Sabtu, Maret 22, 2008

Jalan Kaki (pagi)

2 Hari setelah kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW adalah hari kelahiran anakku yang paling ganteng, Muhammad Lilo AL Fadil. Pagi ini kutandai dengan mulai aktif untuk jalan kaki sebelum subuh. Rasanya nyaman berjalan dengan diterangi bulan purnama yang teduh dan menyegarkan.

Kebiasaan ini, dulu selalu kulakukan selama 4 tahun di Surabaya. Hampir tiap hari, kami sekeluarga sholat jamaah di Masjid. Para jamaah sholat subuh sampai sangat kenal sama anakku, karena memang dia satu-satunya laki-laki yang berumur dibawah 20 tahun di masjid itu.

Waktu itu, Lilo memang sekolah TK aja belum. Jamaah Masjid itu memang seperti jamaah subuh di masjid-masjid lain, penuh orang yang berkepala 5. Aku yang berkepala 4 saja masih dianggap pemuda di masjid itu, karena gak ada yang lebih muda lagi.

Sehabis sholat subuh, jika jalan-jalan di komplek, maka beberapa ibu atau bapak-bapak yang sudah sepuh pada menyapa Lilo (dan bukan bapaknya). Aku tidak kenal mereka, tapi mereka rupanya sangat kenal sama Lilo.

Di Jakarta, kebiasaan itu sangat sulit dilakukan. Habis sholat subuh, kegiatan rutin sudah menanti dengan tenggat waktu yang sangat mepet. Kayaknya hanya di hari libur, kegiatan itu dapat dilakukan.

Menjelang kelahiran anak pertama, di Aceh, kebiasaan ini kulakukan hampir setiap pagi. Sedangkan saat anak kedua, mulai tidak rutin. Pada anak ketiga, di Medan, boleh dikata hampir tidak bisa dilakukan kegiatan jalan pagi.

Hasilnya, kelahiran anak pertama sangat lancar, anak kedua kurang lancar dan anak ketiga terpaksa pakai bantuan medis ekstra. Korelasi ini, aku gak tahu benar atau tidak, tapi banyak temen yang setuju kalau jalan kaki mempunyai dampak yang cukup besar dalam proses kelahiran anak.

Beberapa teman juga menasehatiku, kalau ada tangga di kantor, maka persedikit pemakaian lift dan mulai sering menggunakan tangga. Kesempatan olah raga yang sangat sedikit di Jakarta, pasti membuat frustasi orang yang gemar olah raga. Bagi yang tidak gemar olah raga, mereka jadi punya pembenaran untuk tidak berolah raga.

Kayaknya ajakan teman-temanku, untuk selalu mencari kesempatan berjalan kaki, sangat pantas untuk diikuti.

Berolah-ragalah mumpung masih bisa. Pada saat sudah gak bisa lagi berolah raga, maka sesal kemudian tidak berguna.

Salam olah raga (jalan kaki!:-).

...

11 komentar:

Anonim mengatakan...

Nek di kompeniku.. sekarang baru digalakkan sepuluh ribu langkah per
hari.. masing2 pegawai dibagi pedometer

susah juga euy dapat 5 ribu lankah perhari tanpa exercise..
hari pertama cuman dapat 1000 langkah, berikutnya 3000, njuk 4000...
terus 4000 lagi..

memang kayake mesti ke fitness atau jogging lagi...

Eko Eshape mengatakan...

Wah, budaya korporatnya bagus banget Kang.
Jangan2 nek aku yang diukur cuma dapet 100 langkah per hari ya…

Ono pesan sponsor dari susu tertentu gak Kang?

Anonim mengatakan...

Sudah siap mempunyai anak lagi po Mas?

bws

Eko Eshape mengatakan...

He..he..he… kalau soal itu hanya pada Dia kita serahkan apa yang terbaik.

Nabi Ibrahim juga punya anak ketika sudah sangat tua, sedangkan saat ini aku belum tua banget.

Kalau ada titipan dari Dia ya kita terima, kalau gak ada ya gak apa-apa. Cukuplah ngurus satu istri dan 3 anak.

Salam

Anonim mengatakan...

Ada pesan sponsor susu yang menurutku cukup menarik, ditayangkan metro tv jam 20.00 kamis malam kalau ndak salah,

pesannya: "susu sapi untuk anak sapi, susu asi untuk anak manusia", nek gak salah lho.....

sik ngomong nek ndak salah Ibu2 umur kisaran 40-an... dia juga ngomong berapi api, generasi kita [generasi dia maksude] jadi ndak pernah puas karena dulu mungkin minum susu sapi ....

Kok isa ada iklan kaya ngono ya?
1. Meskipun minum asi sapai umur 2 tahunan, kan bayi juga minum susu tambahan semacam procal gold etc.... berarti meskipun minum asi, bayi2 kita tetap anak sapi juga.. disamping anak manusia.
2. Kalau kita minum susu sapi atau kedelai... kita2 kan juga jadi anak sapi atau anak kedelai [ning jangan sampai minum susu celeng.. ntar jadi anak celeng [an] ) , njuk anak2 kita minum asi.... kan ya tetep sajah anak2 kita jadi susu sapi?
3. Kalau anak2 kita tetap jadi anak manusia yang minum asi.. dan ndak kecampuran susu sapi... kayake bapak ibunya juga mesti minum asi...

salam,
PA

Anonim mengatakan...

Mungkin kedepannya perlu dibuat susu formula yang berbahan dasar ASI, jadi minum asi langsung atau susu formula, sama saja. Yang jadi mangsalah, saudara sesusuannya jadi banyak, jadi muhrimnya juga banyak, wah menikah jadi soyo angel.

btw, sekarang banyak manusia yang mempunyai saudara sesusuan dengan sapi ya, berarti hubungan kekerabatannya menjadi lebih dekat dengan sapi daripada dengan kera (teori darwin sudah gugur).

