Senin, November 15, 2010

Fajar Utama memantau Merapi

Pernahkah kita ketinggalan handphone atau jam tangan?

Bagi yang terbiasa memakai ponsel kemana-mana atau bagi mereka yang selalu melihat waktu setiap periode tertentu, maka ketinggalan ponsel atau jam bisa sangat menyiksa.

Waktu telah membuktikan bahwa aku ternyata tidak masalah ketika ketinggalan ponsel atau ketinggalan jam. Tenryat ajustru yang bermasalah adalah ketika aku ketinggalan kamera. Dua kamera kesayanganku ketinggalan di Jakarta ketika aku ke Jogya dan aku seperti kehilangan kekasih hati.

Banyak sekali momen-momen yang hilang karena tertinggalnya kamera ini.

Ini kali pertama aku naik Kereta Api dari Jogyakarta ke Jakarta yang berangkat pagi hari dan sampai di Jakarta menjelang Maghrib. Biasanya aku naik KA berangkatnya malam dari Jogya.

Naik KA berangkat siang pernah kulakukan beberapa kali memang. Misalnya ke Surabaya pada tahun 70an dan ke Jogya dari Jakarta saat launching YES (Yogyakarta Executive Service?).

Naik KA Fajar Utama ternyata sangat penuh warna. Sangat jauh berbeda suasananya dibanding naik KA Bima, misalnya. Suasana sepanjang jalan benar-benar hiruk pikuk bak pasar malam.

Penjaja segala macam jualan ada di atas KA. Mulai alat pijat, cobek, kerajinan tangan, sisir, segala macam makanan ringan sampai berat, minuman hangat sampai dingin, semuanya lengkap tersedia di atas KA Fajar Utama (FU).

Yang bikin makin meriah adalah para pengamen yang dandanannya norak abiz dan jenis kelamin penyanyinya tidak jelas. Akhirnya kuptuskan untuk tidur saja, kebetulan tetangga samping dudukku juga asyik ndengerin suara ponsel dengan headsetnya. Kayaknya ndengerin lagu deh.

Ternyata tidur di KA FU harus cuex habis. Sebentar-sebentar ada saja yang membangunkan. Kadang begitu mata dibuka ada juluran tangan di bawah (tangan pengemis maksudnya), sehingga aku langsung memejamkan mata lagi. Kadang sudah bangun ternyata hanya ditawarin makanan ringan.

"Lanting mas, baru !"

Yahhhh...tidur lagi deh.

Segala macam posisi tidur sudah dicoba dan ternyata masih kurang nyenyak juga. Akhirnya ponsel dihidupkan dan membaca beberapa status teman-teman atau beberapa imil yang masuk.




"...Ternyata aktivitas siang ini agak mengkuatirkan, terjadi getaran yang kuat di puncak merapi sejak jam 10.30 sampai saat ini, sehingga seismografnya over scale."

"...terjadi luncuran awan panas dari 10.38 sampai saat ini belum mereda... hal seperti ini mungkin masih akan berlangsung beberapa waktu, yang secara implisit dikatakan oleh Pak Surono dengan maraton."

"...Ternyata awan panas tidak hanya meluncur ke sungai gendol, woro, boyong dan kuning yang ada di sisi selatan. Ternyata sungai2 yang berada di sisi barat juga mendapat pasokan awan panas dengan jarak luncur yang jauh. Padahal tahun 1994 awan panas hanya ke kali boyong dan 2006 ke kali gendol... ini hampir semua :(..."

"...Ternyata besar juga energi yang direlease dalam krisis Merapi saat ini, apakah maraton sudah usai? Atau hanya istirahat sebentar?..."

Mata yang tadinya terkantuk-kantuk jadi gak bisa merem lagi. Kembali dua jempol ini pencet sana-pencet sini untuk mengetahui berita lebih lanjut merapi.

Mas Tama banyak sekali memberikan informasi tentang Merapi yang bisa diakses melalui http://mountmerapi.net/

Sementara itu pak Budi WS dan mas Nizam terus memantau secara langsung segala kegiatan yang berhubungan dengan Merapi dan langsung broadcast melalui BB masing-masing.

Jadilah sepanjang perjalanan KA FU isinya hanya memantau kegiatan Merapi.


+++

Silahkan lihat sendiri disini

Camera online dari Kaliurang
Radio-radio streaming di Jogyakarta

Radio Lingkar Merapi

Tidak ada komentar: