Rabu, April 29, 2009

Serba Serbi Flight A59

"Aku pakai Deliani [note book mini] pak untuk bongkar-bongkar FB bapak di atas 121", begitulah kira-kira imil yang masuk ke BB-ku.

Sesama pengemar transportasi masal memang saat ini dimanjakan dengan koneksi yang unlimited dari beberapa penyedia layanan akses internet, sehingga sepanjang jalan dari rumah menuju ke kantor bisa asyik ber"hubungan" dengan sesama teman "maya"-nya masing-masing.

Itu pula yang membuat aku makin cinta pada penerbangan nomor Flight A59 dari Cikarang ke Cawang. Bagaimana tidak, naik penerbangan Airbus A59 ini sangat nyaman kok.

Ini daftar kenyamanan dari penerbangan Flight A59

1. Setiap hari selalu tambah kenalan baru, meskipun hanya kenal wajah tanpa kenal nama [ini terutama bagi yang suka narikin ongkos dalam rangka membantu sopir yang sibuk mengemudi]
2. Kalau ngantuk tidak perlu menepi dulu, tapi langsung tidur dengan segala gaya [bebas], sehingga sampai Cawang sudah seger lagi.
3. Mengurangi penggunaan BBM pribadi [untung di kantong dan secara berjamaah mengurangi konsumsi sumber daya alam dalam hal ini BBM]. Yang ini adalah keuntungan yang agak dipaksain tapi sebenarnya tindakan yang nyata dan bermanfaat.
4. Mengurangi kemacetan [meski efeknya sangat sedikit, tapi lumayan deh]
5. dll dll dlll [masih banyaktapi kalau ditulis semua takut kalau gak dibaca [he..he..he...]

Ketidak nyamanan juga pasti ada, tapi kalau dihadapi dengan senyum pasti rasanya tetap nyaman juga.

Contoh, ketika  kemarin aku narikin ongkos pada para penumpang. Ternyata mereka pada menyodorkan uang 50 ribuan padaku padahal ongkosnya cuma 5.500.

Dari sejumlah orang yang ada di bagian belakang Flight A59 akan terkumpul uang sebanyak 126.500, nah kalau sekarang sudah terkumpul sejumlah uang yang lebih dari jumlah itu, darimana aku mesti memberi kembalian pada mereka itu.

Kupandangi lembar-lembar 50 ribuan ini dengan senyum simpul.

Alhamdulillah, aku masih bisa membayar ongkos dengan uang pas, cuma kadang-kadang secara manusiawi jengkel juga melihat mereka dengan tanpa dosa membayar uang 50 ribuan.

Bahkan pernah ada yang marah-marah gak mau dititipin uang angkot, Padahal cuma minta tolong untuk disampekan ke "kondektur". Dia mengangap dirinya kaya raya, sehingga tak pantas ikut menarik ongkos penumpang angkot ini.

Wah, tetanggaku yang hidupnya mapan dan punya mobil bagus di garasi, rela juga kok naik angkot ini dan tetap bersikap seperti penumpang lain yang bersahaja dan penuh senyum persahabatan.

Setelah lama melihat-lihat lembaran 50 ribuan, akupun menukarkan satu lembar ke pak Sopir dan menawarkan pada penumpang untuk menukar uang 50 ribuan ini dengan pecahan berapapun.

Yang pertama mendapat pengembalian uang adalah mereka yang membayar ongkos 50.500, artinya kembalianya bulat 45.000. Kalau yang membayar 50.000 utuh kembaliannya agak sukar 44.500, jadi kunomor duakan.

Kebetulan yang mbayar 50.500 adalah seoranhg cewek muda, sehingga ada kesan aku milih-milih, tapi cuek ajalah. Kusodorkan kembalian 45.000 dan ada ucapan terima kasih dari bibir tipis itu [emang tahu kalau bibirnya tipis?].

ini cewek yang mbayar 50.500 itu [tipis gak ya bibirnya?]

Begitulah sebaiknya yang dilakukan oleh mereka yang menerima kembalian ongkos yang mereka bayarkan. Ucapan terima kasih atau minimal pandangan yang penuh pancaran persahabatan adalah etika yang pantas untuk hal ini.

Biarpun aku tidak mengharap ucapan itu, tapi kalau melihat mereka yang acuh menerima kembalian yang susah payah diusahakan, rasanya jengkel juga deh [wah.. artinya aku memang mengharap ucapan terima kasih nih, berarti aku masih belum ikhlas melakukan hal ini ya, astaghfirullah].

Senang juga kalau melihat pasutri yang berdiskusi sepanjang jalan di angkot ini. Bagaimana tidak, berbisikpun akan didengar oleh orang yang duduk di sekitar kita, apalagi kalau ngomongnya sampai diisi dengan emosi yang naik turun.

Wah kayak nonton sinetron 3Dimensi deh.

Begitu juga kalau ada yang nelpon dan lupa kalau sedang naik angkot. Wah, jadi ngebayangin apa yang sedang diomongkan oleh lawan bicara penelpon yang ada di samping kita nih.

Naik Angkot 59 memang penuh sensasi. Jangan sekali-kali berani nyoba naik kalau belum pernah naik, takut kecanduan.



pasutri yang asyik ngobrol

He..he..he... salam mesra penuh persahabatan buat penumpang Angkot 59.

...... .........

8 komentar:

Unknown mengatakan...

Wah kalau keneknya saja tukang insinyur..... berarti airbusnya keren yaa.... cuma masalahnya penumpang nggak menyadari bahwa yang narikin ongkos gantian dan sukarela, sekali-kali di coba mas kalau narikin tuh pakai dasi, atau diumumin dulu ..... kalau buat kita ucapan terimakasih itu sangat berarti berarti buat orang semacam kenek yang asli, ob, cleaning service, tukang parkir, satpam pasti lebih berarti banget yaah... apalagi kalau yang ngucapin tuh Boss....

catatan lain: sambil nariki kok sempet sempetnya motret yang tipis bibirnya...

Eko Eshape mengatakan...

@Big Sugeng

bener tuh pak
paling susah motret orang di angkot 59

hanya nasib saja yang bisa membuat aku ngambil foto itu
[emang nasib orang mana ya?]

salam

Catatan Dari Hati mengatakan...

Hahaha... ternyata percakapan kita tadi pagi dimuat disini

Sama seperti Bapak saya juga sangat menikmati naik flight A-50 jurusan Bekasi Timur-Cikarang (meski tadi pagi naik AC 121)

Malini Sujatmiko mengatakan...

Seru juga yach pak...naik angkot 59 ternyata....selama saya kerja di jakarta langganan juga loh sama angkot ini...pengalaman saya sih naik langsung tidur...bangun bayar ongkos sama turun aja...hehehee.salam buat istri

Eko Eshape mengatakan...

@ATG

Begitu ketemu laptop, itu yang terpikir pak, jadi ya antem terus aja

salam

Eko Eshape mengatakan...

@So NiCe

Memang seru kok..

He..he...he... coba aja lagi, tapi jadi kondektur ya...

salam

Rusa Bawean™ mengatakan...

itu ceweknya siapa ya???
aku mau yang bibirnya tipis
:)

Eko Eshape mengatakan...

@Rusa Bawean

cewek dalam siluet
difoto pakai BB

he..he..he.. kualitas fotonya blur deh...
untung orangnya tidak bluur..