-wrm-

Anonim mengatakan...

Kamu pindah kost aja di Pekan Baru Mo.

Terus tiap pagi dan sore jalan kaki dari kost ke kantor.
Kayaknya 10 ribu langkah bakalan lewat deh.

salam,

-ba-

Anonim mengatakan...

Apa ngepit aja Paklik?

Kayak aku dulu. Lumayan lho, kalo dari arah
Pekanbaru kan uphill. Pulangnya jadi downhill :)

AP

Anonim mengatakan...

Menarik juga Om Albert,

Naik sepeda dari rumah ke kantor.

Beberapa teman sudah mulai naik sepeda dari rbi-minas. Klub sepeda di rbi juga rajin berkeliling setiap sabtu.

Jadi ingat dulu, Sabtu pagi naik bis ke rbi, njuk main badminton di GOR….

Man teman pada kemana ya Om sekarang?

Salam,
komo

Anonim mengatakan...

Sek sek sek....

Jangan pada negative thinking dulu...

Saya kebetulan sekilas sempat nonton juga acara tersebut, sambil bolak balik pindah nonton American Idol. :)

Acara di MetroTV pada hai kamis 20 Maret lalu adalah Padamu Negri, yang detilnya adalah sbb:

http://padamunegeri.wordpress.com/2008/03/19/ambang-aman-konsumsi-susu-pengganti-asi/#more-29

Publikasi hasil penelitian fakultas kedokteran hewan IPB, mengenai susu formula yang terkontaminasi oleh enterobacter sakazakii telah menjadi kontroversi publik. Melampaui polemik berkepanjangan dan hampir tidak produktif mencetuskan jaminan kesehatan bayi, tim riset Padamu Negeri memandang penting untuk mengangkat topik: AMBANG AMAN KONSUMSI SUSU PENGGANTI ASI.

Mencegah the lost generation dan membesut sisi-sisi yang luput di sekitar asupan gizi untuk kehidupan awal bayi, adalah sedikit dari sekian masalah kesehatan bayi di Indonesia.

Rilis hasil riset RTI International, seperti tampak dalam supplement The Journal of Nutrition(137: 518S-523S,2007), menyebut ada lebih dari 38,8% kaum ibu di Indonesia memberi susu formula untuk bayi usia 6-12 bulan.

Dengan angka kelahiran bayi sekitar 3-4 juta bayi pertahun(BKKBN,2006), adalah fakta memiriskan.

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Lembaga Peduli Ibu dan Bayi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Komisi Nasional Perlindungan Anak dan masyarakat umum dari Cibinong dan Bekasi berpartisipasi dalam survey interaktif Padamu Negeri.

Kehadiran Ketua Sentral Laktasi Indonesia, dr. Utami Roesli,Sp.A dan dr.Tan Shot Yen berusaha membongkar mitos-mitos di seputar konsumsi susu formula.

Sembari menawarkan pelbagai pilihan bagi kaum ibu untuk memberi yang terbaik bagi bayi mereka.
----

Nah, lanjutannnya silakan dibaca, di bagian commentnya juga ada masukan yang baik tentang bahaya susu sapi.

Seingat saya, narasumbernya Dr. Utami Roesli, seorang pakar ASI, juga menyatakan bahwa minum susu itu pilihan.

Kita tidak salah minum susu sapi, tapi itu pilihan. Untuk anak-anak kita, terutama yang bayi sampai 2 tahun, jika memang ada yang terbaik, kenapa tidak diberikan maksimal?

ASI adalah yang terbaik untuk bayi sampai usia 2 tahun.

Bukannya ngajari, tapi dari pengalaman saya pribadi, yang baru beberapa bulan ini punya baby, ASI itu luar biasa.

Memang saya tidak bisa eksklusif memberikan ASI karena ASI saya terlambat keluar. Maka sejak lahir sampai usia 1 minggu anak saya pakai susu kaleng made in pabrik, tapi bahannya bukan susu sapi.

Kenapa? Anak saya alergi susu sapi.

Lho kok bisa? Ya, ternyata setiap bayi mempunyai probabilitas tinggi mengalami lactose intolerance, dan biasanya pada susu sapi karena kandugan lactosenya tinggi.

Akhirnya anak saya minum susu khusus yang bahannya dari kedelai. Tapi setelah 1 minggu ASI saya keluar.

Banyak? Ndak, pertama kalo di perah cuma 20 cc.

Lha ndak cukup to? Apa kenyang? Cukup. Kenyang.

Alam sudah memberikan yang terbaik, sesedikit apapun yang keluar, ya berikan semua. Insya allah cukup.

Jika dirasa memang terlalu sedikit, jangan hentikan menyusui, tempelkan terus si anak pada ibunya. Hal ini akan merangsang produksi ASI lebih banyak.

Para ayah juga bisa mendukung pemberian ASI pada bayinya.

Misalnya dengan mengusap punggung si ibu dengan kasih sayang, yang ternyata akan meningkatkan hormon penghasil ASI.

Lalu hasilnya? Selama minum ASI, pertumbuhan anak saya selalu ideal. Plus, ngirit karena ndak perlu beli susu kaleng dan anak saya jarang sakit.

Berbagai riset telah membuktikan kualitas kesehatan anak dan bonding anak-ibu akan lebih baik dan kuat pada anak yang mendapatkan asi.

Monggo silakan googling saja untuk tahu manfaat ASI lebih buanyak lagi bagi bayi dan ibunya.

Jadi, bapak bapak... dukung istrinya untuk menyusui ya....

Salam,
Denni
Ibu menyusui

Eko Eshape mengatakan...

Kita dukung ibu menyusui

Salam