Selasa, November 04, 2008

Radio [u/ Mbah Uti]


Totok, adikku nomor 3, diketawain ketika beli radio "Mahar". Masak sudah punya banyak multimedia kok masih juga mbeli radio klasik.

Begitu juga ketika Totok menghidupkan radio yang disimpan di balik jaketnya, ketika dia naik motor. Orang-orang pada nyari dimana sumber suara radio, sementara adikku tenang-tenang saja nyetel radio.

Ide beli radio, awalnya ketika lebaran kemarin kita cerita-cerita sama ibu tentang keinginan ibu yang pingin ndengar pengajian, sementara nyari pengajian di TiPi sering kalah sama anak cucunya.

Sudah begitu, di Tipi tidak gampang nyari acara pengajian, lebih banyak acara non pengajian [habis acara pengajian tidak menjual sih, gitu 'kali alasan pengelola TiPi].

Model radio yang dibeli memang terinspirasi oleh film Laskar Pelangi 

Di film itu tokoh Mahar merupakan salah satu favorit keluargaku, sehingga ketika muncul ide mbeliin mbah Uti radio, maka model radio yang dibawa-bawa Mahar menjadi pilihan pertama.

Kebetulan aku pas dapat tugas meriksa Proyek Waskita di Yogya, sehingga acara penyerahan radio untuk mbah Uti bisa kuikuti.

Mbah Uti seneng banget dapat radio + melihat aku ikut dalam prosesi penyerahan radio itu [he..he..he... kayak acara akbar saja].

Malam itu kamipun mengadakan tele conference dengan adikku nomor 4 yang tinggal di Brebes. Ibu jadi bahagia banget ditemani semua anak-anaknya, meskipun ada yang hanya suaranya saja.

Semoga di usia senjanya ini mbah Uti dapat menikmatinya dan selalu mendapat petunjuk untuk menjadi insan yang lebih baik dari hari kemarin.

AMin.


Tidak ada komentar: