Senin, April 04, 2016

Nasehat Gutawa

Pagi ini aku sengaja tidak berolah raga, kata orang "jangan berolah raga berlebihan, semua kegiatan lakukanlah secukupnya saja". Begitulah aku bangun pagi, seperti biasanya, langsung mandi terus ke masjid, lanjut menulis di blog ini. Topiknya adalah "Nasehat Gutawa" yang kuterima via email kemarin. Singkat dan padat isinya, penulisnya Ketua Pensiunan Waskita yang masih terus aktif berkegiatan, padahal usianya jelas tidak muda lagi, jauh lebih tua dari aku :-)

Inilah nasehatnya :

UPAYA PREVENTIF
MEMPERTAHANKAN KESEHATAN LAHIR & BATIN
(hasil renungan dari perjalanan hidup)
 
 1.   Yang masuk kedalam tubuh
a.    Melalui mulut ke lambung : makanan, minuman, obat-obatan, air/cairan, dll. Waspadai kandungan zat pengawet, zat pewarna, pemanis buatan, penyedap/ penguat rasa (MSG), juga makanan/minuman kadaluwarsa, makanan/ minuman dalam proses pembusukan, dan kandungan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh.
Waspadai juga dalam mengonsumsi makanan/minuman tertentu yang dalam jumlah tertentu bisa menimbulkan gangguan terhadap kesehatan tubuh.
b.    Melalui hidung/mulut ke paru-paru : udara (bersih/kotor), asap rokok, obat-obatan, gas, bau-bauan, dll.
c.    Melalui kulit : sinar matahari, udara (polusi/panas/dingin), air/cairan, debu, obat-obatan, gas, kuman/racun dari serangga/binatang, dll.
d.    Melalui telinga : suara, bunyi, dll.
e.    Melalui mata : sinar, udara/gas, air/cairan, obat-obatan, dll.

2.   Aktivitas fisik
a.     Bekerja
b.     Kegiatan selingan/rekreasi
c.     Olah raga
d.     Kegiatan lain yang menggunakan energi

3.   Istirahat
a.     Tidur
b.     Beristirahat dari kegiatan yang menggunakan energi banyak (tiduran, duduk santai, dll)
c.     Relaksasi/meditasi

4.   Menyeimbangkan kondisi kejiwaan
a.     Memperbesar rasa syukur : berterima kasih kepada Allah SWT dan juga kepada orang lain atas apa yang sudah diterima, dan memanfaatkan apa yang dimiliki untuk kebaikan dirinya dan atau orang lain.
b.     Menjalani ritual agama : mengerjakan sholat atau berdoa dengan sepenuh hati, dengan perasaan ikhlas.
c.     Ber-zikir : selalu mengingat Allah SWT dan melakukannya dengan sepenuh hati dan perasaan ikhlas.
d.     Bersedekah : membantu atau memberikan sebagian yang dimiliki kepada orang lain yang membutuhkan, demi kebaikan. Sedekah bisa berujud ilmu/ pengetahuan, tenaga, harta benda, atau doa, atau sekedar menyapa atau melempar senyum dengan baik, yang dilakukan dengan hati yang bersih.
e.     Berserah diri kepada Allah SWT : merasa diri sangat kecil dihadapan Allah SWT, pasrah/ menerima terhadap apa yang diberikan oleh Allah SWT, baik yang dirasa mengenakkan atau tidak mengenakkan, tidak mengeluh atau bersedih secara berkepanjangan. Menjalani apa yang diberikan Allah SWT dalam hidup ini dengan sabar dan ikhlas. Menyikapi musibah yang diterima dengan prasangka baik kepada Allah SWT, dan berusaha serta berdoa untuk mengatasinya, dengan selalu memohon pertolongan-Nya.
f.      Menghindarkan diri dari pemikiran maupun perbuatan tidak baik. Mudah memaafkan dan mudah meminta maaf. Berpikirlah positif, selalu optimis dalam berupaya, dan mengerjakannya dengan  sepenuh hati.
g.     Menghargai dan menghormati orang tua (bapak, ibu, mertua, nenek, kakek), saudara dan orang-orang yang lebih tua atau yang dituakan, guru, dan orang-orang yang telah berjasa (berperan positif) kepada kita dan kepada siapa saja yang ada dalam tanggung jawab kita.
h.     Mengerjakan kegiatan sebagai “penyeimbang” dari aktivitas fisik dalam porsi yang sesuai (bermain/mendengarkan musik, melukis, membaca, berolah raga, berwisata, berkebun/memelihara tanaman, dll).
i.      Memelihara dan memperluas silaturahim (bertemu saudara/famili, sahabat, teman, orang lain) untuk menjaga/menambah persaudaraan/persahabatan.

Nesehat ini sudah lama beliau tulis dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.


Jakarta - 2011

Sabtu, April 02, 2016

Berwisata ke Jepang

Tahun lalu anak sulungku, Luluk Tresnaningtyas, ke Jepang untuk mendalami budaya Jepang, maklum anakku kuliahnya di Sastra Jepang. Awalnya aku ingin anak sulungku pulang menengok keluarga Jogja, tapi perkembangan terakhir justru adiknya yang tertarik ke Jepang. Jadilah keluargaku berwisata ke Jepang, inilah liburan di musim tidak libur.

Awalnya acara dirancang dengan mengikuti acara tour, sehingga biaya jadi murah dan bisa mengikuti banyak kegiatan di Jepang. Kesulitan muncul ketika waktu yang disediakan sudah ada jadwalnya dan banyak aturan yang mungkin tidak bisa diikuti dengan benar.

Anakku sendiri jadi tidak bebas gabung acara dengan rombongan tour, karena menjadi peserta tempelan dalam tour. Tempat yang dituju juga ternyata terlalu banyak, jadi akibatnya kondisi badan bisa "drop" dan tidak bisa menikmati satu tujuan wisata dengan detil.

Ketika mencoba mencari tiket sendiri melalui tiket.com, ternyata pergerakan tiket sangat kencang. Baru milih waktu pulang dan pergi disesuaikan dengan tujuan wisata, ternyata ketika sudah mau booking tiket, sudah tidak ada, sudah dibeli orang lain. Beda sekali dengan perjalanan wisata di Indonesia, banyak sekali alternatifnya.

Akhirnya diputuskan untuk minta tolong pada Lovina Tour untuk membantu masalah pemesanan tiketnya dan alternatif maskapai penerbangan yang dipilih. Paling enak ketika memilih maskapai Garuda, sangat mudah dan jelas, tapi giliran membayar, ternyata biayanya terlalu mahal buatku.

Begitulah, akhirnya dipilih maskapai yang paling murah, meskipun harus transit dulu ke Thailand. Perjalanan menjadi jauh dan panjang, semoga tetap sehat pada hari keberangkatan sampai ke Indonesia kembali.

Awalnya Haslita mencoba membuat estimasi biaya Jepang untuk 3 orang (istriku, Haslita dan Lilo)

Transport PP : 50juta
Hotel @3000yen/mlm : 6,3juta / ¥54000
Jajan dan jalan2 : 27juta / ¥229.000 (sehari seorang jajan ¥10k)
Wifi router : 550ribu / ¥700
Transport ke Jogja-Jkt PP : 2.5jt

Total : 86,3juta

Setelah biaya itu dicoba dirinci berdasar pengeluaran hari per hari, ternyata banyak pengeluaran yang harus ditambahkan. Pengeluaran yang kecil tapi fatal adalah memilih tempat yang cocok buat beberapa kucing kecil di rumah. Kita sangat yakin bahwa asisten rumah tangga tidak akan sanggup selama seminggu mengurusi 5 (lima) ekor kucing yang cantik manis dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Belum lagi masalah tas ataupun perlengkapan yang harus dibeli dulu sebelum berangkat ke Jepang. Pada intinya berwisata ke Jepang tidak seperti berwisata di Indonesia. Tulisan yang akrab dengan orang jepang adalah tulisan yang akrab dengan mbak Luluk, tapi tidak dengan Haslita dan Lilo. Bahasa Inggris memang akan menolong, tapi pasti akan jadi masalah kalau kita tersesat dan berada di lingkungan yang sangat asing kebiasaannya.

Untungnya istriku pernah ke Jepang, anakku sudah rajin baca tempat wisata Jepang melalui internet, jadi aku seharusnya tidak perlu khawatir. Insya Allah semuanya akan baik-baik saja. Aamiin.