Godaan saat menjalankan puasa sangat banyak. Tinggal ngitung mana yang tetep dijadikan godaan dan mana yang mau dijadikan ladang amal.
Kalau tetep dianggap godaan, maka ladang amal kita nggak akan nambah-nambah, tapi kalau godaan itu bisa di"convert" menjadi ladang amal, maka [insya Allah] pahala akan mengalir deras ke kantong kita. So...... bekal untuk mencapai tujuan jangka panjang makin bertambah.
Sekedar "refreshing", tujuan jangka panjang kita adalah menghadap Allah swt dengan bekal yang cukup,tujuan jangka menengah adalah menjadikan Indoensia Emas tahun 2020, sedangkan tujuan jangka pendek adalah menjadi orang yang selalu berbuat baik dimanapaun, kapanpun dan dalam kondisi apapun.
Daftar godaan yang tercatat, antara lain adalah :
1. Imam sholat tarawikh membaca surat yang tidak kita kenal (plus bacaan suratnya panjang)
2. Pemberi kultum lupa bahwa arti kultum adalah kuliah tujuh menit. Dia mengartikan minimal tujuh menit, sehingga makin lama ceramah makin baik.
3. Di angkot ketemu cewe cuantik yang ketiduran dan "nempel" di badan kita (wanginya itu yang bikin tergoda).
4. Saling serobot jalur jalan, atau ada yang "ngetem" di simpang jalan dengan sikap "tanpa dosa".
5. Lajur utama macet dan lajur bahu jalan kosong melompong (ini mirip dengan jalur umum padat dan jalur busway nggak ada yanglewat).
6. Tambahin sendiri aja ya....
"Convert" ke ladang amal dengan cara sebagai berikut :
1. KIta sadari bahwa kita harus lebih kenal al quran, sehingga apapun yang dibaca imam kita bisa menikmatinya (syukur2 bisa tahu artinya).
2. Kalau tahan, coba cari hikmah dari lamanya kultum tersebut, kalau gak tahan, ya pulang saja, itu kan hanya ibadah sunat. Kalau gak bisa ditinggal? Ya kembali cari-cari hikmah yang bisa didapat.
3. Usahakan tidur lebih dulu dari dia. Caranya? Bisa pakai musik lembut di headphone, atau cara yoga (tarik nafas, tahan, itung 4 angka, keluarkan pelan-pelan, dst diulang-ulang)
4. Bersyukur sambil tersenyum ikhlas, ternyata kita tidak terjerumus dalam ajang serobot menyerobot.
5. Selisih waktu antara menyerobot jalur haram dan jalur wajib pakah benar2 signifikan? Kalau nggak ngapain kita paksain. Bandingkan juga dengan risiko yang muncul jika diambil jalur kosong itu.
6. Idem, silahkan isi sendiri.
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar