama di Tangerang. Lalu kalau kondisi seperti ini mengapa anakku nekad masuk sekolah?

Jadilah seharian di PB 2010 pikiranku terbelah dua, bahkan mungkin lebih. Aku sibuk mencari masker untuk dikirim ke Jogya, sibuk memasarkan Mie Ayam Sehati di kalangan teman-teman Blogger, sibuk kangen-kangenan dengan teman lama yang sudah lama tidak berjumpa, sibuk juga motret istri bersama para seleb yang datang di acara itu.


Yang paling sibuk tentu menemani para blogger bekasi yang begitu hiruk pikuk dengan aneka gayanya masing-masing.

Mereka pantas bergembira karena mereka datang, mereka menang dan mereka memang yang terbaik hari ini. istriku sampai terpingkal-pingkal melihat tingkah polah mereka. Ada saja yang dilakukan mereka yang membuat istriku merasa geli.


"Pak ini buat dedek, pasti suka deh...", kata mereka sambil menyerahkan kaos "colongan" dari manekin di salah satu sudut arena PB 2010.

Aku hanya bisa senyum-senyum saja melihat kelakuan mereka yang sudah kusadari sejak sebelum acara ini berlangsung. Ibote memang heboh dan terheboh di arena PB 2010 ini.



"Mas Eko, blognya Lilo itu bener tulisan Lilo asli?"

"Nggak juga mas. Aku yang membuatkan blog itu, kemudian Lilo menuliskan materi blognya. Terakhir aku rapikan paragrafnya. Sayang sekarang lilo lebih asyik main Game di FB, jadi jarang nulis di Blog lagi"

Dialog-dialog semacam ini sering mewarnai perbincanganku dengan teman-teman lama yang bertemu lagi di ajang ini.

"Mas saya Asep adiknya mas Tomi"

"Wah lebih ganteng adiknya nih"

Nah ini dialogku ketika bertemu dengan mas Asep,seorang blogger yang artikel blognya kuikuti melalui imil.

Begitulah pikiranku bercabang kemana-mana selama acara PB 2010 ini berlangsung. Akhirnya kuikuti saja arus yang ada di depanku.

Dua komunitas yang kuikuti, Kompasiana dan Blogger Bekasi (BeBlog) memenangkan ajang penghargaan di PB 2010, blogku juga masuk final blog wirausaha, jadi bukankah harus kunikmati kesenangan pesta ini? Ini saatnya berpesta dan marilah kita berpesta, tapi jangan lupa di belahan daerah yang lain ada yang perlu perhatian kita.

Semoga aku mampu menangkap yang tersirat dari acara ini dan bukan hanya yang tersurat saja.

+++
sumber gambar hasil editing dari pak Ceppi, Tribun News, dan koleksi pribadi (yang di edit backgroundnya memakai fotomix)