Sabtu, November 08, 2008

RAKERNAS SPW 2008


Tepat hari Sabtu, 8 Nopember 2008, pukul 00:00 selesailah sudah acara Presentasi dari seluruh peserta RaKerNas Serikat Pekerja Waskita [SPW].Banyak sekali masukan yang diberikan oleh pengurus pusat maupun pengurus daerah untuk kemajuan Manajemen Waskita maupun untuk Manajemen SPW.

Acara yang cukup melelahkan ini, nonstop dari pagi, banyak terhibur oleh sikap peserta, terutama dari wakil pengurus daerah yang memberikan joke-joke segar dalam presentasi mereka.

Memang ada yang perlu disayangkan, karena salah satu wakil peserta dari SUlawesi tidak bisa datang kemudian satu pengurus pusat yang "kesripahan" anggota keluarganya, dan beberapa pengurus pusat lain yang tidak bisa hadir karena mempunyai acara yang tidak bisa ditinggalkan atau digantikan.

Acara ini terasa lengkap, karena dihadiri oleh Panitia inti Rakernas dan pengurus inti SPW, ditambah kehadiran Kepala Biro SDM, maka lengkaplah sudah peserta acara rakernas ini.

Beberapa wacana disampaikan oleh bapak Karo SDM dan ditanggapi dengan berbagai pertanyaan oleh para peserta. Pertanyaan baru berhenti karena waktu sholat Jumat sudah tidak bisa ditawar lagi.

Selepas sholat Jumat, barulah para peserta rapat, dengan penampilan santai dan "segar" memaparkan pandangannya tentang manajemen Waskita dan tentang organisasi SPW.

Yang patut dicatat adalah perkembangan dari model SPW jaman dulu yang sering berseberangan dengan manajemen kemudian berganti dengan model bermitra.

Pada waktu masih model "oposisi", maka SPW sering dipandang sebagai provokator yang selalu mencari masalah, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan sulitnya bukan main. DIperlukan "effort" yang luar biasa, agar usulan dari SPW dapat disetujui oleh manajemen.

Saat sudah memakai model "mitra kerja", maka diskusi yang dibangun oleh kedua belah pihak selalu berakhir dengan win-win solution. Bila bertemu dengan masalah pelik yang susah dicarikan jalan keluarnya, maka dengan sedikit menunda penyelesaian masalah, biasanya akhirnya ditemukan juga solusi terbaik yang bernuansa win-win solution.

Ketika pegawai MPP yang dibutuhkan perusahaan diminta kembali bekerja, maka hak pegawai adalah menerima gaji sebesar THP. Tentu ini sangat merugikan pegawai yang seharusnya menjalani MPP-nya. Padahal tanpa bekerjapun, sang pegawai sudah mendapat 80% THP.

Diskusi yang terjadi kemudian menyepakati, bahwa pegawai yang seharusnya menjalani MPP dan tetap diminta untuk bekerja akan menerima kompensasi sebagai berikut :
1. Menerima THP sebesar 80%
2. Menerima imbalan tambahan sebesar 40-60% IP [insentif prestasi terakhir sebagai pejabat]

Kesepakatan ini disetujui oleh SPW dan Biro SDM [mewakili manajemen], namun ketika dibawa ke tingkat Direksi, angka 40-60 % ini diganti oelh direktur dengan angka FIX yaitu sebagai berikut :
1. Menerima THP sebesar 80%
2. Menerima imbalan tambahan sebesar 100% IP [insentif prestasi terakhir sebagai pejabat]

Wauw... baik bener nih Direkturku.

Memang, perdebatan yang sengit saat membahas suatu masalah dengan wakil manajemen, pada akhirnya selau dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Prinsipnya, selama kita bukan bagian dari solusi, maka bermasalahlah kita. So ..... jadilah bagian dari solusi. Insya ALlah bermanfaat bagi semua.
AMin.

Tidak ada komentar: