Sabtu, Februari 02, 2008

Panser UGM 1978

Maret 1978, Kampus Sipil Pogung

Banyak nostalgia kawan-kawan CIVENG di awal tahun 1978, beberapa saya tulis disini (setelah diedit untuk memadatkan materi)

eshape :

Saat terdengar suara tembakan-tembakan dari arah gelanggang mahasiswa, kita maunya berhamburan keluar dari kelas dan bergabung dengan teman2 di gelanggang mahasiswa.

Namun dengan penuh “welas asih” pak dosen kita berkata:
“Yang demo biar demo, yang kuliah harus tetap kuliah”.

Pulang kuliah, kita mampir di gelanggan mahasiswa dan melihat bekas2 peluru yang ada di mana-mana.

Rezim itu memang menyisakan banyak kenangan, suka maupun duka, yan mengharu biru.

NWS :

Saat itu aku yang lagi kena flu berat (sampai suara serak), penasaran dan menyempatkan diri ke bundaran panti rapih, disana terlihat banyak panser.

Ketika situasinya mulai panas aku pulang naik colt kampus, sampai kost-kostan selang 1/2 jam kemudian terdengar berita bahwa teman2 yang demo termasuk yang nonton dan yang kebetulan lewat situ di obrak abrik pakai panser.

Sorenya aku periksa sakitku ke dokter di gunung ketur , kebetulan dokternya adalah kepala RST saat itu (dr Andu Sofyan, kolonel) , saya sempat nanya tentang korban yang meninggal tapi sama beliau dibantah katanya nggak ada yg meninggal. Aku sendiri sempat dituduh suaraku serak karena demo, padahal murni lagi kena flu.

Teman kost yang lain yang saya kira hilang , ternyata diciduk ramai ramai , lebih dari 2 truk dibawa ke wirogunan , sore/malam dilepas setelah mencicipi sedikit "pijat" ala militer.

MB :

Hari ke 1), tentara kelihatannya masih belum menunjukkan kebringasannya. Mereka membentuk barisan melingkar mengepung mahasiswa yang demo.
Eri Humayun membawa sepeda ontel berada diantara mahasiswa2, ditengah lingkaran pagar betis tentara, dan membentur2kan sepedanya ke panser.
Siang itu demo bubar dengan "tertib".....tentara belum ada perintah untuk ngamuk...

(Hari ke 2) Tentara (Batalyon 403 ?) dibantu Raiders (baret hijau, yang katanya didatangkan dari Srondol) mulai ngamuk...tembakan membabi buta...(dinding Gelanggang Mhs penuh bobeng2 bekas "hujaman" timah panas...mahasiswa morat marit, sebagian ditangkap, dan yg sembunyi dirumah2 dosen di bulaksumur pun dikejar dan ditangkap....... rumah dosen digeledah...suara tembakan sporadis terus terdengar.

Hari itu, Kampus UGM benar2 diserbu tentara....

Saya bisa lolos karena dpt persembunyian yang cukup aman...rumah Kol Leo Ngali jl Cikditiro....menunggu sampai situasi diluar benar2 "aman"

Waktu pulang, saya sempat melihat, mahasiswa yang tertangkap dibariskan, dijemur di halaman ex Korem Pamungkas jl jendral Sudirman. Nasib2 mereka kemudian, saya tidak tahu...yang jelas siangnya diangkut dengan truck keluar dari Korem yang sebelumnya dijadikan barak Raiders


M3 :

Terus terang waktu ada ontran-ontran 1978 itu, setelah terdengar ada tembakan, aku pulang dan ngumpet di indekosan, Blimbing-sari. Soale takut kena peluru nyasar, lagi pula waktu itu, karena berat diongkos, aku sudah diultimatum ortu buat nyelesaiin kuliah, sudah 7 tahun lebih gak lulus-lulus......... hehehe..
MZA7000 :

Peristiwa 30 th lalu itu rasanya baru kemarin, Ya Jamannya memang berbeda dengan Demo Trisakti, atau kasus kematian Munir.

Kami memang menolak Pak Harto jadi Presiden lagi karena pada th 1978 beliau sudah jadi Presiden 2 kali masa jabatan dan itupun sudah pakai Bonus Pejabat Presiden apa masih kurang?

Kita memang berbeda sikap dalam menafsirkan UUD 1945, dan setelah 20 tahun kemudian barulah diakui bahwa yang benar adalah sikap mahasiswa th 1978 dulu, bahwa pengertian dapat dipilih kembali itu adalah 2 (dua) kali masa jabatan.

