Rabu, November 12, 2008

Kesedihan Pak Dhe [1]

Pak Dhe begitu sedih mendengar berita pemecatan dirinya, sampai-sampai dia nggak bisa berkata-kata lagi. Krisis keuangan yang berkepanjangan telah membuat pabrik terpaksa mengurangi pekerjanya dan seorang satpam terpaksa dicoret dari daftar pekerja.

Pak Dhe dipilih karena telah cukup lama bekerja di pabrik dan manajemen memandang yang muda yang lebih diperlukan untuk menjaga pabrik. Lebih awas, lebih cekatan dan lebih murah gajinya.

Pihak manajemen tidak pernah berfikir kalau pak Dhe baru saja ditimpa berita yang membuat pak Dhe gemetaran. Istrinya baru saja dipecat juga dari pabrik yang lain dan anaknya baru saja mengajukan angka rupiah yang harus dipenuhinya pada minggu ini.

Semua itu masih ditambah pemilik kontrakan yang juga datang untuk menagih uang sewa yang telah beberapa bulan tidak dibayarnya.

Semakin lengkap penderitaan itu, ketika sepeda motor satu-satunya ditabrak angkot dan anaknya masuk rumah sakit. Sebegitu tegakah Tuhan telah memberikan cobaan yang begitu berat dan beruntun padanya.

Pak Dhe yang biasanya selalu bersemangat di situasi apapun pulang ke rumah dengan loyo. Hilang sudah keceriaan di wajahnya. Nasehat-nasehat yang biasa diberikan pada sahabat-sahabatnya yang tertimpa kesedihan tidak dapat diucapkannya untuk dirinya sendiri.

Dulu dia paling sering membacakan ayat-ayat Tuhan di depan sahabat-sahabatnya yang sedang menerima cobaan Allah.

"Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, ke¬kurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS 2: 155)

Diapun berdoa, agar diamini oleh sahabatnya.

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)

Sekarang ketika cobaan itu datang menimpanya. Ternyata pak Dhe hanya sendirian menerimanya. Tidak ada sahabat yang membacakan ayat itu padanya.

Sebelum sampai ke rumah, pak Dhe mampir ke masjid. Tugasnya sebagai anggota Badan Kemakmuran Masjid membawa langkahnya masuk ke masjid.

Seperti kebiasaan yang selalu dijalaninya, maka langkah kakinyapun langsung menuju tempat wudhu dan air wudhuun membasahi wajah pak Dhe.

Tiba-tiba pak Dhe seperti tersadar. Ada suatu rasa di lubuk hatinya yang tiba-tiba menyeruak dari hatinya yang paling dalam. Rasa yang dari tadi ingin keluar tapi tertutup oleh kesedihan yang tidak terkira.

Perlahan, senyum pak Dhe muncul kembali. Dipandanginya masjid kesayangannya itu. Inilah rumah Allah, dimana pak Dhe mengabdikan dirinya secara utuh sebagai penjaganya.

Semangat hidup pak Dhe kembali muncul. Iapun jadi ingat semua kisah-kisah yang ada dalam Al Quran. Senyum pak Dhe makin mengembang ketika bertemu dengan salah satu jamaah di masjid itu.

Ditepuknya pundak jamaah itu dan selepas sholat untuk "menghormati masjid", mereka berdua asyik bercengkerama sambil menanti waktu sholat wajib tiba.

Wajah pak Dhe makin merekah ketika menjelang sholat tiba, dilihatnya anak istrinya mendatangi masjid untuk ikut sholat jamaah. Mereka datang dengan penuh senyum, seolah tak ada kesedihan di keluarga pak Dhe.

Anak istri pak Dhe memang telah terbiasa dengan kesulitan hidup dan nasehat-nasehat pak Dhe yang tak pernah putus membuat mereka selalu tegar menghadapi hidup ini.

"Pak, motornya sudah diperbaiki sama Miun, katanya gak usah bayar gak apa-apa. Mereka maklum kok", kata istrinya.

Pak Dhe tersenyum sambil manggut-manggut.
"Alhamdulillah"

"Santi juga sudah keluar dari rumah sakit. Dokternya si Jupri, anaknya bang Tohir, jadi gak usah bayar juga. Nanti akan pulang dari rumah sakit bareng sama dia"

"Alhamdulillah. Rupanya Jupri jadi pindah ke rumah sakit itu ya"

"Iya bang. Malah tadi Wak Ute juga datang. Dia mau ngembalikan hutang yang sudah terlalu lama dia pinjam, katanya."

"Wak Ute?"

"Iya bang, memang sudah lama banget. Sekarang dia udah jadi orang kaya beneran dan dia sudah lamaaa banget nyari-nyari kita, tapi gak pernah ketemu. Dia seneng dapat menemukan kita untuk membayar hutangnya, terutama membayar hutang budi sama kita. Berkat pinjaman dari bapak dulu yang membuat Wak Ute jadi kaya"

Mata pak Dhe mulai berkaca-kaca. Belum habis doanya, dan Tuhan sudah mengirimkan malaikatnya untuk memberikan kedamaian pada keluarganya.

"Kang Asep juga datang bareng Wak Ute. Ternyata rumah yang kita tinggali itu rumah Wak Ute bang, jadi kata Wak Ute, pakai saja terus rumah itu. Soal sewa nggak usah dipikirin lagi"

"Alhamdulillah", tanpa terasa pak Dhe bersujud. Bersyukur atas segala nikmat yang datang tanpa disangka-sangka dan dari arah yang tidak dia duga sama sekali.

Gunung kesedihan yang mulai dilepas saat air wudhu membasahi wajahnya telah hilang sirna. Tidak ada bekasnya sedikitpun.

Meski masih ada gunung-gunung kecil dan bukit-bukit terjal yang membentang di hadapannya, pak Dhe sudah tidak sedih lagi. Keyakinan akan kasih Allah membuat pak Dhe naik kelas. Ujian yang dihadapinya, kali ini, telah dilaluinya dengan baik.

Ke depan masih ada ujian yang lebih berat, tapi pak Dhe sekeluarga yakin, bersama Allah, semua ujian ataupun cobaan akan dapat dilalui dengan baik.

Benarlah semua isi Al Quran, tidak ada keragu-raguan di dalamnya. Semua mengajarkan bagaimana menghadapi hidup ini dengan senyum, sabar dan ikhlas.

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.
Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman"
[12:111]

Ali menutup buku bacaannya. Kisah pak Dhe di buku yang dibacanya telah memberi dia ilham atas kesedihan yang menimpanya. Rusaknya PS di rumah sangat tidak sebanding dengan kesedihan yang menimpa pak Dhe.

"Sungguh beruntung aku telah membaca kisah pak Dhe di buku ini. Alhamdulillah".

2 komentar:

Vivi Renissa mengatakan...

Salam kenal mas :)

Di dalam kesulitan pasti ada kemudahan. Smoga Kisah Pak Dhe bisa menjadi pelajaran buat kita semua.

Anonim mengatakan...

terima kasih om dah add saya di blogcatalog
salam aja buat keluarga