Sabtu, September 06, 2008

MaRaHaN [godaan puasa]

Kenapa sih marahan itu nggak sehat?

Karena, katanya, saat kita marah, maka sebenarnya kita sudah nggak bisa menguasai diri kita lagi. Kita dipaksa untuk memikul beban kemarahan itu, sampai akhirnya marah itu hilang, baru kita terlepas dari beban itu.

Coba rasakan, saat kita dengan tulus ikhlas melupakan kemarahan kita, atau memaafkan kejadian penyebab kemarahan itu, maka ada rasa lega dalam hati.

Kita merasa telah meguasai diri kita kembali dan pikiran menjadi ringan.

Namun hal sebaliknya akan terjadi saat kita memaafkan orang dengan tidak ikhlas atau kurang tulus. Pada saat itu sebenarnya beban pikiran itu malah bertambah, karena kita telah berpura-pura memaafkan.

Sangatlah ringan ketika kita merasa tidak bersalah dan mengucapkan permohonan maaf pada orang lain.
"Kosong-kosong ya..!", begitu biasanya.

Apalagi kalau ngomongnya lewat SMS, rasanya berapapun SMS yang kita kirim tidak ada rasa beratnya, tetapi coba bayangkan, bila kita dianggap salah oleh orang lain (padahal kita merasa tidak bersalah) dan kita diminta untuk minta maaf.

Wah, beraaaaat banget rasanya minta maaf itu. Sudah begitu, ternyata di pihak yang memberi maaf, rasanya lebih beraaaaat lagi memberikan maafnya.

Itulah manusia yang selalu sering memikirkan harga diri di atas segalanya. Padahal manusia itu sebenarnya apaan sih?

Dia hanya sekelompok tulang dibalut daging yang kemana-mana membawa najis. Dia terlihat mulia ketika Tuhan menutupi keburukannya, tapi bila Tuhan membuka aibnya, niscaya banyak manusia di dunia ini yang sebenarnya tidak ada harganya.

Sanggupkah kita masuk surga dengan amalan yang kita punyai?

"DOsa kita bak pasir di pantai yang tak terhitung banyaknya, sementara amalan kita begitu sedikit, begitu mudah dihitung...", begitu kata beberapa orang pintar

Memberi maaf, sejatinya memang lebih sulit daripada yang mana meminta maaf, tetapi sesungguhnya dengan memberi maaf, maka kualitas hidup kita akan meningkat.

Berbaik sangkalah, maka pemberian maaf akan mudah meluncur dengan ikhlas. Rumusnya, sertai pemberian maaf itu dengan senyum tulus. Ada yang bilang rumusnya 227, yaitu tarik bibir kiri 2 cm, bibir kanan 2 cm dan pertahankan selama 7 detik. Dalam pelatihan ESQ disebut senyum seimbang.

Berikanlah maaf pada semua orang, dan jangan lupa kitapun banyak salah pada Tuhan.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa"
Qs. Ali ‘Imran [3]: 133.

CMIWW

Tidak ada komentar: