Jumat, September 19, 2008

PuAsA ngInterNeT


Setelah menjalani beberapa hari ibadah di bulan puasa, akhirnya diberi cobaan yang cukup menantang. Bagi orang lain sih ini bukan cobaan, bahkan mungkin suatu hal yang tidak perlu dianggap cobaan apalagi ujian.

Tidak menyentuh ineternet selama 3 hari, hayo  ...!:-)

Bisa enggak?

He..he..he... ada pemantapan Examiner Malcolm Baldridge di CiMaCan dan aku mengikutinya dengann HaPe yang hampir mati dan charger yang ketinggalan di kantor.

Pilihannya :
1. Tetep nginetrnet dengan risiko mati HaPe [karena batere drop], sehingga tidak bisa kontak anak istri, atau
2. Puasa internet, puasa nelpon, dan hanya nelpon istri diwaktu subuh [buat memastikan pada bangun sahur]

Pilihan pertama sangat menarik, soalnya baru ada tantangan dari pagerank. Blogku yang di blogspot pageranknya cuma 3/10, sedangkan di wordpress pageranknya 4/10, padahal lebih banyak pengunjung di blogspot dibanding di wordpress.

Risikonya, gak bisa telpon anak istri. Nah....!?!

Akhirnya kubulatkan tekad untuk memilih anak istri dibanding internet.

Akan tetapi, cobaanya ternyata tidak hanya itu. Aku juga punya tekad untuk sebanyak-banyaknya sholat jamaah tarwikh, minimal lebih banyak dibanding tahun lalu [padahal tahun lalu sudah lupa berapa kali terpaksa jamaah tarwikh di rumah]

Targetku, bulan ini maksimal 3 kali aku jamaah tarwikh di rumah, dan sudah 1 kali aku jamaah tarwikh di rumah [kalau gak salah karena anak-anak sendirian di rumah tanpa ortu, jadi habis buka bersama langsung meluncur pulang]

Lha kalau 3 hari di CiMaCaN tanpa tarwikh berjamaah berarti targetku nggak kecapai donk. Kulihat di Villa Renata ini [tempat pelatihan/pemantaban] gak ada mesjid, sehingga penghuni villa ini gak tahu pada tarwikh dimana.

Alhamdulillah, mungkin karena aku sudah mendahulukan keluarga dibanding internet, maka Tuhan memberi rakhmat dengan adanya penyelenggaraan acara tarwikh bersama, lengkap dengan ruangan yang luas dan imam yang favorit [ini istilah dari teman-teman, karena kecepatan imam dalam memimpin sholat]

Segala puji hanya bagi Allah swt.
Semoga nikmatnya tidak putus-putus sampai kapanpun.
Amin.

2 komentar:

astrid savitri mengatakan...

wah, menahan haus dan lapar barangkali tak sesulit menahan diri utk gak ngenet, mas!
saya terlalu kecanduan..

btw; makasih udh mampir blog saya!

Eko Eshape mengatakan...

makasih juga atas komentarnya, blognya bagus juga deh [lebih bagus dari punyaku deh...!:-)]

puasa ngeblog itu kadang memang terasa lebih berat dibanding puasa nggak makan nasi

he..he..he...

alhamdulillah, sudah lolos

salam