Sabtu, Juli 26, 2008

Kesehatan


Sering kita dengar tentang 5 sebelum 5 :
  1. Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
  2. Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.
  3. Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu.
  4. Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu.
  5. Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu".


Kalau di Exxon Mobil kita kenal juga 5x5 step back

Gini bunyinya :

It is based on the principle of ‘ENGAGING THE MIND BEFORE THE HANDS’ by:
  1. Stepping back 5 paces from the job
  2. Investing 5 minutes (nominal) to step through the job in your mind and identify plans to control hazards before starting the job
Dua hal di atas memang berbeda, tapi kuambil benang merahnya saja, yaitu bagaimana kita memanfaatkan kondisi yang kita punyai agar terhindar dari kondisi yang tidak kita inginkan atau sebelum kondisi yang tidak kita inginkan itu muncul mari kita manfaatkan kondisi terbaik kita seefisien dan seefektif mungkin.

Hasil pemeriksaan kesehatan berkala tahun ini (routine medical check-up) gak beda jauh dengan tahun-tahun lalu. Masih ada virus hepatitis B, batu di empedu juga masih belum ilang, asam urat sudah berkurang, kolesterol tetap terjaga, begitulah kondisi kesehatanku yang terus kusyukuri.

Di umur menjelang 50 tahun ini, aku ternyata sudah banyak dikaruniai anugerah oleh Sang Maha Pencipta.

Aku masih bisa ngeblog, masih bisa melakukan apa saja, masih bisa main futsal, tenis dan hal-hal lain yang mungkin akan sulit dilakukan bila kondisi kesehatanku tidak seperti sekarang.

Masa mudaku memang sudah pergi, tapi aku masih bisa "gojeg", bermain ala ABG dengan anak-anakku.

Masa luangku semenjak aku di Jakarta ini memang makin berkurang, tetapi aku juga masih sempat jalan-jalan pagi dengan keluarga, malem masih sempat kutak kutik kompie. Masih sempat nonton Indonesian Idol bareng anak istri tercinta.

Kondisi keuanganku saat ini, memang sedang tidak sebaik dulu, tetapi justru dalam kondisi seperti ini, aku menemukan hal yang lebih berharga dari pada materi yang "fana", yaitu kehangatan cinta keluarga.

Aku yang telah melakukan segala daya upaya untuk mendidik anak mbarepku dan selalu merasa belum berhasil, ternyata anak mbarepku (mungkin dari bacaan komiknya ataupun film yang dia tonton) malah sudah tumbuh menjadi remaja cilik yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan adik-adiknya.

Sungguh Allah telah menggerakkan hati anakku, sehingga dia dapat mejadi seperti saat ini. Anak nomor duaku juga gak kalah hebatnya, demikian juga anak bungsu. Mereka telah menjadi permata dalam keluargaku. Mereka sanggup menjadi nasihat saat orang tuanya kepleset melakukan hal-hal yang kurang sesuai.

Saat ini, mumpung masih belum dipanggil Tuhan, maka aku mengajak diriku sendiri untuk mempersiapkan diri agar saat dipanggil nanti, aku sudah lebih siap dari pada saat ini.

Semoga.
Amin.

Tidak ada komentar: