dari milis Katgama dan Civeng
 Eksploitasi Air Gua Plawan dengan Energi Terbarukan adalah Sebuah Upaya  Penanggulangan Bencana Kekeringan di Desa Giricahyo Kecamatan Purwosari  Kabupaten Gunungkidul.
 Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor. “Musim kemarau  berkepanjangan yang melanda kawasan Gunungkidul belakangan ini, menyebabkan  37.825 Kepala Keluarga atau 131 ribu jiwa yang tersebar di 11 kecamatan  mengalami kesulitan air bersih.” (Kedaulatan Rakyat, Selasa, 13 Desember  2005)
 Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Pada  kenyataannya, beberapa daerah di Indonesia masih mengalami kesulitan air, bahkan  sering terjadi kekeringan, terlebih pada musim kemarau. Harus diakui, pemenuhan  kebutuhan air masih merupakan masalah yang menjadi salah satu pangkal  penderitaan masyarakat di daerah-daerah tersebut. Bencana kekeringan menjadi  sesuatu yang sangat akrab dengan penduduk Gunungkidul. Pencukupan keperluan  masak-minum harus dilakukan penduduk hingga mencari ke telaga yang jauhnya  sekitar 5 kilometer dengan berjalan kaki. Masyarakat harus menunggu bantuan air  dari pemerintah, dan sayangnya pasokan air dari pemerintah sering tidak  mencukupi.
 Pada akhirnya kesempatan ini dimanfaatkan oleh pihak swasta untuk berbisnis  air. Alhasil, air bersih seharga Rp100.000,- sampai Rp120.000,- per tangki  berisi 5.000 liter air yang cukup untuk dua minggu pemakaian harus dibeli  sebagian besar masyarakat Gunungkidul terutama di zone Gunungsewu.
 Sedikitnya air permukaan di Gunungkidul bukan berarti daerah tersebut tidak  pernah diguyur hujan, namun keadaan geologi karst yang memungkinkannya terjadi.  Batuan karst yang memiliki banyak pori dengan cepat dapat meloloskan air hujan  masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi tanpa membiarkannya  lebih lama berada di permukaan.
 Walaupun hanya sebagian fraksi air hujan yang masuk ke dalam tanah, akan  tetapi jumlah total air dalam tanah adalah jauh lebih besar dibanding dengan  total jumlah air yang mengalir dalam permukaan tanah. Air jernih sebesar  8.000-10.000 liter perdetik mengalir dalam gua-gua di Gunungkidul. Angka ini  didapatkan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 80-an.  Potensi air yang luar biasa di bawah pegunungan nan tandus. 
 Usaha untuk mengalirkan air di zone Gunungsewu telah dilakukan pemerintah,  namun sebagian masyarakat di daerah barat zone ini masih mengalami kesulitan  pengadaaan air, seperti masyarakat di Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari. Desa  Giricahyo memiliki beberapa gua yang berupa bentukan inlet khas geologi karst,  yang didalamnya sangat dimungkinkan potensi air bawah tanah.
 Salah satu gua tersebut adalah Gua Plawan. Menurut survey yang sudah  dilakukan pada tahun 1999 dan 2004, sumber air Gua Plawan ini tidak pernah  kering meskipun terjadi musim kemarau panjang. Debit yang tersedia di dalam gua  kira-kira 40 liter perdetik, dan pada musim hujan bisa mencapai 200 liter  perdetik. Dengan debit ini diperkirakan 2 desa dapat terlayani (Yayasan  Acintyacunyata Yogyakarta dan Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan  Pertambangan, Direktorat Jendral Geologi dan Sumber Daya Mineral, 2004).
 Kegiatan pengangkatan air gua yang telah dan sedang dilakukan tergolong  relatif mahal, karena teknologi untuk menghasilkan energi pengangkatan yang  dipakai sangat tinggi. Untuk itu, kegiatan pengangkatan air gua selanjutnya  harus mempertimbangkan teknologi aplikatif tepat guna yang efisien dan hemat.  Energi yang dimanfaatkan untuk mengangkat air ini juga dipilih yang memenuhi  spesifikasi ramah lingkungan dan sesuai dengan kondisi lapangan. 
 Program ini dikemas sedemikian rupa sehingga bukan hanya menjadi sebuah  program mercusuar yang sesaat, namun direncanakan adanya suatu proses  pembelajaran bersama sebagai persiapan pascapembangunan instalasi.
 Dalam pelaksanaan program ini nantinya, di samping pembangunan  fisik-instalasi pengangkatan air, masyarakat juga diberikan pelatihan organisasi  untuk dapat mengelola sistem pengangkatan air gua ini. Organisasi masyarakat ini  dilatih sehingga bisa mengoperasikan kincir, genset, pompa, dan instalasi pipa  lainnya dan bisa memanajemen pendistribusian air ke masyarakat.
 Di samping itu akan dilakukan sosialisasi tentang upaya pelestarian hutan  sekitar gua, sehingga sistem air gua yang tereksploitasi tetap lestari.
 Kegiatan Eksploitasi Air Gua Plawan dengan Energi Terbarukan ini berupa  pengangkatan air gua dan pengembangan masyarakat yang dapat mengelola sistem  pengangkatan air gua setelah program selesai. Kegiatan pembangunan instalasi  adalah kegiatan yang akan membangun instalasi air, di mana air gua akan  ditampung dalam sebuah reservoir dan didistribusikan ke hidran-hidran umum yang  akan dibangun di tiap dusun sasaran. Energi pengangkatannya sendiri akan  memanfaatkan energi terbarukan dengan energi dari generator set untuk sementara  dan akan diggantikan oleh Solar Cell.
 Energi terbarukan akan memberikan kontribusi tenaga yang cukup besar bagi  operasional pompa, sehingga pemakaian bahan bakar minyak untuk generator set  dapat dihemat. Pengembangan masyarakat akan dilakukan dalam bentuk pendampingan  dan penduplikasian organisasi Sistem Air Baku Gua Plawan.
 Sosialisasi pendahuluan kepada masyarakat tentang pengangkatan air gua adalah  tindakan pertama yang dilakukan. Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan  pembentukan organisasi dalam masyarakat desa yang akan mengelola sistem air Gua  Plawan. Organisasi masyarakat tersebut akan dilibatkan langsung dalam masa  pembangunan instalasi, sehingga diharapkan masyarakat mengetahui seluk beluk  sistem yang dipakai, dan mempermudah proses pelatihan manajemen operasional.
 Organisasi inilah yang akan bertanggung jawab dalam hal operasional dan  perawatan sistem air Gua Plawan pascaprogram. Walau demikian proses pendampingan  tetap harus dilakukan sampai masyarakat benar-benar siap untuk swakelola air.  Pelaksanaannya melibatkan pihak Universitas Gadjah Mada melalui program KKN  Tematik yang berkesinambungan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pihak  swasta, dan masyarakat Desa Giricahyo sendiri. Ketika air Gua Plawan sudah dapat  dimanfaatkan, operasional dan perawatan diharapkan dapat dilakukan oleh  organisasi masyarakat yang didukung pemerintah setempat secara aktif.
 Pelaksanaan program dengan KKN tematik adalah perwujudan dari sebuah  keinginan mahasiswa untuk mempersembahkan hasil karya kepada masyarakat. Program  ini memerlukan waktu yang cukup banyak serta dana yang cukup besar supaya semua  pipa distribusi dapat mencapai tiap dusun.
 Mengingat sempitnya waktu pelaksanaan KKN Tematik, maka dalam proses  pelaksanaan program nanti akan diikuti dengan kegiatan KKN Tematik yang  berkesinambungan. Prioritas KKN Tematik yang pertama pada Bulan Juli-Agustus  2006 berupa pembangunan instalasi dari dalam gua hingga mencapai Reservoir  sementara. Prioritas adanya air yang terangkat adalah fokusnya. Air dalam gua  yang terangkat dan pendistribusian ke hidran-hidran umum melalui selang adalah  titik awal dari seluruh kegiatan program ini.
 Pada tahap kedua mahasiswa KKN tematik berhasil mengangkat air dan ditampung  dalam reservoir sementara bantuan dari OXFAM melalui Satuan Kerja Pengembangan  Air Minum DIY.
 Untuk tahap ketiga yang berlangsung pada bulan Juli-Agustus 2007 telah  meneruskan dari reservoir sementara sampai ke reservoir utama dan telah  terdistribusikan ke dua dusun di Desa Giricahyo. 
 Data awal Gua Plawan didapatkan dari Yayasan Acintyacunyata, dan data angin  dari Pusat Studi Energi UGM. Data-data ini kemudian dikroscek dengan kondisi  lapangan yang ada menjadi dasar perancangan perpiapaan dan elektrikal tenaga  pengangkatan air. 
 Survey lapangan telah dilakukan pada Bulan Oktober, November 2005, hingga  Bulan Januari 2006. Survey pertama adalah survey untuk mengetahui kondisi awal  Gua Plawan dan Desa Giricahyo secara fisik. Survey kedua adalah survey yang  lebih detail, dengan alat navigasi untuk menentukan titik-titik tertinggi dan  titik-titik perletakan pipa yang paling tepat untuk keperluan perancangan begitu  juga dengan survey dalam gua, dan survey yang terakhir adalah survey sosial yang  bermaksud untuk mengetahui seberapa besar keinginan masyarakat atas penyediaan  air.
 Survey ini adalah titik awal dari persiapan KKN Tematik yang akan dilakukan.  Namun survey teknis akan tetap dilaksanakan untuk penyusunan perancangan yang  lebih detail. Perancangan inilah yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan  program. Sosialisasi awal adalah salah satu persiapan yang akan dilakukan  sebelum waktu KKN tiba, diharapkan ketika pelaksanaan konstruksi dan pelaksanaan  KKN, tim sosial KKN telah berhasil membentuk cikal bakal organisasi swakelola  air yang akan tergabung dalam pelaksanaan pembangunan instalasi dan kegiatan  manajemen pascakonstruksi.
 Evaluasi akan terus-menerus dilakukan, terutama evaluasi tentang adanya  kesinambungan dengan masyarakat, apakah program ini, penempatan  instalasi,kebijakan yang akan diterapkan, maupun organisasi swakelola air sesuai  dengan kultur masyarakat atau tidak, dan apakah sesuai dengan teori yang berlaku  atau tidak. Evaluasi dilakukan untuk menghindari friksi-friksi yang terjadi  sehingga tidak akan menganggu jalannya program.
 Jadi apa yang telah dilaksanakan dalam program ini adalah pengangkatan air  dari dasar Gua Plawan dengan penggunakan pompa submersible. Air diangkat dengan  energi generator set 40 kVa dengan pipa galvanis 3″ sampai reservoir sementara  dengan 45 m3 lalu diteruskan ke reservoir utama dengan kombinasi pipa galvanis  dan HDPE dan terdistribusi ke 2 dusun di Desa Giricahyo.
 Dana yang didapat adalah dari APBD Pemerintah Daerah Gunungkidul dengan dua  kali pencairan 290 juta dan 300 juta, serta dibantu oleh Satuan Kerja  Pengembagan Air Minum DIY berupa barang dan peralatan termasuk pipa distribusi  dengan pipa HDPE, Hidran umum, Generator set, dll. Sekarang dengan bantuan APBN  1,6 M dari Departeman Pekerjaan Umum telah teraplikasi Pompa Air Tenaga Surya  (PATS) dengan sistem baru.
 Menggunakan 5 pompa submersible pada dasar sungai Gua Plawan lalu air  diangkat sampai di reservoir booster dan kembali diangkat sampai reservoir  sementara berkapasitas 45 m3. Pendistribusian juga telah mencakup semua dusun di  Desa Giricahyo dan sekarang sudah mendekati akhir pengerjaan.
 Sistem PATS ini beda sistem dengan genset, jadi bukan hibryd, dengan  menggunakan 240 panel solar cell, yang tertata dan 10 etatrack. Sampai saat ini  Hidran Umum sudah teraplikasi 11 buah sampai dusun Karang Tengah, dusun ketiga  dari tujuh dusun yang akan diselesaikan.
 Organisasi pengelola airnya juga sudah lama terbentuk, dengan nama Organisasi  Kelola Air Mandiri.
 Program KKN Tematik ini memperoleh penghargaan The Best Student Community  Service.
 TUJUAN 
 - Pengangkatan air Gua Plawan ke permukaan untuk pemenuhan kebutuhan air baku  bagi masyarakat Desa Giricahyo Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunung Kidul. 
- Terbentuknya organisasi masyarakat cikal bakal swakelola air yang telah  berpengalaman bersama mahasiswa KKN Tematik selama program, sehingga nantinya  masyarakat dapat memenejemen sistem air Gua Plawan dengan mandiri. 
- Terjadinya multiplier effect berupa pemunculan peluang-peluang untuk  pertambahan pendapatan dan usaha community development yang pada akhirnya  berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitar Gua  Plawan.
ANALISIS KOMPETISI 
 Untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan air, upaya pengangkatan air gua di  Kabupaten Gunung Kidul telah dilakukan di beberapa gua, diantaranya Gua Pego,  Ngobaran, Seropan, Cerme, dan yang sedang dalam tahap pelaksanaan yaitu Gua  Bribin. 
 Metode pengangkatan air pada tiap gua tersebut berbeda dan memiliki keunikan  sendiri-sendiri. 
 a.Pada Gua Cerme yang terletak di Dusun Ploso, Desa Giritirto, Kecamatan  Panggang, pengangkatan air gua dilakukan dengan menggunakan energi panas  matahari yang diproses dari dari solar cell dan sistem pompa air fotovoltaik  merupakan hasil penelitian BPPT. Air dengan debit 5 liter perdetik ditampung  dalam 1 reservoir di daerah Panggang yang mampu melayani kebutuhan air untuk  Dusun Ploso. 
 b.Pada Gua Pego yang terletak di Dusun Wonolagi, Desa Giriasih, Kecamatan  Purwosari, pengangkatan air gua dilakukan dengan energi listrik suplai PLN. Air  ditampung dalam reservoir berupa bak air dengan volume 40m3 di Desa Giriarsih  yang mampu melayani kebutuhan air 3 dusun, yaitu Wonolagi, Ngoro-oro dan Trasih.  
 c.Pada Gua Ngobaran yang terletak di Desa Kanigoro, Kecamatan Paliyan,  pengangkatan air gua dilakukan dengan energi listrik PLN. Potensi debit air  bawah tanah di Gua Ngobaran mencapai 120 liter perdetik, dan dimanfaatkan 80  liter perdetik, ditampung dalam 2 reservoir masing-masing berkapasitas 500m3.  Gua Ngobaran mampu melayani kebutuhan air 56.629 jiwa yang terletak di 14 desa.  
 d.Pada Gua Seropan, debit pengangkatan yang mencapai 800 liter perdetik  diperuntukan bagi pelayanan umum; 240 liter perdetik untuk air minum, 60 liter  perdetik untuk irigasi, dan direncanakan 40 liter perdetik untuk daerah  Wonogiri. Air ditampung dalam dua buah reservoir berkapasitas 500m3 di Desa  Nggombang yang mampu melayani kebutuhan air tujuh desa. 
 e.Pada Gua Bribin yang terletak di Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten  Gunung Kidul, pengangkatan air gua dilakukan dengan membendung aliran sungai  bawah tanah untuk mendapatkan beda tinggi rancangan untuk menggerakan turbin  yang dapat mengangkat air ke atas permukaan. Air dengan debit 80-100 liter  perdetik akan dialirkan ke sistem Penyediaan Air Bersih Bribin yang mampu  melayani kebutuhan air 6000 kepala keluarga. 
 Kebutuhan masyarakat Desa Giricahyo akan air begitu mendesak. Dengan debit  perkiraan awal yang relatif besar, Gua Plawan menjadi pilihan yang sangat  komprehensif dan menjanjikan untuk pemenuhan air yang handal. Pemanfaatan energi  terbarukan yang akan diterapkan pada kegiatan ini menjadi pilihan yang sangat  patut dipertimbangkan, mengingat melimpahnya energi angin di daerah pesisir  seperti Gunung Kidul. 
 Penggunaan kincir angin sendiri sebagai generator pompa pengangkatan air gua  belum pernah diaplikasikan di Indonesia. Selain itu, penggunaan energi praktis  seperti minyak solar maupun listrik yang berlebih disinyalir tidak menguntungkan  lagi, seiring terjadinya peningkatan harga bahan bakar minyak dan harga satuan  listrik. 
 Efek dari pembangunan kincir angin dapat menarik pengunjung, yang jika  dikelola oleh organisasi swakelola air dengan baik, memungkinkan tumbuhnya  potensi pariwisata baru di Desa Giricahyo, selain Gua Langtse, paralayang, dan  jalur panjat tebing Parangndok. 
 Hal ini didukung dengan diusulkannya kawasan tersebut sebagai Bentukan Alam  Warisan Dunia (World International Heritages) oleh International Union of  Speleology. Teknowisata akan terwujud dalam paket wisata alam yang menyuguhkan  aplikasi teknologi dengan monumentalnya kincir angin di daerah pesisir selatan.  
 Implementasi program teknowisata ini salah satunya adalah dengan pembangunan  gardu pandang di area berdirinya kincir angin yang terletak di atas bukit dengan  pemandangan eksotis perbukitan karst dan Samudera Hindia. 
 DASAR PELAKSANAAN 
 1. Landasan idiil dan konstitusional : Pancasila dan UUD 1945 
 2. Landasan operasional :Tri Dharma Perguruan Tinggi 
 Kami pelaku KKN dari ketiga tahap Eksploitasi Air Gua Plawan tidak berhenti  sampai disini saja. Dalam kegiatan tersebut kami telah berhasil mengaplikasikan  Pompa Air Tenaga Surya dan program ini juga telah diresmikan oleh Menteri  Pekerjaan Umum. Lalu kami tetap terus berkarya, teman-teman mantan KKN  Eksploitasi Air Gua Plawan Dengan Energi Terbarukan tahap I, II, dan III telah  terbentuk dalam komunitas bernama Waterplant Community. 
 Komunitas ini akan menjembatani hal-hal serupa, dalam hal ini kami juga telah  mempunyai hubungan baik dengan instansi-instansi terkait guna meneruskan visi  dan misi kami. 
 Saat ini Waterplant Community berkantor di kampus Jurusan Teknik Sipil dan  Lingkungan lantai II laboratorium Bahan Bangunan. 
 Kedepan kami akan mengadalam kerjasama dengan Departemen Pekerjaan Umum dan  MoUnya segera akan dibuat. 
 Ini juga permintaan Bapak Djoko Kirmanto Menteri Pekerjaan Umum, agar  kegiatan KKN serupa supaya dipertahankan dan menjadi koordinator bagi  Universitas lain di Indonesia. 
  Salam, Robby Adiarta 
 Waterplant Community Jl. Grafika II JTSL FT UGM Yogyakarta Lantai II Lab.  Bahan Bangunan 0274-681 3553 
 Website Air Gua Plawan: www.airguaplawan.net 
 Mailing list KKN Gua Plawan: kkn_guaplawan@yahoogroups.com