Sabtu, Januari 31, 2009

Wawancara Calon Pegawai Waskita

 

Tahun lalu aku dapet tugas wawancara calon pegawai baru di Undip Semarang. Rasanya nyaman berada di kota LunPia itu. Nostalgia Semarang segera terpampang di halaman muka mataku.

Tahun 2009 ini, aku kebagian tugas wawancara di Yogya. Hmmm.... aroma nostalgia langsung tercium jauh sebelum aku menginjakkan kaki di Cengkareng.

Benar saja, begitu kakiku menginjakkan kaki di ruang sidang biru lantai 3 fakultas teknik sipil, maka semerbak nostalgia langsung memenuhi hidungku.

 

Mulai dari bos dosen sampai kepala bagian pengairan [Mr.GiYaT] alias yang punya kekuasaan mutlak di dapur, langsung menyalamiku. Aslinya aku pingin ketemuan dengan Master Milis Civeng Mr.Djoko Luknanto, tapi aku tahu beliau sedang super sibuk, jadi ya hanya nitip salam saja.

"Kayak pulang kampung ya dab..!", kata mr Rudi, sang pengrajin mobil pemilik Kupu-Kupu Malam Yogya, mengomentari keakrabanku dengan "aktifis" kantor jurusan teknik sipil ini.

Acara yang tadinya dijadwalkan dimulai jam 08.00 ini molor, padahal tidak ada hal-hal yang menjadi kendala. Malam ini aku baru nyadar kalau panitia di Yogya ini kan modelnya lain dengan Semarang, jadi penuh unggah-ungguh. Kalau belum diminta mulai, ya nunggu dulu perintah, takut "kuwalat" [halah....!]

Untung para calon pelamar mau memaafkan panitia [he..he..he.. dimaafkan enggak ya], sehingga acara tetap lancar meskipun terlambat dimulai. Akupun tampil memperkenalkan Waskita di hadapan mereka.

Presentasi yang kurang optimal [bagiku], karena aku baru menerima materi presentasi di saat dan di jam mulai presentasi itu. Biasanya aku buat sendiri presentasi itu, sehingga aku sangat menguasai jumlah slide yang ada di presentasi itu.

Aku heran juga, ternyata saat wawancara, banyak yang terkesan dengan presentasiku [alah ... ini paling mbujuki biar diterima ya...]

Ternyata ada kendala yang tidak kuperhitungkan saat aku mewawancarai para calon pegawai itu. Banyaknya ikatan kelompokisme membuat aku jadi terperangah. Wah aku harus profesional nih, masak gara-gara satu alumni terus semua tak luluskan.

Begitu ketemu sama anggota Waterplant Community, aku langsung berbaik sangka, mereka pasti orang yang penuh pengabdian, bercita-cita luhur dan punya visi serta misi hidup yang jelas. Wis langsung diterima saja.

Ada juga yang ternyata tetanggaan, terus ada yang sama-sama alumni delayota. Wah ... banyak banget ternyata yang punya hubungan kelompokisme denganku.

Untungnya mereka masuk range di atas batas bawah, bahkan ada yang "top" tenan, sehingga aku tetap dapat menjaga profesionalismeku. Jadi akupun dapat dengan lega meloloskan mereka ke jenjang berikutnya.

Di ajang inipun, seperti biasa, banyak titipan dari orang-orang tertentu agar dibantu diluluskan. Akupun seperti biasa, menyampaikan saat presentasi, bahwa kebanggaanku sebagai insan Waskita adalah diterima melalui serangkaian test yang sulit dan berliku-liku.

Jadi kalau ada yang nitip atau dititpkan, pasti kuterima dengan tangan terbuka asal tetap mengikuti rangkaian test yang dilakukan.

Selesai wawancara, ada yang membisikiku bahwa nama peserta XXX adalah titipan apk YYY [seorang bos besar]. Aku sampai kaget, lha bos sebesar itu kok masih mau nitip2 ya? Apalagi setelah dia menyebut nama XXX, lah si XXX itu nilainya bagus banget, penampilan mantap kok ya masih dititip-titipkan.

Ada juga titipan model lain, yaitu titipan pertanyaan. Nah, ini baru menarik.

"Tanyain suhu air menguap pada tekanan atmosfer mas. Banyak lulusan teknik mesin UGM yang nggak bisa njawab tuh", begitu titipannya. Eh ... bener, ketika kutanyakan nggak ada yang bisa njawab tuh.

Lucunya, aku sendiri sebenarnya juga nggak bisa njawab, begitu juga bank Al, yang kukenal pintar, ternyata katanya juga nggak bisa njawab.

Jadi masalahnya, apa pertanyaannya yang terlalu sulit ya?
Jangan-jangan malah anak SMP yang bisa njawab.

He..he..he... selamat datang para calon pegawai Waskita Karya


Jumatan di Masjid Teknik
[katanya tidak boleh disebut masjid tapi mushola, karena masjid hanya ada satu di kampus]

 
poster di masjid Teknik
[hmmm ... semangat perdamaian yang indah]

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah, sudah sukses kegiatannya, sekarang sudah pulang kah? atau masih di Yogya bang???

Salam sukses

Anonim mengatakan...

wah,,saya pernah ditolak waskita jee

Baka Kelana mengatakan...

Wah ada lowongan nich kayaknya...
pasti Bos banyak koneksi nich

Roizzz mengatakan...

Wah, seru dong tuh! Emang yah indonesia patut bangga punya tmpat yang mas kunjungi itu (jogja)

Eko Eshape mengatakan...

@Andy MSE
sampun sampai Jakarta lagi mas Andy
makasih doanya
[amin]

@Ariebp
berarti mas Ariebp lebih cocok di tempat lain

@Baka
mas Baka, silahkan kalau mau gabung
he...he..he...

@Rois
memang Yogya sangat berkesan bagi keluargaku mas

Anonim mengatakan...

Wah.. baru wawancara dikampus saya tho.. Untung saya ndak ikut, malu dong nanti kalo saya ternyata ada di 'batas bawah' hihihi :D

Soal penamaan tempat shalat itu emang rada ribet.. kalo dibilang mushola, tapi tiap jumat dipake jumatan :D

Eko Eshape mengatakan...

Ha..ha...ha.. mas Ipung bener tuh
aku berdebat sama mas Istiarto

masak tiap sholat lima waktu selalu dipakai
kok disebut mushola

Unknown mengatakan...

gw sbgai perempuan suka film ini.. ada adegan yg buat gw tersentuh pada saat anisa dan khudori difitnah dan dilempari batu
ibu anisa melerai YANG BOLEH MELEMPARI ADALAH ORANG YANG TIDAK PERNAH BERBUAT DOSA.. haaaayooo sapa yg gak pernah brbuat dosa?? kyai besar juga psti pnya dosa!?
sumpah film ini nyentuh bgt,bego aj klo ad yg bilang filmnya jelek, gak ngedidik lah..
jgn liat negatifnya aj donk, tapi liat juga dari sisi positifnya..
byk kok yg membuat gw merasa ad hikmanya gw tonton nh film..
cayooo aj dh buat mas hanung..