Selalu ada cara untuk melakukan kentut dengan diam-diam atau dengan bersembunyi dari "penciuman" orang lain. Di rumah, mungkin saja, dia bisa kentut saat sudah kebelet, tapi di luar rumah, dalam suatu pertemuan, atau di ruang kerja yang penuh orang, maka kentut rasanya jadi tabu (banget).
Di toko, dia masih bisa menyembunyikan kentutnya dengan "mode" desis dan kemudian segera menjauh dari lokasi dia kentut agar tidak dituduh. Begitu juga di angkot, mungkin saja dia terpaksa kentut, dan sepanjang perjalanan dia akan dihantui rasa bersalah karena tidak berani ngaku bahwa dia yang telah menyebabkan bau nggak enak itu.
Kalau buang air kecil diibaratkan orang yang bersedekah, buang air besar orang yang berzakat, maka buang angin adalah seperti oarng yang berhutang.
Orang yang sedang berhutang selalu merasa malu diamanapun dia berada. Dia selalu berusaha agar orang lain tidak tahu bahwa dia sedang punya hutang. Bahkan saat membayar hutangpun kalau bisa jangan sampai orang lain tahu.
Begitu kasihannya orang yang berhutang itu. Sampai-sampai mau tersenyum saja rasanya masih salah juga.
Sungguh kasihan orang yang punya hutang. Diperlukan perjuangan ekstra keras agar mereka mampu membayar hutangnya secepat mungkin dan kembali dapat tersenyum dengan lega.
Apapun yang terjadi, memang hanya kepada Tuhan kita bisa berkeluh kesah. Kerja keras, bedoa pada Tuhan agar selalu menunjukkan yang benar adalah benar dan meminta Tuhan untuk memberi kita kekuatan untuk melaksanakan kebenaran itu.
Berdoa agar Tuhan menunjukkan yang salah adalah salah danmemberi kita kekuatan untuk menjauhi hal-hal yang salah itu. Niscaya hutang kita segera lunas.
Hanya kepada Tuhan kita menyembah dan hanya kepada Tuhan kita mohon pertolongan. Semoga rencana kita sesuai dengan rencana Allah swt. AMin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar