Mendekati tahun 2009, gaung capres masih malu-malu terdengar. Sultan HB X, tidak pernah mengakui keinginannya untuk jadi Capres. Dia hanya bersedia untuk dicalonkan sebagai Capres. Demikianlah bahasa politiknya [kira-kira begitu ya...].
Orang Yogyapun terbelah, antara mendukung Sultan sebagai Capres atau mempertahankan Sultan sebagai pengayom di Yogya.
Capres yang sudah yakin akan kekuatannya memang sudah mencanangkan diri, maju sebagai Capres. Megawati, misalnya, sudah pasti mengajukan dirinya sebagai Capres dengan PDI P sebagai kendaraannya.
Golkar belum tegas mau mencalonkan siapa sebagai Capresnya. Golkar masih "wait and see", sementara partai Demokrat dipastikan akan mengajukan SBY sebagai capresnya. Kelihatannya ada keraguan dari Golkar untuk mendukung kadernya [Sultan HB X] sebagai capres, sementara itu dukungan dari partai non Golkar justru terus mengalir ke Sultan.
Disini ada fenomena "Blarak" Obama yang menjadi presiden dengan karir awal sebagai gubernur. Mungkinkah Indonesia akan meniru Amerika?
Persyaratan Capres tahun 2009, membuat tidak ada partai yang bisa mencalonkan Capresnya tanpa harus melakukan koalisi.
Para pengamatpun mulai berhitung. PDI P mungkin akan merangkul partai yang punya basis Islam, sehingga mungkin akan kembali mendekati para pengikut NU [mulai dari PKB, sampai P3].
Sementara itu, Golkar bila sudah tidak mau gabung dengan Demokrat, mungkin akan melirik partai Islam lain, selain pengikut NU. Bisa jadi mereka akan merangkul Yusril sebagai cawapresnya, tentu bersama dengan partai pendukungnya.
Saat ini kepercayaan rakyat terhadap partai terlihat makin anjlok. Secara kasar ini ditandai dengan tingginya swing voter [berdasar hasil survey Lembaga Survei Indonesia].
Hal ini akan sangat menguntungkan presiden saat ini [SBY]. Bukan tidak mungkin "Swing voter" atau perilaku pemilih yang tidak terikat oleh sebuah partai politik akan memberikan suaranya pada SBY, presiden yang sudah membuktikan dapat bertahan dengan baik, meskipun selalu didera bermacam kasus, mulai dari blue energy sampai super toy.
Siapa pasangan SBY yang paling pas?
Saat ini, dengan kreatifitas yang begitu tinggi dari PKS, maka bukan tidak mungkin pada pemilu 2009 nanti PKS akan melejit perolehan suaranya, sehingga akan nyaman bersanding dengan SBY.
Koalisi Demokrat dan PKS dipastikan akan mendulang banyak perolehan suara. Citra sebagai partai bersih, sampai saat ini masih belum luntur dari PKS, sehingga tentu akan makin memperkuat pasangan Demokrat PKS.
Benarkah demikian?
Hanya Tuhan yang tahu. Tulisan ini hanya coretan dari orang yang tidak faham politik kok. Sok-sokan saja nulis tentang Capres [sambil berdoa, semoga Presiden 2009 adalah putra terbaik Indonesia yang mampu membuat Indonesia Bangkit ! Amin]
Salam
2 komentar:
jujur aja saya belum suka kandidat presiden lainnya, saya masih belum suka Prabowo, Wiranto bahkan Megawati (lainnya siapa sih?)
memang SBY kerjanya pelan, tp seringnya berhasil, kan? lagipula yg instan2 biasanya enggak pernah bertahan lama.
jadi...?
setuju ya kalau SBY jadi presiden lagi?
salam
Posting Komentar