Pulang kantor sesuai jam kerja dan pas maghrib sampai di rumah. Seperti biasa, anak-anak pada mbukain pagar dan "toss" satu demi satu. Kalau aku bawa mobil, biasanya LiLo langsung masuk ke mobil dan ikut sampai aku memarkir mobil. Kalau aku naik ojek, biasanya LiLo "nyengklak" ke pundakku begitu aku ngucapin salam ke dalam rumah.
Hari ini aku bawa mobil dan ketika mesin mobil tak matiin kemudian kunci tak tekan-puter berlawanan jarum jam- ternyata yang tercabut cuma kepala kuncinya saja. Anak kuncinya masih ada di dalam "sarangnya".
He..he..he... mau marah sama siapa ya? Lebih baik senyum aja, toh anak-anak sudah keheranan lihat kunci yang masih nempel di "sarangnya", kalau aku marahan malah suasana jadi gak sesuai harapan.
Berbagai cara kucoba untuk melepas anak kunci yang masih nyangkut itu tetapi gagal, akhirnya aku sholat maghrib dan malem itu kuserahkan penjagaan mobil itu pada kemampuan kunci pagar halamanku. Semoga Tuhan ikut menugaskan malaikatnya untuk menjaga mobil yang kondisi pintunya terbuka dan ada kunci mobil di dalemnya.
Paginya, alhamdulillah, semua selamat gak kurang suatu apa. Tinggal nyuruh driver untuk memperbaiki kunci.
Pelajaran hari ini, kalau lihat kunci sudah terlihat "lecek" segera diperbaiki atau diremajakan. Gunakan senyum untuk menyelesaikan semua masalah.
Salam
2 komentar:
memang kadang-kadang seseorang bingung kalo nggak tau harus nyalahin siapa atas kekonyolan sendiri... hehehe. Tp yang jelas memang bener lebih baik senyum dan nggak usah marah, rugi soalnya. Marah nggak marah toh kuncinya tetep nggak bisa dibuka...
nuwun kunjungannya. wah, 'harga' blog-nya udah selangit.
Posting Komentar