Kamis, Februari 28, 2008

Tapak Suci


Saat masih aktif di Tapak Suci, aku suka sekali dengan gaya “salam pembuka”-nya. Tangan kanan memberi makna “menganjurkan hal-hal yang baik” dan tangan kiri memberi makna “menghindari hal-hal yang buruk”.

Itulah Amar ma'ruf nahi munkar, (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar)

Setiap latihan kita selalu diingatkan untuk mengingat dua hal itu. Itu nostalgia 25 tahun lampau. Saat itu kesehatan rasanya bukan masalah penting, karena tiap hari badan selalu fresh dan hidup selalu penuh gairah.

Kondisi ini kontras sekali dengan kondisi teman-teman yang sudah mulai pada pensiun atau menjelang pensiun. Kesehatan menjadi topik utama mereka.

Ada teman yang sakit dan kemudian terpaksa keluar dari rumah sakit karena tidak cukup dana untuk mbayar rumah sakit. Ada juga teman yan sudah hati-hati agar tidak sakit tetapi ternyata sakit juga, gara-gara kepeleset di kamar mandi dan akhirnya meninggal dunia.

Takdir memang telah berbicara, karena Tuhan memang Maha Kuasa, Dia sudah mentakdirkan semua makhluk yang ada di dunia ini, tapi Dia juga Maha Adil, sehingga mampu merubah takdir yang sudah dibuatNya, bila makhlukNya telah berusaha keras untuk merubah takdirnya.

Amar ma'ruf nahi munkar, (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar) bila dijalankan dengan baik kayaknya akan membuat diri kita juga sehat lahir dan batin, dan kalau sudah sehat, maka apapun bisa kita lakukan dengan nyaman dan membuat kita makin sehat (saja!:-).

Salam sehat dan “keep smilling”……….!:-)

3 komentar:

aan mengatakan...

wah, aia dulu sd ikut tapak suci..
ternyata ada artinya, hohhoh

Anonim mengatakan...

pernah pengen ikut tapi belum kesampaian

Eko Eshape mengatakan...

@Aan
enak ya ikut tapak suci
badan sehat
jiwa juga jadi ikut sehat

@Pemilu Indonesia
kalau ada waktu
silahkan ndaftar lagi

makasih komentarnya

salam