Jumat, Agustus 21, 2009

Kemacetan di Tol Pondok Gede

Sejak 18 Agustus 2009 sampai Kamis 20 Agustus 2009, pemakai jalan tol Cikampek Jakarta terpaksa harus banyak bersabar. Bagaimana tidak, begitu selesai antri untuk membayar tol di Pondok Gedhe, mereka harus langsung siap-siap memposisikan diri untuk parkir di kerumunan mobil yang menyemut.

sehabis mbayar tol


siap-siap parkir


akhirnya parkir juga


Kemacetan seperti ini pernah muncul sekitar satu atau dua tahun lalu. Selalu terjadi hampir setiap hari, sehingga kalau berangkat dari Cikarang jam 7.00 pagi, maka tidak dijamin jam 8.00 sudah sampai Cawang.

Berangkatlah sebelum jam 6.00 pagi dan perjalanan Cikarang Cawang akan tertempuh sekitar satu jam.

Tanpa terasa kondisi semacam ini hilang sedikit demi sedikit. Apa mungkin karena pengaruh kebijakan sekolah yang mewajibkan masuk lebih pagi, tentu perlu penyelidikan yang lebih seksama. Analisa di tulisan ini lebih pada analisa yang sangat subyektif dan tanpa melakukan riset yang sesuai SOP.

Meski ini analisa subyektif, tapi kebijakan memindahkan pintu tol Pondok Gede ke km 30-an [Cikarang], terkait dengan melancarkan lalu lintas di jalan tol Jakarta Cikampek, masih agak sulit dipahami.

Kalau dilihat penyebab kemacetan setelah pintu tol pondok Gede, maka justru kemacetan di pintu tol dalam kota Halimlah penyebabnya.

Selama masalah kemacetan di pintu tol dalam kota Halim belum terpecahkan, maka kemacetan di Pondok Gede, kelihatannya, belum akan terpecahkan.

Pemindahan pintu tol ke CIkarang, akan lebih banyak memindahkan simpul kemacetan saja, bahkan penumpukan lalu lintas di pintu tol dalam kota Halin akan menjadi semakin parah.

Bila tadinya ada "stopper" di Pondok Gede, maka sekarang semua kendaraan akan langsung menuju ke pintu tol Halim, sehingga kemacetan akan makin sulit dihindari.

Kalau diperhatikan, dari lima lajur jalan tol yang ada antara pintu tol Pondok Gede ke Halim, maka boleh dikata semuanya dipakai oleh para pengguna jalan yang mengarah ke pintu tol Halim dan bukan yang mengarah keluar jalan tol.

Praktis kendaraan yang mengarah keluar tol menuju lampu merah Halim hanya kebagian satu lajur, yaitu lajur ke lima atau bahu jalan. Lajur inipun kadang tidak dipakai kalau terlihat ada mobil patroli polisi yang nongkrong di lajur bahu jalan itu.

Satu lajur di antara 5 lajur [4 lajur aman dan 1 lajur bahaya] tentu membuat pengguna jalan menuju lampu lalin Halim kewalahan.

Jadi sebenarnya pintu tol di Pondok Gede punya fungsi juga sebagai peredam kepadatan pintu tol Halim. Tanpa adanya pintu tol Pondok Gede, maka kemacetan di pintu tol dalam kota Halim akan semakin parah.

Benarkah analisa subyektif ini? Tentu para pakarlah yang bisa menjawabnya.

+++

bila malas nyetir di kemacetan seperti ini, maka jawabannya adalah naik angkot aja [bisa sambil tidur dan tahu-tahu sampai terminal], silahkan coba naik angkot 59 [dari Cikarang ke Cawang]

Tidak ada komentar: