Jumat, September 19, 2008

AyAhKu

Kawanku di Kampung [ugm], bank Al, sangat menyanjung Ayahnya. Begitu hormatnya dia pada Ayahnya, seperti [atau mungkin lebih] hormatnya kita pada Jendral Sudirman, salah satu dari pahlawan kita yang menganggap hidup ini adalah perbuatan [yang baik dan berguna].

Saat aku menyetir mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, maka aku juga seolah-olah merasakan ada sosok yang duduk disampingku sambil menepuk-nepuk pahanya.

Itu adalah tanda dari almarhum ayahku ketika meminta aku untuk melambatkan laju kendaraan.

Saat aku akan menyantap makanan yang enak, maka selalu terngiang kata-kata dari almarhum ayahku,

"ingatlah, di belahan dunia ini, ada sekelompok orang yang mencari makan saja susah, jadi heningkanlah dirimu dan berdoalah agar semua orang di dunia ini medapat kecukupan rejeki dari Allah swt"

Memang rejeki adalah urusan Allah [yang selalu penuh dengan misteri], seperti halnya jodoh dan mati.

Aku tidak pernah bisa membayangkan bagaimana Ayahku meinggal, karena aku terlambat datang. Padahal begitu dengar berita dari pak Erwin Noerdin [saat aku sedang main bola], aku langsung meluncur ke rumah dan kemudian ke airport.

Begitulah Allah menentukan umur seseorang. Meskipun kebanyakan yang tua yang lebih dulu dipanggil, tapi tidak selamanya begitu. Kadang Yang muda belum tentu dipanggil terakhir, yang tua belum tentu segera dipanggil. Semua ada urutannya, namun bukan berdasar umur.

Kematian memang sesuatu yang pasti. Itulah gelar satu-satunya yang tidak perlu harus menjadi kaya untuk memperolehnya.

Gelar "alm" diberikan kepada semua orang, miskin maupun kaya, pinter maupun bodo. Semua diberikan gelar kehormatan tertinggi.

"ALMARHUM!"




7 komentar:

Rama Creative mengatakan...

kematian memang selalu menjadi nasehat yang terbaik bagi manusia. seseorang ada memang untuk dikenang. denger cerita pak'de rama jadi inget bapak ama mbah kung yang udah almarhum.

semoga mereka mendapat kemulyaan disisi Allah.

Eko Eshape mengatakan...

amin.
amin.
amin

kowe saiki wis gedhe, wis ngerti apik lan elek,
dadi ndang cancut taliwondo
mesakno ibumu sing kudune wis iso lungguh ngguya ngguyu

salam dinggo mbah uti yo

insya Allah, aku mudik tanggal 29

salam

Anonim mengatakan...

Bapak,,
baPAknya bapak iTu nePuk-nePuk paHanya makSudnya byar baPak nyeTirnya peLan-peLan..??

Mmmnn,, seHarusnya baPak menGguNakan keCepatan noRmaL.. :)
bYar tDak diKAsih koDe bGitu..

sKaranG, mSkipun tDak aDa yanG nGasih koDe bGitu..
baPak haRUs teteP menGguNakan kCepatan noRmaL Lho..

maKsud baPaknya bapak munGkin bYar baPak aTi2..
daN baPaknya baPAk kHawatir kaLo trLaLu cePat nTar babLas..

(1st coMmenT :)

Eko Eshape mengatakan...

he..he..he... anak cantik dan manis

semoga makin hari bapak makin sabar kalau nyetir ya

jangan sampai nabrak lagi di jalan tol maupun di jalan-jalan yang lain ya

amin

makasih ya nak

salam

Anonim mengatakan...

Hehehe, mas Eko bisa aje.
Tapi bener, aku memang begitu hormat pada Ayahku, lebih daripada Naga Bonar hormat pada Jendral Sudirman.

Dan sepertinya Mas Eko juga jadi bapak kebanggaan anak2 ya? Salut buat Mas Eko. :)

The Diary mengatakan...

wah lagi mengenang sang ayah ya mas... semoga arwahnya diterima disisi Allah SWT amin...

makasih ya mas udh berkunjung ke blog saya :)

Anonim mengatakan...

@bank Al
seneng deh, ternyata bank Al bener2 hormat sama Ayahnya, tebakanku benar donk

@lyla
amin, amin, amin
makasih doanya mbak

salam