Kamis, Juli 24, 2008

Etika Berkendara (2)



Pagi tadi aku dikejar-kejar oleh dua mobil yang melaju sangat kencang (berarti aku juga kencang donk..!:-).

Aku mungkin kencang, tapi mungkin juga tidak. Soalnya aku mencoba mempraktekkan ilmu dari ASTRA, yaitu selalu mencoba untuk menggunakan momen tertinggi.

Contoh, data teknis pada manual book tertulis torque maximum: 200Nm/3750rpm. Ini berarti momen tertinggi sebesar 200Nm terjadi pada saat mesin berputar sebanyak 3750 per menit.

Pada contoh di atas, maka sebaiknya kita melakukan perpindahan gigi ketika rpm menunjukkan kisaran angka 3750. Angka RPM dapat dilihat di tachometer yang berada pada dashboard mobil.


Begitu kata Astra

Yang bikin jengkel adalah mobil di belakangku itu selalu ngasih lampu dim yang terang banget. Padahal di depanku persis adalah konvoi kendaraan gedhe-gedhe (BUS, truk, dkk). Akupun mulai pasang senyum (lagi) dan terus gunakan ilmu sopir angkot,"cueek beibeh". Untung senyum coba kalau jengkelnya diterusin, bisa nyampe kantor masih manyun tuh.

Saat ada kesempatan menyalip, maka akupun langsung tancep gas dan terus melaju jauh meninggalkan dua mobil itu.

Namun beberapa menit kemudian, ketika aku kembali tertahan oleh konvoi di depanku, mereka sudah muncul kembali di belakangku dan kembali memberi sinyal yang sangat menyilaukan. Kalau memungkinkan, mungkin mobil mereka maunya bisa ngelompati mobilku. Mau nangkring kayak foto mobil numpuk di thailand itu 'kali.

Toyota Kijang dan Sedan di belakangku itu lampunya memang luar biasa kuatnya (atau sudah di modif 'kali). Ini bukan iklan Toyota, tapi memang begitulah kondisi lampunya.

Apa mereka nggak mikir BBM ya? Cara ngebut yang seperti mereka itu jelas-jelas memboroskan BBM. Kata pakar penghasil produk penghemat BBM, cara mengendarai mobil seperti itu membuat alat penghemat BBM yang dipasang tidak akan berfungsi baik.

Udah gitu remnya juga harus bekerja keras. Wah, benar-benar pemborosan tuh.

BTW memang begitulah Indosinia ini (bukan Indonesia lho). Saat dibilang masih dalam krisis, ongkos naik haji terus naik ternyata peminatnya masih terus naik. Transaksi yang terjadi di Pameran mobil juga terus naik.

Jadi dimana krisisnya?

Mungkin mereka baru krisis di hatinya masing-masing. Gak lagi bisa lihat penderitaan sesama. Yang dikejar hanyalah kebahagiaan semu. Kesenangan yang hanya sementara.

Begitukah?




source

Tidak ada komentar: