Selasa, Juli 22, 2008

PeNcURi (2)


Tanggal 9 Juli 2008 ada sms dari pak Anwar (RT di kompleks Montana). Isinya begini :

“Kmrn ada kejadian perampokan dan perkosaan di Tropicana,info ini disampaikan sbg antisipasi agar tdk terjadi di komplek kita .Tks,Anwar”.

Aku jadi lebih waspada, soalnya beberapa hari sebelumnya tembok setinggi 3 meter yang mengelilingi halaman belakangku ada salah satu sisinya yang runtuh (begitulah rumah kontraktor alias kuli bangunan malah nggak bener mbuatnya).

Pintu belakang, antara ruang setrikaan denga ruang makan sejak saat itu selalu dikunci. Biasanya sih dibiarkan terbuka, soalnya sangat “pedhe” dengan ketinggian temboknya.

Minggu lalu, terjadi pencurian di Jl Puspita VII No. 24 (selang dua rumah dari rumahku), yang dicuri (setahuku) hanya Tabung Gas.

Tadi pagi, menjelang subuh, akhirnya pencuri itu masuk rumahku. Mereka tetep naik tembok setinggi 3 meter itu dan tidak naik tembok yang sudah rubuh. 

Kebetulan malam ini semua lampu dimatikan (hemat listrik?!-) dan kebetulan juga aku sedang install windows vista di komputer anak-anak. Lebih kebetulan lagi aku ketiduran nginstallnya, sehingga komputer nyala tapi dalam kondisi siap menerima perintah “lanjutan” untuk menyelesaikan proses instalasi windows.

Yang paling kebetulan, aku tadi malem masang lampu di ruang komputer itu, sehingga tangga portabel yang biasanya ada di halaman belakang tak masukin dan lupa belum tak keluarin lagi.

Banyak sekali kebetulan malam tadi.

Mungkin dengan suasana seperti itu, sang “dangil” (maling) jadi was-was,”jangan-jangan yang nginstall komputer sedang di kamar mandi dan sebentar lagi memergoki mereka”.

Sudah begitu mereka mungkin melihat teras belakang gak ada barang yang bisa dicuri. Adanya cuma setrikaan, mesin jahit, mesin cuci, sepeda tandem, sound system (ini pasti dia nggak tahu karena gelap) dan AC. Semuanya tergolong kelas berat (mbawanya), jadi mungkin dia mengurungkan niatnya dan pindah ke rumah yang lain (yang ada lampunya ‘kali).

Apalagi dia lihat ada kandang besar di teras belakang. Ngeri kali dia lihat Satpam kita Ayuko, kucing Persia yang manja banget. Ayuko emang sok keren, padahal malesnya minta ampun deh....


Begitulah akhirnya ketika aku dibangunkan satpam dan melihat para “dangil” itu, maka gak ada barangku yang mereka ambil. Begitu juga barang di rumah tetanggaku nggak mereka ambil (sudah keburu ketangkep sih..!:-)

Di jalan, saat menuju kantor, aku mendapat SMS dari pak Anwar, RT Montana. Bunyinya begini :

“Berita Pagi,tadi jam 4 dini hari telah ditangkap 2 org pencuri yg masuk ke Rmh Bp.Ari Kurnia Puspita 7 no.12 lewat tembok blkng.Penangkapan tsb atas kerja sama Satpam Montana,Satpam Mekar Indah dan Petugas Patroli Polres Bks.Kini pencuri sdh dbw ke Polres Bks.Tks-Anwar”.

He..he..he... namaku nggak disebut di berita itu. Jadi kubalas SMS itu dengan ucapan terima kasih atas atensinya terhadap warganya dan kutambahin sedikit tentang prosesi penangkapan maling, termasuk ketika mereka sempat masuk ke rumahku sebelum masuk ke rumah pak Ari Kurnia.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt yang masih melindungi keluargaku dari para “dangil” (yang masih muda-muda, kurus-kurus dan kecil-kecil).

Semoga Allah memberi jalan terbaik bagi kita semua.
Amin.



Foto : Satpam Ayuko (atas) dan Tembok yang runtuh (bawah)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

All I can say is nothing because your blog is not interesting to read.

Anonim mengatakan...

Probably I can say with this blog make, more some interesting topics.

Anonim mengatakan...

He..he..he… terima kasih Pak atas prihatinnya.
Maaf baru ngejawab,….seminggu ini meeting terussss dari pagi sampai sore.
Saya mau cerita sedikit mengenai kejadiannya.
Waktu itu saya membangunkan si sulung untuk subuh jamaah ke masjid. Pas lagi siap-siap saya memang mendengar dan mengintip ke belakang rumahsaya, koq banyak orang pakai lampu senter nyenterin pepohonan di belakang rumah ?
Saya cuman bergumam subuh-subuh gini koq pada cari burung????
Lalu kedengaran si Mbak teriak bilang,” Pak, dicariin satpam tuh di depan”.
Saya keluar, memang banyak satpam di depan rumah saya. Mereka setahu saya satpam dari rt saya sendiri dan rt-rt tetangga.
Beberapa saya nggak kenal mereka ternyata dari securindo. “ Pak, ada maling ketangkap di belakang rumah Bapak dua orang. Coba Bapak lihat dulu”.
Saya langsung bergegas dan bilang ke istri mau ngurusin maling habis ditangkap satpam. Begitu tiba dibelakang rumah saya (kebetulan jalan besar), saya melihat sudah ada dua mobil dan satu mobil polisi. Polisi dengan pangkat tertinggi disitu langsung bertanya ke saya.
Polisi (P) : “Apa betul bapak tinggal di rumah ini? “
Saya (S) :”Betul“
P : “Apa betul tangga ini punya bapak ?”
S : “ Sepertinya Iya”
P : “Ini ada maling dua bawa tangga Bapak”. Saya mau Tanya Bapak untuk laporan… (polisi tersebut mulai nulis dengan berbagai jawaban yang saya berikan…)
P :” Berapa kerugian Bapak berdasarkan harga tangga ini “. Saya bingung menjawab menaksir harga tangga tua itu. Memang walaupun tua semuanya terbuat dari alumunium.
P :” 500 rb”?
S: “ Kemahalan Pak. Seratus ribu juga saya nggak yakin.” …..
Saya teringat tangga itu dulunya punya Bapak saya waktu di Medan. Waktu kecil dulu saya suka pake itu tangga buat ambil buah-buahan di halaman belakang. Waktu pindah ke Jakarta itu tangga di bawa..sempat dipake Bapak buat bangun rumah. Waktu Bapak pensiun tangganya dibawa pindah ke Bandung. Waktu saya dapat rizki bertempat tinggal di Cik-Bar, tangga itu saya bawa buat keperluan benerin genteng. Bulan-bulan kemarin sempat buat proposal ke istri kalau saya mau beli tangga baru yang lebih tinggi agar bisa motongin dahan-dahan pohon yang agak tinggi dan ngurusin pohon cincalo agar berbuahnya bisa dimakan. Istri nggak setuju dengan menjawab, tangga yang di rumah emangnya kenapa??? Capee… dech.
P : “ Sudah dech saya tulis saja kerugian Bapak 250 rb.” Suara polisi itu membuyarkan lamunan saya.
S: “ Terserah Bapak”. Lalu saya samperin dua orang tertuduh maling dengan wajah layu dan bertanya ke satpam apakah mereka bersenjata ? dan ternyata tidak.
P :” Pak, Bapak harus ikut ke kantor Polisi untuk buat BAP”.
S :” Sebentar Pak, hari ini saya masuk kerja saya mau telpon atasan saya dulu “. Saat itu Pak Anwar , Pak Rt tetangga menghampiri saya dan meminta agar menyelesaikan di kepolisian.
S : “ Oke Pak saya ikut tapi saya mau sholat subuh dulu, sudah jam 5 pagi nih….”. Wah… gagal dech perfect attendance tahun ini pikir saya…tapi nggak apalah ini buat kepentingan saya sendiri dan warga.
Sampai di kantor polisi itu dua orang maling di introgasi. Dan sepertinya para polisi sudah ngerti HAM. Intinya para maling itu nggak babak belur. Di kantor polisi mereka juga menikmati siaran TV pagi.
SMS masuk ke HP saya dari warga yang menyarankan saya agar tidak berususan dengan polisi. Warga ini mencontohkan mengenai ketika warga dan keamanan MI menangkap tiga orang maling sepeda dan menyerahkannya ke kepolisian. Urusannya malah jadi ribet dan anehnya keluarga tersangka bisa berbondong-bondong mendatangi rumah korban dan meminta agar korban mencabut perkara.
Saya tidak terlalu menanggapi sms tersebut, karena menurut saya kalau nggak mau susah bisa saja masalah di Tropikana pindah ke Mekar Indah. Dibalik kesusahan akan ada kemudahan.
Setelah pindah-pindah beberapa ruangan dan menjawab berbagai macam pertanyaan dan menanda tangani beberapa surat, akhirnya saya bisa pulang.
Sampai di rumah ternyata istri belum berangkat kerja juga. Saya bilang ke istri minta tolong ke Pak Rusdi ngurusin kawat pagar yang dirusak maling dan rumah kosong disebelah agar dikasih kawat duri. Saya mau berangkat kerja saja.
Sampai di kantor saya konfirmasi ke kantor HR untuk ngurusin kedatangan telat saya. Walhasil cuti saya dipotong sehari. Tapi karena saya masuk saya dihitung overtime seperti hari libur……asyik…..7 jam pertama dikali 2…..jam kedelapan dikali 3…..berikutnya dikali 4…..muantap dach he..he..he….(dasar buruh pabrik…).
Malam hari saya tiba di rumah (habis kenyang lembur gitu….) saya lihat Pak Rusdi masih kerja…..orang ini serius amat sich…….sangking seriusnya sampai nebangin dahan-dahan pohon yang ada di pinggir jalan besar yang mengarah kerumah saya….termasuk pohon jambu batu yang dahannya sudah nempel ke genteng.
Pak Rusdi berteori kemungkinan-kemungkinan maling masuk. Saya hargai perhatian Pak Rusdi ke keluarga saya walaupun pohon jambu saya almarhum. Dan Pak Rusdi hanya minta dibayar sekitar material yang dia beli saja dengan bon yang dia tunjuk.
Yang beginian membuat saya betah tinggal di MI. Menurut saya lingkungan masih peduli satu sama yang lain. Dulu pernah beberapa satpam securindo merangsek ke belakang rumah saya karena mereka bilang ada laporan warga ada orang asing masuk ke belakang rumah saya……tapi alhamdulillah nggak ada kejadian apa-apa.
Dulu ada teman yang wajahnya agak “seram” ditahan para tukang ojek karena saya nggak ada dirumah dan itu teman menunggu saya sampai saya pulang.
Waktu kebanjiran dulu para grass root rame-rame bersihkan rumah saya dan mereka menolak saya beri upah.
Bagi saya itu mah termasuk rizki bagi saya walaupun ada tersirat bentuk kesusahan ……..
Wah…koq saya jadi ngalor-ngidul nggak puguh……udahan ach.
By the way thanks Pak Ananto dan Pak Eko.

Salam kemalingan ,
Arry