Kami memang menolak Dwifungsi ABRI diterus2kan, karena sudah cukup waktunya dari tahun 1966 s/d 1978 kami ingin pemerintahan Sipil dan kalau Tentara mau masuk pemerintahan ya lepas baju militernya alias pensiun.

Tentang ada yang meninggal atau tidak, hanya Allah yang tahu wallahu a'lam bis sawab, peristiwa 27 juli saja bisa ghoib data2nya kok, dan ingat Peristiwa Tanjung Priok, pihak Militer nggak mengaku ada korban, beberapa tahun kemudian sesudah ditemukan makam dan pengadilan digelar barulah mengaku.

Rezim Suharto itu pada jamannya benar2 persis seperti FIR'AUN benar2 tangan besi dan sangat BENGIS, saya adalah satu dari ribuan saksi hidup peristiwa Maret 1978 di boulevard UGM, karena kebetulan yang memimpin demo pada saat itu, betapa ganasnya tentara yang konon diambilkan pasukan yang baru pulang dari Timor Timur, dengan BAYONET dan PELURU tajam mengobrak abrik UGM.

(komentar SS : Tentara alumni Timor Leste bila ditugaskan di lain tempat, mereka selalu terlihat lebih ganas karena mau bayar hutang .. he-he!:-)

Ada beberapa Tokoh mahasiswa yang ditangkap dan dibawa ke Semarang ada dari Fak Teknik, Ekonomi, Kedokteran, Psikologi dan Farmasi (faktanya memang ada karena ada Berita Acara Pemeriksaan Kejaksaannya) dan dari jumlah yang ditangkap maupun yang diperiksa sesudah jadi PERKARA memang terbanyak adalah Mahasiswa Teknik Sipil dan Arsitek.

Saya dan teman2 di Gerakan Anti Suharto 1977 - 1978 tidak pernah mengusulkan dan ikut terlibat dalam memilih pak Harto, SAMA SEKALI

Kami saat itu sudah berulang ulang memperingatkan tentang REZIM TOTALITER, sejak tahun 74 melalui MALARI, itu tentang penolakan terhadap kelompok Pengusaha Jepang dan China yang bekerjasama dengan Militer "MENGERUK" kekayaan rakyat.

Pak Harto memang sudah meninggal, secara orang per orang marilah kita saling memaafkan, dan ingat hanya ada 3 perkara yang ditinggalkan kalau seorang anak adam meninggal, tapi DOSA SEJARAH REZIM tidak bisa dihapus karena itu FAKTA dan dari sanalah SEJARAH ditulis untuk kepentingan anak cucu sekaligus sebagai peringatan kepada PENGUASA dan CALON PENGUASA yang kemudian sebagai PELAJARAN.

Bulan Maret 2008 besok adalah 30 th peristiwa TENTARA NYERBU KAMPUS UGM, beberapa orang akan memperingatinya bukan dengan semangat permusuhan, tapi sekedar untuk mengenang sejarah.

3 bulan yang lalu pada saat acara 50 th Perkawinan Prof Kunto Wibisono (PR III UGM pada jaman itu) di wisma Kagama bertemu beberapa mantan tokoh2 mahasiswa UGM 77-78, diantaranya ada pak Hendro Priyono (mhs S3 UGM dan Mantan Kepala BIN), Bondan Gunawan, Mensekneg Kabinet Gus Dur, Aritonang (sekarang di BPK waktu itu salah satu Ketua DEMA UGM yg ditahan) dan banyak yang lain termasuk Sutiarso Tatengkeng, hal2 tersebut diperbincangkan, apakah akan jadi realitas REUNI tsb.


MMM7271 :
Aku juga ikut-ikut demo waktu itu, cuma begitu tentara menyerbu dan menembak, jujur saja, nyaliku mengkeret, karena takut kena tembak, lalu aku lari pulang hehehehe..

DHY :

Saya tidak mengalami peristiwa Maret 1978 di Kampus UGM kita, karena waktu itu saya masih SMP, dan saya sangat menyesalkan peristiwa itu terjadi.
Yang penting sekarang bagaimana kita bisa ikut memikirkan bangsa ini keluar dari euphoria politik dan demokrasi seperti yang terjadi sekarang ini dan bergandengan tangan untuk mengejar ketinggalan sehingga kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa 2 lain yang maju.

NWS :

Walaupun kurang berguna, nostalgia ini tetap perlu, karena nostalgia adalah bagian dari napak tilasnya para saksi "sejarah", mumpung saksi hidupnya masih ada........

Karena sejarah bisa diubah ...... oleh yang berkuasa menyiarkan sejarah.....


eshape :

Semoga apa yang ada di depan kita, dapat kita lalui dengan kondisi yang lebih baik.
Amin.

Tidak ada komentar: