Sebelum berangkat aku hidupkan dulu aplikasi Endomondo di gadgetku. Dengan demikian aku jadi punya catatan yang rapi tentang kegiatan olah ragaku setiap hari.
Sampai di Kampus kulihat dua temanku sudah datang dan asyik bercengkerama. Salah satunya memberikan kaos seragam S3 Gama untuk acara sepedaan yang akan datang.
"Pak Eko, untuk kaos Lilo masih belum jadi. Semoga dalam waktu dekat bisa jadi", begitu kata mas Djoko menyapaku.
Akupun mengangguk dan mengikuti obrolan mereka. Rupanya aku jadi obyek foto bagi mereka. Kebetulan aku memang memakai kaos kuning dan dekat dengan sepeda Roda Tiga berwarna kuning, sehingga menjadi obyek menarik mereka.
Sambil tertawa akupun mengeluarkan gadgetku dan meminta mas Djoko untuk mengambil poseku secara "sadar camera" dan bukan "candid camera".
Makin lama makin banyak yang datang dan akhirnya diputuskan rute sepedaan kali ini menuju ke Monumen Jogja Kembali (Monjali), sehingga akupun jadi ikut rombongan, Kebetulan arah ke Monjali sama dengan arah pulang ke rumah, sehingga sambil pulang sambil tetap ikut sepedaan.
Pulang sepedaan mencoba timbangan merk TANITA (?) yang dilengkapi alat untuk scanning kondisi fisik kita. Dengan memasukkan data fisik kita, maka dapat dilihat hasil analisa alat ini terhadap kondisi fisik kita.
Ternyata hasilnya tidak beda jauh dengan hasil pemeriksaan dokter bulan lalu ketika aku melakukan Medical Check Up. Hari inipun kulalui dengan penuh kegembiraan, sampai akhirnya peristiwa demi peristiwa mencoba kesabaranku.
Peristiwa pertama ketika aku berjalan menuju ke pintu masuk airport. Sebuah mobil melindas botol aqua dan semua isinya menyemprot ke pakaianku. Aku dan istriku tanpa sadar langsung mengucap "Astaghfirullah" karena kagetnya mendengar letusan botol aqua dan semprotannya yang cukup keras.
Sampai di ruang tunggu ketemu dengan seorang teman dan kita berdua ngobrol di Borobudur Lounge. Dapat juga beberapa kenalan baru di lounge itu, sehingga obrolan jadi meriah. Ruangan yang tadinya penuh sesak, lama-lama jadi sepi dan kuucapkan alhamdulillah, karena pesawatku delay.
Yang penting tetap bisa berangkat ke Jakarta. Aku memang mengejar pesawat hari Minggu sore dan menggeser jadwal pesawatku yang tadinya sudah kubeli dengan jadwal Senin pagi.Sampai di Jakarta sudah tidak sabar pingin segera merebahkan diri. Maklum hari ini sudah terlalu capek badan ini menerima semua cobaan fisik.
Mendadak ponsel berbunyi dan istriku di ujung telepon dengan panik memintaku menelpon seseorang yang kebingungan mencari sebuah alamat. Aku langsung ngobrol dengan nada gugup juga, maklum aku tahu rumah yang dituju tetapi tidak tahu nomor rumahnya, lingkungan sekitarnya dan alamat tepatnya.
Aku benar-benar tidak habis pikir, kenapa rumah sebesar itu di jalan besar kok sampai susah ditemukan. Alhamdulillah, semua akhirnya selesai dan akupun baru nyadar kalau aku sudah naik taksi. Rupanya sambil ngobrol aku jadi tidak memperhatikan jalan dan tahu-tahu sudah ikut arus masuk ke sebuah taxi. Ini adalah taxi yang kurang kusukai, tetapi karena sudah masuk ya sudah.
Dalam perjalanan kulihat argo taksi itu melaju dengan kencang, sepertinya lebih kencang dari taksi tarip atas, tapi semua sudah terlanjur kadi ya sudahlah. Anggap saja ini latihan sabar jilid ke sekian di hari Minggu ini. Makin lengkap cobaan di hari ini ketika aku tahu bahwa acara besok dibatalkan.
"Halah...! Kenapa harus menggeser jadwal keberangkatan kalau ternyata semua acara yang akan didatangi tdiak jadi dilaksanakan!"
Yuk tersenyum saja daripada stress. Salam sehati
+++
Kulihat di situs Endomondo sejarah perjalanan hari ini di Endomondo Cycling Workout: ("was out cycling 19.44 km in 1h:49m:28s using Endomondo"}