Pertemuan sesama pengguna Sistem Manajemen K3 [OHSAS] sore itu diisi oleh dua pembicara, yaitu dari SAI Global [management system certification] dan dari Penguin [produsen APD].
Menarik ketika salah seorang penanya memberi masukan pada presenter dari Penguin, bahwa di lapangan terbukti sxafety shoes yang rusak kebanyakan adalah pada kaki kanan.
Sayang pernyataan yang menarik ini tidak dilengkapi dengan data penyebab, sehingga perlu kajian lebih dalam untuk mengetahui penyebabnya.
Kebanyakan pelaku di lapangan, masih awam soal APD dan menjadikan APD sebagai kontrol utama dalam mengatasi bahaya yang ada di pekerjaan masing-masing.
Dalamkesempatan itu, Penguin memberikan paparan 5 langkah menuju selamat.
Bila salah satu dari lima pertanyaan di bawah ini dijawab dengan TIDAK, maka sebaiknya tidak usah bekerja dulu.
1. Apakah saya secara fisik sehat melakukan pekerjaan ini?
2. Apakah saya mengerti risiko dari pekerjaan yang akan dikerjakan ini?
3. Sudahkan saya melakukan tindakan untuk mengurangi bahaya yang mungkin terjadi?
4. Apakah saya memiliki APD yang sesuai untuk pekerjaan ini.
5. Apakah saya memiliki perlatan yang sesuai untuk pekerjaan ini.
Lima hal ini berkaitan erat dengan kontrol risiko yang juga disampaikan dalam sesi presentasi pertama. Kecelakaan kerja yang terjadi, biasanya tidak mengindahkan hal-hal di atas. Hal ini terjadi karena work permit masih diberlakukan sebagai penghalang pekerjaan bukan salah satu "tools" untuk memastikan pekerjaan akan diekrjakan secara aman dan benar.
Hierarki kontrol terhadap risiko, seperti biasa mempunyai urutan sebagai berikut :
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Administrasi
4. APD
Sayangnya, masih banyak yang menempatkannya secara terbalik, sehingga kalau sudah memakai APD merasa sudah aman, padahal belum melakukan tindakan apa-apa untuk mengurangi bahaya yang mungkin terjadi.
Sesi tanya jawab berlangsung santai dan penuh canda. Presenter yang sangat menguasai materi memang terlihat dominan dalam acara itu, sehingga semua pertanyaan dapat dijawab dengan memuaskan. Aku jadi inget ketika jadi moderator presentasi K3 di KTBG dulu. Sebenarnya pemerhati masalah K3 ini sangat antusias dengan sistem manajemen K3 [OHSAS 18001], tetapi kendala sering muncul di lapangan. Banyak sekali budaya K3 yang masih belum jadi Budaya Indonesia.
Kita tunggu pertemuan yang akan datang dengan pokok bahasan sesuai dengan keinginan audience.
Memang pada acara ini semua hadirin diberi kertas dan alat tulis, sehingga dapat mengusulkan materi pertemuan yang menarik dan sesuai dengan keinginan peserta di pertemuan yang akan datang.
Sukses OUN.
sesi tanya jawab
presenter sesi pertama
sesi tanya jawab
7 komentar:
wewwww... sukses deh pokoknya....
K3 itu hal yang sering dianggap remeh oleh orang, padahal itu sangat mendasar dan penting banget. sukses ya pak :)
wah aku jadi tambah ilmu nie..
sukses pa..
@Senoaji
makasih doanya mas
@Sibaho
bener mas, K3 sebenarnya mempunyai kedudukan yang sangat utama, tetapi sering terpinggirkan
kita masih sering suka dengan budaya instan
salam
@Edo dot Com
senang mendengar ada yang tambah ilmunya setelah membaca tulisan ini
makasih mas edo
menarik sekali acaranya..
training k3
Posting Komentar