Sabtu, Juli 12, 2008

Di'AriE

Di’ari Keluarga edisi 1/2008



Sejak kemarin anak-anak pada mbuat buku harian keluarga. Setiap anggota keluarga bisa menulis, syaratnya menyebutkan tanggal tulisan dan suasana hati, serta harus ada gambar kejadiannya.

Hari ini kubaca tulisan di diari itu dan ada tulisan dari LiLo anakku terkecil yang akhirnya sudah berani tidur sendirian di kamar (tidak nyampur dengan bapak ibunya atau kakak-kakak perempuannya).


Dia menuliskan pengalamannya menjadi imam di rumah, tidak tanggung-tanggung yang jadi makmum adalah ibunya.

Anak kelahiran tahun naga ini (tahun 2000) memang lain dari kakak-kakaknya. Cerewetnya luar biasa, melebihi kakaknya yang cewek. Aku kadang berpikiran apa dia cerewet karena tiap hari berkumpul dengan cewek terus ya (ibunya maupun kakak-kakaknya) dan jarang ketemuan sama bapaknya (yang pagi-pagi udah pergi dan malem baru kembali). Sayang aku bukan ahli untuk masalah ini, jadi perlu ahlinya untuk tahu masalah ini.

Buku diari sebenarnya memang akrab dengan kehidupanku. Ketika aku nikahi ibunya anak-anak dan kami jarang ketemuan, maka aku tulis kegiatan harianku di suatu buku dan kemudian setelah 1 atau 2 minggu kukirim ke yogya untuk dilanjutkan ibunya anak-anak. Sementara itu buku catatan kegiatan harian istriku juga dikirim ke aku, sehingga dua buku ini saling terbang bersilangan.

Kami saling menulis di dua buku itu secara bersamaan, masing-masing kota satu buku. Ah, indahnya saat itu, jauh dari istri tetapi terasa dekat terus. Begitu ketemuan, wah …. Gak tahu lagi rasanya dunia ini. Adanya cuma enak dan enaaaaaak tenan.


Salam


Tidak ada komentar: