Senin, September 22, 2008

Renungan [akhir] RamadhaN

"Aku terjepit di antara dua ceweq kece mas", kata kawanku, saat dia naik angkot di bulan puasa ini.

"Iman sih kuat, tapi Imran kan belum tentu kuat...", begitu mungkin pikiran yang ada benaknya. Yang jelas, diapun mulai beristighfar, agar puasanya tidak batal.

Begitulah, godaan puasa memang beragam anekanya. Saat kita duduk di angkot, dan di depan kita ada ceweq kece yang ngantuk dan nggelendot di badan kita, maka otomatis keluar ucapan istighfar. Namun disela-sela istighfar kita, jangan-jangan terselip kata alhamdulillah.

Wah, gawat tuh....!

Tanpa terasa, bulan Ramadhan ini sudah hampir sampai di ujungnya. Berita di detik com disebutkan bahwa mall dan pasar mulai padat, diserbu pengunjung. 

Jalan-jalan ke arah "Jawa" [jateng-jatim] juga mulai menggeliat padat. Truk-truk mulai mengejar setoran dan akupun yang biasanya cukup 1 jam perjalanan, sekarang musti dua jam perjalanan baru nyampai di rumah.

Begitulah "kita" menghadapi akhir Ramadhan. Saat sebaiknya air mata dititikkan untuk memohon taubat di akhir Ramadhan, justru kita disibukkan dengan urusan duniawi.

Pikiran kita tertuju pada THR, baju baru, jadwal mudik dan pernak pernik lainnya. Kita lupa bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya. Bulan diskon besar-besaran dan bulan tempat kita mencari bekal sebanyak-banyaknya sebelum menghadap padaNya. Masjid-masjid hanya jadi kenangan saja.



Yakinkah kita akan dapat menghadapi bulan Ramadhan di tahun depan? Benarkah kesempatan itu akan kembali kita dapatkan?

Mari kita ingat lima hal sebelum datang lima hal yang lain

Ya Allah, Engkau pergilirkan 5 perkara sehat – sakit, kaya – miskin, lapang – sempit, muda – tua, hidup – mati, maka pelihara kami untuk memelihara amanah-Mu, dari ujung rambut sampai ujung kaki, Amiiin.

Sahabat Rasullullah Muhammad SAW pada menangis  di ujung Ramadhan ini, mereka khawatir, takut tidak dapat berjumpa lagi tahun depan dengan Ramadhan.

Sementara itu, apakah yang sudah kita lakukan dari dulu sampai sekarang, di saat mendekati ujung Ramadhan? Apakah kita selalu menyiapkan pesta, memimpikan bersuka ria menyambut "hari kemenangan"?

Bukankah sebagian dari kita masih pada asyik nonton sinetron atau apapun dari layar kaca di saat "hari kemenangan" itu tiba?

Memelihara tali silaturahmi, jelas adalah suatu perbuatan yang sangat mulia, dan itulah yang dilakukan sebagian dari kita saat pulang "mudik".

Hendaknya tujuan mulia itu tetap menjadi semangat saat memasuki bulan Syawwal. mari kita jauhkan diri dari hal-hal yang tidak sesuai tuntunan.

Ucapan maaf, saling bermaaf-maafan, saling memberi maaf, akan lengkap kalau ditambahi dengan doa "Taqoballahu minna wa minkum" yang berarti "Semoga Allah menerima ibadah kita semua." 

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa"
Qs. Ali ‘Imran [3]: 133.

CMIIW

2 komentar:

Anonim mengatakan...

duhhh... aku jadi merasa sayang banget ramadhan mau berakhir

Anonim mengatakan...

Tadi pagi jalan pulang dari masjid, kulihat bulan tinggal selarit, pertanda memang bulan ini akan segera berakhir

semoga ketemu lagi di tahun depan

insya Allah
amin