Pagi ini kuliah subuh enak banget. Padahal aku sudah sempat berburuk sangka pada khotibnya. Tahun lalu khotib ini keasyikan cerita tentang masa kecilnya, sehingga lupa waktu. Astaghfirullah aladzim.
Tahun lalu kutinggalkan ceramahnya karena aku suka ke kantor pagi-pagi dan aku belum mempersiapkan keperluan ke kantorku.
Tahun ini dia cerita tentang keutamaan sholat jamaah. Ini masalah yang klise memang, tapi karena disampaikan dengan singkat dan padat (hanya membaca hadits), maka kayak nonton film barat deh. Jadi kita disuruh berpikir sendiri untuk mencerna hadits itu dan mengoreksi diri sendiri, apakah kita sudah sesuai atau masih perlu "update" lagi.
Ceramah subuh yang hari kemarin juga bagus. Temanya tentang keseimbangan dunia dan akhirat. Meski diusahakan seimbang, namun jangan sampai mendahulukan kebutuhan dunia dibanding kebutuhan akhirat.
Masih lebih baik, sedikit mendahulukan kebutuhan akhirat daripada kebutuhan dunia. Saking asyiknya ceramah, tahu-tahu sudah hampir jam setengah enam.
Yah, terpaksa kutinggal pulang. Kalau ceramah tarawikh kepanjangan sih oke saja, tapi kalau kuliah subuh kepanjangan, jalan tolnya udah macet tuh. He..he..he.... pertanda masih mementingkan kehidupan dunia ya...
Untuk yang ini aku harus tersenyum [agak] kecut nih. Sebegitu pentingkah acara ke kantor, sehingga aku meninggalkan ceramah subuh itu?
Bila mementingkan kehidupan akhirat, mungkin harus didengarkan tuh ceramah subuhnya. Siapa tahu, meski selesainya agak siangan, tapi Tuhan memerintahkan agar jalan tol Cikampek Jakarta tidak usah macet dulu hari itu.
BTW sunatullahnya, kalau berangkat pagi itu relatif lebih sepi dibanding berangkat agak siangan.
So..... milih sunatullah atau ndengerin ustadz ceramah dan kesiangan (dengan harapan Tuhan memerintahkan jalan tolnya tidak macet)....????
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar